• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2. Tinjauan tentang Informasi

a. Informasi

Sebelum membahas tentang informasi hendaknya harus mengerti tentang data yang merupakan data mentah dari informasi. Data dapat berupa teks, angka-angka, gambar, suara dan sebagainya.

Pengertian data menurut Wahyudi Komorotomo dan Subando Agus M (2001 : 11), adalah: ”Data merujuk kepada fakta-fakta baik berupa angka-angka, teks, dokumen, gambar, bagan, suara yang mewakili deskripsi verbal atau kode tertentu dan semacamnya. Apabila ia telah disaring dan diolah melalui suatu sistem pengolahan sehingga memiliki arti dan nilai bagi seseorang, maka data itu berubah fungsi menjadi informasi”.

Menurut Murdick dalam Wahyudi Komorotomo dan Subando Agus Margono, mengatakan :

Data merupakan fakta yang tidak sedang digunakan pada proses keputusan, biasanya dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Sebaliknya, informasi terdiri dari data yang telah diambil kembali, diolah atau digunakan untuk memberi dukungan keterangan bagi pengambilan kesimpulan, argumentasi atau sebagai dasar untuk peramalan atau pengambilan keputusan. (Wahyudi Komorotomo dan Subando Agus M, 2001 : 11) Menurut Kenneth C Laudon yang diterjemahkan oleh Criswan Sungkono (2005 : 10), “data adalah Sekumpulan baris fakta yang mewakili peristiwa yang terjadi pada organisasi atau pada lingkungan fisik sebelum di olah kedalam format yang bias dimengerti dan digunakan orang”.

Menurut Gordon B. Davis (1997 : 28) yang diterjemahkan oleh Bob Widyahartono hubungan antara data dan informasi adalah sebagai berikut :

Penyimpan data

Pengolah

“Dengan kata lain, sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi. Atau lebih tepatnya, sistem pengolahan mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna atau informasi bagi penerimanya”. (Gordon B. Davis, 1997 : 28)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat diketahui terdapat perbedaan antara data dan informasi. Data menunjuk pada fakta-fakta yang harus diolah sedemikian rupa sehingga tidak mempunyai nilai apa-apa untuk mengambil keputusan. Data biasanya dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan.

Menurut Siagian menjelaskan arti data dengan membedakan antara data dan informasi.

… ada perbedaan konsepsional yang cukup prinsipil antara data dan informasi. Perbedaan yang biasanya dibuat ialah dengan mengatakan bahwa data adalah “bahan baku” yang harus diolah sedemikian rupa sehingga berubah sifatnya menjadi informasi. Perbedaan ini penting untuk disadari oleh Karena sesungguhnya data tidak mempunyai nilai apa-apa untuk mengambil keputusan. Hanya informasi-lah yang mempunyai nilai, dalam arti informasi akan memudahkan seseorang pemimpin untuk mengambil keputusan. (Moekijat, 1991 : 8).

Sedangkan informasi menurut Murdick dalam Wahyudi Komorotomo dan Subando Agus M (2001:11), mendefinisikan informasi sebagai berikut Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan bermanfaat karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunakannya untuk membuat keputusan.

Menurut Raymond Mc Leod, Jr. dan George P. Schell yang diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto (2001:10) pengertian informasi adalah “Informasi adalah data yang telah di proses, atau data yang memiliki arti”

Menurut Gordon B Davis yang diterjemahkan oleh Bob Widyahartono ”Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang.” (1997 : 28)

Pengertian informasi menurut Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon yang diterjemahkan oleh Criswan Sungkono (20005 : 10), “ Informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam format yang memiliki arti bagi manusia”

Purwono dan Sri Suharmini (2006:6.2) menyebutkan “Informasi merupakan proses dari suatu cipta, karsa, dan karya manusia yang dituangkan dalam bentuk tercetak maupun noncetak yang hasilnya digunakan oleh manusia sebagai bahan rujukan atau sumber informasi dari berbagai kebutuhan, baik hanya sekedar berupa tulisan sederhana sampai ilmiah”.

Menurut Setiarso yang dikutip oleh Purwono dan Sri Suharmini (2006:6) mendefinisikan Informasi adalah hasil dari data yang berupa masukan (input) dari berbagai sumber, kemudian pengolahan (processing) yang berupa sistem yang berfungsi sebagai pengolah data yang kemudian menghasilkan informasi yang berupa keluaran-keluaran (output) yang siap disajikan bagi pemakai.

Mursito BM (2006:130), menyebutkan “Informasi adalah sesuatu yang didapatkan dari membaca atau mendengar, atau dengan melihat langsung dunia sekitar”. Sedangkan Aji Supriyanto (2005:6) mendefinisikan “Informasi merupakan data yang telah terolah dan sifatnya menjadi data lain yang bermanfaat”.

Menurut Gordon B. Davis dalam Edhy Sutanto (2003 : 13) menerangkan bahwa informasi memiliki nilai yang sempurna apabila :

Nilai informasi dikatakan sempurna apabila perbedaan antara kebijakan optimal tanpa informasi yang sempurna dan kebijakan optimal menggunakan informasi yang sempurna dapat dinyatakan dengan jelas. Berdasarkan informasi-informasi itu, maka seseorang manajer/pimpinan dapat mengambil keputusan secara lebih baik.

b. Sifat Informasi

Gordon B. Davis dalam Edhy Sutanto (2003 : 13) mengemukakan bahwa nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya, yaitu sebagai berikut :

4) Kecocokandengan pengguna (relevance) 5) Ketepatan waktu

6) Kejelasan (clarity)

7) Fleksibilitas/keluwesannya 8) Dapat dibuktikan

9) Tidak ada prasangka 10) Dapat diukur

Sifat-sifat informasi yang dapat menentukan nilai suatu informasi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Kemudahan dalam memperoleh

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh. Informasi dapat diperoleh dengan mudah jika sistem dilengkapi oleh basis data dan bagian pengolah yang mampu mengolah data dengan baik untuk memenuhi segala kebutuhan informasi secara mudah.

b) Sifat luas dan kelengkapannya

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik. Sifat luas dan lengkap tersebut memerlukan dukungan basis data yang cukup lengkap dan terstruktur dengan baik. c) Ketelitian (accuracy)

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akhurat. Informasi menjadi tak bernilai jika tidak akurat, karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan. Informasi yang akhurat dapat diperoleh jika basis data yang valid, baik tipe, bentuk, maupun format datanya. Hal ini memerlukan adanya proses validasi setiap data yang diinputkan kedalam basis data. Proses validasi perlu dilakukan sejak pertama kali data diinput kan, sehingga basis data terhindar dari data yang tidak benar. Data yang salah akan menghasilkan informasi hasil olahan yang

salah pula. Dalam sistem informasi, sampah data akan menghasilkan sampah pula (garbage in garbage out).

d) Kecocokan dengan pengguna (relevance)

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika tidak sesuai dengan kebutuhan penggunanya, karena tidak dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan.

e) Ketepatan waktu

Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat. Informasi berharga dan penting menjadi tidak bernilai jika terlambat diterima/usang, karena tidak dapat dimanfaatkan pada saat pengambilan keputusan. Informasi tepat waktu dapat diperoleh jika ada dukungan sistem informasi yang mampu mengolah data secara cepat. Penggunaan sistem computer dalam sistem informasi akan memberikan dukungan yang sangat berarti untuk memperoleh data tepat waktu, karena komputer mampu mengolah data dengan kecepatan yang sangat tinggi.

f) Kejelasan (clarity)

Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi. Dibandingkan dengan bentuk teks atau deskriptif, informasi dalam bentuk tabel atau grafik banyak menjadi pilihan, karena dapat dibaca dan dipahami dengan lebih mudah. Hal ini memerlukan analisis kebutuhan bentuk dan format informasi yang diperlukan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar perancangan output yang tepat. Penggunaan sistem komputer akan membantu memenuhi kebutuhan tersebut, karena kemampuan teknologi komputer yang berkembang saat ini telah memungkinkan untuk menampilkan informasi dalam berbagai macam bentuk dan format secara mudah, termasuk tabel dan

g) Fleksibilitas/keluwesannya

Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki

fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan keputusan. Fleksibilitas informasi berhubungan dengan bentuk dan format tampilan informasi. Perubahan bentuk dan format tampilan informasi dapat dilakukan dengan mudah dengan memanfaatkan komputer.

h) Dapat dibuktikan

Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.

i) Tidak ada prasangka

Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi. Kesalahan tersebut dapat terjadi akibat kesalahan data atau prosedur pengolahan. Informasi dapat menimbulkan keraguan jika tidak wajar.

j) Dapat diukur

Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna. Pengukuran informasi umumnya dimaksudkan untuk mengukur dan melacak kembali validitas data sumber yang diragukan.

c. Ciri-ciri Informasi

Gordon B. Davis dalam bukunya yang berjudul Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen yang diterjemahkan oleh Bob Widyahartono (1997 : 29) mengemukakan bahwa informasi dalam lingkup sistem informasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Informasi dalam lingkup sistem informasi, memiliki beberapa ciri : 1. Benar atau salah. Ini dapat berhubungan denga realitas atau tidak. Bila

penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti benar.

3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang telah ada.

4. Korektif. Informasi dapat menjadi suatu koreksi atau informasi salah atau palsu sebelumnya.

5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna karena meningkatkan persepsi penerimaannya atas kebenaran informasi tersebut.

Dari rumusan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa informasi merupakan suatu berita, data, fakta, maupun peristiwa yang sebelum disajikan untuk digunakan pemakai diolah atau diproses terlebih dahulu, yang pada akhirnya setelah menjadi kemasan dapat diperoleh, diakses atau ditemukan kembali oleh pemakai yang membutuhkannya.

3. Tinjauan tentang Sistem Informasi

Dokumen terkait