• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh media digital card terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep zat: kuasi eksperimen di MTs Raudlatul Ilmiyah Jakarta Selatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh media digital card terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep zat: kuasi eksperimen di MTs Raudlatul Ilmiyah Jakarta Selatan."

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEDIA

DIGITAL CARD

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PADA KONSEP ZAT

(Kuasi Eksperimen di MTs Raudlatul Ilmiyah Jakarta Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Muhamad Soleh NIM: 108016300019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Muhamad Soleh., 108016300019. Pengaruh Media Digital Card terhadap Hasil Belajar Siswa (Kuasi Eksperimen di MTs Rudlatul Ilmiyah Jakarta Selatan). Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media digital card terhadap hasil belajar siswa. Penelitian dilakukan di MTs Raudlatul Ilmiyah Jakarta Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dengan rancangan penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel penelitian yang pertama berjumlah 30 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media belajar digital card. Sampel yang kedua berjumlah 30 siswa untuk kelas kontrol dengan menggunakan model belajar konvensional. Analisis data kedua kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung 2,2524 dan ttabel

1,9993, pada taraf signifikan 5% maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh media digital card terhadap hasil belajar siswa.

(6)

ii ABSTRACT

Muhamad Soleh., 108016300019. The Influence of an Digital Card Media Toward the Students’ Result of Study (Quasi Experiment in MTs Raudlatul

Ilmiyah South Jakarta). BA Thesis, Physics Education Study Program,

Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

The research is aimed to know the influence of an digital card media toward the students’ result of study. This research was conducted at MTs Raudlatul Ilmiyah South Jakarta. The research method was quasy experimental with Pretest-Protest Control Group Design as the research design. Sampling was taken with Purposive Sampling technique. The research sample were 30 students for experiment class by using digital card media and 30 students for control class by using conventional models. The result of the processing data taken from both group are 2.2524 for ttest and 1.9993 for ttable at 5% significance level. Therefore,

ttest > ttable. This shows that there is influence of an digital card media toward the

students’ result of study.

(7)

iii

KATA PENGANTAR سب يحرلا نمحرلا ه م م

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan kemudahan dan kekuatan penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga

tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penyelamat umat, pemberi

syafaat hingga yaumil kiamat.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat akademis

untuk menyelesaikan studi S1 Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan

Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh Media Digital Card terhadap Hasil Belajar Siswa”.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, do’a dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan bimbingan, pengarahan,

waktu, nasihat dan semangat bagi penulis.

4. Ibu Erina Hertanti, M.Si., Dosen penasehat akademik yang selalu

memberikan nasehat, bimbingan dan pengarahan bagi penulis.

5. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd., Dosen pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran dan arahan,

(8)

iv

6. Ibu Ai Nurlaela, M.Si., Dosen pembimbing II yang telah besedia meluangkan

waktunya untuk membimbing, memberikan saran dan arahan, serta nasehat

yang berguna bagi penulis.

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis

selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu

berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

8. Ibu Habibah, S.Pd., Kepala MTs Radulatul Ilmiyah Jakarta Selatan yang telah

banyak membatu penulis.

9. Bapak Muhammad Ishak, S.Pd, selaku guru bidang studi tempat penulis

mengadakan penelitian.

10. Keluarga tercinta Ayahanda Saita, Ibunda Ati yang tak henti-hentinya

mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan memberikan dukungan moril dan

materil kepada penulis. Kakak dan adik tercinta Ahmad Efendi, Cecep dan

Nurhasanah serta semua keluarga yang selalu mendoakan, mendorong penulis

untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.

11. Teman-teman mahasiswa khususnya Pendidikan Fisika angkatan 2008 yang

memberikan memotivasi dan saling bertukar informasi selama penulisan

skripsi ini.

12. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima

kasih atas do’a dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan

dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak

sangat dibutuhkan penulis dimasa datang. Penulis mengharapkan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya

Jakarta, Maret 2015

(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS... 6

A. Deskripsi Teoretis ... 6

1. Media Pembelajaran ... 6

2. Manfaat Media ... 7

3. Klasifikasi Media... 9

4. Pemilihan Media ... 10

5. Digital Card ... 12

6. Model Pembelajaran Konvensional... 13

a. Metode Ceramah... ... 14

b. Metode Tanya Jawab... 15

B. Hasil Belajar ... 16

a. Hasil Belajar Penguasaan Materi (Kognitif)... .. 16

b. Hasil Belajar Proses (Normatif/Afektif)... 17

c. Hasil Belajar Aplikatif (Psikomotorik)... 19

C. Pengertian Zat ... 20

D. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 24

E. Kerangka Berpikir... 26

F. Hipotesis Penelitian... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

B. Metode dan Desain Penelitian ... 28

C. Prosedur Penelitian Penelitian ... 29

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 30

F. Variabel Penelitian ... 31

(10)

vi

H. Instrumen Penelitian ... 31

1. Tes Hasil Belajar ... 32

2. Lembar Angket... ... 33

I. Teknik Ujicoba Instrumen ... 35

1. Validitas ... 35

2. Validitas Lembar Angket... 36

3. Reliabilitas ... 37

4. Taraf Kesukaran ... 37

5. Daya Pembeda Soal ... 38

J. Teknik Analisis Data ... 39

1. Uji Persyaratan Analisis Data ... 39

a. Uji Normalitas ... 39

b. Uji Homogenitas ... 40

2. Uji Analisis Data ... 41

K. Hipotesis Statistik ... 42

L. Teknik Analisis Angket... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Hasil Penelitian ... 44

1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 44

2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.. 45

3. Hasil Analisis Data Tes Hasil Belajar………... 48

a. Uji Prasyarat Analisis Data ... 48

b. Uji Hipotesis ... 50

c. Hasil anget ... 51

B. Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian PretestPosttest Control Group Design ... 28 Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data...

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 31

32

Tabel 3.4 Indikator Angket Siswa …... Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol...

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol...

Tabel 4.3 Hasil Posttest untuk Setiap Indikator Pembelajaran pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol...

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol...

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest Posttest ... Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Pretest Posttest... Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Angket Siswa Keseluruhan...

Tabel 4.8 Hasil Persentase Frekuensi Angket Siswa Keseluruhan... 33

45

47

47

49

50

51

52

(12)

viii

[image:12.595.113.518.123.590.2]

DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Peta Konsep Zat... 20

Tabel 2.2 Partikel Zat Padat...

Tabel 2.3 Partikel Zat Cair... 21

21

Tabel 2.4 Partikel Zat Gas...

Tabel 2.5 Bagan Perubahan Wujud Zat …... Tabel 2.6 Bagan Kerangka Berpikir...

Tabel 4.1 Diagram Batang Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol...... Tabel 4.2 Diagram Batang Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol...

22

23

27

44

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Soal ...

Lampiran 2 RPP Kelompok Eksperimen ...

Lampiran 3 RPP Kelompok Kontrol...

Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Istrumen Tes ...

