• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh media komik terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak manusia: kuasi eksperimen di MTS Negeri 3 Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh media komik terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak manusia: kuasi eksperimen di MTS Negeri 3 Jakarta"

Copied!
320
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh

SIFA FUJIATUL KURNIA

NIM : 109016100019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Media Visual Komik terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia disusun oleh Sifa Fujiatul Kurnia, NIM. 109016100019, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan llmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah'dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah

sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai

dengan ketetapan yang ditentukan fakultas.

J akarta, 30 Oktober 20 I 4

Yang mengesahkan,

Pembimbing I, Pembimbing

II,

Nenssih Juanengsih. M.Pd

NIP. 19790510 200604 2 001 NrP.

19800sfi2007fi2001

(3)

Konsep Sistem Gerak Manusia disusun oleh Sifa

Fujiatul Kurnia,

NIM 109016100019, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah

pada tanggal 09 Desember 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana 51 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta, 09 Desember 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)

Baiq Hana Susanti. M.Sc NrP. 19700209 200003 2 001

Penguji I

Dr. Sujiyo Miranto. M.Pd NIP. 19681228200303 1 004 Penguji II

Dr. Yanti Herlanti. M.Pd NIP. 19710119 20081 2 0t0

Tanggal

Z/.%:zvi:.

19/

aa

//z

t

?:fiz

btq

Mengetahui,

Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan

Rifa'i lg

i-ffi#

:::..,'

(4)

Nama NIM Jurusan

Alamat

1. Nama Pembimbing

I

NIP

Jurusan/Program Studi

2. Nama Pembimbing

II

NIP

JurusarlProgram Studi

Nengsih Juanengsih, M. Pd

19790510 2006A4 2 001

Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi

Meiry Fadilah Noor, M. Si

19800516 20A7W 2 001

Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi

SURAT

PERNYATAAN KARYA

ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Sifa Fujiatul Kurnia

109016100019

Pendidikan lPA/Pendidikan Biologi

Jln. Hos Cokro Aminoto Gg. Makmur Rt. 01 Rw. 01 No. 30

Larangan Utaru Larangan Indah Tangerang 15154

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHITYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia adalah benar hasil karya

sendiri di bawah bimbingan dosen:

Demikian surat pernyataarL ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakart4l Desember2014

(5)

i

Belajar Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia (Kuasi Eksperimen di Mts Negeri 3 Jakarta). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media komik dalam pembelajaran sistem gerak manusia terhadap hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian two group pretest-posttest design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan media komik dan siswa kelas VIII 1 yang menggunakan buku paket di Mts Negeri 3 Jakarta dengan jumlah 35 orang siswa pada setiap kelas. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar berupa tes yang berbentuk pilihan ganda dan nontes berupa assessment kinerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh melalui posttest pada kelas eksperimen sebesar 81.71 dan sebesar 71.30 pada kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Analisis data menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung sebesar 5.90 dan ttabel pada taraf signifikan 5% sebesar 1.99

atau thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh media komik

dalam pembelajaran sistem gerak manusia terhadap hasil belajar siswa.

(6)

ii

ABSTRACT

Sifa Fujiatul Kurnia. 109016100019. The Effectiveness of Media Comics in Student Learning Outcomes at the Concept of Human Motion Systems (A Quasi Experiments at MTs Negeri 3 Jakarta). BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

The objective of the study is to investigate the effectiveness of using media comics in human motion system for student learning outcomes. The research method used in this study was a quasi experiment with two group pretest-posttest for research design. Sampling using cluster sampling technique. The subject of this research was the student of VIII 4 as experimental class by using a media comics and VIII 1 as controlled class by using usual textbooks in MtsN 3 Jakarta by the number of the student in each class was 35 students. The instruments of this research were multiple choice test a ud n ’ a m n , and non test as performance assessment. The result of the posttest in the experimental class obtained the average of 81.71 and 71.30 in the controlled class. It showed that the average of experimental class was higher than the controlled class. In analyzing data, the writer used t-test. The result obtained that tobservation 5.90 and ttable at 5%

significance level was 1.99 or to > tt. This indicated that there was effectiveness of

media comics in learning human motion system for student learning outcome.

(7)

iii

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia”

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati kepada:

1. Dra. Nurle a R fa’ M.A. Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Zulfiani, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Nengsih Juanengsih, M.Pd., pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, nasehat, serta bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini. 5. Meiry Fadilah Noor, M.Si., pembimbing II yang telah memberikan

pengarahan, nasehat, serta bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini. 6. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., dosen penasehat akademik yang telah

memberikan arahan serta bimbingan selama penulis menjalankan studi S1. 7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah mendidik

dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, semoga amal ibadah yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda.

(8)

iv

9. Riza Pahlevi, M.T., guru bidang studi IPA Terpadu kelas VIII Mts Negeri 3 Jakarta yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama terlaksananya penelitian skripsi.

10. Ayah dan Ibu tercinta, Bapak Masykur dan Ibu Murani, adik tersayang Choirunnisa dan Ilham Faisal Muna yang telah mencurahkan segala doa, kasih sayang, dan dukungannya dengan penuh keikhlasan kepada penulis. 11. Ahmad Melani yang telah mencurahkan segala perhatian, dukungan,

semangat dan doa yang tak terhingga kepada penulis.

12. Seluruh staf dan Guru Mts Negeri 3 Jakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

13. Siswa dan siswi kelas VIII-1 dan VIII-4 Mts Negeri 3 Jakarta yang telah berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran selama penelitian.

14. Teman-teman biologi angkatan 2009 atas dukungan dan kerja samanya. 15. Sahabat seperjuangan selama kuliah, Rena, Reni , Wiwin dan Ina, terima

kasih atas segala perhatian, motivasi, bantuan serta doanya selama ini. 16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara

langsung maupun tidak langsung, dari lubuk hati yang paling dalam saya ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga Allah memberikan berkah dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis.

