• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Tinjauan Tentang Kabupaten Klaten

a. Georafi Kabupaten Klaten

1) Letak Geografi

Kabupaten Klaten terletak secara geografis antara 7º32’19” sampai7º48’33” dan antara 110º26’14” sampai 110º47’51”. Letak Kabupaten Klaten cukup stategis karena berbatasan langsung kota Surakarta, yang merupakan salah satu pusat perdagangan dan Daerah

commit to user

Istimewa Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar dan kota wisata.

2) Luas Penggunaan Lahan

Kabupaten Klaten mempunyai luas wilayah sebesar 65.556 ha, terbagi dalam 26 kecamatan, 401 desa/kelurahan. Dari 65.556 ha luas Kabupaten Klaten, 50,97 persen (33.412 ha) merupakan lahan pertanian dan 39,29 persen (25.760 ha) merupakan lahan bukan pertanian dan yang sisanya 9,74 persen adalah bukan lahan pertanian. Seiring dengan perkembangan keadaan, terjadi perubahan penggunaan dari lahan pertanian ke non pertanian. Hal ini ditunjukan dari luas lahan sawah yang terus mengalami penurunan (tahun 2009; 0,03 persen), sedangkan lahan bukan pertanian mengalami kenaikan (tahun 2009 sebesar 0,03 persen).

b. Letak geografis

1) Wilayah Kabupaten Klaten terletak antara :

Bujur Timur : 1100 26’ 14” - 1100 47’ 51”

Lintang Selatan : 70 32’ 19” - 70 48’ 33”

2) Wilayah Kabupaten Klaten berbatasan dengan beberapa kabupaten :

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali; Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo;

Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIYogyakarta); Sebelah Barat : Kabupaten Sleman (DIYogyakarta).

3) Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi tiga dataran :

Sebelah Utara : Dataran Lereng Gunung Merapi;

Sebelah Timur : Membujur Dataran Rendah;

Sebelah Selatan : Dataran Gunung Kapur.

4) Jarak Kota Klaten Dengan Kota Lain Se Eksidenan Surakarta :

Kota Klaten ke Kota Boyolali : 38 Km;

Kota Klaten ke Wonogiri : 67 Km;

commit to user

Kota Klaten ke Karanganyar : 49 Km;

Kota Klaten ke Kota Sukoharjo : 47 Km;

Kota Klaten ke Sragen : 63 Km.

c. Keadaan Wilayah

1) Keadaan Wilayah Kabupaten Klaten

a) Dataran Lereng Gunung Merapi membentang di sebelah utara

meliputi sebagian kecil sebelah utara wilayah Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom dan Tulung.

b) Dataran Rendah membujur di tengah meliputi seluruh wilayah

kecamatan di Kabupaten Klaten, kecuali sebagian kecil wilayah merupakan dataran lereng Gunung Merapi dan Gunung Kapur.

c) Dataran Gunung Kapur yang membujur di sebelah selatan

meliputi sebagian kecil sebelah selatan kecamatan Bayat dan Cawas.

Melihat keadaan alamnya yang sebagian besar adalah dataran rendah dan didukung dengan banyaknya sumber air maka daerah Kabupaten Klaten merupakan daerah pertanian yang potensial disamping penghasil kapur, batu kali dan pasir yang berasal dari Gunung Merapi.

a) Ketinggian Daerah Kabupaten Klaten:

(1) Sekitar 3,72% terletak diantara ketinggian 0 - 100 meter di atas

permukaan laut;

(2) Terbanyak 83,52% terletak diantara ketinggian 100 – 500 meter

diatas permukaan laut; dan

(3) Sisanya 12,76% terletak diantara ketinggian 500 – 2.500 meter

diatas permukaan laut.

b) Klasifikasi Tanah di Kabupaten Klaten

Jenis tanah terdiri dari 5 (lima) macam :

(1) Litosol : Bahan induk dari skis kristalin dan batu tulis terdapat

commit to user

(2) Regosol Kelabu : Bahan induk abu dan pasir vulkan intermedier

terdapat di Kecamatan Cawas, Trucuk, Klaten Tengah, Kalikotes, Kebonarum, Klaten Selatan, Karangnongko, Ngawen, Klaten Utara, Ceper, Pedan, Karangdowo, Juwiring, Wonosari, Delanggu, Polanharjo, Karanganom, Tulung dan Jatinom.

(3) Grumusol Kelabu Tua : Bahan induk berupa abu dan pasir

vulkan intermedier terdapat di daerah Kecamatan Bayat, Cawas sebelah selatan.

(4) Kompleks Regosol Kelabu dan Kelabu Tua : Bahan induk

berupa batu kapur napal terdapat di daerah Kecamatan Klaten Tengah dan Kalikotes sebelah selatan.

