• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOR

2. Tinjauan tentang Belajar

a. Pengertian Belajar

Ketika seseorang mendengar kata belajar, banyak yang mengartikan bahwa belajar adalah membaca buku, menghafal, mencatat, duduk mengerjakan soal latihan, atau yang lainnya. Wittaker

16

(Baharuddin, 2014: 159) mendefinisikan belajar sebagai proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan menurut Anisah Basleman dan Syamsu Mappa (2011: 2) belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan sadar yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya, baik dalam bentuk pengetahuan, dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif.

Hal tersebut hampir sama dengan pendapat Eveline dan Hartini (2011: 3) yang mendefiniskan belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi bahkan dalam kandungan hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku.

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 129), menambahkan perubahan tingkah laku dalam belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Perubahan yang terjadi secara sadar

Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan dinamis. Suatu perubahan yang

17

terjadi akan menyebabkan perubahan, berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perubahan belajar, perubahan itu selalu bertambah dan setuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Maka dari itu, semakin banyak usaha belajar itu dilakukan, semakin banyak dan semakin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif yaitu berubahan itu tidak terjadi sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar, bertujuan atau terarah

Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasil ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

18

Pendapat yang berbeda disampaikan oleh Yudrik Jahja (2011: 387), yang menyatakan belajar adalah sebuah aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk menambah pengetahuan yang ada dalam dunia dengan suatu pengalaman yang sangat berarti dan memiliki makna yang tinggi. Hal tersebut hampir sama dengan pendapat Hilgard dan Brower dalam Oemar Hamalik (2012: 45), yang mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan berlangsung seumur hidup untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan yang bersifat menetap dan positif.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Telah dikatakan bahwa belajar merupakan proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau kecakapan. Perubahan-perubahan itu dapat dikatakan berhasil dengan baik atau tidak tergantung kepada bermacam- macam faktor.

Sumardi Suryabrata (2006: 233), faktor yang mempengaruhi belajar itu banyak sekali macamnya, sehingga dapat diklasifikasi sebagai berikut :

1) Faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu, (1) faktor nonsosial, misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, dan

19

sebagainya. (2) faktor sosial, misalnya: faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya tidak langsung hadir.

2) Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, dan ini juga dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu, (1) faktor fisiologi, misalnya: keadaan jasmani dan fungsi-fungsi fisiologis tertentu. (2) faktor psikologis, misalnya: rasa ingin tahu, sifat yang kreatif, keinginan mendapatkan simpati dari orang lain, dan sebagainya.

Hal ini juga diungkapkan oleh Eveline dan Hartini (2011: 175), bahwa faktor yang memperngaruhi belajar siswa itu ada dua yaitu faktor internal dan eksternal yang diu raikan sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa baik kondisi jasmani maupun rohani siswa. Adapun faktor internal dibedakan menjadi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis ini dihubungkan dengan kesehatan seseorang. Misalnya tentang fungsi organ-organ, dan susunan-susunan tubuh yang dapat memperngaruhi semangat dan intensitas siswa dalam belajar. Tingkat intelegensi siswa tidak diragukan lagi dalam menentukan keberhasilan siswa, namun hal itu tentu saja juga didorong oleh faktor psikologis yang berhubungan dengan keadaan kejiwaan siswa, seperti adanya motivasi dan minat dalam

20

menentukan sikap belajar siswa sehingga dapat menggali bakat dan potensi siswa itu sendiri.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor eksternal yang pertama adalah faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik anak, suasana rumah, faktor ekonomi keluarga, serta latar belakang kebudayaan. Ketika orang tua mendidik anaknya dan menciptakan suasana nyaman untuk belajar di rumah ditambah mampu melengkapi fasilitas belajar anak tentu akan berdampak positif terhadap belajar anak. Faktor yang kedua adalah lingkungan sekolah, seperti hubungan dengan guru, siswa, serta kelengkapan fasilitas sekolah itu sendiri. Faktor eksternal yang ketiga adalah lingkungan masyarakat, seperti teman bergaul, pola hidup lingkungan, kegiatan dalam masyarakat, serta media massa yang dapat mempengaruhi belajar siswa.

M. Dalyono (2005: 55) menambahkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar adalah sebagai berikut: (1) faktor internal (yang berasal dari dalam diri) yang meliputi hal-hal seperti: kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar. (2) faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) yang meliputi: keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekolah.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi belajar

21

siswa yaitu faktor internal dan eksternal. Hal ini juga dapat menjadi acuan untuk mengevaluasi ketika anak memperoleh hasil belajar yang rendah atau mengalami masalah dalam belajarnya.

Dokumen terkait