Tangerang, Oktober 2014

(9)

v

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis ... 8

1. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ... 8

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 8

b. Ciri-ciri Umum Media Pembelajaran ... 9

c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 10

d. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran 13 e. Karakteristik Media Visual ... 14

2. Tinjauan Tentang Komik ... 16

a. Pengertian Komik ... 16

b. Sejarah Komik ... 18

c. Unsur-unsur Komik ... 19

d. Kelebihan dan Kekurangan Komik ... 21

(10)

vi

3. Tinjauan Tentang Metode Diskusi ... 24

4. Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar Kognitif ... 25

a. Pengertian Belajar ... 25

b. Ciri-ciri Belajar ... 27

c. Pengertian Hasil Belajar ... 28

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar... 31

5. Tinjauan Tentang Konsep Sistem Gerak ... 33

a. Implementasi Kurikulum ... 33

b. Tinjauan Kurikulum ... 34

c. Karakteristik Konsep Sistem Gerak ... 34

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 35

C. Kerangka Pikir ... 38

D. Pernyataan Hipotesis ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

B. Metode dan Desain Penelitian ... 40

C. Populasi dan Sampel... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 42

E. Kalibrasi Instrumen ... 45

1. Pengujian Validitas ... 46

2. Pengujian Reliabilitas ... 46

3. Pengujian Tingkat Kesukaran... 47

4. Daya Pembeda ... 48

F. Teknik Analisis Data ... 49

1. Pengujian Prasyarat Penelitian ... 49

a. Uji Normalitas ... 49

b. Uji Homogenitas ... 49

2. Analisis N-Gain ... 50

3. Uji Hipotesis ... 50

(11)

vii

2. Deskripsi N-gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol... 53

3. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Kelas Eksperimen... 53

4. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Kelas Kontrol ... 55

5. Deskripsi Pendapat Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Media Komik ... 58

6. Deskripsi Penilaian Afektif Siswa ... 58

7. Deskripsi penilaian Psikomotorik Siswa ... 59

B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 60

1. Uji Normalitas ... 60

2. Uji Homogenitas ... 61

3. Uji Hipotesis ... 63

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Taksonomi Gagne, The Conditioning of Learning... 14

Tabel 3.1 Pretest-Posttest Control Group Design ... 42

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 43

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Sistem Gerak pada Manusia ... 44

Tabel 4.1 Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 Tabel 4.2 Hasil N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 53

Tabel 4.3 Ketercapaian Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 54

Tabel 4.4 Ketercapaian Proses Pembelajaran Kelas Kontrol ... 56

Tabel 4.5 Respon Positif dan Negatif Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Media Komik ... 58

Tabel 4.6 Persentase Penilaian Afektif Siswa ... 58

Tabel 4.7 Persentase Penilaian Psikomotorik Siswa ... 59

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 61

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 62

Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 63

(13)

ix

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 95

Lampiran 3. Rubrik Lembar Kerja Siswa ... 117

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksprimen ... 119

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ... 126

Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Sistem Gerak pada Manusia ... 137

Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 138

Lampiran 8. Rekapitulasi Analisis Butir Soal ... 157

Lampiran 9. Instrumen Penelitian ... 175

Lampiran 10. Kisi-kisi Instrumen Pendapat Siswa ... 181

Lampiran 11. Angket Pendapat Siswa ... 183

Lampiran 12. Perhitungan Hasil Angket Pendapat Siswa ... 185

Lampiran 13. Lembar Observasi ... 186

Lampiran 14. Rekapitulasi Lembar Observasi ... 194

Lampiran 15. Perhitungan Nilai Afektif Siswa ... 196

Lampiran 16. Perhitungan Nilai Psikomotorik Siswa ... 200

Lampiran 17. Lembar Validasi Komik Biologi ... 204

Lampiran 18. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 210

Lampiran 19. Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Data Pretest Kelas Eksperimen ... 212

Lampiran 20. Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Data Pretest Kelas Kontrol ... 215

Lampiran 21. Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Data Posttest Kelas Eksperimen ... 218

Lampiran 22. Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Data Posttest Kelas Kontrol ... 221

Lampiran 23. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 224

(14)

x

Lampiran 25. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 228

Lampiran 26. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ... 230

Lampiran 27. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol... 232

Lampiran 28. Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 234

Lampiran 29. Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 235

Lampiran 30. Uji Hipotestis ... 236

Lampiran 31. Story Board Komik Sistem Gerak Manusia ... 240

Lampiran 31. Komik Sistem Gerak Manusia ... 253

(15)

1

A. Latar Belakang Masalah

Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran.1

Revolusi dan era perkembangan IPTEK yang begitu pesat, membuat profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Konsep lingkungan meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar.2

Disinilah peran media pembelajaran sebagai salah satu produk teknologi diperlukan. Media pembelajaran digunakan agar proses belajar mengajar menjadi lebih berkesan dan bermakna sehingga membantu tercapainya sasaran dan tujuan pembelajaran. Dengan masuknya media dalam proses pengajaran, maka perencanaan dan pengembangan pembelajaran dilaksanakan secara sistemik berdasarkan pada kebutuhan dan karakteristik siswa.3

Pada saat ini banyak para pendidik yang tidak memperhatikan ketepatan penggunaan media dan strategi pembelajaran yang cocok dalam kegiatan belajar mengajar, karena kebanyakan pembelajaran di kelas-kelas masih diselenggarakan dengan asumsi bahwa setiap pembelajar itu identik. Dalam pembelajaran, keberadaan cara belajar yang unik dari setiap pembelajar nyaris tidak

1Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru), (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), Cet. I, h.1.

2Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2010), Cet. I, h. 3.

(16)

2

diperdulikan. Setiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain.4 Dalam hal ini Barbara B. Seels dalam Ary Nur Wahyuningsih mengatakan bahwa diperlukan informasi tentang gaya belajar siswa atau learning style. Beberapa learning style yang dapat diidentifikasi dari siswa adalah (1) Tactile/Kinesthetic, (2) Visual/Perceptual, (3) Auditory, (4) Aktif versus Reflektif Aktif, (5) Reflektif, (6) Seqwential versus Global Seqwential, (7) Global.5 Dengan mengkolaborasikan media pembelajaran dengan strategi yang tepat, perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh setiap peserta didik dapat diatasi.

Penelitian yang dilakukan Tim Program of International Student Assessment (PISA) Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional RI tahun 2003 menunjukkan bahwa kemahiran membaca anak usia 15 tahun di Indonesia sangat memprihatinkan. Sekitar 37,6% dari mereka hanya bisa membaca tanpa bisa menangkap maknanya, dan sebanyak 24,8% hanya bisa mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan.6 Hal tersebut juga senada dengan penelitian lanjutan PISA pada tahun 2012 yang menunjukkan bahwa budaya membaca di Indonesia berada di peringkat kedua terbawah.7

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah menyebutkan bahwa dalam prinsip-prinsip penyusunan RPP, guru harus mengembangkan budaya membaca dan proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca dan meningkatkan pemahaman beragam bacaan.8 Berdasarkan hal tersebut guru perlu memberikan bahan bacaan yang

4Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. III, h. 49

5Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian), (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009), h. 29.

