Kuasi Eksperimen Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh: FINA ARIYANI NIM : 103016327157
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Kuasi Eksperimen kelas XI-IPA Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : FINA ARIYANI NIM 103016327157 Di bawah Bimbingan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta) disusun oleh Fina Ariyani, NIM 103016327157 telah disajikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinyatakan LULUS pada ujian munaqasah tanggal 26 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), program studi pendidikan fisika.
Jakarta, 26 Agustus 2010 Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)
Baiq Hana Susanti, M.Sc ……….. ………
NIP. 150 299 475
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
Nengsih Juanengsih, M.Pd ………... ……… NIP. 197905102006042001
Penguji I
Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd …………. ………... NIP.196812282000031004
Penguji II
Erina Hertanti, M.Si ………….. ………...
NIP. 150 293 288
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
siswa pada konsep termodinamika. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan jenis quasi eksperimen yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah pembangunan UIN Jakarta dengan rancangan nonequivalent control group desain. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobabilty sampling dengan teknik purposive sampling. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas XI IPA, kelas A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 22 siswa dan kelas B sebagai kelas kontrol dengan jumlah 21 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya sebanyak 20 soal tentang konsep termodinamika dan angket untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran fisika berbantukan media online facebook. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji liliefors untuk menguji normalitas data, uji fisher untuk menguji homogenitas data, uji-t untuk menguji hipotesis, dan normal gain untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan pemahaman siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis diperoleh t-hitung sebesar 3, 22 dengan derajat kebebasan (dk) = 41 dan harga t-tabel sebesar 2,08, maka t-hitung > t-tabel. Dengan demikian terdapat pengaruh pembelajaran fisika berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika siswa.
Kata Kunci: Hasil Belajar Fisika, Pembelajaran Berbantukan Media Online Facebook
i
of thermodynamics. Methods that is used in this research is experimental method with quasi experiment which is held in Madrasah Aliyah pembangunan UIN Jakarta using program of nonequivalent control group design. Technique of sample selection using nonprobabilty sampling with purposive sampling technique. Sample of this research are two XI class of natural sciences, class A as a experiment class with 22 students and class B as control class with 21 students. Research instrument that is used are multiple choice test which was tested its validity and reliability, comprise of 20 questions about concept of thermodynamics, and questionnaire to know the respond of students concerning physics learning assisted by online media Facebook. Technique of data analysis in this research using liliefors test to examine normality of data, fisher test to examine homogeneity of data, t-test to testing hypothesis, and normal gain to examine whether there is differences of student’s study outcome and understanding between experiment class and control class. From calculation result of testing hypothesis, it can be obtained that t-counting is 3,22 with degree of freedom = 41 and t-table is 2,08, then t-counting > t-table. Thereby there is impact of physics learning assisted by online media facebook to student’s physics study outcome.
Keywords: physics study outcome, learning assisted by online media facebook
ii
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan semesta alam yang selalu melimpahkan karunia yang tak terhitung. Hanya karena kasih sayang dan pertolongan Allah penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa disanjungkan untuk kekasih Allah, yang begitu mencintai umatnya melebihi dirinya, kepada para sahabat Rasulullah SAW yang berjuang menegakkan Islam hingga sampai kepada kita saat ini, kepada tabiin, ulama, orang-orang shalih, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof . Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam negeri syarif Hidayatullah Jakarta
2. Baiq Hana susanti, Ketua Jurusan pendidikan IPA
3. Drs. Zamris Habib, M.Si, selaku dosen pembimbing I dan Iwan permana S. M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang memberi bimbingan, arahan dan motivasi
4. H. Darul Janin, S.Ag, Kepala Madrasah Aliyah pembangunan UIN Jakarta, atas kesediaannya menyediakan tempat, sarana dan prasarana untuk penelitian skripsi ini
5. Seluruh siswa dan siswi kelas XI IPA MA Pembangunan UIN Jakarta, atas kesempatan dan kerjasama yang diberikan
6. Yusuf Wibisono, atas semua kebaikan dan dukungan baik moril maupun materil, serta Shafwan dan Syamil yang selalu menjadi sumber inspirasi dan motivasi
iii
iv
mengurangi sedikitpun rasa terimakasih dan penghormatan saya. Semoga Allah SWT yang Maha Melihat membalas dengan balasan yang terbaik. Amin
Jakarta, Agustus 2010
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Realitas dunia pendidikan saat ini dihadapkan pada permasalahan yang cukup kompleks. Mulai dari kualitas pendidikan yang masih dipertanyakan hingga standar nilai ujian nasional yang masih banyak menuai kontroversi. Banyak hal yang melatar belakangi permasalahan tersebut sehingga tujuan pendidikan sulit untuk diwujudkan.
Begitupun dengan mata pelajaran fisika. Pembelajaran fisika di Indonesia masih memiliki banyak permasalahan. Permasalahan yang sama dan masih dibicarakan hingga saat ini adalah momok pelajaran fisika sebagai pelajaran yang sulit, penuh rumus, dan tidak menarik membuat siswa merasa malas, bosan, dan tidak bersemangat dalam mempelajari pelajaran fisika. Kecenderungan yang umum terjadi dalam pengajaran fisika dewasa ini adalah penekanan yang terlalu besar pada pengerjaan soal-soal kuantitatif (melalui hitungan matematis). Padahal permasalahan pokok dalam fisika bersifat kualitatif (pemahaman perilaku alam). Kalaupun dilakukan perhitungan, hasil perhitungan itu harus dapat diterjemahkan arti fisisnya. Semua rumus yang dipakai memiliki cerita yang melatarbelakangi suatu konsep atau hukum. Rumus-rumus itu bukanlah sekumpulan simbol-simbol matematik tak bermakna yang mengerikan1.
Secara umum yang melatarbelakangi permasalahan tersebut diantaranya: Pertama, kurangnya kemampuan guru; kemampuan guru mencakup pemahaman guru terhadap materi pelajaran, penguasaan kelas (mengetahui psikologi siswa), kemampuan berkomunikasi (proses penyampaian materi pelajaran), dan memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas. Kedua, metode pengajaran yang kurang efektif, metode yang biasa digunakan dalam proses pengajaran saat ini adalah metode ceramah yang cenderung membosankan dan kurang menarik, membuat siswa lebih pasif, tidak kritis, dan kurang mampu mengmbangkan ilmu
1
Sugata Pikatan dalam artikel yang berjudul Bagaimana Seharusnya Pengajaran Fisika?di unduh pada tanggal 10 Juni 2010 dari http://www.scribd.com/
pengetahuan yang diperolehnya. Ketiga, kurangnya fasilitas ( media ) pengajaran yang mendukung. media pengajaran yang digunakan masih sangat sederhana dan terbatas pada penggunaan media di dalam kelas. Padahal media pengajaran semakin bervariatif dan berkembang serta sangat membantu jika digunakan secara tepat dalam proses pengajaran. Selain itu ada juga permasalahan manajemen, kurikulum dan lain sebagainya.
Keseluruhan permasalahan tersebut menyebabkan output atau hasil dari proses pembelajaran fisika masih rendah. Permasalahan ini tentunya akan menjadi semakin komplek jika tidak ditindaklanjuti dengan proses pembenahan yang bertahap, konsisten dan berkesinambungan. Harus ada satu langkah konkrit yang dilakukan yakni dengan mengidentifikasi permasalahan tersebut menjadi lebih spesifiik.
