• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

2. Tinjauan Tentang Kemampuan Civic Virtue

a. Pengertian Kemampuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud,2005:546) PHQ\DWDNDQEDKZD³.HPDPSXDQEHUDUWLNHVDQJJXSDQNHFDNDSDQNHNXDWDQ´ sedangkan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (El Zul Fajri,dkk,2003 : 546) menyatakan bahwa ³.HPDPSXDQEHUDUWLNHVDQJJXSDQNHNXDWDQXQWXN PHODNXNDQVHVXDWXNHND\DDQ\DQJGLPLOLNL´

Dari pengertian dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan merupakan kesanggupan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu dalam hal ini di dalam diri siswa mengenai proses pembelajaran guru Pkn.

b. Pengertian Civic Virtue

Civic Virtue menurut Quigley dalam Udin S. Winataputra dan Dasim

Budimansyah (2007 : 60) adalah ³«WKHZLOOLQJQHVVRIWKHFitizen to set aside

private interests and personal concerns for the sake of the common good´

atau kemauan dari warganegara untuk menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Menurut Branson (1999 : 8) mengatakan bahwa ³.RPSRQHQXWDPDcivic education yakni pengetahuan kewarganegaraan(civic

knowledge), kecakapan kewarganegaraan (civic skills), dan watak

kewargaranegaraan (civic dispositions´

Civic Virtue merupakan domain psikososial individu yang secara

substantif memiliki dua unsur, yaitu 1. Civic Dispositions

\DNQL³«WKRVHDWWLWXGHVDQGKDELWRIPLQGRIWKHFLWL]HQWKDWDUHFRQGXFLYH

to the healthy functioning and common good of the democratic system´

atau sikap dan kebiasaan berpikir warganegara yang menopang berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan jaminan kepentingan umum dari sistem demokrasi. civility atau keadaban (hormat pada orang lain dan partisipatif dalam kehidupan masyarakat), individual responsibility atau tanggung jawab individual, self-discipline atau disiplin diri,

(terbuka, skeptis, mengenal ambiguitas), compromise (prinsip konflik dan batas-batas kompromi), toleration of diversity atau toleransi atas keberagaman, patience and persistence atau kesabaran dan ketaatan, compassion atau keterharuan, generosity atau kemurahan hati, and loyalty

to the nation and its priciples atau kesetiaan pada bangsa dan segala

aturannya.

2. Civic Commitments

yakni kesediaan warga negara untuk mengikatkan diri dengan sadar kepada ide dan prinsip serta nilai fundamental demokrasi konstitusional,

GDODP KDO LQL GL $PHULND \DQJ PHOLSXWL«popular souvereignty,

constitutional government, the rule of law, separation of powers, checks and balances, minority rights, civilian control of the military, separation of church and state, power of the purse, federalism, common good, individual rights (life, liberty: personal, political, economic, and the pursuit of happiness), justice, equality (political, legal, social, economic), diversity, truth, and patriotism. Kesemua itu adalah kedaulatan rakyat, pemerintahan konstitusional, prinsip negara hukum, pemisahan kekuasaan, kontrol dan penyeimbangan, hak-hak minoritas, kontrol masyarakat terhadap meliter, pemisahan negara dan agama, kekuasaan anggaran belanja, federalisme, kepentingan umum, hak-hak individual yang mencakup hak hidup, hak kebebasan (pribadi, politik, ekonomi,dan kebahagiaan), keadilan, persamaan (dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi), kebhinekaan, kebenaran, dan cinta tanah air.

Dari uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa kemampuan civic

virtue adalah kemauan dari warganegara untuk menempatkan kepentingan

umum di atas kepentingan pribadi yang meliputi sikap dan kebiasaan serta komitmen terhadap ide dan prinsip fundamental demokrasi konstitusional negara.