6Ary Nur Wahyuningsih, Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf Untuk Pembelajaran Yang Menggunakan Strategi PQ4R, (Journal of Innovative Science Education, ISSN 2252-6412, 2012).

7OECD. Result in Focus: What 15-years-old Know and What They Can Do With What They Know. Programme for International Student Assessment (PISA) 2012 (http://www.oecd.com) Diakses pada tanggal 17 November 2014.

(17)

dapat meningkatkan motivasi membaca siswa untuk menunjang proses belajar karena minat membaca yang rendah menyebabkan keaktifan dan hasil belajar menjadi rendah. Oleh karena itu, media dimanfaatkan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Media yang digunakan harus disesuaikan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai agar proses belajar mengajar dapat terlaksana secara maksimal.9

Fungsi media sebagai alat bantu pembelajaran yaitu media dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, media mengatasi keterbatasan ruang waktu tenaga dan daya indera, media menimbulkan gairah belajar serta interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, media memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual auditori dan kinestetiknya, media memberi rangsangan yang sama serta mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.10

Siswa memiliki ketergantungan yang sangat besar kepada guru dalam memahami pembelajaran yang sedang berlangsung. Siswa sangat mudah mengabaikan guru-guru yang cara mengajarnya berulang-ulang dan karenanya tidak menarik perhatian mereka. Lebih lanjut dikatakan bahwa berulang-ulang akan menyebabkan penurunan efisiensi belajar. Kemungkinan terjadinya verbalisme sebagai akibat dari perolehan pengalaman melalui lambang verbal sangat besar. Oleh sebab itu sebaiknya bahasa verbal harus disertai dengan penggunaan media lain.11

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan.12 Karena media visual tidak hanya menyajikan informasi yang bersifat simbol-simbol verbal saja, tetapi media visual juga menyajikan gambar-gambar

9Eny Enawati dan Hilma Sari, Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Pontianak Pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit, (Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA, Vol. 1 No. 1, 2010).

10 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Opcit., h. 9.

11Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h, 168.

(18)

4

yang dapat mempresentasikan suatu objek sehingga peserta didik dapat lebih mengingat objek-objek tersebut melalui gambar-gambar yang disajikan. Dan hal tersebut membantu siswa dalam mengingat pembelajaran yang telah dipelajarinya. Salah satu media berbasis visual yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah komik. Menurut Scott MC. Cloud dalam buku Understanding Comics yang dikutip Hikmat Darmawan mengatakan bahwa komik adalah imaji-imaji bersifat gambar atau selain gambar yang dijajarkan dalam sekuens yang disengaja.13 Kelebihan komik dalam proses pembelajaran adalah penyajiaannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat. Sehingga ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional dan membuat pembaca untuk terus membacanya hingga selesai.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhadi menunjukkan bahwa siswa menengah pertama (SMP) cenderung menyukai media komik dibandingkan dengan buku pelajaran. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya data statistik siswa yang menyukai bahan bacaan komik yakni 40% dibandingkan dengan membaca buku pelajaran yakni 25%.14 Oleh sebab itu, siswa cenderung tertarik membaca buku cerita bergambar seperti komik dibandingkan buku pelajaran karena komik memiliki alur cerita yang runtut dan teratur yang memudahkan untuk diingat kembali.

Pemilihan materi didasari pada karakteristik media komik, yaitu dapat digunakan untuk mengajarkan konsep, fakta tentang suatu objek, dan prinsip yang terdapat dalam materi sistem gerak manusia. Materi sistem gerak manusia yang bersifat fakta terhadap suatu objek berupa rangka dan otot yang sulit dilihat tanpa alat bantu. Konsep yang berupa pembagian tulang dan prinsip otot bisep dan trisep. Materi sistem gerak manusia juga banyak menggunakan istilah asing yang sulit dipahami siswa menengah pertama, sehingga materi sistem gerak manusia dapat divisualisasikan dengan menggunakan media komik.

13Hikmat Darmawan, How To Make Comics, (Jakarta: PT. Bentang Pustaka, 2012), Cet. I, h. 37.

(19)

Pada materi sistem gerak manusia, siswa akan mempelajari mengenai organ-organ sistem gerak beserta fungsinya, macam-macam tulang yang menyusun rangka tubuh, susunan rangka tubuh manusia, macam sendi, macam-macam otot dan cara kerja otot bisep trisep, serta kelainan pada tulang dan otot yang masing-masing materi tersebut memiliki informasi/karakteristik tersendiri.

Melalui media komik, tingkat kesukaran yang berbeda-beda dalam setiap materi pelajaran dapat diatasi. Karena media komik tidak menyajikan konsep-konsep yang hanya berbasis tekstual. Bahan pelajaran yang memiliki tingkat kesukaran yang berbeda dapat divisualisasikan dengan gambar-gambar yang menarik pada media komik, sehingga siswa tidak akan merasa bosan dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dengan pelibatan media dalam pembelajaran memungkinkan pula peserta didik belajar secara individual dan personal sesuai dengan kecepatannya.15

Konsep tentang sistem gerak manusia merupakan salah satu konsep dalam mata pelajaran biologi SMP di Indonesia. Menurut kurikulum dan silabus mata pelajaran biologi Kurikulum 2013, konsep reaksi sistem gerak manusia dicantumkan dalam mata pelajaran biologi SMP/MTS kelas VIII semester 1. Sebagai solusi kesulitan belajar siswa pada konsep sistem gerak yang sebagian bersifat abstrak, penggunaan media komik dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif dari masalah tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk membahas dan mengangkat menjadi sebuah judul skripsi, yaitu: “Pengaruh Media Komik terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Gerak Manusia.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi masalah yang ada yaitu:

(20)

6

1. Konsep sistem gerak manusia yang sebagian masih bersifat abstrak dan banyak menggunakan istilah ilmiah.

2. Perbedaan kebutuhan berdasarkan karakteristik peserta didik. 3. Kesulitan peserta didik dalam mengolah bahasa-bahasa verbal. 4. Rendahnya minat membaca siswa.

5. Kemampuan siswa tingkat menengah pertama yang cenderung menyukai media komik dibandingkan buku pelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Konsep yang diajarkan tentang sistem gerak pada manusia.

