• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

4. Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar Kognitif

a. Pengertian Belajar

Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki

30Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009), h. 100.

26

keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulus yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.31

Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, belajar adalah merupakan faktor penentu proses perkembangan. Manusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan lain-lain. Tingkah laku yang dimiliki manusia diperoleh melalui belajar.32

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya halnya berikut:33 a. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pembelajar. b. Respons si pembelajar.

c. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut.

Menurut Hilgard dalam Alisuf Sabri belajar merupakan “l a ning i h

process by wich an activity originated or is changed through training procedures (wether in the laboratory or in the natural environment) is distinguish from

chang by fac n a ibu aining.”

Learning is a process in wich past experience or practice result in relatively

man n chang in individual’ y f n … “chang ” in hi d fini i n can b d i abl un d i abl . “Ex i nc ” and “P ac ic ”

mean that the change in responses cannot be result of maturation, illness,

injury, or b diliy g w h. Th limi a i n x d by “ la iv ly man n ”

means that tentative behaviors changes such as the caused by fatigue, drug,

or alcohol, cannot classed as learning.34

31Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. III, h. 10.

32M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. I, h. 54. 33Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 9.

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar sebagai berikut:

1) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.

2) Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah ada.

3) Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk (negatif).

4) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih, dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan. Jadi perubahan perilaku akibat kematangan atau pertumbuhan fisik bukan hasil belajar.

5) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang kembali, seperti perubahan perilaku akibat alkohol/minuman keras.

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut M. Alisuf Sabri dalam Psikologi Pendidikan, ciri-ciri yang menunjukkan bahwa seseorang melakukan kegiatan belajar dapat ditandai dengan adanya:35

1) Perubahan tingkah yang aktual atau potensial. Aktual berarti perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar itu nyata dapat dilihat seperti hasil belajar keterampilan motor (psikomotorik). Sedangkan perubahan potensial berarti perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar tidak dapat dilihat perubahannya secara nyata, perubahan hanya dapat dirasakan oleh yang belajar saja, seperti hasil belajar afektif juga hasil belajar kognitif.

2) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar di atas bagi individu merupakan kemampuan baru dalam bidang kognitif, atau afektif, atau psikomotorik yaitu

28

sebagai kemampuan yang betul-betul baru diperoleh atau sebagai kemampuan baru hasil perbaikan dari kemampuan sebelumnya.

3) Adanya usaha atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang belajar dengan pengalaman (memerhatikan, mengamati, memikirkan, merasakan, menghayati, dan sebagainya) dengan latihan.

Selanjutnya belajar sebagai suatu aktivitas internal psikologis, meskipun prosesnya sulit untuk dilihat secara nyata, tetapi kriteria persyaratan dalam proses belajar itu dapat ditetapkan berdasarkan kondisi yang fundamental dalam setiap kegiatan belajar. Dalam kegiatan yang disebut belajar harus ada empat kondisi yang fundamental pada diri orang yang belajar, yaitu adanya:

1) Suatu dorongan atau kebutuhan untuk belajar/mempelajari sesuatu.

2) Suatu perangsangan atau isyarat tertentu sebagai signal/tanda bahan atau materi yang akan dipelajari.

3) Suatu respon utama diri dari orang yang belajar, apakah berupa tindakan motorik, pengamatan, pemikiran, penghayatan atau perubahan fisiologis. 4) Suatu ganjaran pengukuhan sebagai hasil belajar yang dicapai.

Jadi berdasarkan pendapat ahli tersebut, ciri-ciri seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang telah dilakukannya. Perubahan tingkah laku tersebut dimaknai dengan terbentuknya kemampuan baru, baik dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotor.

c. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Gagne dalam Tengku Zahara Djaafar hasil belajar merupakan kapabilitas atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar yang dapat dikategorikan dalam lima macam yaitu: (1) informasi verbal (verbal information), (2) keterampilan intelektual (intellentual skill), (3) strategi kognitif (cognitive strategies), (4) sikap (attitude), dan (5) keterampilan motorik (motor skills).36

36Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar, (Jakarta: Universtas Negeri Padang, 2001), h. 82.

1) Keterampilan Intelektual

Keterampilan-keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan.

2) Strategi-strategi Kognitif

Suatu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir ialah strategi kognitif. Dalam teori belajar modern, suatu strategi kognitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu proses internal yang digunakan siswa (orang yang belajar) untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, mengingat, dan berpikir.

Berbagai macam strategi kognitif antara lain:

a) Strategi-strategi menghafal (rehearsal strategies) b) Strategi-strategi elaborasi

c) Strategi-strategi pengaturan (organizing strategies) d) Strategi-strategi metakognitif

e) Strategi-strategi afektif 3) Informasi Verbal

Informasi verbal juga disebut pengetahuan verbal; menurut teori, pengetahuan verbal ini disimpan sebagai jaringan proposisi-proposisi. Nama lain untuk pengetahuan verbal ini ialah pengetahuan deklaratif.

4) Sikap-sikap

Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda, kejadian-kejadian, atau makhluk-makhluk hidup lainnya.

5) Keterampilan-keterampilan Motorik

Keterampilan-keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual.37

30

Bentuk perubahan-perubahan pada diri siswa yang diharapkan terjadi setelah proses belajarnya meliputi tiga ranah menurut taksonomi Bloom, yaitu:38

1) Aspek kognitif (pengetahuan), berkenaan dengan hasil belajar intelektual. yang terdiri dari enam aspek:

a) Jenjang ingatan (C1) b) Jenjang pemahaman (C2) c) Jenjang penerapan (C3) d) Jenjang analisis (C4) e) Jenjang sintesis (C5) f) Jenjang evaluasi (C6)

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari: a) Jenjang kemauan menerima (receiving)

b) Jenjang kemauan menanggapi (responding) c) Jenjang menilai (valuing)

d) Jenjang kemauan mengorganisir (organozation) e) Jenjang kemauan menyatakan (characterization)

3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, meliputi jenjang-jenjang:

a) Gerakkan reflex b) Gerakkan dasar c) Gerakkan perceptual d) Gerakkan kemampuan fisik e) Gerakkan terampil

f) Gerakkan indah dan kreatif

Jadi pengertian hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pembelajar yang telah menjalani proses belajar. Kemampuan-kemampuan

38Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h.14

tersebut dapat berupa keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, maupun keterampilan motorik.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk dapat memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.39 Oleh sebab itu terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, yaitu: 1) Faktor Internal

a) Faktor fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar.

b) Faktor psikologis

Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing.

2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

3) Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini

39Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. III, h. 180

32

diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan.

Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru. Berbicara mengenai kurikulum berarti berbicara mengenai komponen-komponennya, yakni tujuan, bahan atau program, proses belajar mengajar, dan evaluasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yang meliputi faktor internal dan eksternal jika diskemakan akan tampak seperti pada diagram berikut: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Faktor Internal Faktor Eksternal Faktor Fisiologis Faktor Psikologis Faktor Lingkungan Faktor Instrumental

Kondisi Fisiologis Umum Kondisi Pancaindera

Intelegensi Perhatian Minat dan Bakat Motif dan Motivasi Kognitif dan Daya Nalar

Alam Sosial

Kurikulum Sarana dan Fasilitas

Guru

Gambar 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Jadi hasil belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu, faktor internal, faktor eksternal, dan faktor instrumental. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor eksternal mencakup faktor lingkungan. Sedangkan faktor instrumental dapat berupa sarana dan fasilitas yang ada, kurikulum yang berlaku, serta tenaga pendidik.

Dokumen terkait