Salah satu faktor yang mungkin bisa memperbaiki permasalahan tersebut adalah pemanfaatan media pembelajaran. Secara umum, media berperan membuat pendidikan menjadi lebih produktif, berdaya mampu tinggi, aktual, dan menarik. Secara khusus, media bermanfaat untuk menyederhanakan materi pelajaran yang kompleks, menampakbesarkan yang kecil, menampakkecilkan yang besar, mempercepat dan memperlambat proses, mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat, menunjukkan beroperasinya suatu proses, dan lain sebagainya2. Mengingat pentingnya media dalam pengajaran sebagaimana dibahas di atas, maka menjadi krusial dan mendesak bagi para pengajar untuk memiliki keterampilan mengolah media. Karena urgensi dari penggunaan media tersebut kegiatan belajar mengajar bahkan telah semakin bergeser dari sistem penyampaian materi melalui ceramah ke arah sistem penggunaan media. Di negara-negara maju, peranan media sangat dominan bahkan sampai mengancam posisi guru di kelas. Ada banyak media yang bisa digunakan dalam pembelajaran fisika. Namun, media internet dirasa lebih tepat digunakan di era teknologi canggih seperti sekarang ini, dimana informasi begitu mudah dan cepat diperoleh tidak terbatas ruang dan waktu.
2
Salah satu media tercanggih abad ini adalah media internet. Internet merupakan salah satu hadiah media terbesar abad 20 dan juga merupakan jendela informasi dunia tanpa batas. Bahkan internet dapat juga dipandang sebagai perpustakaan yang tanpa batas cakupannya. Di internetlah kita peroleh beragam informasi global mulai dari dunia politik, ekonomi, hiburan, pariwisata, hingga ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sudah banyak universitas maupun sekolah tingkat atas di dunia, terutama di negara-negara maju, yang telah memanfaatkan internet tidak hanya sebagai jendela informasi, namun juga sebagai media pembelajaran yang interaktif3.
Perkembangan teknologi internet yang paling menonjol saat ini adalah fenomena situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, friendster, blogger dan lain-lain. Situs jejaring sosial facebook kini merupakan salah satu situs yang paling sering di akses dan merupakan situs nomor satu yang paling sering diakses diantara situs-situs sejenis. Semua orang baik muda maupun tua, kecil maupun besar mengetahui dan mengakses facebook. Tidak terkecuali pelajar, mahasiswa, guru, dosen, maupun kalangan akademisi lainnya. Kemudahan akses yang diberikan serta aplikasi menu yang bervariasi membuat orang tertarik untuk bergabung. Ada banyak kelebihan yang dimiliki situs jejaring social facebook4
diantaranya: Pertama, facebook lebih informatif. Kedua, facebook memiliki kemudahan dalam pengecekan komunikasi dengan orang lain. Ketiga, kita dapat menampilkan foto, video atau tautan dari website internet sesuai yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas cakrawala berfikir siswa akan materi yang disampaikan. Keempat, sebagai media promosi dan membangun komunitas, hal ini sangat penting sebagai syarat terciptanya media pembelajaran yang efektif. Kelima, memiliki mekanisme pencegahan terhadap pengambilalihan akun
facebook secara ilegal dengan kata lain sistem keamanan facebook cukup baik. Manfaat tersebut tentunya bisa menjadi terobosan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan khususnya pengajaran jika dimanfaatkan secara tepat dan efektif. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh UNESCO dan World Bank
3
Ibid, hal. 1.
4
yang menyatakan bahwa pada negara berkembang sangat diperlukan adanya perubahan pendekatan dan paradigma pembelajaran. Jika tidak demikian, negara berkembang tidak akan mampu bersaing di era ekonomi yang berlandaskan ilmu pengetahuan (knowledge-based economy). Era tersebut mengharuskan para pekerjanya secara cepat menemukan berbagai informasi yang diperlukan, menimbang dan mengevaluasi informasi tersebut agar memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan tidak bias, serta mempergunakan informasi tersebut untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi5.
Pemanfaatan website jejaring social facebook sebagai media pembelajaran fisika khususnya pada konsep termodinamika terletak pada bentuk pembelajaran konsep termodinamika yang lebih menarik jika dibandingkan dengan metode ceramah. Konsep termodinamika yang merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari hubungan antara kalor, energi mekanik, serta aspek-aspek lain dari energi dan perpindahannya hadir dalam situs web jejaring sosial facebook yang tidak lain merupakan situs website internet yang sering siswa akses dan sangat akrab dengan keseharian siswa. Dengan materi yang disajikan secara singkat, padat, dan jelas membuat siswa tidak malas untuk membaca materi tersebut. Kemudahan mengakses materi kapanpun dan dimanapun membuat siswa bisa menentukan sendiri kapan waktu yang tepat dan tempat yang nyaman untuk belajar sehingga lebih baik dalam menyerap pelajaran. Selain itu dengan tautan (materi tambahan) yang tampil difacebook siswa diharapkan mampu mengeksplor materi tersebut lebih luas tidak terbatas pada materi yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahas skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Berbantukan Media Online Facebook Terhadap Hasil Belajar
Fisika Pada Konsep Termodinamika”.
5
B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini masalah dapat di identifikasikan menjadi:
1. Pelajaran fisika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan tidak menarik 2. Rendahnya hasil belajar fisika siswa
3. Kurangnya pemanfaatan media teknologi dalam proses pembelajaran fisika
C. Pembatasan Masalah
Agar memudahkan dalam penyusunan skripsi ini dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka penulis membatasi permasalahan skripsi ini pada pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook terhadap hasil belajar fisika pada konsep termodinamika, Hasil belajar siswa pada penelitian ini dalam bentuk penilaian kognitif siswa yang meliputi jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), dan sintesis (C5).
D. Perumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pembelajaran berbantukan media online facebook
terhadap hasil belajar fisika siswa?
2. Bagaimanakah perbedaan antara hasil belajar fisika siswa yang belajar dengan pembelajaran berbantukan media online facebook dengan hasil belajar fisika siswa yang belajar dengan metode ceramah?
3. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran berbantukan media
onlinefacebook?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
b. Perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang belajar dengan pembelajaran berbantukan media online facebook dengan hasil belajar siswa yang belajar dengan metode ceramah
c. Respon siswa terhadap pembelajaran berbantukan media onlinefacebook
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, menambah pengetahuan guru akan pemanfaatan media pembelajaran secara efektif yakni media online facebook dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru dalam penguasaan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi
2. Bagi Siswa, dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa pada pelajaran fisika sehingga mampu mempengaruhi hasil belajar siswa
3. Bagi sekolah, Sebagai bahan evaluasi pembelajaran fisika agar lebih baik dan bermutu sekaligus menjadi terobosan baru dalam dunia pendidikan 4. Bagi Penulis, menjadi referensi bentuk pembelajaran yang baru yang bisa
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin “medium” yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan1. Asosiasi teknologi dan komunikasi pendidikan
(Association of education and communication technology / AECT) di Amerika,
membatasi pengertian media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesan atau informasi2. Pada tahun 1975 Gagne dan
Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tipe
recorder, kaset, video, kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar grafik,
televise dan computer3. Sedangkan menurut asosiasi pendidikan nasional
(National Education Association / NEA) media adalah bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audiovisual serta peralatnnya. Media hendaknya dapat
dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca4. Diantara pengertian yang
berbeda tersebut terdapat persamaan tentang arti media sebagai segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Berdasarkan beberapa pengertian media di atas, berikut ciri-ciri umum
media dapat diuraikan menjadi5:
1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press, 2009, hal. 3.