[image:20.595.108.516.105.593.2]

2. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media komik yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan gaya belajar (learning style) jenis visual/perceptual dimana hasil belajar optimal dengan penglihatan melalui gambar-gambar visual, karena siswa cenderung tertarik membaca buku cerita bergambar (seperti komik dibandingkan buku pelajaran).

3. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar kognitif dan afektif siswa berdasarkan pretest, posttest, dan angket.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh media komik terhadap hasil belajar

siswa pada konsep sistem gerak manusia?”

E. Tujuan Penelitian

(21)

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian tentang pengaruh media komik terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak manusia adalah:

1. Dapat dimanfaatkan untuk pengetahuan khususnya mata pelajaran biologi, juga memberikan sumbangan informasi bagi peneliti yang akan meneliti permasalahan yang sama guna penyempurnaan penelitian ini.

2. Sebagai motivasi guru untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi dan media pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.

(22)

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran.1 secara umum media

merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti perantara atau pengantar.2

Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.3

Menurut Yudhi Munadi media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan pembelajaran secara efisien dan efektif.4 Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran.

Association of Education and Communication Technology (AECT)

Amerika/AECT mengemukakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik. Hal yang sama dikemukakan sebelumnya

1Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2010), Cet. I, h. 6.

2Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h, 163.

(23)

oleh Briggs yang menyatakan bahwa media adalah segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar.5

Donald P. Ely dan Vernon S. Gerlach dalam Ahmad Rohani mengatakan bahwa pengertian media ada dua bagian, yaitu media dalam arti sempit dan media dalam arti arti luas. Arti sempit, bahwa media itu berwujud grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi. Sedangkan menurut arti luas yaitu, kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.6

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik. Tujuannya adalah merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi.

b. Ciri-ciri Umum Media Pembelajaran

Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya. Ciri-ciri tersebut antara lain adalah sebagai berikut.7

1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat

5Hamzah B. Uno, Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet. I, h. 121.

(24)

10

disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapserecording.

3) Ciri Distributif

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, ciri-ciri umum media pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu ciri fiksatif, ciri manipulatif, dan ciri distributif. Masing-masing ciri tersebut menjelaskan bahwa media pembelajaran memiliki kemampuan merekam, memanipulasi keadaan dan mentransformasi suatu objek.

c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Wina Sanjaya dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan mengemukakan bahwa secara khusus media pembelajaran berperan untuk menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu, memanipulasi keadaan, peristiwa-peristiwa, atau objek tertentu, serta menambah gairah dan memotivasi belajar siswa.8

Menurut Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, fungsi media pembelajaran adalah memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar, memotivasi siswa, menyajikan informasi, merangsang diskusi, mengarahkan kegiatan siswa, melaksanakan latihan dan ulangan, menguatkan belajar, dan memberikan pengalaman simulasi.9

Levie & Lentz dalam Azhar Arsyad mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, yaitu:10

8Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2011), h. 171.

9Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2008), h. 9.

(25)

1) Fungsi atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2) Fungsi afektif

Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.

3) Penelitian kognitif

Penelitian kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi kompensatoris

Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai sumber belajar bagi peserta didik yang dapat membangkitkan motivasi serta minat dalam proses pembelajaran dan sebagai sajian informasi untuk menyampaikan materi dalam proses pembelajaran.

Setelah dipaparkan tentang beberapa fungsi media pembelajaran, maka menurut Kemp & Dayton seperti yang dikutip Daryanto menyatakan bahwa media pembelajaran memiliki kontribusi sebagai berikut.11

1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. 2) Pembelajaran dapat lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. 4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

(26)

12

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. 7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta pembelajaran dapat

ditingkatkan.

8) Peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif.

Gerald R Firth dan Richard D dalam Syarifuddin Nurdin berpendapat tentang penggunaan media dalam memotivasi dan berkomunikasi dengan peserta didik,

yakni “The use of media is greater when the devices are understood and

controlled by teachers are regarded by thems as a more effective way of carryng

out their role of motivating and communicating with student”.12 Yang intinya adalah bahwa penggunaan media itu merupakan cara untuk memotivasi dan berkomunikasi dengan peserta didik agar lebih efektif.

Encyclopedia of Educational Research dalam Oemar Hamalik merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut.13

1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.

2) Memperbesar perhatian siswa.

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan continue, terutama melalui gambar hidup.

6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan beberapa manfaat media di dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

12Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet. I, h. 98.

(27)

1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera.

3) Menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik dan sumber belajar.

4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditory, dan kinestetiknya.

5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.

d. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.14

1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara.

c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat.

2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam: a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak. Seperti radio dan

televisi.

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video dan lain sebagainya.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam: a) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, dan lain sebagainya.

b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.

Taksonomi lainnya dilakukan oleh Gagne, yakni seperti tampak pada gambar berikut:

(28)

14

Tabel 2.1 Taksonomi Gagne, The Conditioning of Learning.

MEDIA

[image:28.595.122.519.130.569.2]

Fungsi Demons-trasi Penyam-paian lisan Media cetak Gambar diam Gambar gerak Film dengan suara Mesin pembela-jaran

Stimulus Ya Tebatas Terbatas Ya Ya Ya Ya Pengarah

perhatian/kegiatan Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Kemampuan

terbatas yang diharapkan

Terbatas Ya Ya Terbatas Terbatas Ya Ya

Isyarat eksternal Terbatas Ya Ya Terbatas Terbatas Ya Ya Tuntutan acara

berfikir Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya

Alih kemampuan Terbatas Ya Terbatas Terbatas Terbatas Terbatas Terbatas Penilaian hasil Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Umpan balik Terbatas Ya Ya Tidak Terbatas Ya Ya

Tanpa menyebutkan jenis dari masing-masing medianya, Gagne membuat tujuh macam pengelompokkan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media ini kemudian dikaitkannya dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki belajar yang dikembangkannya, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.15 Berdasarkan klasifikasi dan macam-macam media pembelajaran maka media komik termasuk dalam kelompok media visual. Media visual yaitu jenis media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara.

e. Karakteristik Media Visual

Karakteristik media visual terbagi menjadi dua kelompok yaitu berdasarkan pesan visual dan berdasarkan penyalur pesan visual non verbal-nonverbal grafis.16 1) Pesan Visual

Ada 5 jenis yang termasuk pesan visual, yaitu:

15Munadi, op. cit., h. 50.

(29)

a) Gambar

Gambar secara garis besar dapat dibagi pada tiga jenis yaitu, sketsa, lukisan dan foto.

