• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Tinjauan Konsep

2.2.6 Tinjauan Tentang Komponen Daya Tarik Wisata

Menurut Cooper (1993), komponen dasar yang harus dimiliki oleh suatu daya tarik wisata yaitu sebagai berikut :

31

Atraksi wisata dapat diartikan segala sesuatu yang terdapat di daerah wisata yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Sesuatu yang dapat menarik wisatawan meliputi alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan, seni pertunjukkan, benda-benda yang tersedia di alam, hasil ciptaan manusia dan tata cara hidup masyarakat.

Menurut Tri Hatmodjo dalam Yoeti (1996), atraksi dapat dibedakan menjadi:

a) Site attraction (tempat yang menarik, tempat dengan ikim yang nyaman, pemandangan yang indah dan tempat bersejarah)

b) Event attraction (tempat yang berkaitan dengan pariwisata,

misalnya konferensi, pameran peristiwa olahraga, festival dan lain-lain)

2. Aksesibilitas (accessibilities)

Aksesibilitas dalam pariwisata berkenaan dengan tingkat kemudahan seorang wisatawan mencapai suatu objek wisata berupa jalan masuk atau pintu masuk ke daerah tujuan wisata. Aksesibilitas penting diperhatikan, mengingat aspek tersebut bisa memberikan pengaruh yang besar bagi para wisatawan mengingat wisatawan menginginkan kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Fasilitas transportasi dalam bidang kepariwisataan sangat erat hubungannya dengan aksesibilitas. Maksudnya frekwensi penggunaan kendaraan yang dimiliki dapat mengakibatkan jarak yang jauh

seolah-32

olah menjadi lebih dekat. Hal ini dapat mempersingkat waktu dan tenaga serta lebih meringankan biaya perjalanan.

Menurut Trihatmodjo dalam Yoeti (1997) bahwa aksesibilitas adalah kemudahan dalam mencapai daerah tujuan wisata baik secara jarak geografis atau kecepatan teknis, serta tersedianya sarana transportasi ke tempat tujuan tersebut. Beberapa hal yang mempengaruhi aksesibilitas suatu tempat adalah kondisi jalan, tarif angkutan jenis kendaraan, jaringan transportasi, jarak tempuh dan waktu tempuh. Semakin baik aksesibilitas suatu objek wisata, wisatawan yang berkunjung dapat semakin banyak jumlahnya. Sebaliknya, jika aksesibilitasnya kurang baik, wisatawan akan merasakan hambatan dalam kunjungan yang dilakukannya dalam berwisata.

3. Amenitas (amenities)

Amenitas wisata dapat diartikan suatu sarana dan prasarana yang harus disediakan oleh pengelola untuk kebutuhan wisatawan. Kebutuhan wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam atau keunikan objek wisata melainkan memerlukan sarana dan prasarana wisata seperti akomodasi (sarana kebersihan, kesehatan, kemanan, komunikasi, tempat hiburan, hotel/penginapan, restoran, dan toko cinderamata), transportasi (jalan alternatif, aspal, hotmik dan jalan setapak), kendaraan (angkutan umum, becak, ojek dan sepeda) dan lain-lain (mushola, tempat parkir, MCK dan shetler ).

33

Sementara Yoeti (1990), mengemukakan definisi sarana prasarana sebagai berikut:

a. Prasarana kepariwisataan (tourism infrastructures) adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beranekaragam. Prasarana wisata dapat berupa:

1) Prasarana umum: jalan, air bersih, terminal, lapangan

udara, komunikasi dan listrik.

2) Prasarana yang menyangkut ketertiban dan keamanan agar

kebutuhan terpenuhi dengan baik seperti apotik, kantor pos, bank, rumah sakit, polisi, dan lain-lain.

b. Sarana kepariwisataan (tourism superstructure) adalah

perusahaan- perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan. Sarana kepariwisataan dapat berupa :

1) Sarana pokok, sarana pokok kepariwisataan adalah

perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan wisatawan. Termasuk didalamnya travel agen, transportasi, akomodasi, dan restoran.

34

2) Sarana pelengkap, sarana pelengkap kepariwisataan adalah

perusahaan-perusahaan atau tempat- tempat yang

menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata. Sarana pelengkap meliputi sarana olah raga, sarana ketangkasan dll.

3) Sarana penunjang, sarana penunjang kepariwisataan

adalah perusahaan adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok serta berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, tetapi fungsi lebih penting adalah agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya.

Sarana penunjang meliputi spa, artshop, night club,

steambaths, dan casinos.

4. Ancillary services

Ancillary services yaitu pelayanan tambahan atau sering disebut juga pelengkap yang harus disediakan oleh pemerintah untuk wisatawan misalnya seperti organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisatawan seperti tourist information center, destination

35

marketing management organization, dan conventional and visitor bureau.

2.2.7 Tinjauan Tentang Karakteristik Area Destinasi

Menurut Wall dan Mathieson (2006) karakteristik suatu destinasi meliputi :

1. Kondisi lingkungan alam dan proses. Ini termasuk topografi;

gunung, danau, sungai dan laut; tanah, vegetasi, flora dan fauna; sinar matahari, suhu, curah hujan dan lain-lain.

2. Struktur ekonomi dan pembangunan ekonomi. Ini termasuk tingkat

pembangunan ekonomi, keragaman dan saling ketergantungan dari basis ekonomi, karakteristik spasial pembangunan, pola investasi, karakteristik ekspor-impor dari pendapatan dari tujuan, dan biaya yang dibutuhkan untuk memberikan dan mengelola produk-produk wisata dan jasa.

3. Struktur Sosial dan organisasi. Kategori ini meliputi profil demografi populasi masyarakat lokal; kekuatan budaya lokal; ketersediaan dan utilitas fasilitas umum; ketersediaan dan utilitas dari fasilitas dan layanan masyarakat; pola organisasi sosial; peran perempuan; afiliasi keagamaan; perilaku moral; tingkat kesehatan dan keselamatan; persepsi, sikap dan nilai-nilai terhadap wisatawan; bahasa; tradisi; dan praktek gastronomi.

4. Organisasi politik. Struktur politik dari negara tuan rumah dan resor tertentu penting. Faktor-faktor seperti adanya prinsip-prinsip

36

kapitalis atau sosialis; perencanaan dan zonasi peraturan; insentif dan kendala; dan peran organisasi wisata nasional, regional dan lokal mempengaruhi dampak wisata.

5. Tingkat dan jenis pengembangan wisata. Ini meliputi keterlibatan

masyarakat lokal dalam industri pariwisata; laju pembangunan; kondisi alam dan keanekaragaman atraksi; jenis dan kualitas akomodasi dan transportasi lokal; hiburan dan fasilitas makan; dan peran agent perjalanan dan sumber daya lokal dalam pelayanan wisata.

Dokumen terkait