2
Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 6.
3
Arsyad, Op. Cit., hal.4.
4
Sadiman, Op. Cit., hal. 6.
5
Arsyad, Op. Cit., hal.6-7.
1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat
dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera
2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai
software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa
3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio
4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik
di dalam maupun di luar kelas
5. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran
6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio,
televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video,
OHP), atau perorangan (misalnya: modul, computer, radio tape atau kaset,
video recorder)
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi dan menejemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
Menurut Gerlach dan Ely (1971) ada tiga ciri media yang merupakan petunjuk
mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media
yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya,
diantaranya: yang pertama, media pendidikan memiliki ciri fiksatif (fixative
property); ciri ini menggambarkan kemampuan merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif
ini media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada
suatu waktu tertentu ditranportasikan tanpa mengenal waktu. Yang kedua, media
memiliki ciri manipulatif (manipulative property) yaitu kejadian yang memakan
waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit
dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Yang ketiga, media
memiliki ciri distributif (distributive property); ciri ini memungkinkan suatu objek
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relative sama mengenai kejadian itu6.
Sedangkan manfaat media pengajaran dalam proses belajar antara lain7:
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran yang lebih baik
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semat-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap
jam pelajaran
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai diperlukan ketelitian
dalam memilih media pembelajaran, berikut ini merupakan kriteria-kriteria yang
harus diperhatikan, diantaranya8:
1. Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas
dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan
instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan
bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa
3. Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah
diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar
6
Arsyad, Op. Cit., hal. 12-14.
7
Nana Sudjana danAhmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar baru Algesindo, 2005, hal. 2.
8
4. Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media, syarat
utama yang diperlukan adalah guru dapat menggunakannya dalam proses
pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya
tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi
belajar siswa dengan lingkungannya
5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung
6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan
pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehigga makna yang
terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa
2. Pengertian Pembelajaran Online
Media pembelajaran yang tepat digunakan pada masa sekarang ini adalah
media berbasis teknologi. Pengertian teknologi sendiri merupakan perpaduan
yang kompleks dari manusia dan mesin, ide, prosedur, pengelolaan (Hoban, dalam
AECT,1977). Kata teknologi seolah tak lepas dari ilmu pengetahuan karena
memang pada hakikatnya teknologi adalah penerapan ilmu atau pengetahuan lain
yang terorganisir ke tugas-tugas praktis (Galbraith, AECT, 1977). Teknologi
adalah penerapan sistemik dan sistematik dari konsep ilmu perilaku dan ilmu
fisika serta pengetahuan lain untuk memecahkan suatu masalah9.
Teknologi Informasi dan Telekomunikasi (Information and
Communication Technology/ICT) merupakan tulang punggung aplikasi Web 2.0.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang fenomenal dan
menjadi awal munculnya aplikasi web adalah Internet. Internet merupakan
jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap
komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di
seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar,
audio, video, dan lainnya. Internet itu sendiri berasal dari kata interconnection
networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan
9
berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon,
satelit, dan lainnya10.
Internet merupakan media teknologi yang multifungsi yang bisa
dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Suatu pembelajaran yang memanfaatkan
media internet sebagai alat bantu proses pembelajaran dinamakan pembelajaran
online, atau juga bisa disebut e-education atau e-leaning atau secara spesifik
dalam dunia pendidikan dinamakan model pembelajaran jarak jauh. Istilah
e-learning memiliki definisi yang sangat luas. e-learning terdiri dari huruf e yang
merupakan singkatan dari elektronik dan kata learning yang artinya pembelajaran.
Dengan demikian e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran dengan
memanfaatkan bantuan perangkat elektronik khususnya perangkat komputer.
Istilah e-learning dapat pula didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi
informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk dunia maya11.
E-learning juga dapat diartikan sebagai sebuah program aplikasi berbasis internet
yang memuat semua informasi tentang pendidikan seputar pendidikan yang jelas,
dinamis, akurat dan up to date serta memberikan kemudahan bagi para pembelajar
untuk melakukan pembelajaran secara online12.
Secara umum terdapat dua model pengajaran online, yaitu synchronous
dan asynchronous. Pada model asynchronous, siswa belajar dengan langkahnya
sendiri, melihat bahan kuliah dan catatan dan mengambil masukan dari pengajar
ketika siswa memiliki waktu. Siswa berkomunikasi dengan pengajar dan sesama
siswa melalui chatting, e-mail, dan mengikuti grup diskusi. Siswa belajar sesuai
dengan kecepatan belajar dan kesibukannya. Hanya tugas dan tes yang biasanya
terjadwal mengikuti batas akhir. Sementara pada model synchronous, siswa
belajar pada kelas maya dalam waktu yang sebenarnya seperti pada kelas
konvensional. Pengajar memimpin kelas dengan menayangkan presentasi slide
atau para siswa dapat melihat pengajar melalui video berbasis web secara
langsung. Selain itu model synchronous mengandalkan fitur chatting yang
10
Teguh Handoko dalam artikel yang berjudul Sejarah perkembangan internet yang diunduh dari
http://www.sejarah-internet.com/pengertian-internet/ diakses pada tanggal 1 Juni 2010.
11
Munir, Op. Cit., hal. 169.
12
memungkinkan pengajar dan siswa berinteraksi sesamanya dan dapat
menggunakan saluran pribadi ketika membutuhkan bantuan tanpa mengganggu
pengajaran yang berlangsung. Namun keharusan untuk mengikuti pengajaran
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan seperti pada kelas konvensional
menyebabkan model synchronous kalah populer dibanding model
asynchronous13.
Pembelajaran online atau e-learning merupakan pengembangan dari
sistem pembelajaran jarak jauh. Secara umum pendidikan jarak jauh didasarkan
pada keterpisahan antara siswa dan pengajar dalam ruang dan waktu, pemanfaatan
(paket) bahan belajar yang dirancang dan diproduksi secara sistematis, adanya
komunikasi tidak terus-menerus (non-continous) antara siswa dengan siswa, tutor,
dan organisasi pendidikan melalui beragam media, serta adanya penyeliaan dan
pemantauan yang intensif dari suatu organisasi pendidikan14. Sistem pendidikan
jarak jauh memiliki mempunyai dua komponen yaitu sistem belajar jarak jauh
(distance learning) dan sistem pengajaran jarak jauh (distance teaching) (Keegan,
1990) Sistem belajar jauh memberikan penekanan kepada siswa dan proses belajar
(learner-centered), sedangkan sistem pengajaran jarak jauh lebih berfokus pada
proses pengajaran, sistem organisasi, dan pengajarnya (teacher and system
centered). Sementara itu, sistem pendidikan jarak jauh berfokus pada kedua sisi
secara utuh, baik pada siswa dan proses belajarnya, maupun pada proses
pengajaran, sistem organisasi, dan pengajarnya15. Sedangkan unsur yang harus
dimiliki oleh pembelajaran jarak jauh berbasis web diantaranya:
1.) Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance
learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan
siswa , dimana siswa dapat menambah kemampua, membaca materi
pelajaran, mencari informasi dan sebagainya
13
Dragan dan Behr (2001) sebagaimana dikutip oleh Amir F. Sofyan, “Perkembangan Perangkat Lunak Pengelolaan Pengajaran Berbasis Web”, mimeo, diunduh dari
http://journal.amikom.ac.id/index.php/informatika/article/download/92/44, diakses pada tanggal 10 Juni 2010.