[image:29.595.111.515.168.587.2]

b) Grafik

Grafik adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya merupakan penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti.

c) Diagram

Sebuah diagram merupakan susunan garis-garis dan lebih menyerupai peta daripada gambar.

d) Bagan

Bagan hampir sama dengan diagram. Bedanya, bagan lebih menekankan kepada suatu perkembangan atau suatu proses atau susunan suatu organisasi. e) Peta

Peta adalah gambar permukaan bumi atau sebagian daripadanya. Secara langsung atau tidak langsung peta mengungkapkan sangat banyak informasi seperti lokasi suatu daerah, luasnya, bentuk, penyebarannya penduduknya, daratan, perairan, iklim, sumber ekonomi, serta hubungan satu dengan yang lain.

2) Penyalur Pesan Visual Non Verbal-Nonverbal Grafis

Penyalur pesan visual non verbal-nonverbal grafis terdiri dari lima jenis yaitu: a) Buku dan Modul

Buku merupakan sumber belajar yang dibuat untuk keperluan umum dan biasanya seseorang siswa yang membaca buku masih membutuhkan bantuan guru atau orang tua untuk menjelaskan kandungannya. Sedangkan modul adalah bahan belajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri dengan bantuan seminimal mungkin.

b) Komik

(30)

16

sederhana dalam penyajiannya, dan memiliki unsur urutan cerita yang memuat pesan yang besar tetapi disajikan secara ringkas dan mudah dicerna, terlebih lagi ia dilengkapi dengan bahasa verbal yang dialogis.

c) Majalah dan Jurnal

Majalah secara umum dapat dimaknai sebagai media informasi dengan utamanya menyampaikan berita aktual. Sedangkan jurnal adalah hasil pemikiran dan penelitian dari sivitas akademika sebuah lembaga pendidikan. d) Poster

Poster adalah gambar yang besar, yang memberi tekanan pada satu atau du aide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas lalu. e) Papan Visual

Papan visual yakni papan yang dapat menyalurkan pesan visual.

Jadi berdasarkan karakteristik yang dijelaskan tersebut, Yudhi Munadi mengelompokkan media visual menjadi dua kelompok yaitu pesan visual dan penyalur pesan visual non verbal-non verbal grafis. Pesan visual dibagi menjadi lima jenis yaitu gambar, grafik, diagram, bagan, dan peta. Sedangkan penyalur pesan visual non verbal-non verbal grafis dibagi menjadi lima jenis yaitu buku dan modul, komik, majalah dan jurnal, poster, dan papan visual.

2. Tinjauan Tentang Komik

a) Pengertian Komik

(31)

Menurut Hikmat Darmawan, komik adalah bercerita/mengungkapkan ide dengan gambar.17 Menurut Toni Masdiono dalam Elis Mediawati komik merupakan susunan gambar bercerita dan memberikan pesan-pesan pembacanya.18 Komik merupakan cerita kartun yang unsur ceritanya kurang penting dibandingkan gambarnya.19

Komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam suatu urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan rancangan untuk memberikan hiburan kepada pembaca.20 Dan hal ini sejalan dengan pendapat Scott MC. Cloud dalam buku Understanding Comics yang dikutip Hikmat Darmawan mengatakan bahwa komik adalah imaji-imaji bersifat gambar atau selain gambar yang dijajarkan dalam sekuens yang disengaja. Kemudian Hikmat Darmawan menambahkan bahwa komik dimaksudkan untuk mengandung informasi dan/atau menghasilkan tanggapan estetik di dalam diri pembaca.21

Eny Enawaty dalam penelitiannya menyebutkan bahwa komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan.22

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa komik adalah suatu bentuk cerita bergambar kartun yang disajikan dengan sederhana dan dirancang untuk menarik minat pembacanya dan berisikan informasi-informasi tertentu. Didalam komik terdapat unsur tampak dalam komik dan unsur tidak tampak dalam komik. Penyajian dalam komik bersifat sederhana dan runtut yang memuat pesan secara ringkas. Selain penyajian dalam komik yang sederhana,

17Hikmat Darmawan, How To Make Comics, (Jakarta: PT. Bentang Pustaka, 2012), Cet. I, h. 5. 18Elis Mediawati, Pembelajaran Akuntasi Keuangan Melalui Media Komik Untuk

Meningkatkan Prestasi Mahasiswa, (Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 12, No. 1, 2011). 19Elizabeth B. Hurlock, Child Development Fifth Edition, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 299. 20Syaiful Rohman Hakim, Pengembangan Komik IPA Terpadu Tipe Shared untuk Siswa

SMP/MTS Kelas VII”. Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, h.9

21Darmawan, op. cit., h. 37.

(32)

18

komik juga bermanfaat untuk dijadikan media pembelajaran dimana komik tersebut dapat meningkatkan motivasi peserta didik.

b) Sejarah Komik

Pertama kalinya komik digunakan sebagai pengobar dari peristiwa perang surat kabar antara Wiliam Randolph dengan Joseph Pulitzer pada pertengahan tahun 1980-an. Lembaran berwarna dari majalah Sunday terbitan New York Journal dan New York World saling bersaing dalam usaha memperbesar peredarannya. Bagian penting dalam persaingan ini dimainkan dengan gambar-gambar yang lucu, yang meliputi perwatakan terkenal dengan nama The Yellow Kid. Coretan ini hasilnya cepat terkenal dengan bertambahnya peredaran New York World yang diterbitkan oleh Pulitzer. Dalam jangka waktu enam bulan, Hearst muncul dengan ruangan komik terbaru, “… delapan halaman dari warna pelangi keperak-perakan yang bercahaya membuat pelangi tampak seperti sepotong pipa timah”. Judul karangan dari perwatakan yang diungkapkan adalah Yellow Kid, Hearst telah mengontrak artis komik asli, dan karya ciptaannya keluar dari The World. Pulitzer dengan segera membelinya kembali, tetapi ditawarkan lagi oleh Hearst dengan nilai harga yang lebih tinggi. Lalu Pulitzer menyewa artis lain, sementara itu kedua surat kabar berusaha masing-masing untuk saling melebihi dengan versinya sendiri-sendiri. Segi yang berarti dari perumpamaan ini adalah untuk meningkatkan peredaran surat kabar. Baru kemudian komik-komik mempengaruhi kesadaran masyarakat Amerika dengan kuat. Perlu diingat bahwa tujuan utamanya adalah bersifat komersial, yaitu untuk menjual surat kabar serta buku komik.