(5) Regosol Coklat Kekelabuan : Bahan induk berupa abu dan pasir

vulkan intermedier terdapat di daerah Kecamatan Kemalang, Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno dan Wedi. Kabupaten klaten terbentang di antara daerah istimewa Yogyakarta dan Surakarta yang melewati jalan raya Yogya-Solo mempunyai peran sangat penting dalam memperlancar segala kegiatan ekonomi. Di samping daerah mediterania antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kota Surakarta masih terdapat pula beberapa obyek wisata antara lain:

Candi : Candi Bubrah, Candi Sewu, Candi Plaosan dan Candi Merak; Makam : Makam Sunan Bayat ( Ki Ageng Pandanaran), makam Pujangga

R. Ngabei Ronggo Warsito dan makam Ki Ageng Perwito; Lainnya : Rowo Jombor, Deles Indah, Musium Gula dan Monumen Juang

1945 serta Pemancingan Janti.

d. Pemerintahan

1) Wilayah Administrasi

Kabupaten Klaten terbagi dalam 26 kecamatan, 391 desa dan 10 kelurahan. Seluruh desa yang ada merupakan desa swasembada. Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak adalah

commit to user

Cawas sebanyak 20 desa, sedangkan yang paling sedikit kecamatan Kalikotes dan Kebonarum masing-masing 7 desa.

2) Kepegawaian

Tahun 2009 jumlah pegawai negeri di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klaten termasuk guru sebanyak 16.593 orang, mengalami penurunan sebesar 0,25 persen dari tahun 2008. Sedangkan bila dilihat dari pendidikan yang ditamatkan, lulusan SD sebesar 2,46 persen, lulusan SLTP 4,23 persen, lulusan SLTA 34,74 persen Diploma 28,20 persen, Sarjana dan Pasca Sarjana 30,36 persen

3) DPRD

Hasil pemilu tahun 2009 menghasilkan lima partai dengan suara terbanyak yakni PDI Perjuangan, Partai Amanat Nasional, Golongan Karya, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Kebangkitan Bangsa. Selama tahun 2009 belum ada peraturan daerah (Perda) yang dihasilkan. Sedangkan sidang yang dilakukan dewan mengalami penurunan sebesar 1,66 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008.

e. Penduduk

1) Penduduk Kabupaten Klaten

Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan, dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya dari seluruh masyarakat Indonesia. Tahun 2009 jumlah penduduk Klaten sebesar 1.303.910 jiwa, kondisi ini menunjukan

penambahan 3.416 jiwa dari tahun sebelumnya dan

pertumbuhannya sebesar 0,26 persen.

Pertumbuhan jumlah penduduk seyogyanya diimbangi dengan pemerataan penyebaran penduduk. Secara umum kepadatan penduduk di Kabupaten Klaten merata untuk semua kecamatan,

commit to user

kecuali Kecamatan Kemalang yang paling rendah kepadatannya

sebesar 676 jiwa per km2.

Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Klaten sebesar 95,79, ini berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari laki-laki. Untuk penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) sebesar 987.676 jiwa, sekitar 75,74 persen dari total penduduk Klaten

2) Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda

pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Tahun 2009 jumlah pencari kerja sebanyak 16.315 orang mengalami penurunan sebesar 6,18 persen dibandingkan dengan tahun 2008. Tingkat pendidikan untuk pencari kerja yang terbanyak adalah SMU/SMK sebesar 9.395 orang.

3) Keluarga Berencana

Peserta KB aktif di Kabupaten Klaten tahun 2008 mencapai 162.485 akseptor dan peserta KB baru sebesar 23.652 akseptor. Sedangakan metoda alat kontrasepsi yang banyak digunakan untuk peserta KB baik aktif atau baru adalah suntik.

4) Transmigrasi

Salah satu usaha untuk memperluas kesempatan kerja adalah melalui program transmigrasi selain untuk pemerataan penduduk. Pada tahun 2009 jumlah transmigran yang berangkat dari Kabupaten Klaten sebesar 15 KK, kondisi ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008. Adapun tujuan paling banyak adalah ke Sulawesi.

f. Keuangan

commit to user

Realisasi pendapatan asli daerah pada tahun anggaran 2009 terhimpun sekitar 984.534.437.004 rupiah naik sekitar 9,30 persen dibandingkan tahun anggaran 2008. Pajak daerah memberikan kontribusi paling tinggi yaitu sebesar 20.176.815.291 rupiah atau sekitar 37,09 persen dari total pendapatan asli daerah.

Sejalan dengan realisasi pendapatan asli daerah, realisasi belanja daerah untuk tahun anggaran 2009 sebesar 981.121.677.296 atau turun sebesar 1,90 persen dibandingkan realisasi belanja daerah tahun 2008.

2) Koperasi dan Perbankan

Peranan Koperasi dan perbankan dalam kegiatan perekonomian daerah sangat penting. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat dalam bentuk simpanan, giro maupun deposito cukup besar, tapi pada tahun 2009 secara umum mengalami kenaikan. Begitu juga jumlah peminjam di koperasi mengalami penurunan sebesar 4,07 persen dibanding tahun 2008, sebanding juga dengan jumlah uang yang dipinjamkan mengalami penurunan sebesar 34,55 persen

Dokumen terkait