14
Paulina Pannen,”Pengertian sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh”, dalam Tian Belawati (Editor, dkk), Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, Jakarta: Universitas terbuka, 1999, hal.17.
15
2.) Interaksi dalam grup; siswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk
mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru. Guru dapat hadir dalam
grup ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang
diberikannya
3.) Sistem administrasi siswa; dimana siswa dapat melihat informasi
mengenai status siswa , prestasi siswa dan sebagainya
4.) Pendalaman materi dan ujian; biasanya guru sering mengadakan quiz
singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah
diajarkan serta melakukan tes pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus
dapat diantisipasi oleh web based distance learning
5.) Perpustakaan digital; pada bagian ini terdapat berbagai informasi
kepustakaan, tidak terbatas pada buku, tetapi juga pada kepustakaan digital
seperti suara, gambar, dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai
penunjang dan berbentuk data base.
6.) Materi online diluar materi kuliah; untuk menunjang perkuliahan
diperlukan juga bahan bacaan dari web lain. Oleh karena itu pada bagian
ini guru dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan
lainnya untuk dipublikasikan kepada mahasiswa lainnya melali web16.
Metode belajar jarak jauh dan teknologi informasi bertemu dengan strategi
belajar kelas sehingga menciptakan suatu lingkungan baru yang disebut dengan
program belajar fleksibel (flexible learning) (Moran, 1997). Program belajar
fleksibel ini perlu dicermati karena hal ini merupakan tantangan yang harus segera
diwujudkan guna mengantisipasi masa depan17.
e-learning atau pembelajaran online memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dalam proses pembelajaran online menurut Bates dan
Wulf pada tahun 1996 adalah:
1. Meningkatkan interaksi pembelajaran (enchange interactivity)
16
Hamzah B. Uno, M. Pd, “Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif”, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hal. 39.
17
2. Mempermudah interaksi pembelajaran di mana dan kapan saja (time and
place flexibility)
3. Memiliki jangkauan yang lebih luas (potential to reach a global audience)
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
kan interaksi antara guru dan
rung lebih terfokus pada aspek teknologinya
rung kearah pelatihan dan kurang
dan menguasai strategi, metode, atau teknik
rning memerlukan motivasi belajar yang tinggi
arena terbatasnya
n dan keterampilan (skill and knowledge) dalam
. Pengertian Media Facebook
jaringan sosial dimana para pengguna dapat
bergab
(easy updating of content as well as archivable capabilities)
Kekurangan atau kelemahan dari e-learning adalah:
1. Terpisahnya antara pengajar siswa menyebab
siswa kurang maksimal
2. Teknologi e-learning cende
bukan pada aspek pendidikannya
3. Proses pembelajarannya cende
memperhatikan aspek afektif
4. Pengajar dituntut mengetahui
pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang mungkin
belum dikuasai
5. Proses pembelajaran e-lea
karena dalam praktek pembelajarannya dilakukan secara mandiri. Jika
motivasi siswa kurang maka proses pembelajaran akan mengalami
kegagalan dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai
6. Tidak semua siswa dapat memanfaatkan internet k
fasilitas yang dimiliki
7. Kurangnya pengetahua
mengoperasikan computer dan memanfaatkan internet secara maksimal18.
2
Facebook adalah website
ung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk
melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat
menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbaharui profil
18
pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya19. Berikut ini merupaka
[image:24.595.111.500.166.484.2]tampilan halaman depan dari facebook.
Gambar 2.1. Tampilan halaman depan facebook
Facebook atau disingkat FB diluncurkan pada tanggal 4 februari 2004.
Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg seorang mahasiswa Harvard kelahiran
14 mei 1984 dan mantan murid Ardsley High School.
Pada awal masa berdirinya situs web jejaring sosial ini keanggotaannya
masih dibatasi untuk siswa dari Harvard college. Dalam dua bulan selanjutnya
keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston college,
Boston Univercity, MIT, Tufts, rochester, stanford, Nyu, Northwestern) dan
semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain
yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun
setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat
elektronik (email) suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia
dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.
Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat
atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan
alamat surat elektronik apapun dapat mendaftar di facebook. Pengguna dapat
memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti
berdasarkan sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.
Hingga juli 2007, facebook memiliki jumlah pengguna terdaftar paling
besar diantara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta
19
anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari september 2006 hingga
september 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling
banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika
Serikat, mengungguli situs publik lain seperti flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat
setiap harinya20.
Facebook memiliki banyak kelebihan, diantaranya: Tampilan facebook di
design sedemikian rupa sehingga adanya iklan tidak menganggu pengguna
facebook dalam proses penggunaannya, Tersedianya layanan jaringan atau
network yang bisa di-sorting sesuai dengan dengan posisi pengguna (user). Dari
start awal pembuatan account disesuaikan berdasarkan negara sehingga
mempermudah pencarian jaringan atau teman, Adanya layanan group yang
terfokus, foto album dengan kapasitas quota unlimited atau tidak terbatas,
Layanan selling (penjualan/penawaran barang atau jasa) yang diperbolehkan antar
user, Tersedianya layanan event, dengan mudah user bisa mengetahui, membuat
suatu acara bersama sepeti reuni, pesta, ataupun launching suatu produk, Layanan
status update bisa diisi kapan saja dan dimana saja dengan posisi menu yang
mudah terlihat, Layanan mobile access yakni layanan untuk mobile dengan
feature bisa melalui sms, Layanan mobile browsing dapat diakses melalui
handphone dan disesuaikan dengan kondisi handphone sehingga lebih cepat
diakses, Anti fake Account and spam (layanan security yang aman), Memiliki
layanan develop your facebook widget yakni beragam aplikasi yang bisa
digunakan seperti games, feed reader, dan macam-macam aplikasi lainnya,
Tersedia layanan chatting, dan yang terakhir dapat mengirimkan gift kepada
pengguna lain dengan berbagai macam jenis gift21.
Beberapa elemen dasar facebook antara lain:
1. Temukan orang yang anda kenal, berfungsi untuk menemukan atau
mencari teman yang sesuai dengan sekolah, daerah, dan lain sebagainya.
2. Lihat dan sunting profil anda, berfungsi untuk melengkapi data profil
dalam akun facebook
20
Di unduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook, diakses tanggal 25 April 2010.
21
3. Terhubung dengan teman-teman, berfungsi untuk menambahkan daftar
teman
Berikut ini merupakan tampilan facebook setelah pengguna facebook
[image:26.595.112.515.162.729.2]mendaftar sebagai anggota atau member facebook.