(33)

komik-komik telah lebih praktis dengan bentuk muka yang sama, kecuali format buku komik.

Buku-buku komik menjadi terkemuka pada pertengahan tahun 1930-an. Penelitian terhadap sejumlah peredarannya telah menunjukkan bahwa buku-buku komik dibaca oleh anak-anak di tingkat menengah dan hampir setengahnya dari siswa SMA, dan dibaca oleh kira-kira sepertiga dari penduduk Amerika, antara umur 18 dan 30 tahun. Oleh karena itu siswa SMP dan SMA buku-buku komik hanya dibaca sesekali. Penyelidikan ini membuktikan bahwa komik telah memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan para remaja dan para orang tua.23

c) Unsur-unsur Komik

Komik secara sepintas dipandang sebagai media visual yang hanya terdiri dari kumpulan gambar dan tulisan yang terjalin menjadi sebuah cerita. Namun bagi para komikus, komik mempunyai unsur-unsur yang lebih besar artinya tidak sekedar kumpulan gambar dan tulisan belaka.

Menurut Scott MC Cloud dalam Darmawan secara lebih sederhana bahwa komik mengandung unsur-unsur sebagai berikut:24

1) Imaji (umumnya berupa gambar) yang disusun secara sengaja.

2) Imaji-imaji itu biasanya berada dalam sebuah ruang yang lazimnya diberi garis batas (kotak, atau apapun) dan biasa disebut panil (panel). Bisa saja, sebuah panil tidak diberi garis batas.

3) Imaji-imaji yang dimaksudkan untuk mengandung “informasi” itu disusun

agar membentuk sebuah “cerita” (atau narrative, kekisahan). “Cerita” disini

tidak harus berarti “fiksi”, tapi lebih berarti susunan kejadian yang menarik. 4) Imaji-imaji yang dimaksudkan juga bukan hanya gambar, tapi bisa jadi

simbol-simbol lain, dan kadang sangat khas untuk komik, seperti: balon kata, balon pikiran, caption, efek bunyi. Bahkan teks pun bisa diperlakukan sebagai imaji, dengan cara penulisan yang khusus untuk menggambarnya, misalnya emosi tertentu.

(34)

20

5) Susunan imaji dan/atau susunan panil adalah tuturan-khas-komik.

Menurut Hikmat Darmawan, di dalam komik terdapat unsur-unsur tampak dan tidak tampak. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.25

1) Unsur tampak dalam komik a) Pembatas Panil

Yang lazim tentu garis pembatas panil berbentuk kotak. Tapi, banyak kemungkinan bentuk bisa diterapkan untuk menjadi pembatas panil (diambil dari Will Eisner, Comics and Sequential Art).

b) Ruang Bagi Teks

Salah satu penemuan terhebat dalam bahasa komik adalah pemecahan masalah bagaimana menempatkan teks cerita di dalam visualisasi. Setelah berabad-abad evolusi sejak awal sejarah manusia, komik menemukan siasat: penggunaan “balon” untuk teks.

c) Teks dan Efek Warna

Teks-teks dalam komik pun bisa digarap agar menggambarkan emosi atau sebuah keadaan. Dalam kata lain, teks bukan hanya menyampaikan kata-kata atau bunyi/suara, tapi juga menjadi simbol dalam cerita. Teks bukan hanya dituliskan, tapi juga divisualkan dengan cara tertentu.

2) Unsur-unsur Tidak Tampak dalam Komik a) Karakter

[image:34.595.108.514.179.672.2]

Karakter bisa membentuk cerita. Yang perlu dipikirkan lebih jauh jika kita ingin menggunakan karakter sebagai alat bercerita yang diperhatikan lewat gambar.

b) Cerita

Cerita adalah sesuatu yang tersusun. Cerita adalah rangkaian kejadian atau peristiwa. Cerita adalah rangkaian kejadian atau peristiwa yang menarik, atau dituturkan secara manarik. Sebuah cerita jadi menarik bisa jadi karena nilai intrinsik kejadian yang diceritakan.

(35)

c) Narrator

Narator adalah si juru cerita. Sebuah cerita pastilah diceritakan oleh seseorang. Dalam komik, bisa jadi narrator itu tidak tampak. Narator muncul dalam narasi. Dalam komik, narasi biasanya muncul dalam kotak caption. d) Setting

cerita komik adalah sebuah pertunjukan sandiwara, dan setiap panil adalah sebuah panggung. Cerita berjalan dengan tampilan para tokoh cerita dipanggung, serta dialog-dialog mereka. Panggung tempat mereka bermain pun memberi keterangan tambahan bagi cerita. Keterangan-keterangan itulah yang menjadi latar sebuah cerita. Dalam komik, semua keterangan latar itu mestilah tergambarkan secara visual.

Berdasarkan kedua pendapat ahli tersebut, komik memiliki unsur-unsur yang terdiri dari panel, caption, karakter tokoh, alur cerita, narrator, dan setting. Keseluruhan unsur tersebut mengandung informasi agar membentuk suatu cerita yang menarik.

d) Kelebihan dan Kekurangan Komik

Sebagai media visual, komik juga memiliki kelebihan maupun kekurangan dalam pembelajaran. Kelebihan media komik, disamping sifat-sifat komik yang khas, harus diakui efektivitas media dalam pembelajaran merupakan segi yang menguntungkan dalam pendidikan. Menurut Gene dalam penelitian Herlina Avrilliyanti menjelaskan argument yang menguntungkan komik adalah:26

1. Memotivasi

Komik dengan gambar yang menarik dapat meningkatkan partisipasi individu sehingga dapat memotivasi belajar siswa. Meningkatnya motivasi belajar siswa dapat mempermudah pembelajaran siswa. sehingga pembelajaran menjadi mudah.

(36)

22

2. Visual

Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media visual. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Permanen

Menggunakan komik sebagai media pembelajaran berbeda dengan menggunakan film atau animasi. Meskipun film dan animasi juga merupakan media visual, mereka hanya dapat dilihat tanpa bisa mengulanginya sekehendak kita. Komik berbeda dengan film atau animasi, merupakan media yang permanen. Jika siswa tidak memahami suatu adegan film atau animasi, mereka tidak bisa mengulanginya. Tapi dengan komik, mereka bisa mengulangi sesuka hati mereka. 4. Perantara

Komik dapat mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya bagi yang tidak suka membaca. Komik dapat berfungsi sebagai perantara dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran.

