• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Persepsi Siswa mengenai Kompetensi Profesional

a. Pengertian Persepsi Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud

,

2005:647) menyatakan bahwa ³3ersepsi berarti tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu dan juga berarti proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya´6HMDODQLWXPHQXUXW El Zul Fajri,dkk dalam Kamus Lengkap %DKDVD ,QGRQHVLD PHQ\DWDNDQ EDKZD ³3HUVHSVL PHUXSDNDQ WDQJJDSDQODQJVXQJDWDVVHVXDWX´

Selain itu menurut Gitosudarmo yang dikutip oleh Sopiah (2008 : 18) : ³3HUVHSVL VHEDJDL VXDWX SURVHV PHPSHUKDWLNDQ GDQ PHQ\HOHNVL PHQJRUJDQLVDVLNDQ GDQ PHQDIVLUNDQ VWLPXOXV OLQJNXQJDQ´ 6HMDODQ GHQJDQ LWX PHQXUXW 0LIWDK 7KRKD PHQJDWDNDQ EDKZD ³3HUVHSVL SDGD hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya,baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

6HGDQJNDQ:DUNLWULGNNPHQJDWDNDQEDKZD³3HUVHSVLDGDODK pengamatan dan penilaian seseorang terhadap objek,peristiwa dan realitas kehidupan,baik itu melalui proses kognisi atau afeksi untuk membentuk NRQVHS WHUVHEXW /HELK ODQMXW GLNDWDNDQ EDKZD ³3HUVHSVL \DQJ VHKDW mempengaruhi pengolahan pengalaman dan belajar dalam kehidupan terus-menerus, meningkatkan keaktifan,kedinamisan dan kesadaran terhadap OLQJNXQJDQQ\D´

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan langsung atas sesuatu yang berupa penilaian baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman terhadap objek,peristiwa dan realitas kehidupan.

Dari pengertian diatas maka dapat diambil pengertian bahwa persepsi berkaitan dengan pemberian makna/penilaian mengenai sesuatu dengan panca indra. Dengan demikian seseorang akan mempunyai persepsi yang beraneka ragam terhadap suatu objek. Hal ini dapat dipahami mengingat stimulus yang sama sekalipun dapat mengakibatkan penglihatan yang berbeda terhadap suatu objek.

Hal ini terjadi pula pada siswa mengenai pembelajaran guru, yang mana guru mengajar maka siswa akan memberikan persepsi dari apa yang ditangkap oleh indranya. Melalui persepsi itu siswa akan bereaksi. Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan-tiundakan yang mengarah tercapainya kemampuan dalam belajar.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan persepsi siswa adalah tanggapan langsung atas sesuatu yang berupa penilaian melalui panca indra baik lewat pengelihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman terhadap objek,peristiwa dan realitas kehidupan dalam proses belajar siswa.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Sondang P. Siagian secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang: Pertama: diri orang yang bersangkutan sendiri. Kedua: sasaran persepsi tersebut. Ketiga: faktor situasi (Sondang P. Siagian,1989: 100-105).

Sedangkan menurut Gitosudarmo yang dikutip oleh Sopiah (2008 : 18-19) menyebutkan bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi persepsi,diantaranya:

a) Ukuran, dimana semakin besar atau semakin kecil ukuran suatu objek fisik maka akan semakin dipersepsikan

b) Intensitas, dimana semakin tinggi tingkat intensitas suatu stimulus maka semakin besar kemungkinannya untuk dipersepsikan

c) Frekuensi, dimana semakin sering frekuensi suatu stimulus maka akan semakin dipersepsikan orang.

d) Kontras, dimana stimulus yang kontras/mencolok dengan lingkungannya akan semakin dipersepsi orang.

e) Gerakan, dimana stimulus dengan gerakan yang lebih banyak akan dipersepsikan orang dibanding stimulus yang gerakannya kurang.

f) Perubahan, dimana stimulus yang berubah-ubah akan menarik untuk diperhatikan dibandingkan stimulus yang tetap.

g) Baru, dimana suatu stimulus baru akan lebih menarik perhatian orang disbanding stimulus lama

h) Unik, dimana semakin unik suatu objek atau kejadian maka akan semakin menarik orang lain untuk memperhatikannya.

Selain itu menurut Miftah Thoha (1994: 150) mengemukakan bahwa: ³%HEHUDSD IDNWRU GDUL GLUL VHVHRUDQJ \DQJ PHPSHQJDUXKL SURVHV VHOHNVL persepsi antara lain : proses belajar (learning), moWLYDVLGDQNHSULEDGLDQQ\D´

Berdasarkan hal tersebut maka dapat asumsikan bahwa persepsi memiliki kaitan dengan belajar siswa. Sedangkan menurut Sopiah (2008:22) mengemukakan bahwa :

Teori sosial tentang belajar adalah suatu proses belajar yang dilakukan melalui suatu pengamatan dan pengalaman secara langsung. Proses belajar seseorang pada umumnya dialami melalui pengamatan yang dilakukan terhadap lingkungan, misalnya guru, orang tua, teman, tasan, tayangan TV,mendengarkan radio dan seterusnya.

Selain itu menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:25) yang mengutip SHQGDSDW 7KRUQGLNH PHQJDWDNDQ EDKZD ³-DGL PHQXUXW 7KRUQGLNH GDVDU GDUL belajar tidak lain adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan impuls XQWXNEHUWLQGDN´

Dari uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa persepsi dapat dikaitkan dalam proses belajar siswa mengenai sesuatu yang ditangkap melalui pancaindra, salah satunya pengamatan terhadap guru dalam proses pembelajaran sebagai sasaran persepsi.

c. Pengertian Kompetensi Guru

Menurut Syaiful Sagala PHQJDWDNDQ EDKZD ´.RPSHWHQVL pada hakekatnya menggambarkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang harus dikuasai peserta didik dan direfleksikan dalam kebiasaan

EHUSLNLUGDQEHUWLQGDN´6HGDQJNDQPHQXUXW0XO\DVDPHQ\atakan

pengetahuan,keterampilan,nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan EHUSLNLUGDQEHUWLQGDN´

Sedangkan menurut Kiymet Selvi dalam tulisan yang berjudul Teachers'

Competencies Cultura yang termuat dalam International Journal of

Philosophy of Culture and Axiology, vol. VII, no. 1/2010 mengatakan bahwa

³Competencies are defined as the set of knowledge, skills, and experience

necessary for future, which manifests in activities´.RPSHWHQVLGLGHILQLVLNDQ sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan untuk masa depan, yang mewujud dalam kegiatan).

Sejalan dengan itu Gupta yang dikutip oleh Kiymet Selvi dalam

International Journal of Philosophy of Culture and Axiology, vol. VII, no.

1/2010 PHQ\DWDNDQ EDKZD ³GHILQH FRPSHWHQFLHV DV ³NQRZOHGJH VNLOOV

attitudesvalues, motivations and beliefs people need in order to be successful

LQDMRE´ (kompetensi didefinisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai-nilai, motivasi dan keyakinan orang butuhkan untuk menjadi sukses dalam kompetensi kerja).

Selain itu menurut McAshan yang dikutip oleh Mulyasa (2006 : 38) mengemukakan bahwa kompetensi :´LV D NQRZOHGJH VNLOO DQG DELOLW\ RU

capability or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the exent he or or she can satisfactorlly perform particular

FRJQLWLYH DIIHFWLYH DQG SV\FKRPRWRU EHKDYLRUV´ dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Sejalan dengan itu, Frich & Crunkilton dalam Mulyasa (2006 : 38)

PHQJDUWLNDQ ´.RPSHWHQVL VHEDJDL penguasaan terhadap suatu

tugas,keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan WHUWHQWX´

Abdurrahman Kilic dalam International Journal of Instruction January

2010 Vol.3, No.1 dalam http://www.e-iji.net/dosyalar/iji_2010_1_5.pdf

mengemukakan:

Teachers who will guide the youth and will be a factor in shaping the future should possess adequate competencies to perform their duties. When we speak of teacher competencies, what we mean is the competencies that make

DWHDFKHUHIIHFWLYH'HPLUHO(UGHQ«7HDFKHUVDUHQRWYLHZHG

as knowledge transmitters and skill models anymore; but, as facilitators in the process of learning and in creating a learning-conducive environment

(Guru yang akan membimbing pemuda dan akan menjadi faktor dalam membentuk masa depan harus memiliki kompetensi yang memadai untuk melakukan tugas mereka.. Ketika kita berbicara tentang kompetensi guru, apa yang kita maksud adalah kompetensi yang membuat seorang guru yang efektLI'HPLUHO (UGHQ «Guru tidak dipandang sebagai pemancar pengetahuan dan keterampilan model lagi, tetapi, sebagai fasilitator dalam proses belajar dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.)

Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang GuUX GDQ 'RVHQ GLMHODVNDQ EDKZD ´.ompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimilki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas NHSURIHVLRQDODQ´

Menurut Broke dan Stone dalam Mulyasa (2006: 25) mengemukakan bahwa kompetensi guru sebagai ´GHVFULSWLYHRINXDOLWDWLYHQDWXUHRIWHDFKHU

behavior appears to be entirely meaningful´dalam hal ini yang berarti

kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti.

Sementara Charles dalam Mulyasa (2006: 25) mengemukakan bahwa ´competency as rational performance which satisfactorily meets the objective

IRUDGHVLUHGFRQGLWLRQ´dalam hal ini kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Selain itu menurut Mulyasa (2006 :26) mengartikan bahwa :

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,

pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Dari uraian diatas dapat diambil pengertian kompetensi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki guru yang meliputi perpaduan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak agar dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya untuk melaksanakan tugas keprofesionalan.

d. Pengertian Kompetensi Profesional Guru

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru dalam pasal pasal 7 berbunyi :

Kompetensi Profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan :

a.materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan

b.konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

Kemudian menurut Mulyasa (2008 :135) mengatakan bahwa ruang lingkup kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut:

a.Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofis, psikologis, sosiologis, dan sebagainya;

b.Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik;

c.Mampu menagani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya;

d.Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi; e.Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat,media dan

sumber belajar yang relevan;

f.Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran; g.Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik;

Sedangkan menurut Suryadi yang dikutip Buchari Alma (2009: 133) mengatakan bahwa untuk menjadi profesional seorang guru dituntut memilki lima hal :

a.Guru mempunyai komitmen pada siswa dan Proses Belajar Mengajar (PBM)

b.Guru menguasai secara mendalam mata pelajaran yang diajarkannya

c.Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar melalui berbagai cara evaluasi

d.Guru mampu berpikir sistematis

e.Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya

Menurut Ade Cahyana dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (2010: 87-88) mengatakan bahwa:

Pada prinsipnya guru yang profesional adalah guru yang dapat menjalankan tugasnya secara profesional,yang memiliki ciri-ciri antara lain :a) ahli dibidang teori dan pratek keguruan; b) senang memasuki organisaasi profesi keguruan; c) memiliki latar pendidikan keguruan yang memadai; d) melaksanakan kode etik guru; e)memiliki otonomi dan rasa tanggung jawab; f) memiliki semangat untuk mengabdikan diri kepada masyarakat; g) bekerja atas panggilan hati nurani.

Selain itu menurut Oemar Hamalik (2009 :38) mengatakan bahwa guru dinilai kompeten secara profesional, apabila:

a.Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik- baiknya

b.Guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya secara berhasil c.Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan

(tujuan instuksional) sekolah

d.Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas.

Berdasarkan Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa kompetensi profesional guru pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK yakni sebagai berikut :

a.Menguasai materi,struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

b.Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

d.Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

e.Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

Sedangkan jabaran kompetensi profesional untuk guru PKn pada SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK adalah sebagai berikut:

1) Menguasai materi,struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

a) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

b) Memahami subtansi Pendidikan Kewarganegaran yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic skills)

c) Menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan kewarganegaraan

2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu

a) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu. b) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. c) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif

a) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

b) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

a) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus

b) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan

c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan

d) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi

b) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru Pendidikan Kewaganegaraan merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam serta penguasaan dalam konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi, atau seni yang relevan sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic

skills) serta dapat menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan

kewarganegaraan.

e. Definisi Konseptual Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional

Guru

Persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru adalah suatu penilaian / tanggapan siswa melalui panca indra tentang kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan : 1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan

2) konsep dan metode disiplin keilmuan,teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan

pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

f. Definisi Operasional Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Profesional

Guru

Berdasarkan definisi konseptual maka definisi operasional persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru yakni sebagai berikut:

1) Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

2) Memahami subtansi Pendidikan Kewarganegaran yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic skills)

3) Menunjukkan manfaat pelajaran pendidikan kewarganegaraan 4) Memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu. 5) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. 6) Memahami tujuan pembelajaran yang diampu.

7) Memilih materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

8) Mengolah materi pelajaran yang diampu secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

9) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus. 10)Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. 11)Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. 12)Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

13)Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi. 14)Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan

Dokumen terkait