Lampiran 5 Soal Pretes dan Postest.... Lampiran 6 Desain dan Aturan Media Digital Card .... Lampiran 7 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Postest Kelompok

Eksperimen dan Kontrol ...

Lampiran 8 Penyebaran Data ...

Lampiran 9 Perhitungan Uji Normalitas ...

Lampiran 10 Perhitungan Uji Homogenitas ...

Lampiran 11 Perhitungan Uji Hipotesis...

Lampiran 12 Kisi-kisi Angket dan Perhitungan Hasil Angket...

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian... 62

68

85

100

102

106

109

110

114

118

119

121

(14)

ϭ

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi sekarang ini teknologi digital berkembang sangat

pesat, hal ini bisa dilihat dari penggunaan komputer, handphone (hp), Ipod dan tablet yang semakin canggih dengan menyuguhkan beragam konten media dan

aplikasi yang terdapat didalamnya, teknologi ini tentunya sangat bermanfaat bagi

kebutuhan manusia yang kompleks terutama dalam hal komunikasi. Dunia

pendidikan pun tidak terlepas dari imbas perkembangan teknologi, dengan

memanfaatan fasilitas konten media dan aplikasi tersebut sangat membantu

memudahkan guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam

sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga

laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape.Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang

kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan

metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.1

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu ilmu yang mempelajari

semua benda yang ada di alam, peristiwa dan fenomena yang muncul yang dapat

diperoleh melalui proses pembelajaran, sehingga IPA bukan hanya sebagai produk

kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan untuk mendapatkan pengetahuan. Untuk itu

siswa dituntut dapat mempelajari dan memahami fenomena alam sekitar sehingga

dapat memberikan manfaat sekaligus dapat menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

1

(15)

Ϯ

Pembelajaran fisika sebagai mata pelajaran disekolah ternyata menjadi

mata pelajaran yang membosankan bagi siswa, Berdasarkan hasil observasi di

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Raudlatul Ilmiyah alasan yang membuat siswa

merasa bosan dengan pelajaran fisika karena materinya yang bersifat abstrak dan

metode yang digunakannya masih konvensional dengan pendekatan guru sebagai

pusat belajar (teacher centered). Pembelajaran demikian sering tidak memacu daya serap, imajinasi siswa untuk digunakan, akibatnya siswa pun kurang

memahami materi yang disampaikan guru.

Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas VII MTs Raudlatul Ilmiyah

Cilandak Jakarta Selatan menunjukkan rendahnya hasil belajar fisika siswa. Hasil

belajar fisika siswa pada konsep zat di kelas VII tahun pelajaran 2013/2014.

Menunjukkan nilai rata-rata yang masih berkisar pada nilai 45, sedangkan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan adalah 60. Karena pembelajarannya

masih berorientasi pada guru dengan sumber ajar menggunakan white board, buku paket, dan bahan ajar siswa.

Pada proses pembelajarannya guru belum maksimal menjalankan

fungsinya sebagai fasilitator karena hanya menggunakan white board sebagai media dan proses belajarnya pun siswa hanya memperhatikan guru yang sedang

menjelaskan materi, mendengar, mencatat, dan menjawab pertanyaan bila guru

memberikan pertanyaan yang pada akhirnya siswa pun kurang semangat untuk

belajar fisika. Padahal fasilitas yang dimiliki sekolah cukup mendukung untuk

menggunakan komputer dengan akses internet, namun komputer dengan akses

internet yang ada itu hanya digunakan untuk mata pelajaran teknologi informasi

saja. Sebenarnya materi akan jauh lebih menarik perhatian siswa dan memperjelas

pesan belajar yang disampaikan guru jika dikemas dengan sebuah media.

Untuk meningkatkan mutu pembelajaran secara khusus diperlukan

perubahan dalam kegiatan proses belajar mengajar, seorang guru hendaknya

pandai dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, tidak kekurangan

akal dan sarana untuk mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Guru dalam hal ini membutuhkan sarana untuk proses pembelajarannya, salah

(16)

ϯ

lebih efektif sebagai perantara penyampaian materi, kerumitan bahan pelajaran

dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media disini sangat penting untuk

menarik minat belajar siswa dan membuat siswa antusias dengan materi yang

diberikan.

Media merupakan suatu sarana pembelajaran yang dirancang untuk

membantu peserta didik memahami materi dengan lebih mendalam melalui

pengalaman-pengalaman belajar. Hal ini senada dengan Pendapat Peter L. Berger

dalam buku media pembelajaran aktif2, pada hakekatnya manusia memproduksi dirinya melalui pengalaman dan realitas sosial. Permainan sebagai media

pembelajaran melibatkan siswa dalam proses pengalaman dan sekaligus

menghayati tantangan, mendapat inspirasi, terdorong untuk kreatif, dan

berinteraksi dalam kegiatan dengan sesama siswa dalam melakukan permainan

ini. Setiap siswa walau melakukan kegiatan yang sama dengan teman-temannya,

tetapi proses pengalaman batin dalam mengembangkan potensinya sendiri

mungkin berbeda-beda.

Media digital card merupakan media kartu versi digital dengan memanfaatkan konten media aplikasi yang sekarang ini sudah banyak dinikmati

masyarakat baik anak-anak maupun dewasa. Pada penerapannya digital card ini kombinasi media pada permainan bridge. Untuk melakukan media ini siswa perlu

memahami konsep dasar dan pasangan serta fungsi dari kartu-kartu khusus, yang

mana tertera dengan jelas pada aturan yang ada pada media tersebut. Siswa

memerlukan rencana dan strategi untuk mengurutkan semua kartu agar berhasil.3 Tujuan dari hal ini adalah untuk membuat siswa lebih tertarik dan semangat dalam

mempelajari fisika.

Salah satu bagian dari materi fisika yang dipelajari peserta didik di sekolah

adalah mengenai zat yang dalam praktik biasanya guru menggunakan metode

ceramah. Dalam metode pembelajaran ini kedudukan dan peran guru cenderung

lebih dominan, sedangkan keaktifan peserta didik masih terlalu rendah. Oleh

2

Utomo Danajaya, Media Pembelajaran aktif (Bandung: Nuansa 2010), cet ke-1 h.165 3

(17)

ϰ

karena itu diperlukan suatu media sarana pembelajaran agar peserta didik dapat

berkembang dan kemampuan kreativitasnya juga dapat direalisasikan secara

nyata. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menerapkan media digital card yang mempunyai karakteristik menggabungkan contoh – contoh dari macam wujud zat sehingga menjadi sesuai. Upaya tersebut diharapkan dapat

menunjukkan pada siswa bahwa pelajaran fisika itu menyenangkan, tidak

membosankan dan tidak sulit sehingga diharapkan bisa meningkatkan hasil

belajar siswa.

Melihat pentingnya penggunaan media untuk menumbuhkan semangat,

minat dan aktifitas siswa dalam belajar, serta dalam upaya meningkatkan hasil

belajar siswa pada konsep zat, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan

penelitian dengan judul penelitian: “Pengaruh Media digital card terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Zat”

B. Identifikasi Masalah

1. Dalam proses pembelajaran guru masih belum maksimal menjalankan

fungsinya sebagai fasilitator.

2. Hasil belajar siswa yang masih rendah.

3. Kurangnya semangat belajar siswa disebabkan media kurang menarik.

4. Konsep zat merupakan konsep yang bersifat abstrak.

C. Pembatasan Masalah

Masalah penelitian ini dibatasi pada:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII MTs Raudlatul Ilmiyah Jakarta

Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.

2. Konsep fisika sangat luas cakupannya maka penelitian ini dibatasi pada

konsep zat yang diukur melalui tes hasil belajar C1 sampai dengan C3

berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Lorin W.

Anderson dkk.

3. Media pembelajaran sedang mengalami perkembangan yang pesat maka

(18)

ϱ

D. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

batasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah terdapat pengaruh media digital card terhadap hasil belajar fisika siswa

pada konsep zat?”

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media digital card terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep zat.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak:

1. Bagi peneliti dan peneliti lain diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan tentang media digital card dan dapat menjadi bahan informasi untuk penelitian lanjutan.

2. Bagi sekolah dan guru dapat memberikan informasi mengenai alternatif

pembelajaran fisika yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan

(19)

ϲ

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis 1. Media Pembelajaran

Kata ”media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.1 Menurut Bovee media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan.2

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi

dan komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology (AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne

menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan

siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs berpendapat bahwa media

adalah segala alat fisik tang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa

untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Asosiasi

Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA), memiliki pengertian berbeda. bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun

audio-visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat

dilihat, didengar dan dibaca.3

Pengertian media pembelajaran yang lebih komperhensif adalah yang

dikemukakan oleh Raphael Raharjo dalam jurnal Pendidikan dan kebudayaan4, yaitu segala sesuatu, baik yang sengaja dirancang (media by utilization) maupun yang telah tersedia (media by design) , baik secara sendiri-sendiri maupun

1

Arief S Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Garfindo Persada,2010), cet ke-14, h.6

2

Ouda Teda Ena, Membuat Media Pembelajaran interaktif dengan piranti lunakpresentasi, From http://www.ialfe.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.doc, Akses, senin, 20/10/2013

3

Arief S Sadiman, dkk, Op.Cit., h.6

4

Sudirman Siahaan, “Media Pembelajaran: Pemahaman dan Pemanfaatannya dalam

(20)

ϳ

bersama-sama, yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan (materi

pelajaran) dari sumber (misalnya guru) kepada penerima (peserta didik) sehingga

membuat atau membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar (Rahardjo).

Hamalik mengatakan media pendidikan adalah suatu bagian integral dari proses

pendidikan di sekolah karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai oleh

setiap guru profesional.5

Jika dilihat dari bahan pembuatannya media dibagi menjadi dua, pertama, media sederhana, yakni media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dengan

harga murah, cara pembuatannya mudah dan penggunaanya tidak sulit. Kedua,

media kompleks yakni media dengan bahan yang sulit didapat, alat tidak mudah

dibuat dan harga relatif mahal.6

Penggunaan media dalam proses pembelajaran pada dasarnya sangat

berperan sebagai alat bantu untuk membuat penyampaian pesan berupa materi

pelajaran dari guru kepada siswa secara lebih kongkrit. Menurut Ronahoe Media

digital seperti komputer grafik, video and animasi akan membantu membawa

materi yang dipelajari dalam hidupnya dan membantunya memahami konteks dan

hubungan materi ke secara lebih nyata, bagaimanapun siswa butuh lebih lengkap7 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

adalah alat bantu atau sarana pendidikan yang bersifat audio, visual maupun audio

visual yang harus dikembangkan atau dipilih sebagai penghantar pesan materi

dalam proses pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar guna

mencapai tujuan pembelajaran.

2. Manfaat Media

Manfaat penggunaan media pembelajaran sangat membantu siswa

terutama dalam membangkitkan minat dan memberikan semangat lebih pada

5

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989), cet ke-VI, h.1

6

Pupuh Faturarohma & Sobri Sutukno, Strategi Belajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan islami, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2007), cet ke-1, h. 68.

7

(21)

ϴ

kegiatan belajar. Selain itu, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, dan

metode mengajar menjadi lebih bervariasi.

Banyak pakar yang mengemukakan manfaat media diantaranya; (1)

membuat konkret berbagai konsep yang abstrak. Berbagai konsep abstrak dan

sulit dijelaskan kepada siswa, dapat disederhanakan melalui media., (2)

Menghadirkan berbagai objek yang berbahaya dan sukar didapat ke dalam

lingkungan. Objek tersebut dapat digantikan dengan alat peraga dan media belajar

lain., (3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil., (4) Memperlihatkan

gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Manfaat lain yang didapatkan dari media adalah media dapat menyajikan

pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis., mengatasi keterbatasan ruang, waktu,

dan daya indera., mengatasi sikap pasif anak didik,. dan meminimalisir perbedaan

pengalaman pada anak didik.8

Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam

proses belajar siswa, diantaranya sebagai berikut:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pengajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar di setiap jam pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.9

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton :

1) Penyampain pesan pembelajaran dapat lebih terstandar

2) Pembelajaran dapat lebih menarik

8

Sadiman, dkk., op. cit., h. 17.

9

(22)

ϵ

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar

4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan

7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran

dapat ditingkatkan

8) Peran guru berubahan kearah yang positif10

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap para siswa yang

kegiatan belajarnya memanfaatkan media pembelajaran yang dibimbing oleh guru

memperlihatkan semangat atau motivasi belajar siswa yang memperlihatkan rasa

bosan atau jenuh belajar. Karean itu, guru yang kreatif memanfaatkan media

pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar baik yang dikembangkan sendiri

maupun yang dikembangkan oleh pihak lain akan menciptakan kegiatan kelas

dengan para siswa yang antusia belajar. Antusiasme dan motivasi yang tinggi

dalam belajar mempunyai kecendrungan untuk menghasilkan prestasi belajar yang

tinggi.11

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran

dapat memperjelas pesan materi yang bersifat abstrak yang disampaikan dalam

proses pembelajaran dan juga dapat menciptakan proses pembelajaran menarik

guna meningkatan semangat dan hasil belajar siswa.

3. Klasifikasi Media

Jenis dan klasifikasi media sangat banyak ragamnya dan dapat dilihat dari

berbagai sudut. Namun, secara umum media pengajaran: (1) Mengutamakan

kegiatan membaca simbol visual., (2) Bersifat audio visual, proyeksi,

nonproyeksi, dan berbentuk tiga dimensi., (3) Menggunakan teknik atau mesin.,

(4) Merupakan kumpulan benda-benda atau bahan-bahan.. (5) Merupakan contoh

dari kelakuan guru.12

Adapun kelompok media menurut Susilana adalah:

10

Rudi Susilana & Cepi Riyana, Op.Cit, h.9-10

11

Sudirman Siahaan, loc.cit, h.86

12

(23)

ϭϬ

1. Media grafis, bahan cetak, gambar diam (foto).

2. Media proyeksi diam seperi OHP, OHT, opaque projektor, slide. 3. Media audio seperti radio, alat perekam pita magnetik.

4. Media audio visual diam.

5. Film (motion pictures) 6. Televisi

7. Multimedia13

Dari kelompok media di atas media digital card termasuk kelompok multimedia. Kelebihan pada media multimedia adalah:

a) Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media

b) Dapat menghilangkan kebosanan siswa karena media yang digunakan lebih

bervariasi

c) Sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri.

Adapun kelemahan media multimedia adalah:

a) Biayanya cukup mahal.

b) Memerlukan perncanaan yang matang dan tenaga profesional.14

Berdasarkan pemahaman kalsifikasi tersebut dimaksudkan agar guru lebih

mudah memilih dan menemukan media yang paling sesuai dengan kebutuhan dari

tujuan pembelajaran sehingga tepat guna.

4. Pemilihan Media

Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah bermaksud

mendemonstrasikan sesuatu yang sedang disampaikan, merasa sudah akrab

dengan media tersebut, ingin memberi penjelasan yang lebih kongkrit serta

merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang dilakukannya, misalnya untuk

menarik minat belajar siswa. Jadi dasar pertimbangan untuk memilih suatu media

sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang

diinginkan atau tidak.15

13

Rudi Susilana & Cepi Riyana, Op.Cit, h. 14.

14

Ibid, h.22-23

15

(24)

ϭϭ

Sudjana dan Rivai mengemukakan rumusan pemilihan media dengan

kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. ketepatanya dengan tujuan pengajaran, artinya media dipilih atas dasar

tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan.

b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya

fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan media agar lebih

mudah dipahami siswa.

c. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah

diperoleh.16

Menurut Hamalik memilih dan menggunakan media pendidikan harus

sesuai dengan kriteria tertentu, yakni:

1) Tujuan mengajar

2) Bahan pelajaran

3) Metode mengajar

4) Tersedianya alat yang dibutuhkan

5) Jalan pelajaran

6) Penilaian hasil belajar pribadi guru

7) Minat dan kemampuan siswa

8) Pribadi guru

9) Situasi pengajaran yang sedang berlangsung.17

Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang

tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION,yaitu akronim; access, cost, technology, interactivity, organization,dan novelty.18

Sebagai seorang pendidik guru harus dapat menggunakan media sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai dan pemilihan media harus tepat pada sasaran

materi mata pelajaran untuk memperoleh hasil belajar yang baik.

16

Pupuh Faturarohman & Sobri Sutukno, loc.cit h.71 17

Oemar Hamalik, loc.cit. h.6

18

(25)

ϭϮ

5. Digital Card

Digital card berasal dari kata digital dan card. Digital sendiri berasal dari kata digitus, dalam bahasa yunani yang berarti jari-jemari19. Sedangkan kata card berasal dari bahasa inggris yang berati kartu. Menurut MacArthur Foundation

media digital membantu menentukan bagaimana mengubah cara orang-orang

muda belajar, bermain, bersosialisasi, dan berpartisipasi dalam kehidupan

masyarakat, hal ini penting untuk mengembangkan lembaga-lembaga sosial,

pendidikan dan lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan masa depan

generasi20 Menurut Tom E Rolnicki Digital adalah gambar, dan grafis yang mendeskrepsikan dalam bentuk numeris melalui piranti komputer.21

Peneliti menggunakan software flash yang dirancang dengan

memodifikasi pada permainan kartu bridge supaya menarik dan relevan dalam memuat materi pelajaran fisika konsep zat, selain itu media ini juga dikemas

dengan sebuah permainan. Permainan adalah setiap kontes antara para pemain

yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Setiap permainan harus mempunyai empat

komponen utama, yaitu:

1. Adanya pemain

2. Adanya lingkungan dimana pemain berinteraksi

3. Adanya aturan-aturan main

4. Adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.22

Solitaire dan bridge lebih familiar dibandingkan yang lain. Solitaire, karena sudah dimainkan orang sejak lama dan banyak jenisnya dapat dimainkan

sendirian, terutama untuk mengisi waktu luang. Memainkan kartunya di layar

komputer pribadi, bukan dengan kartu betulan. Dan sekarang solitaire menjadi program game standar yang di-install di komputer.

19

http://indahproduktif.blogspot.com/p/analog-dan-digital.html

20

The John D. and Catherine T. MacArthur Foundation Reports on Digital Media and Learning 2008

21

http://brainly.co.id/tugas/422107

22

(26)

ϭϯ

Desain kartunya sendiri menggunakan desain kartu bridge dengan desain 52 kartu, yang dibagi menjadi empat suit atau jenis kartu (Spade, Heart, Diamong, Club), masing-masing terdiri atas 13 kartu (dari As, 2, 3,…, King). Plus kartu tambahan berupa dua kartu joker, hitam dan merah.23 Untuk itu dalam melakukan permainan siswa perlu memahami konsep dasar dan pasangan dan fungsi dari

kartu-kartu khusus, yang mana akan diterangkan dengan jelas pada aturan yang

ada. Siswa memerlukan rencana dan strategi untuk mengurutkan semua kartu agar

berhasil.24

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media digital card adalah media kartu yang dibuat dengan software flash Action script, dirancang dan didesain seperti permainan bridge dengan memuat materi dan permainan untuk

memenuhi kebutuhan terutama kebutuhan pedidikan.

6. Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang disajikan secara

khas oleh guru dan tergambar dari awal sampai akhir yang. Dengan kata lain

model pembelajaran konvensional ini merupakan model pembelajaran biasa yang

sering digunakan oleh para guru di sekolah tempat ia mengajar. sehingga model

pembelajaran konvensional itu sendiri merupakan suatu kegiatan belajar mengajar

yang selama ini dilakukan oleh guru bidang studi yang di dalam aktivitas guru

lebih sering menggunakan modus pemberian informasi daripada memberikan

keterampilan unjuk kerja siswa secara langsung sehingga aktivitas siswa untuk

menyampaikan pendapat sangat kurang, sehingga siswa menjadi pasif dalam

belajar, dan belajar siswa kurang bermakna karena lebih banyak hapalan.

Beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran konvensional

antara lain: metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode

pemberian tugas, dan lain-lain. Dalam prakteknya, metode mengajar tidak

digunakan sendiri-sendiri, tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode

23

Ahmad Fahmi, Lo.Cit., 24

(27)

ϭϰ

mengajar.25 Metode pembelajaran yang sering dilakukan guru disekolah adalah metode ceramah dan Tanya jawab.

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional,

karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan

antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.26 Metode ceramah ini merupakan salah satu bentuk metode penyajian atau penyampaian materi

pelajaran yang dilakukan seorang guru dengan prosedur dan penjelasan lisan

secara langsung terhadap siswa.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah

yaitu sebagai berikut:27

1) Persiapan, dalam tahap ini guru menciptakan suasana belajar yang

kondusif untuk siswa belajar

2) Penyajian, dalam tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran dengan

ceramah

3) Asosiasi, dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya dan berdiskusi agar siswa dapat membuat hubungan materi

pelajaran yang telah disajikan oleh guru

4) Generalisasi, dalam tahap ini guru dan siswa secara bersama-sama

membuat kesimpulan materi pelajaran yang telah disajikan.

Metode ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai

berikut:

1) Kelebihan metode ceramah, antara lain:28 a) Guru mudah menguasai kelas

b) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas

c) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar

25

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 98

26

Ibid., h. 97

27

Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 97

28

(28)

ϭϱ

d) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya

e) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik

2) Kekurangan metode ceramah, antara lain:29 a) Siswa cenderung pasif

b) Guru sulit untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sejauh mana

c) Jika guru tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, siswa

akan merasa bosan

d) Seringkali siswa dijujali materi, yang seharusnya diberikan dalam waktu

yang banyak tetapi disekaliguskan dalam satu waktu. Hal ini membuat

siswa jenuh.

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang menyajikan bahan

ajar dengan cara tanya jawab dengan memposisikan guru sebagai penanya dan

siswa yang menjawab.30 Metode tanya jawab merupakan pembelajaran yang penyajiannya pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa.

Metode tanya jawab mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan

sebagai berikut:31

1) Kelebihan metode tanya jawab, antara lain:

a) Melatih siswa berpikir kritis

b) Melatih siswa berani mengajukan pertanyaan

c) Melatih siswa mengemukakan pendapat dalam menjawab pertanyaan

d) Melatih siswa menghargai pendapat orang lain dan bersikap terbuka.

2) Kelemahan metode tanya jawab, antara lain:

a) Ada kalanya pertanyaan yang diajukan hanya bertujuan untuk

menjatuhkan temannya

b) Sulit diterapkan jika siswa belum memahami materi yang dibahas

c) Dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat antar siswa

d) Memerlukan waktu yang relatif lama.

29

Zulfiani, dkk, Op.Cit., h. 98

30

Ibid., h. 100

31

(29)

ϭϲ

B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang akan dimiliki siswa

setelah ia mendapatkan materi dalam proses belajarnya. Horward Kingsley

membagi tiga macam hasil belajar, yakni: keterampilan dan kebiasaan,

pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar

dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan

Gagne membagi lima kategori hasil belajar: yakni informasi verbal, keterampilan

intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris. Dalam sistem

pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun

tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom

yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif,

ranah afektif, dan ranah psikomotor.32

a. Hasil Belajar Penguasaan Materi (Kognitif)

Dalam domain kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali

konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan kemampuan-kemampuan

intelektual, seperti mengaplikasikan prinsip atau konsep, menganalisis,

mensintesis, dan mengevaluasi. Sebagian besar tujuan-tujuan instruksional berada

dalam domain kognitif.33

Bloom dalam buku kurikulum dan pembelajaran34 menggolongkan enam tingkatan pada ranah kognitif dari pengetahuan sederhana atau penyederhanaan

terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan yang paling rendah ke penilaian (evaluasi)

yang lebih kompleks dan abstrak sebagai tingkatan yang paling tinggi.

Tingkatan-tingkatan tersebut telah direvisi oleh Lorin W. Anderson dkk.

Rincian untuk masing-masing perbaikan taksonomi Bloom adalah sebagai

berikut:35

32

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-14, h. 22

33

Ahmad Sofyan, et al., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 14

34

Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran, Filosofi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Pakar Raya, 2007), Cet. Ke-2, h. 59

35

(30)

ϭϳ

1. Mengingat (C1), meliputi kata kerja: memilih, menguraikan, mendefinisikan,

menunjukkan, memberi label, mendaftar, menempatkan, memadankan,

mengingat, menanamkan, menghilangkan, mengutip, mengenali,

menentukan, dan menyatakan.

2. Memaahami (C2), meliputi kata kerja: menggolongkan, mempertahankan,

mendemonstrasikan, membedakan, menerangkan, mengekspresikan,

mengemukakan, memperluas, memberi contoh, menggambarkan,

menunjukkan, mengaitkan, menafsirkan, menaksir, mempertimbangkan,

memadankan, membuat ungkapan, mewakili, menyatakan kembali, menulis

kembali, menentukan, merangkum, mengatakan, menerjemahkan, dan

menjabarkan.

3. Menerapkan (C3), meliputi kata kerja: menerapkan, menentukan,

mendramatisasikan, menjelaskan, menggeneralisasikan, memperkirakan,

mengelola, mengatur, menyiapkan, menghasilkan, memproduksi, memilih,

menunjukkan, membuat sketsa, menyelesaikan, dan menggunakan.

4. Menganalisis (C4), meliputi kata kerja: menganalisis, mengkategorikan,

mengelompokkan, membandingkan, membedakan, mengunggulkan,

mendiverifikasikan, mengidentifikasi, menyimpulkan, membagi, merinci,

memilih, menentukan, menunjukkan, dan melaksanakan survei.

5. Menilai (C5), meliputi kata kerja: menghargai, mempertimbangkan,

mengkritik, mempertahankan, dan membandingkan.

6. Menciptakan (C6), meliputi kata kerja: memilih, menentukan,

menggabungkan, mengkombinasikan, mengarang, menkonstruksi,

membangun, menciptakan, mendesain, merancang, mengembangkan,

melakukan, merumuskan, membuat hipotesis, menemukan, membuat,

mempercantik, mengawali, mengelola, merencanakan, memproduksi,

memainkan peran, dan menceritakan.

b. Hasil Belajar Proses (Normatif/Afektif)

Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada

(31)

ϭϴ

ini akan tampak peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian

terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat, terhadap guru, dan

sebagainya. Ranah afektif ini dirinci oleh Krathwohl dkk., menjadi lima jenjang,

yakni:36

1. Penerimaan (Receiving); meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu nilai dan keyakinan. Kepekaan atau keinginan menerima/memperhatikan

fenomena dan stimuli, menunjukkan perhatian yang terkontrol dan terseleksi.

Contoh: senang mengerjakan PR, senang mendengarkan musik atau membaca

puisi.

2. Responsi (Responding); meliputi keinginan dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut di

masyarakat. Menunjukkan perhatian aktif, melakukan suatu fenomena, setuju,

ingin, puas menanggapi. Contoh: menaati peraturan, mengerjakan setiap

tugas, menadamaikan teman yang bertengkar.

3. Penilaian (Valuing); meliputi pemilikan serta pelekatan pada suatu nilai tertentu. Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai yang

pasti, komitmen terhadap suatu nilai. Contoh: mengapresiasi seni,

menunjukkan perasaaan keprihatinan.

4. Pengorganisasian (Organization); meliputi konseptuaslisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai. Mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam

suatu sistem, menentukan saling hubungan antar nilai, memantapkan suatu

nilai yang dominan dan diterima dimana-mana. Contoh: bertanggung jawab

terhadap perilaku, menerima kelebihan dan kekurangan peribadi.

5. Pembentukan karakter (Caracterization); mencakup pengembangan nilai-nilai menjadi karakter pribadi.menginternalisasi nilai-nilai-nilai-nilai atau sistem

menjadi karakter, menempatkan nilai dalam hirarki nilai individu,

mengorganisasikan nilai secara konsisten, mengontrol tingkah laku individu.

Contoh: rajin, tepat waktu, dan berdisiplin diri.

36

(32)

ϭϵ

c. Hasil Belajar Aplikatif (Psikomotor)

Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan

(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.37 Penilaian hasil belajar pada domain psikomotor dititik beratkan pada keterampilan motorik (hands-on). Trowbridge dan Bybe mengklasifikasikan

domain psikomotor ke dalam empat kategori,38 yaitu: 1. Bergerak (Moving)

Kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh, yang melibatkan

koordinasi gerakan-gerakan fisik. Kata kerja operasional yang dapat

digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara lain:

membawa, membersihkan atau menempatkan.

2. Memanipulasi (Manipulating)

Kategori ini merujuk pada aktivitas yang mencakup pola-pola yang

terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh.

Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk merumuskan indikator

pencapaian hasil belajar antara lain: menghubungkan, memanaskan atau

mengkalibrasi.

3. Berkomunikasi (Communicating)

Kategori ini merujuk pada pengertian aktivitas yang menyajikan gagasan dan

perasaan untuk diketahui orang lain. Kata kerja operasional yang dapat

digunakan untuk merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara lain:

menganalisis, mendeskripsikan, atau membuat label.

4. Menciptakan (Creating)

Kategori ini merujuk pada proses dan kinerja yang dihasilkan dari

gagasan-gagasan baru. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk

merumuskan indikator pencapaian hasil belajar antara lain: merancang,

membangun, atau merencanakan.39

37

Ibid., h. 23

38

Ibid., h. 24

39

(33)

ϮϬ

C. Pengertian Zat

[image:33.595.113.519.176.611.2]

Berikut ini adalah peta konsep pada pokok bahasan zat

Gambar 2.1 Peta Konsep Zat

1. Wujud Zat

Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.

Menempati ruang berarti benda dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah

tertentu sedangkan massa benda dapat diukur baik dengan perkiraan atau dengan

alat tertentu seperti neraca. Dua zat tidak dapat menempati ruang yang sama

dalam waktu bersamaan. Pada dasarnya ada tiga wujud zat yang dipelajari yakni

zat padat, zat cair dan zat gas. Di sekitar kita terdapat benda-benda yang dapat

dikelompokkan kedalam tiga wujud zat. Beberapa benda seperti besi, kayu,

Konsep Zat

Wujud Zat Sifat Zat Massa Jenis ( ρ )

mempelajari

padat massa (m)

dipengaruhi oleh

volume (v) adhesi

ρ =

kohesi gas

cair

kapilaritas Mencair, membeku, menguap,

mengembun dan menyublim dan mengkristal

terdiri dari

mempengaruhi

persamaan Perubahan wujud

Gaya tarik - menarik

(34)

Ϯϭ

aluminium termasuk zat padat. Air, minyak termasuk zat cair, sedangkan gas

elpiji, udara termasuk zat gas. Setiap zat atau materi terdiri dari partikel-partikel

atau molekul-molekul yang menyusun zat tersebut.

2. Macam-macam wujud zat

Menurut wujudnya, zat terbagi atas tiga macam yaitu: zat padat, zat cair

dan gas.

[image:34.595.107.515.203.601.2]

a. zat padat

Gambar 2.2 Partikel Zat Padat

Zat padat memiliki bentuk dan volume yang tetap. Contohnya

kayu, batu, pensil, buku, dan kapur, Pertikel zat padat memiliki sifat yakni

letaknya sangat berdekatan, susunannya teratur dan gerakannya tidak

bebas, hanya bergetar dan berputar di tempatnya.

b. zat cair

Gambar 2.3 Partikel Zat Cair

Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai

dengan yang ditempati contohnya air, sirup, santan kelapa, jus dan oli.

Partikel zat cair memiliki sifat yakni letaknya berdekatan, Susunannya

tidak teratur dan gerakannya agak bebas, sehingga dapat bergeser dari

(35)

ϮϮ

[image:35.595.141.428.146.287.2]

c. zat gas

Gambar 2.4 Partikel Zat Gas

Gas memiliki ciri di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan

tempatnya, contohnya Oksigen, karbon dioksida, uap air, dan asap. Partikel gas

memiliki sifat yakni letaknya sangat berjauhan, susunannya tidak teratur dan

gerakannya bebas bergerak, sehingga dapat bergeser dari tempatnya dan lepas

dari kelompoknya sehingga dapat memenuhi ruangan.

4. Perubahan wujud zat

Perubahan wujud zat dapat berlangsung apabila mendapat pengaruh panas

baik dari luar maupun dari dalam zat itu sendiri. Pengaruh panas yang diserap zat

dapat mengubah wujud zat dari padat ke cair maupun langsung ke bentuk gas,

dapat juga mengubah wujud dari cair menjadi gas.

Zat padat saat menerima kalor maka akan berubah wujud menjadi cair

atau gas dan zat cair saat menerima kalor maka ia akan berubah wujud menjadi

gas. Sedangkan ketika zat melepaskan kalor (mengalami pendinginan) maka zat

cair akan berubah wujud menjadi padat dan zat gas akan berubah menjadi zat cair

Perubahan wujud zat dapat digolongkan menjadi enam peristiwa yaitu:

a. Membeku yaitu perubahan wujud zat dari cair ke padat cantohnya air menjadi

es.

b. Mencair atau melebur yaitu perubahan wujud zat dari padat ke cair.

Contohnya es menjadi air, mentega yag meleleh.

c. Menyublim yaitu perubahan wujud zat dari padat ke gas contohnya

(36)

Ϯϯ

d. Deposisi yaitu perubahan wujud zat dari gas ke padat, contohnya jelaga yang

merupakan hasil pembakaran pada lampu minyak.

e. Menguap yaitu perubahan wujud zat dari cair ke gas, contohnya air yang

mendidih akan menguap menjadi asap.

f. Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari gas ke cair, contohnya embun di

pagi hari.

Untuk mempermudah mengingat macam-macam perubahan wujud zat

[image:36.595.107.517.102.618.2]

berikut gambar perubahan wujud zat:

Gambar 2.5 bagan perubahan wujud zat

5. Kohesi dan Adhesi

Disamping terjadi interaksi antar molekul penyusun suatu zat, maka

molekul penyusun suatu zat juga dapat bereaksi dengan molekul penyusun zat

yang mengakibatkan gaya tarik menarik antar partikel zat sejenis yang disebut

kohesi contohnya seperti tinta menempel pada kertas, cat menempel pada dinding,

dan kapur menempel pada papan tulis dan gaya tarik menarik antar partikel yang

tidak sejenis contohnya seperti air tidak menempel pada daun talas, air tidak

bercampur dengan minyak dan raksa tidak menempel pada kaca.

Pengaruh gaya adhesi dan kohesi terhadap zat cair menyebabkan

terjadinya peristiwa –peristiwa contohnya Jika adhesi lebih besar dari pada kohesi maka permukaan (meniskus) zat cair dalam pipa kapiler cekung, misalnya pada

pipa yang diisi dengan air. sebaliknya jika gaya kohesi lebih besar maka

permukaan zat cair dalam pipa kapiler akan cembung, misalnya pipa yang diisi

(37)

Ϯϰ

dan kohesi, misalnya ketika ada air yang jatuh di atas permukaan daun tertentu

akan membentuk bola air.

6. Peristiwa Kapilaritas

Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya cairan di dalam pipa kapiler

atau pipa kecil. Beberapa contoh gejala kapilaritas yang berkaitan dalam

kehidupan sehari-hari yaitu:

a. Peristiwa naiknya air dari ujung akar ke daun pada tumbuh-tumbuhan;

b. Naiknya minyak tanah pada sumbu kompor

c. Basahnya tembok rumah bagian dalam ketika hujan. Ketika terkena hujan,

tembok bagian luar akan basah, kemudian merembes ke bagian yang lebih

dalam.

7. Massa Jenis

Massa jenis adalah massa benda setiap satuan volume. Secara matematis

dapat dirumuskan seperti berikut :

ρ

=

dengan : ρ = massa jenis (Kg/m3) m = Massa benda (Kg) v = luas bidang (m3)

Satuan massa jenis dalam Système international (SI) adalah Kg/m3.

Dalam kehidupan sehari-hari dapat terjadi peristiwa seperti mengapung jika

massa jenis benda lebih kecil dari air, melayang terjadi jika massa jenis benda

sama dengan massa jenis air dan tenggelam terjadi jika massa jenis benda lebih

besar dari massa jenis air.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam proses pembuatan skripsi ini, peneliti mengacu pada

(38)

Ϯϱ

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, dilakukan juga oleh

Haryanto dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort dan Index Card Match Terhadap Prestasi Belajar Getaran dan Gelombang” yang menyimpulkan bahwa pembelajaran fisika pada pokok bahasan getaran dan gelombang efektif dengan menggunakan Card Sort dan Index Card Match. Hal itu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.40

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Turyanto dalam skripsinya yang

berjudul “Efektifitas Penggunaan Media Permainan Kartu Dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Tata Nama Senyawa Kimia Sederhana” yang menunjukkan bahwa penggunaan media permainan kartu pada konsep tata nama

senyawa kimia sederhana berlangsung efektif dan meningkatkan hasil belajar

siswa.41

Penelitian lain yang dilakukan oleh Wulandari dalam skripsinya yang

berjudul Flash Card Klasifikasi Dengan Sistem Permainan Bridge untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Pada Siswa

SMA yang menunjukan bahwa penggunaan kartu Flash Card dalam pembelajar Biologi dapat meningkatkan hasil belajar, pemahaman dan keaktifan siswa kelas I

dalam Proses pembelajaran materi sistem klasifikasi makhluk hidup pada mata

pelajaran biologi.42

Penelitian lain yang dilakukan oleh Ahmad Fahmi dalam skripsinya yang

berjudul Pemanfaatan Media Model Kartu Remi untuk Peningkatan Hasil

Belajar Fisika Siswa pada Konsep Energi Bernuansa Nilaiyang menunjukan

bahwa pembelajaran dengan pemanfaatan media model kartu remi dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa.43

40

Haryanto, Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort dan Index Card Match Terhadap Prestasi Belajar Getaran dan Gelombang (Skripsi Pend, Fisika IKIP PGRI Semarang, 2011), h.172

41

Turyanto, Efektifitas Penggunaan Media Permainan Kartu Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Tata Nama Senyawa Kimia Sederhana, (Skripsi FITK UIN Jakarta, 2007), h. 74.

42

D Wuladari Flash Card Klasifikasi Dengan Sistem Permainan Bridge untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Pada Siswa SMA, (Skripsi FMIPA UNM), h. 10

43

(39)

Ϯϲ

E. Kerangka Berpikir

Media Pembelajaran Digital card dipandang mampu untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika pada konsep zat sebagai salah satu pokok bahasan

fisika pada satuan pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) karena akan menarik

perhatian siswa untuk belajar fisika sekaligus membuat motivasi belajar

meningkat lebih tinggi. Meningkatnya motivasi belajar sudah tentu akan

mempengaruhi hasil belajar yang optimal.

Media adalah alat bantu atau sarana pendidikan yang harus dapat

dikembangkan atau dipilih secara khusus agar dapat menyalurkan pesan atau

rangsangan tertentu pada siswa agar mencapai tujuan dalam proses belajar.

Tentunya media Pembelajaran ini dapat berfungsi dengan efektif dalam

menunjang proses belajar apabila memperhatikan materi atau konsep tujuan

intruksional yang akan dicapai. Media pembelajaran ini berupa Permainan kartu

pasang versi digital yang dikombinasikan dengan pada permainan bridge. Media ini juga unik karena selain merupakan sumber belajar siswa, siswa juga dapat

melakukan media ini dirumah.

Berbeda halnya dengan pembelajaran konvensional, dalam proses

pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru tanpa adanya

interaksi. Proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru sehingga siswa

menjadi pendengar pasif, siswa dituntut untuk menghafal bukan untuk mengerti.

Namun demikian, proses pembelajaran seperti ini juga setidaknya akan

berpengaruh terhadap hasil belajar.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, diduga hasil belajar fisika siswa

yang diajar dengan media Digital card lebih tinggi dari pada yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. Dengan kata lain, diduga terdapat pengaruh

(40)
[image:40.595.109.525.148.598.2]

Ϯϳ

Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berpikir

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Terdapat pengaruh Media digitalcard terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep zat.”

Fisika sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari

alam sekitar

Zat merupakan bagian yang dibahas dalam ilmu fisika yang

abstark

Disampaikan dalam bentuk konvensional

Kurang menarik

Belajar kurang

bersemangat Minat belajar rendah

Hasil belajar fisika siswa

rendah

Diperlukan inovasi media pembelajaran yang dapat memberi semangat belajar

siswa, mampu menarik minat siswa, serta dapat meningkatkan hasil belajar

siswa

Media Pembelajaran digital card Hasil belajar fisika siswa

(41)

Ϯϴ

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Raudlatul Ilmiyah, Kecamatan Cilandak,

Kota Jakarta selatan, Propinsi DKI Jakarta pada bulan Agustus sampai dengan

September 2014 di kelas VII semester ganjil pada tahun pelajaran 2014/2015.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen

semu)1. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran. Sampel

dibagi dua bagian yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan media film animasi dan kelompok kontrol dengan tanpa perlakuan media film animasi.

Oleh karena itu, rancangan penelitian yang digunakan adalah : desain kelompok

pretest-posttest (pretest-posttest group design). Adapun desain penelitian dapat di

[image:41.595.112.511.289.711.2]

lihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen YI X1 Y2

Kontrol Y1 X2 Y2

Keterangan:

X1 : Perlakuan dengan media digital card

X2 : Perlakuan tanpa media digital card

Y1 : Pemberian pretest

Y2 : Pemberian posttest

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h. 123.

(42)

Ϯϵ

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan

penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap akhir penelitian.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan ini yang pertama harus dilakukan oleh peneliti

adalah melakukan observasi atau pengamatan ke sekolah guna menentukan

masalah yang sedang dihadapi pada objek penelitian, untuk kemudian

mengidentifikasi masalahnya untuk menentukan perlakuan apa yang tepat

dilakukan terhadap objek yang diteliti, sembari melakukan studi pustaka

mengenai teori-teori yang melandasi penelitian dan menelaah kurikulum

mengenai konsep yang akan dijadikan penelitian untuk memperoleh data

mengenai tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran.

Disusul selanjutnya membuat sebuah instrumen penelitian dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dalam penyusunanya diarahkan oleh dosen

pembimbing skripsi.

Setelah menyusun instrumen penelitian dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), langkah selanjutnya yang ditempuh adalah melakukan

koordinasi dengan pihak sekolah dalam hal ini guru bidang studi yang

bersangkutan untuk melaksanakan uji coba instrumen. Setelah uji coba instrumen

selesai dilaksanakan, dilakukan analisis data hasil uji coba instrumen untuk

menentukan soal-soal yang valid akan digunakan dalam penelitian (pretest dan postest). Analisis data hasil uji coba instrumen merupakan langkah terakhir pada tahap persiapan sebelum melaksanakan penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian langkah awal yang harus dilakukan

adalah Peneliti menentukan dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol, untuk dilakukan tes awal (pretest), kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal yang sudah dianalisis dan bersifat valid. Setelah

(43)

ϯϬ

penerapan media card digital pada mata pelajaran fisika pada konsep zat. Sedangkan kelompok kontrol dengan perlakuan berupa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional. Setelah diberi perlakuan,

diadakan tes akhir (postest) untuk kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal yang sama ketika dilakukan tes awal (pretest).

3. Tahap Akhir Penelitian

Pada tahap akhir penelitian ini peneliti selanjutnya melakukan analisis

data hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (postest) pada kedua kelompok penelitian dengan menggunakan analisis uji statistik dengan memanfaatkan hasil

analisis statistik yang telah dilakukan, dan kesimpulan penelitian merupakan

langkah paling akhir dalam prosedur penelitian

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Raudlatul Ilmiyah Cilandak Kota Jakarta Selatan.

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs

Raudlatul Ilmiyah Cilandak Kota Jakarta Selatan. Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.3 Sampel yang terpilih pada penelitian ini adalah kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas

VII-B sebagai kelas kontrol.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling yaitu sampel bertujuan dilakukan dengan

2

Ibid., h.80

3

(44)

ϯϭ

cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu.4

F. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas : media digital card

2. Variabel terikat : hasil belajar

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data yaitu

melalui tes pengetahuan (kognitif) dan angket. Dalam pengumpulan data ini

terlebih dahulu ditentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan,

[image:44.595.112.530.278.579.2]

dan instrumen yang digunakan.

Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data

Sumber

Data Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Data

Instrumen

Siswa Hasil belajar siswa sebelum terlibat dalam media digital card

Melaksanakan tes awal

Butir soal pilihan ganda

Siswa Hasil belajar siswa setelah terlibat dalam media digital card

Melaksanakan tes akhir

Butir soal pilihan ganda

Siswa Angket yang berasal dari siswa

Mengisi angket Butir pernyataan

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diartikan sebagai alat bantu yang dapat digunakan

dalam sebuah penelitian untuk mengumpulkan berbagai informasi yang diolah

dan disusun secara sistematis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain :

4

(45)

ϯϮ

1. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa

menguasai materi yang diberikan. Tes yang diberikan merupakan tes tertulis

berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan (option) pada pokok bahasan zat yang meliputi jenjang mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3).

Sebelum tes ini diujikan kepada siswa kelas VII, Tes ini terlebih dahulu

diujicobakan di kelas VIII untuk diketahui validitas dan reliabilitasnya.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan instrumen tes hasil

belajar pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. menentukan konsep atau subkonsep berdasarkan kurikulum tingkat satuan

pendidikan.

b. membuat kisi-kisi instrumen tes hasil belajar.

c. membuat soal berdasarkan kisi-kisi instrumen tes hasil belajar.

d. instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan kepada dosen

pembimbing.

[image:45.595.114.516.261.757.2]

e. melaksanakan uji coba instrumen.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar

Kompetensi

Dasar Indikator Pembelajaran

Aspek Jumlah

Butir

C1 C2 C3

Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapann ya dalam kehidupan sehari-hari

Mampu menjelaskan pengertian

zat 1 2 2

Mampu menyelidiki perubahan

wujud zat 4 3 2

Mampu menafsirkan susunan dan gerak partikel pada berbagai wujud zat melalui penalaran

5 6 2

Membedakan kohesi dan adhesi

berdasarkan pengamatan 7 8 2

Mengaitkan peristiwa kapilaritas, meniskus cembung dan cekung dalam peristiwa alam yang relevan

9 10 2

Mampu

Gambar

Tabel 2.1 Peta Konsep Zat ......................................................................
Gambar 2.1 Peta Konsep Zat
Gambar 2.2 Partikel Zat Padat
Gambar 2.4 Partikel Zat Gas
+7

Referensi

Dokumen terkait

3. Walaupun dalam fiqih Islam tidak ditemukan secara tegas hukum penggunaan daging qurban untuk walimatul ‘urusy , akan tetapi berdasarkan hasil.. penelitian yang dilakukan

ntuk ntuk mencapai mencapai tu"uan tu"uan diatas diatas maka maka &urusan Teknik %esin TI-ITS men"embatani mahasiswanya untuk melaksanakan &urusan

Namun, menurut systematic review yang dilakukan Vett ore dkk, walaupun banyak penelitian yang menemukan hubungan yang positif antara penyakit periodontal dengan adverse events

Pendidikan kesehatan yang meliputi kegiatan memeriksa kerapian pakaian yang dilakukan setiap hari oleh guru wali kelas, kegiatan memeriksa kebersihan siswa yang dilakukan

Tulisan ini mencoba menggali tentang persoalan masyarakat ideal dalam Al-Qur’an sehingga menjadi sebuah cita-cita bagi umat muslim untuk mewujudkannya dalam dataran

3. Hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan artinya negara- negara peserta mengakui bahwa setiap anak memiliki hak yang melekat atas kehidupannya.

Mengacu pada hasil penelitian, maka simpulan deskriptif persepsi guru terhadap variabel: a) kesehatan sekolah rata-rata baik; b) umberdaya manusia rata-rata kurang;

TAPM yang berjudul Analisis pengaruh evaluasi pelatihan dan kompetensi terhadap kinerja dengan motivasi sebagai pemediasi Studi pada tenaga pendidik di Sekolah Polisi Wanita