5. Populer

Timothy Morrison, Gregory Bryan, and George Chilcoat mengatakan bahwa dengan memasukkan budaya populer dalam kurikulum bisa menjembatani kesenjangan perasaan siswa ketika di dalam dan luar sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut, bahwa media komik efektif digunakan oleh siswa, sehingga dapat mengembangkan minat baca dan dapat melatih daya imajinasinya agar kelak menjadi manusia yang kreatif.

Media komik disamping mempunyai kelebihan juga memiliki kekurangan teretentu. Menurut Hurlock menjelaskan argumen yang menentang komik adalah:27

(37)

1) Komik mengalihkan perhatian anak dari bacaan lain yang lebih berguna. 2) Karena gambar menerangkan cerita, anak yang kurang mampu membaca tidak

akan berusaha membaca teks.

3) Lukisan, cerita dan bahasa kebanyakan komik bermutu rendah. 4) Komik menghambat anak melakukan bentuk bermain lainnya.

5) Dengan menggambarkan prilaku anti sosial, komik mendorong tumbuhnya agresivitas dan kenakalan remaja.

6) Komik menjadikan kehidupan sebenarnya membosankan dan tidak menarik.

Berdasarkan paparan beberapa ahli tersebut, media komik memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihannya yaitu komik merupakan perantara yang dapat memotivasi sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat. Namun menurut Hurlock, komik akan membuat siswa lebih fokus terhadap gambar yang disajikan daripada informasi yang terdapat pada gambar.

e) Penggunaan Komik Sebagai Media Pembelajaran

Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru bereksperimen dengan medium ini untuk maksud pengajaran. banyak percobaan telah dibuat di dalam seni bahasa pada tingkat SMP dan SMA. Suatu analisis terhadap bahasa komik oleh Thorndike menunjukkan ada segi yang menarik. Dapat diketahui bahwa anak yang membaca sebuah buku komik setiap bulannya, hampir 2 kali banyaknya kata-kata yang dapat dibaca sama dengan yang terdapat pada buku-buku bacaan yang dibacanya setiap tahunnya terus-menerus. Thorndike berkesimpulan bahwa baik jumlah maupun perwatakan dari segi perbendaharaan kata melengkapi secara praktis dalam membaca untuk para pembaca pemula.

(38)

24

harus dibujuk, melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca. Guru harus membantu para siswa menemukan komik yang baik dan mengasyikan, juga mengajar mereka untuk memilih-milih buku komik, sehingga kita yakin dapat menerima bacaan komik bagi anak-anak kita sesuai dengan taraf berpikirnya. Di pihak lain guru harus menolong mereka menuju cakrawala yang lebih luas akan minat serta apresiasinya.28

Komik dapat dijadikan media pembelajaran. Karena di dalam komik terdapat perpaduan antara bahasa verbal dan non-verbal. Dengan adanya perpaduan ini, mempercepat pembaca paham terhadap isi pesan yang dimaksud, karena pembaca terbantu untuk tetap fokus dan tetap dalam jalurnya. Dengan begitu komik dapat diinteraksikan sebagai media pembelajaran SMA konsep sisem gerak. Karena komik pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan minat siswa untuk membaca sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.29

Berdasarkan pemaparan tersebut, komik dapat digunakan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran. Penggunaan media komik didasarkan pada kemampuan komik yang dapat meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran yang diberikan. Dengan meningkatnya minat siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung, maka hal tersebut juga akan mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa.

3. Tinjauan Tentang Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode mengajar dengan cara bertukar pendapat antara siswa satu dengan siswa lainnya tentang materi yang dipelajari. Diskusi antar siswa ini bisa dilakukan secara perorangan atau secara kelompok. Pembelajaran dengan metode diskusi akan hidup, apabila siswa sebelumnya telah mempelajari materi yang akan dibahas.

28Sudjana, op. cit., h. 65

(39)

Kelebihan metode diskusi, antara lain:

a. Siswa dilatih untuk melakukan proses berpikir b. Siswa dilatih untuk mengungkapkan pendapat

c. Siswa dilatih untuk berpikir kritis, berpikir sistematis, bersikap terbuka, dan belajar menghargai pendapat orang lain

d. Dengan metode ini, kemungkinan semua siswa aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran lebih tinggi.

Kelemahan metode diskusi, antara lain:

a. Memakan waktu yang relatif lama

b. Siswa yang pemalu atau tidak memiliki kemampuan berbicara di depan orang banyak akan dirugikan

c. Siswa terkadang tidak fokus pada masalah yang didiskusikan, asal mengemukakan pendapat

d. Sering terjadi perdebatan yang menimbulkan emosi yang negatif yang terkadang menimbulkan permusuhan antar siswa.30

Jadi metode diskusi merupakan metode mengajar yang membuat siswa saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya interaksi tersebut, kemampuan siswa dalam berpikir, mengemukakan pendapat, dan menghargai pendapat orang lain akan terlatih sehingga siswa akan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Namun dalam aplikasinya, metode diskusi akan memakan waktu yang relatif lama dan dapat menimbulkan perdebatan yang berdampak pada emosi negatif siswa dalam mempertahankan pendapatnya.

4. Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar Kognitif dan Afektif

a. Pengertian Belajar

Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki

(40)

26

keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulus yang berasal dari lingkungan, dan proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.31

Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, belajar adalah merupakan faktor penentu proses perkembangan. Manusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan lain-lain. Tingkah laku yang dimiliki manusia diperoleh melalui belajar.32

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya halnya berikut:33 a. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pembelajar. b. Respons si pembelajar.

c. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut.

Menurut Hilgard dalam Alisuf Sabri belajar merupakan “l a ning i h process by wich an activity originated or is changed through training procedures

(wether in the laboratory or in the natural environment) is distinguish from chang by fac n a ibu aining.”

Learning is a process in wich past experience or practice result in relatively man n chang in individual’ y f n … “chang ” in hi d fini i n can b d i abl un d i abl . “Ex i nc ” and “P ac ic ” mean that the change in responses cannot be result of maturation, illness, injury, or b diliy g w h. Th limi a i n x d by “ la iv ly man n ” means that tentative behaviors changes such as the caused by fatigue, drug, or alcohol, cannot classed as learning.34

31Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. III, h. 10.

32M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. I, h. 54. 33Dimyati dan Mudjiono, op. cit., h. 9.