Selain itu menurut Supardiyo dalam http://supardiyo.wordpress.com/2009/ 06/15/pendidikan-kewarganegaraan/

Salah satu XQVXU GDUL EXGD\D NHZDUJDQHJDUDDQ DGDODK ³FLYLF YLUWXH´ DWDX kebajikan atau akhlak kewarganegaraan yang terpancar dari nilai-nilai Pancasila mencakup keterlibatan aktif warganegara, hubungan kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat kemasyarakatan.

Sejalan dengan hal tersebut, Udin Saripudin Winataputra dan Sumanah

Saripudin dalam http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/075/j75_01.pdf menyatakan

bahwa :

³FLYLF YLUWXH´atau kebajikan atau akhlak kewarganegaraan. Kabajikan itu sepenuhnya harus terpancar dari nilai-nilai Pancasila yang secara substantif mencakup keterlibatan aktif warganegara, hubungan kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat kemasyarakatan multikultural. Semua unsur akhlak kewarganegaraan itu diyakini akan saling memupuk dengan kehidupan ³FLYLF FRPPXQLW\´atau ³FLYLO VRFLHW\´atau masyarakat madani untuk Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Dengan kata lain, tumbuh dan berkembangnya masyarakat madani-Pancasila bersifat interaktif dengan tumbuh dan berkembangnya akhlak kewarganegaraan (civic virtue) yang merupakan unsur utama dari budaya kewarganegaraan yang ber-Pancasila (civic culture).

Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa civic virtue merupakan nilai ± nilai kebajikan/akhlak kewarganegaraan yang merupakan unsur utama dari budaya kewarganegaraan yang terpancar dari nilai-nilai pancasila mencakup keterlibatan aktif warganegara, hubungan kesejajaran/egaliter, saling percaya dan toleran, kehidupan yang kooperatif, solidaritas, dan semangat kemasyarakatan.

c. Kompetensi Dasar Menampilkan Peran Serta Dalam Usaha Pembelaan

Negara

Kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara,dapat dijabarkan sebagai berikut:

Standar Kompetensi : Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara Kompetensi Dasar : Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

Indikator : Menunjukkan sikap dengan berpartisipasi dalam kegiatan bela negara di lingkungannya

Dalam Buku Sekolah Elektonik (BSE) pengarang A.T.Sugeng Priyanto,dkk.(2008.24-31) materi peran serta dalam usaha pembelaan negara, diuraikan sebagai berikut :

1) Contoh Tindakan Usaha Pembelaan Negara

Keikutsertaan setiap warga negara dalam usaha pembelaan negara bukan hanya merupakan hak tetapi juga kewajiban yang harus dipenuhi. Tingkatan kewajiban tersebut bervariasi sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing.

Upaya membela negara yang paling nampak diperankan oleh TNI sejak perang kemerdekaan sampai masa reformasi saat ini. Contoh-contoh tindakan upaya membela negara yang dilakukan TNI antara lain menghadapi ancaman agresi Belanda, menghadapi ancaman gerakan federalis dan separatis APRA, RMS, PRRI/PERMESTA, Papua merdeka, separatis Aceh (GSA), melawan PKI, dan DI/TII. Demikian pula POLRI telah melakukan upaya membela negara terutama yang berkaitan dengan ancaman yang menggangu keamanan dan ketertiban masyarakat seperti kerusuhan, penyalahgunaan narkotika, konflik komunal, dan sebagainya. Hal-hal tersebut jika dibiarkan akan menggangu keselamatan bangsa dan negara. Sekarang mari kita kaji contoh-contoh tindakan yang menunjukkan upaya membela negara yang dilakukan warga negara selain TNI dan POLRI

Dilihat dari aspek historis perjuangan bangsa indonesia, terdapat beberapa contoh tindakan usaha pembelaan negara yang dilakukan komponen rakyat diantaranya:

a) Kelaskaran yang kemudian dikembangkan menjadi barisan cadangan pada periode perang kemerdekaan ke-I

b) Pada periode perang kemerdekaan ke-II ada organisasi Pasukan Gerilya Desa (Pager Desa) termasuk mobilisasi pelajar (Mobpel) sebagai bentuk perkembangan dari barisan cadangan;

c) Pada tahun 1958 ± 1960 muncul oganisasi Keamanan Desa (OKD) dan Organisasi Perlawanan Rakyat (OPR) yang merupakan bentuk kelanjutan Pager Desa;

d) Pada tahun 1961 dibentuk Pertahanan sipil, perlawanan rakyat, Keamanan rakyat sebagai bentuk penyempurnaan dari OKD/ OPR e) Perwira Cadangan yang dibentuk sejak tahun 1963.

f) Kemudian berdasarkan UURI Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan±ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (telah diganti dengan UURI Nomor 3 Tahun 2002) ada organisasi yang disebut Rakyat Terlatih dan anggota Perlindungan Masyarakat (LINMAS).

Selain itu, terdapat pula tindakan upaya membela negara yang dilakukan secara berencana melalui organisasi profesi, seperti antara lain Tim SAR untuk mencari dan menolong korban bencara alam, PMI, dan para medis. Selain melalui kegiatan organisasi profesi, tindakan upaya membela negara dapat dilakukan melalui sekolah (khususnya melalui PKN) misalnya pembinaan sikap dan prilaku nasionalisme, patriotisme, dan membela kebenaran dan keyakinan pada Pancasila dan UUD 1945.

2) Partisipasi Dalam Usaha Pembelaan Negara Di Lingkungan

Berdasarkan Pasal 30 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi :

³7LDS-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

SHUWDKDQDQ GDQ NHDPDQDQ QHJDUD´ 6HODLQ LWX PHQXUXWUndang-Undang

Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menegaskan bahwa

GDODP SDVDO \DQJ EHUEXQ\L³3ertahanan negara berfungsi untuk

mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik ,QGRQHVLD VHEDJDL VDWX NHVDWXDQ´Sedangkan yang dimaksud dengan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan, bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah merupakan ancaman terhadap seluruh wilayah dan menjadi tanggung jawab segenap bangsa.

Adapun bentuk partisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya antara lain melalui kegiatan sistem keamanan lingkungan (Siskamling),ikut serta menanggulangi akibat bencana alam, ikut serta mengatasi kerusuhan masal, dan konflik komunal. Dalam kehidupan masyarakat terdapat organisasi yang berkaitan dengan keselamatan masyarakat yaitu

a) Perlindungan Masyarakat (Linmas)

Linmas mempunyai fungsi untuk menanggulangi akibat bencana perang, bencana alam atau bencana lainnya maupun memperkecil akibat malapetaka yang menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda b) Keamanan Rakyat (Kamra)

Keamanan rakyat merupakan bentuk partisipasi rakyat langsung dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat

c) Perlawanan Rakyat (Wanra)

Wanra merupakan bentuk partisipasi rakyat langsung dalam bidang pertahanan

d) Pertahanan Sipil (Hansip)

Hansip merupakan kekuatan rakyat yang merupakan kekuatan pokok unsur-unsur perlindungan masyarakat dimanfaatkan dalam menghadapi bencana akibat perang dan bencana alam serta menjadi sumber cadangan nasional untuk menghadapi keadaan luar biasa

Partisipasi dalam penyelenggaraan pertahanan negara dapat diwujudkan dalam tindakan upaya bela negara seperti tersebut diatas. Dengan demikian, partisipasi warga negara dalam membela lingkungan tidak lain merupakan bagian dari usaha pembelaan negara.

d. Definisi Konseptual Kemampuan Civic Virtue

Kemampuan civic virtue adalah kesanggupan / kemauan dari warganegara untuk menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Kemampuan civic virtue dalam kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara diartikan sebagai nilai kebajikan siswa dalam

hal kesanggupan / kemauan dari siswa untuk menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dalam kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara.

e. Definisi Operasional Kemampuan Civic Virtue

Berdasarkan definisi konseptual diatas maka definisi operasional kemampuan

civic virtue dalam kompetensi dasar menampilkan peran serta dalam usaha

pembelaan negara adalah sebagai berikut :

1) Civic dispositions ( Karakter Kewarganegaraan ) dalam bela negara

Dokumen terkait