Gambar 2.2. Elemen dasar facebook
Setelah melengkapi teman dalam facebook, maka dalam layar website
facebook akan terlihat seperti gambar berikut:
Pada tampilan facebook dibagian atas terdapat beberapa menu diantaranya:
1. Menu beranda; menu ini berfungsi untuk berpindah secara cepat pada
halaman pertama kali setelah pengguna login. Beranda ini berisi uraian
status teman ditengah dinding, kiri berisi kabar berita dan sebelah kanan
biasanya terdapat iklan
2. Menu profil; menu ini mengantarkan pengguna ke halaman profil.
Halaman ini berisi profil pribadi, foto, informasi diri sekaligus status yang
dibuat oleh pribadi pengguna facebook
3. Menu teman; menu ini berfungsi untuk menampilkan foto-foto teman yang
sudah masuk dalam daftar pertemanan
4. Menu pesan masuk; menu ini berfungsi untuk membuka halaman
pesan-pesan terbaru yang dikirim oleh teman
5. Menu pengaturan; pada menu ini pengguna dapat leluasa mengatur
informasi diri, jaringan, dan lain sebagainya
6. Menu keluar; menu ini berfungsi untuk keluar dan mengakhiri penggunaan
7. Menu kotak pencarian; menu ini berfungsi untuk menacari teman atau
jaringan yang sudah terdaftar dalam jaringan facebook
Pada dinding facebook (Gambar 2.4) juga terdapat menu aplikasi yang
merupakan fasilitas facebook yang siap digunakan. Menu aplikasi tersebut,
terdiri dari: yang pertama, ikon koleksi foto; Aplikasi ini diarahkan pada
pembuatan album foto dan penggunaan dan pengelolaan album foto tersebut.
Yang kedua, ikon video; pada ikon video ini, pengguna dapat mengunduh
(upload) video, menampilkan dan mengelolanya. Yang ketiga, ikon grup; pada
ikon grup ini pengguna dapat bergabung kedalam group yang sudah ada dalam
facebook atau membuat sendiri group baru sesuai dengan minat pengguna dan
mengajak orang lain yang mempunyai minat yang sama. Yang keempat, ikon
acara; pada ikon ini pengguna dapat membuat agenda kegiatan sendiri atau
mengikuti agenda yang telah dibuat oleh orang lain. Yang kelima, ikon
catatan; pada ikon ini pengguna dapat membuat catatan atau tulisan, artikel
ikon tautan; pada ikon ini pengguna dapat membuat email (link) dari alamat
website lain. Yang kedelapan, ikon obrolan; pada ikon ini pengguna dapat
mengaktifkan atau mengnonaktifkan fasilitas chatting. Yang terakhir, ikon
pemberitahuan; ikon ini berisi catatan-catatan aktivitas yang anda lakukan
dalam facebook22. Menu aplikasi tersebut terdiri dari symbol-simbol yang
[image:28.595.113.512.213.580.2]sangat mudah dikenali, diantara seperti pada gambar simbolikon berikut ini:
Gambar 2.4 simbol ikon facebook
Sedangkan manfaat facebook dalam dunia pendidikan, yakni23:
1. Bersifat sosial dan mobile collaborative learning, membangun ikatan
sosial (antara teman sekelas/ sekantor, dsb) dan bersifat mobile.
2. Membuat kelompok/grup untuk studi / kerja, meningkatkan keterikatan
antara siswa-siswa atau siswa-pengajar atau pengajar-pengajar
3. Ajang belajar menulis untuk menuangkan ide
4. Menembus ruang dan waktu
5. Pengembangan proses pembelajaran yang bervariatif
Secara khusus manfaat facebook yang bisa dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran adalah layanan grup. Layanan grup ini memiliki beberapa kelebihan
yang tidak dimiliki situs web jejaring social sejenis diantaranya kemampuan
membangun jaringan suatu kelompok tertentu lebih cepat dan informatif. Pada
fitur ini juga tersedia forum diskusi yang membuat proses pengajaran menjadi
lebih interaktif dalam bentuk komentar antara guru dan siswa maupun diskusi
22
Mardiana Wati dan A. R. Rizky, 5 Jam Belajar Cepat Menggunakan Facebook, Bandung: Yrama Widya, 2009, hal. 21-27.
23
antara sesama siswa dalam membahas materi pelajaran yang telah ditampilkan
pada forum diskusi tersebut. Kelebihan lain dilayanan grup ini adalah guru bisa
menautkan materi tambahan yang diperoleh dari internet pada menu beranda grup,
dengan bentuk tautan materi yang menarik seperti gambar-gambar bergerak dan
penemuan terbaru mengenai materi yang diajarkan. Berikut ini merupakan
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat suatu group difacebook,
diantaranya:
1. Pastikan pengguna berada dalam jendela facebook atau beranda
2. Klik ikon group yang ada disebelah kiri jendela facebook
3. Dilayar jendela grup, klik “buat group”
4. Dilayar akan terlihat beberapa pilihan dan ketik kotak yang tersedia,
Pilihan tersebut terdiri dari:
a. Nama group , berisi nama group yang diinginkan
b. Keterangan, berisi sesuatu yang menggambarkan tentang group yang
akan dibuat
c. Jenis group, pilih sesuai dengan group yang akan dibuat termasuk
kedalam kelompok bisnis, music, akademik, atau yang lainnya
d. Berita terbaru, info awal bisa berisi ajakan, atau himbauan kepada
orang lain agar bergabung kedalam grup yang akan dibuat
e. Kantor, alamat perusahaan atau alamat tempat tinggal pembuat group
f. Email dan situs web, alamat email atau web yang dimiliki pembuat
group
g. Nama jalan, berisi alamat pengguna terbaru
h. Kota/ daerah, berisi nama kota tau daerah tempat tinggal pembuat
group
5. Terakhir klik tombol pembuat group
[image:29.595.108.516.235.653.2]Setelah selesai membuat group langkah selanjutnya adalah menyisipkan
gambar atau logo yang sesuai dengan group yang telah dibuat . cara mengisi
gambar grup ini sama dengan proses memindahkan gambar dari komputer ke
semua bentuk website internet. Berikut ini merupakan contoh group facebook
Gambar 2.5. Contoh group facebook
3. Pengertian Belajar Fisika
Menurut James O. Wittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
“learning maybe defined as the process by which behavior originates or is altered
through training or experience.”(Whittaker,1970: 1). Sedangkan menurut Howard
l. Kingsley “Learning is the process by which behavior ( in the broadersense ) is
originated or changed through practice or training.”(kingsley, 1957:12) yang
artinya belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan
atau diubah melalui praktek atau latihan24. Sedangkan definisi belajar menurut
Spears, Gronbach, Hilgard, dan W. Stern dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes,
actual maupun potensial)
b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan
baru
c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha
24
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Arden N. Frandsen adalah
sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, terdiri dari:
a. Faktor non sosial yaitu kondisi suhu, udara, waktu, tempat,
alat-alat yang digunakan untuk belajar yang dapat membantu atau
mengganggu proses atau kegiatan belajar
b. Faktor sosial yaitu manusia, atau orang lain yang bisa
mempengaruhi atau tidak proses belajar tergantung dari tipe belajar
masing-masing orang
2. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, terdiri dari:
a. Faktor fisiologis yaitu terdiri dari tonus jasmani dan keadaan
fungsi fisiologis tertentu, tonus jasmani terdiri dari: nutrisi yang
cukup dan penyakit yang diderita. Sedangkan keadaan fungsi
jasmani tertentu yaitu fungsi pancaindera yang berfungsi dengan
baik akan sangat mempengaruhi proses belajar
b. Faktor psikologis terdiri dari: (1) adanya sifat ingin tahu dan ingin
menyelidiki dunia yang lebih luas (2) adanya sifat yang kreatif
yang ada pada manusia dan keinginan uuntuk selalu maju (3)
adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru,
dan teman-teman (4) adanya keinginan untuk memperbaiki
kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan
kerjasama maupun dengan kompetisi (5) adanya keinginan untuk
mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran (6) adanya
ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada proses belajar
Sedangkan Moslow mengemukakan motif-motif untuk belajar itu adalah:
1. Adanya kebutuhan fisik
2. Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran
3. Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan
dengan orang lain
5. Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri25
Kegiatan “belajar” adalah suatu proses yang kompleks dan dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Sebagai suatu proses, kegiatan belajar memproses input
(masukan) dan menghasilkan output (keluaran). Dengan demikian, kita dapat
menganalisis kegiatan belajar dengan pendekatan analisis sistem (gambar 2.1).
Dengan pendekatan ini, kita dapat mengetahui berbagai faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Input Instrumenal
Gambar 2.6. Proses Belajar-Mengajar
Input mentah adalah bahan baku yang perlu diolah dalam proses
belajar-mengajar dimana dalam proses ini berpengaruh pula sejumlah faktor yaitu input
lingkungan dan sejumlah input yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan
(input instrumenal) guna menunjang tercapai-nya output yang dikehendaki. Input
lingkungan terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial. Sedangkan yang
termasuk input instrumenal adalah kurikulum, bahan pelajaran, guru, sarana dan
fasilitas, serta manajemen sekolah.
Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, input mentah adalah siswa
yang memiliki karakteristik fisiologis dan psikologis tertentu. Karakteristik
fisiologis meliputi kondisi fisik dan panca indera. Sedangkan karakteristik
25
Sumadi Suryabrata, Ph. D, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, hal 232-237.
Input Mentah Proses Belajar-Mengajar Output
psikologis meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.
Semua faktor ini dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Di dalam keseluruhan sistem, input instrumenal adalah faktor yang
sangat penting dan paling menentukan dalam pencapaian output yang dikehendaki
karena input instrumenal inilah yang menentukan bagaimana proses
belajar-mengajar itu akan terjadi di dalam diri si siswa26.
Kualitas input menyangkut mutu input diukur dari kriteria penerimaan
murid. Input rendah bila dibawah standar minimal, input itu berkualitas bila diatas
standar yang telah ditetapkan. Standar itu sendiri sifatnya relatif atau arbitrary.
Kualitas proses adalah mutu keseluruhan factor yang terlibat dalam proses
pendidikan seperti murid, guru, kurikulum, fasilitas pendidikan, manajemen,
sumber belajar, dan terbatasnya biaya untuk proses. Sedangkan kualitas output
adalah menyangkut hasil proses sistem. Output itu rendah atau tinggi mutunya
bilamana dibawah atau diatas standar yang telah ditetapkan. Bilamana standard itu
memang ada27.
Fisika adalah bidang ilmu yang yang banyak mempelajari konsep yang
bersifat abstrak. Oleh karena itu dalam mempelajarinya menuntut banyak
kemampuan dalam melakukan penggambaran mental tentang sesuatu yang
dipelajari dengan beralasan bahwa IPA (Fisika) termasuk ilmu yang relatif sulit
untuk dipelajari28. Akibatnya dilapangan banyak siswa yang tidak menyukai
pelajaran fisika. Padahal disisi lain fisika sangat diperlukan dalam dalam
meningkatkan daya nalar siswa dan dapat melatih siswa agar mampu berfikir
logis, kritis, sistemis dan kreatif.
4. Pengertian Konsep Termodinamika
Termodinamika merupakan cabang fisika yang mempelajari hubungan
antara antara kalor, energi mekanik, serta aspek-aspek lain dari energi dan
26
M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hal 107.
27
Muhammad Fakry Gaffar, Perencanaan Pendidikan: Teori dan metodologi, Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1987 , hal 117-118.
28
perpindahannya. Untuk mempelajari termodinamika siswa harus memahami
beberapa definisi dari konsep termodinamika29, diantaranya:
1. Sistem dan lingkungan , sistem adalah suatu bagian terpisah yang menjadi
pusat perhatian kita. Sebuah sistem dapat berupa ruang, benda, kuantitas
bahan, dan lain-lain. Adapun lingkungan adalah sesuatu diluar sistem yang
dapat mempengaruhi keadaan sistem secara langsung
2. Kalor merupakan energi yang berpindah akibat perbedaan suhu antara
sistem dan lingkungan. Sistem dapat melepaskan kalor ke lingkungan dan
sebaliknya lingkungan dapat pula memberikan kalor kepada sistem. Kalor
dilambangkan dengan Q
3. Usaha, untuk setiap proses dengan volume (V) tetap usaha yang dilakukan
sistem bernilai nol, sedangkan jika V2 >V 1 berarti usaha (W) dilakukan
oleh sistem dan bertanda positif. Sebaliknya jika usaha V2 < V 1 berarti
usaha (W) dilakukan pada sistem dan usaha ini bertanda negative
4. Energi dalam merupakan keadaan karakteristik gas yang tidak dapat
diukur secara langsung. Yang dapat diukur secara langsung langsung
hanyalah perubahannya (∆U) yaitu ketika sistem berubah dari keadaan
awal (U1) ke keadaan akhir (U2)
5. Kapasitas (C) kalor merupakan kemampuan gas untuk menyerap atau
melepaskan kalor persatuan suhu
6. Kalor jenis (c) adalah kapasitas kalor per satuan massa
7. Kapasitas kalor molar gas adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 mol gas sebesar 1 K. Kapasitas kalor molar terdiri dari
kapasitas kalor pada volume tetap (Cv, m)dan kapasitas kalor pada tekanan
tetap (Cp, m)
Proses atau perubahan keadaan termodinamika dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu proses irreversible dan proses reversible . Proses irreversible
merupakan proses yang berlangsung secara spontan pada satu arah dan tidak dapat
terjadi dalam arah sebaliknya. Proses reversible adalah merupakan proses
kesetimbangan. Sistem yang mengalami proses reversible selalu berada dalam
29
keadaan setimbang termodinamik. Proses termodinamika dapat berlangsung
secara isothermal (isotermik), isokhorik, isobarik, ataupun adiabatik. Proses
isotermik adalah proses perubahan keadaan pada suhu tetap. Proses isokhorik
adalah proses perubahan keadaan pada volume tetap. Proses isobarik adalah
proses perubahan keadaan pada tekanan tetap. Proses adiabatik adalah proses
tanpa ada kalor yang masuk ataupun kalor yang keluar.
Hukum I Termodinamika
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa “Ketika kalor (Q) diberikan pada
sistem , sebagian kalor yang diberikan digunakan untuk menaikkan energi dalam
sebesar (∆U), sedangkan sisanya keluar dari sistem ketika sistem itu melakukan
usaha (W) terhadap lingkungannya”. Secara matematis, hukum I termodinamika
dirumuskan sebagai berikut:
Q = ∆U + W
Keterangan:
Q : Perubahan kalor pada sistem ∆U : Perubahan energi dalam W : Usaha yang dilakukan sistem
W bertanda positif ( +) jika usaha dilakukan oleh sistem terhadap lingkungan
Q bertanda positif (+) jika sistem menyerap kalor
W bertanda negative (-) jika usaha dilakukan oleh lingkungan terhadap sistem
Q bertanda negative (-) jika sistem melepaskan kalor
Berikut ini merupakan penerapan hukum I Termodinamika pada proses
perubahan keadaan yang terjadi pada sistem, diantaranya:
1. Hukum I Termodinamika untuk proses isotermik
Karena suhu tetap ∆T = 0 , maka tidak ada perubahan energi dalam ∆U =
0
Maka berlaku persamaan: Q = W = n R T (ln V2 / V1)
2. Hukum I Termodinamika untuk proses isokhorik
Selama proses isokhorik ∆V = 0 sehingga sistem tidak melakukan kerja,
3. Hukum I Termodinamika untuk proses isobarik
Pada proses isobaric terjadi perubahan suhu pada sistem sehingga terjadi
perubahan energi dalam ∆U. Usaha yang dilakukan oleh sistem pada
proses isobarik adalah W = P . ∆V= P ( V2 - V 1) dan berlaku persamaan:
∆U = Q + P ( V2 - V 1)
4. Hukum I Termodinamika untuk proses adiabatik
Pada proses ini tidak ada kalor yang masuk dan tidak ada kalor yang
keluar sistem, Q = 0 dan berlaku persamaan: ∆U = -W
Kapasitas kalor
Kapasitas Kalor (C) merupakan kemampuan gas untuk menyerap dan melepaskan
kalor per satuan suhu.
C = Q / ∆T atau Q = C ∆T
Ada 2 jenis kapasitas kalor, yaitu:
Kapasitas kalor pada volume tetap Æ Cv = Qv / ∆T atau Cv = Qv / n ∆T Kapasitas kalor pada tekanan tetap Æ Cp = Qp / ∆T atau Cp = Qp / n ∆T
Siklus Carnot
Siklus Carnot ditemukan oleh ilmuan perancis bernama Sadi Carnot pada tahun
1824. Siklus ini merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang paling efisien
yang selanjutnya disebut mesin carnot.
Untuk usaha pada mesin carnot rumus yang digunakan adalah:
W = Q2 – Q1
Efisiensi mesin Carnot:
η = ( W / Q1) x 100% atau η = ( 1 - Q2 /Q1) x 100% Untuk mesin ideal atau mesin carnot
Efisiensi maksimumnya: η = ( 1 – T2/T1) x 100%
Kalor dapat dipaksa mengalir dari benda dingin ke benda panas dengan
melakukan usaha pada sistem. Cara kerja seperi ini disebut cara kerja mesin
pendingin ( refrigerator ) contoh mesin pendingin adalah lemari es (kulkas) dan
pendingin ruangan (AC)
Persamaannya: K = Qc / W Æ W = QH – Qc Keterangan:
K : Koefisien kinerja ( Jangkauannya 2 – 6 )
Qc : Kalor dari bahan makanan
W : usaha yang dilakukan
QH : Kalor yang dilepas ke udara
Hukum II Termodinamika
Ada beberapa pernyataan tentang hukum II Termodinamika, diantaranya:
1. Perumusan Clausius ( tentang kalor)
Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda besuhu
rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya
2. Perumusan Kevin dan Planck ( tentang mesin kalor )
Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengubah seluruh kalor yang
diserapnya dari reservoir suhu tinggi menjadi kerja mekanik
3. Perumusan tentang entropi
Total entropi jagat raya tidak berubah ketika proses reversible terjadi dan
bertambah ketika proses irreversible terjadi
Entropi adalah suatu ukuran banyaknya energi atau kalor yangtidak dapat diubah
menjadi usaha . Sedangkan pada suatu sistem tertutup Entropi (S) dapat tetap atau
berubah dengan harga ∆S positif. Berikut beberapa pernyataan tentang entropi
(S), diantaranya:
1. Proses irreversibleselalu menaikkan entropi jagat raya
2. Perubahan entropi (∆S) hanya bergantung pada keadaan akhir dan keadaan
awal
Persamaan Entropi: ∆S = Q / T
Perubahan entropi semesta: (∆S)semesta = (∆S)H + (∆S)c
4. Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang diketahui, diperoleh, atau didapat
setelah melalui proses belajar, baik karena faktor eksternal maupun faktor internal
siswa itu sendiri. Hasil belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam(faktor
internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal). Faktor-faktor tersebut saling
berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai hasil belajar.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut dapat digolongkan menjadi tiga
faktor, diantaranya30:
1.) Faktor stimulasi belajar, yakni segala hal diluar individu untuk
mengadakan reaksi atau perbuatan belajar yang terdiri dari: panjangnya
bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran,
berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan
eksternal
2.) Faktor metode belajar, yakni metode mengajar yang dipakai oleh guru
sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Faktor ini
terdiri dari: kegiatan berlatih atau praktek, overlearning dan drill, resitasi
selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar bdengan
keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitet indera
(oral, visual, dan kinestetik) , bimbingan dalam belajar, dan
kondisi-kondisi insentif
3.) Faktor individual, yakni faktor yang ada dalam diri pelajar itu sendiri.
Faktor ini terdiri dari: kematangan, faktor usia, perbedaan jenis kelamin,
pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani,
kondisi kesaharan rohani dan motivasi yang dimiliki
Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa perolehan
perubahan tingkah laku yang meliputi: pengamatan, pengenalan, pengertian,
30
parbuatan, keterampilan, perasaan, minat dan bakat. Dalam dunia pendidikan
prestasi belajar digunakan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan sebagai umpan balik dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
Secara garis besar Bloom bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan pada tiga tingkatan, yaitu:
1. Katergori tingkah laku yang masih verbal
2. Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan
3. Tingkah laku konkret yang terdiri dari tudas-tugas dalam
pertanyaan-pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal
Ada tiga ranah atau domain besar yang terletak pada tingkatan kedua yang
selanjutnya disebut taksonomi yaitu:
1. Ranah kognitif, ranah kognitif ini terdiri dari:
a. Mengenal (recognition)
Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atu lebih
jawaban
b. Pemahaman (comprehension)
Dengan pemahaman siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep
c. Penerapan atau aplikasi (application)
Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan
untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum,
dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu
situasi baru dan menerapkannya secara benar
d. Analisis (analysis)
Dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan
atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis ini digunakan untuk menggeneralisasi, yaitu siswa diminta untuk
menggabungkan atau menyusun kembali (reorgenize) hal-hal yang
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu
menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk
menilai sesuatu kasus yang diajukan oleh penyusun soal
2. Ranah Afektif, ranah afektif terdiri dari:
a. Pandangan atau pendapat
Apabila guru hendak mengukur aspek afektif yang berhubungan dengan
pandangan siswa maka pertanyaan yang disusun menghendaki respon yang
melibatkan ekspresi, perasaan atu pribadi siswa terhadap hal-hal yang relatif
sederhana tetapi bukan fakta
b. Sikap atau nilai
Dalam penilaian afektif tentang sikap ini siswa ditanya mengenai responnya
yang melibatkan sikap atau nilai yang mendalam disanubarinya dan guru meminta
siswa mempertahankan pendapatnya
3. Ranah Psikomotor
Ranah ini berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan
geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang termasuk ke dalam klarifikasi gerak
disini mulai dari gerak yang paling sederhana yaitu melipat kertas sampai dengan
merakit suku cadang televisi serta computer31.
B. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran fisika yang tidak menarik membuat siswa merasa
jenuh dan merasa kesulitan. Hal tersebut tentunya menjadi bahan evaluasi bagi
para guru atau pengajar untuk memberikan bentuk pengajaran yang berbeda
dalam rangka meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar fisika. Dalam
hal ini guru memiliki peran yang cukup penting, bagaimana mengidentifikasi
masalah menjadi lebih spesifik dan menemukan solusi yang terbaik dalam
penyelesaian masalah tersebut.
31
Di era modern seperti saat ini perkembangan ilmu teknologi sangat pesat.
Ada beragam media yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu
pendidikan secara khusus pembelajaran fisika. Tentunya pemilihan media tersebut
haruslah tepat dan efektif. Guru harus betul-betul memahami media pembelajaran
yang digunakannya dan memiliki kemampuan mengelola media tersebut. Agar
tujuan pembelajaran benar-benar dapat tercapai.
Proses pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan tekhnologi
yang terus berkembang diharapkan dapat memberi pengaruh yang besar terhadap
proses penyerapan materi atau pemahaman siswa, sehingga diharapkan hasil
belajar fisika siswa semakin baik.
Pembelajaran fisika berbantukan media online facebook diharapkan
mampu menjadi referensi bentuk pengajaran yang baru sesuai dengan
perkembangan zaman dengan tetap mengedepankan pemahaman siswa akan
materi pelajaran fisika namun menyenangkan, dinamis dan interaktif sehingga
pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan uraian dalam deskripsi teoritis dan kerangka pikir diatas, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (Ha) dan
hipotesis nihil (H0) dengan:
Hipotesa alternatif (Ha) : Pembelajaran berbantukan media onlinefacebook
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika pada konsep
termodinamika
Hipotesa nihil (H0) : Pembelajaran berbantukan media online facebook
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar fisika pada
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2010 sampai tanggal 19
Mei 2010 dan bertempat di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Jl. Ibnu
Taimia IV Kompleks UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Metode dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini digunakan metode penelitian kuasi eksperimen.
Sedangkan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonequivalent control group design dimana observasi yang dilakukan sebanyak
dua kali yaitu sebelum treatment dan sesudah treatment. Observasi yang
dilakukan sebelum treatment disebut pre-test, dan observasi sesudah treatment di
[image:42.595.108.508.174.679.2]sebut post-test. Rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pre-test Treatment Postest
A T1 X1 T2
B T1 X2 T2
Keterangan:
A : Kelas eksperimen
B : Kelas kontrol
T1 : Pre-test yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen
T2 : Post-test yang diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen
X1 : Perlakuan berupa pembelajaran fisika berbantukan media onlinefacebook
X2 : Perlakuan berupa pembelajaran fisika dengan metode ceramah
Ada dua kelas yang akan dibandingkan pada penelitian ini, yakni kelas A
adalah kelas eksperimen dan kelas B adalah kelas kontrol. Kedua kelas tersebut di
uji dengan pre-test untuk mengetahui pemahaman awal siswa pada materi
termodinamika yang belum mereka pelajari. Setelah itu, kedua kelas tersebut
diberikan perlakuan berupa bentuk pembelajaran yang berbeda. Kelas A diberikan
perlakuan berupa pembelajaran fisika berbantukan media online facebook, dan
kelas B diberikan perlakuan pembelajaran fisika dengan metode ceramah. Setelah
pemberian treatment pada kedua kelas, kedua kelas tersebut di uji lagi dengan
post-test untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya1. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta. Sedangkan
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut2. Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah dua kelas yakni kelas
XI A dan kelas XI B yang dipilih dengan teknik pengambilan sampel purposive
sampling yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu3.
D. Alur Penelitian
Tahap yang pertama kali dilakukan pada suatu penelitian adalah memilih
masalah, pada tahap ini peneliti harus memilih dari mana masalah penelitian
diperoleh. Apakah dari kehidupan sehari-hari atau dari buku atau literature yang
lain. Tahap yang kedua adalah studi pendahuluan, tahap ini terdiri dari studi
lapangan dan literature. Kedua hal tersebut dilakukan untuk mengetahui dengan
jelas permasalahan yang terjadi di lapangan, untuk mengetahui segala
kemungkinan dilakukannya penelitian dan untuk mengetahui apa yang sudah
orang lain hasilkan dari penelitian serupa dan bagaimana permasalahan yang
belum terpecahkan. Tahap ketiga adalah merumuskan masalah, yaitu tahap
menentukan atau menyusun pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data yang harus didasarkan pada masalah penelitian. Tahap yang
1
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta Bandung, Cet ke-7, hal 117.
2
Ibid. hal. 118.
3
keempat adalah merumuskan anggapan dasar yaitu menentukan asumsi dasar atau
sesuatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti. Tahap kelima adalah
merumuskan hipotesis yaitu merumuskan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Tahap keenam adalah memilih pendekatan, apakah penelitian
yang dilakukan secara eksperimen atau non-ekperimen. Tahap ketujuh adalah
menentukan variable yaitu tahap menentukan objek penelitian atau sesuatu yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Tahap kedelapan adalah menentukan
sumber data, yaitu tahap menentukan darimana data penelitian didapatkan. Tahap
yang kesembilan adalah menentukan dan menyusun instrument, pada tahap ini
peneliti harus menentukan jenis instrument apakan tes atau non tes. Instrument
adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Sebelum digunakan
instrument harus melalui tahap uji instrument dimana instrument tersebut
dianalisa terlebih dahulu dengan beberapa uji, diantaranya uji validitas, uji
reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Setelah tahap tersebut terlewati
barulah instrument dapat digunakan dalam pengambilan data. Tahap kesepuluh
adalah tahap mengumpulkan data, instrument yang sudah diuji tersebut diberikan
kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pre-test sebelum diberikan
treatment dan post-test setelah diberikan treatment yang berbeda, lalu kemudian
dikumpulkan seluruhnya. Tahap kesebelas adalah analisis data, pada tahap in data
yang sudah diperoleh tersebut diurutkan berdasarkan nilai terbesar sampai nilai
terkecil, lalu diuji dengan uji normalitas, uji homogenitas, uji normal gain dan
yang terakhir dicari t-hitung dan t-tabel yang biasanya dikenal dengan uji
hipotesis sehingga dapat diketahui apakah H0 atau Ha diterima atau ditolak. Tahap
selanjutnya adalah menarik kesimpulan, kesempulan penelitian harus dibuat
berdasarkan data yang diperoleh dan harus sinkron dengan problematic yakni
hal-hal yang ingin diketahui jawabannya melalui penelitian dan hipotesis yang
dihasilkan haruslah sesuai dengan data yang dikumpulkan dan sudah dianalis