(41)

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar sebagai berikut:

1) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan.

2) Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah ada.

3) Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk (negatif).

4) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih, dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan. Jadi perubahan perilaku akibat kematangan atau pertumbuhan fisik bukan hasil belajar.

5) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang kembali, seperti perubahan perilaku akibat alkohol/minuman keras.

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut M. Alisuf Sabri dalam Psikologi Pendidikan, ciri-ciri yang menunjukkan bahwa seseorang melakukan kegiatan belajar dapat ditandai dengan adanya:35

1) Perubahan tingkah yang aktual atau potensial. Aktual berarti perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar itu nyata dapat dilihat seperti hasil belajar keterampilan motor (psikomotorik). Sedangkan perubahan potensial berarti perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar tidak dapat dilihat perubahannya secara nyata, perubahan hanya dapat dirasakan oleh yang belajar saja, seperti hasil belajar afektif juga hasil belajar kognitif.

2) Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar di atas bagi individu merupakan kemampuan baru dalam bidang kognitif, atau afektif, atau psikomotorik yaitu

(42)

28

sebagai kemampuan yang betul-betul baru diperoleh atau sebagai kemampuan baru hasil perbaikan dari kemampuan sebelumnya.

3) Adanya usaha atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh orang yang belajar dengan pengalaman (memerhatikan, mengamati, memikirkan, merasakan, menghayati, dan sebagainya) dengan latihan.

Selanjutnya belajar sebagai suatu aktivitas internal psikologis, meskipun prosesnya sulit untuk dilihat secara nyata, tetapi kriteria persyaratan dalam proses belajar itu dapat ditetapkan berdasarkan kondisi yang fundamental dalam setiap kegiatan belajar. Dalam kegiatan yang disebut belajar harus ada empat kondisi yang fundamental pada diri orang yang belajar, yaitu adanya:

1) Suatu dorongan atau kebutuhan untuk belajar/mempelajari sesuatu.

2) Suatu perangsangan atau isyarat tertentu sebagai signal/tanda bahan atau materi yang akan dipelajari.

3) Suatu respon utama diri dari orang yang belajar, apakah berupa tindakan motorik, pengamatan, pemikiran, penghayatan atau perubahan fisiologis. 4) Suatu ganjaran pengukuhan sebagai hasil belajar yang dicapai.

Jadi berdasarkan pendapat ahli tersebut, ciri-ciri seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang telah dilakukannya. Perubahan tingkah laku tersebut dimaknai dengan terbentuknya kemampuan baru, baik dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotor.

c. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Gagne dalam Tengku Zahara Djaafar hasil belajar merupakan kapabilitas atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar yang dapat dikategorikan dalam lima macam yaitu: (1) informasi verbal (verbal information), (2) keterampilan intelektual (intellentual skill), (3) strategi kognitif (cognitive strategies), (4) sikap (attitude), dan (5) keterampilan motorik (motor skills).36

(43)

1) Keterampilan Intelektual

Keterampilan-keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan.

2) Strategi-strategi Kognitif

Suatu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir ialah strategi kognitif. Dalam teori belajar modern, suatu strategi kognitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu proses internal yang digunakan siswa (orang yang belajar) untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, mengingat, dan berpikir.

Berbagai macam strategi kognitif antara lain:

a) Strategi-strategi menghafal (rehearsal strategies) b) Strategi-strategi elaborasi

c) Strategi-strategi pengaturan (organizing strategies) d) Strategi-strategi metakognitif

e) Strategi-strategi afektif 3) Informasi Verbal

Informasi verbal juga disebut pengetahuan verbal; menurut teori, pengetahuan verbal ini disimpan sebagai jaringan proposisi-proposisi. Nama lain untuk pengetahuan verbal ini ialah pengetahuan deklaratif.

4) Sikap-sikap

Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda, kejadian-kejadian, atau makhluk-makhluk hidup lainnya.

5) Keterampilan-keterampilan Motorik

Keterampilan-keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual.37

(44)

30

Bentuk perubahan-perubahan pada diri siswa yang diharapkan terjadi setelah proses belajarnya meliputi tiga ranah menurut taksonomi Bloom, yaitu:38

1) Aspek kognitif (pengetahuan), berkenaan dengan hasil belajar intelektual. yang terdiri dari enam aspek:

a) Jenjang ingatan (C1)

b) Jenjang pemahaman (C2)

c) Jenjang penerapan (C3)

d) Jenjang analisis (C4)

e) Jenjang sintesis (C5)

f) Jenjang evaluasi (C6)

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari: a) Jenjang kemauan menerima (receiving)

b) Jenjang kemauan menanggapi (responding) c) Jenjang menilai (valuing)

d) Jenjang kemauan mengorganisir (organozation) e) Jenjang kemauan menyatakan (characterization)

3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, meliputi jenjang-jenjang:

a) Gerakkan reflex b) Gerakkan dasar c) Gerakkan perceptual d) Gerakkan kemampuan fisik e) Gerakkan terampil

f) Gerakkan indah dan kreatif

Jadi pengertian hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pembelajar yang telah menjalani proses belajar. Kemampuan-kemampuan

(45)

tersebut dapat berupa keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, maupun keterampilan motorik.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk dapat memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.39 Oleh sebab itu terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, yaitu: 1) Faktor Internal

a) Faktor fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar.

b) Faktor psikologis

Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing.

2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkunga

Gambar

gambar-gambar visual, karena siswa cenderung tertarik membaca buku cerita
Gambar Gambar
Grafik adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya merupakan
gambar.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa melalui media komik pada siswa kelas VIII B MTs Negeri Filial Pulutan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media modifikasi kartu domino terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem sirkulasi darah..

selain itu pada umumnya masih terdapat bahasa latin yang masih asing terdengar oleh siswa. Konsep sistem peredaran darah, kompetensi dasar yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan saintifik kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa pada konsep interaksi makhluk hidup

2) Analisis Data Tes Akhir Kelas Eksperimen ... Data Tes Kela Kontrol ... Data Nontes ... Profil Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Bandung ...

Buku merupakan sumber belajar yang dibuat untuk keperluan umum dan biasanya seorang siswa yang membaca buku masih membutuhkan bantuan guru atau orang tua untuk

Selain instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa diberikan juga instrumen angket yang digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap

Hal tersebut ditegaskan kembali oleh Daryanto (2011:116) dalam bukunya yang menyatakan bahwa komik dapat didefinisikan sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan