• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

2. Tinjauan Tentang Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah suatu lingkungan yang berada di sekitar para karyawan yang terbentuk karena mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Masalah lingkungan kerja perlu diperhatikan karena akan berdampak dalam proses produktivitas. Oleh karena itu lingkungan kerja merupakan faktor yang dapat berpengaruh dalam proses pencapaian tujuan dalam perusahaan.

Menurut Alex S Nitisemito (2000: 183) mengemukakan bahwa yang dimaksud ” Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para

pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan”. Sedangkan menurut Agus Ahyari (2002: 148) secara umum ” Lingkungan kerja adalah lingkungan di mana karyawan tersebut melaksanakan tugas dan pekarjaan sehari-hari”.

Lain halnya dengan Serdamayanti (2001: 1) mengatakan bahwa ” Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas dan pekerjaannya sehari-hari.

b. Klasifikasi Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja di dalam perusahaan/instansi sangat penting untuk diperhatikan oleh pimpinan, karena lingkungan kerja yang baik mempunyai pengaruh terhadap efektivitas karyawan yang bekerja dalam perusahaan. Di dalam usaha untuk membuat perencanaan lingkungan kerja yang baik maka perlu mengkaji dan menentukan aspek-aspek pembentuk lingkungan kerja itu sendiri.

Menurut Agus Ahyari (2002: 128) ” Lingkungan kerja di dalam perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa bagian atau aspek pembentuk lingkungan kerja yang lebih terperinci”. Adapun beberapa bagian tersebut adalah pelayanan karyawan, kondisi kerja dan hubungan karyawan dalam perusahaan tersebut.

Sedangkan Sedarmayanti (2001: 21) mendefinisikan bahwa ”Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b) lingkungan kerja non fisik”.

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Sedangkan Ashar Suyoto Munandar (2001: 134) mendefinisikan “Lingkungan kerja fisik mencakup setiap hal dari fasilitas di luar gedung perusahaan, lokasi, dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya dan suara yang menimpa meja kerja atau ruangan kerja seorang tenaga kerja”. Sedangkan Soekanto dan Indriyo (2000: 151) mengatakan “Lingkungan kerja fisik meliputi pengaturan penerangan tempat kerja, pengontrolan terhadap suara gaduh dalam tempat kerja, pengontrolan terhadap udara, pengaturan kebersihan tempat kerja, dan pengaturan tentang keamanan tempat kerja”.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja fisik merupakan keadaan berbentuk fisik yang mencakup setiap hal dari fasilitas organisasi yang dapat mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan pekerjaan atau efektivitas yang dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2) Lingkungan Kerja Non Fisik

Menurut Ig. Wursanto (2009: 269) menyebutkan sebagai lingkungan kerja psikis yang didefinisikan sebagai “Sesuatu yang menyangkut segi psikis dari lingkungan kerja”. Sedangkan Sadarmayanti (2001: 31) mendefinisikan

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan”.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa lingkungan kerja non fisik merupakan keadaan di sekitar tempat kerja yang bersifat non fisik. Lingkungan kerja non fisik tidak dapat ditangkap oleh panca indra manusia, namun dapat dirasakan oleh perasaan misalnya hubungan antara karyawan dengan pimpinannya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Lingkungan Kerja

Faktor yang termasuk dalam lingkungan kerja adalah sangat luas. Adakalanya hal-hal yang kurang diperhatikan di sekitar para karyawan, tanpa disadari ternyata dapat mempengaruhi semanngat kerja para karyawan.

Lingkungan kerja yang baik, menyenangkan dan aman serta memberikan rasa tentram adalah lingkungan kerja yang selalu didambakan semua karyawan. Dalam menciptakan suasana lingkungan kerja yang baik diperlukan faktor-faktor terbentuknya lingkungan kerja yang baik.

Lingkungan kerja terdiri dari kondisi fisik dan non fisik. Kondisi fisik lingkungan kerja meliputi penerangan, kebersihan, pertukaran udara, musik dan keamanan. Sedangkan kondisi lingkungan kerja non fisik meliputi Human

Relationdan pelayanan fasilitas kerja karyawan.

1) Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan Kerja Fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Menurut Alex Nitisemito (2000: 44) faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik karyawan adalah sebagai berikut:

a. Pewarnaan b. Kebersihan c. Pertukaran Udara d. Penerangan e. Musik f. Keamanan g. Kebisingan

Sedangkan Mc. Maryanti (2008: 133) faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik karyawan adalah sebagai berikut:

a. Warna b. Penerangan c. Udara d. Suara

e. Suhu

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat diambil kesimpulan mengenai faktor-faktor fisik lingkungan kerja, yaitu:

a. Pewarnaan b. Penerangan c. Pertukaran Udara d. Suara/ kebisingan e. Kebersihan f. Keamanan

Untuk lebih jelasnya, peneliti akan menguraikan faktor-faktor tersebut sebagai berikut:

1) Pewarnaan

Masalah warna termasuk dalam lingkungan kerja, namun banyak orang yang kurang memperhatikan masalah warna ini. Padahal pengaruhnya cukup besar terhadap karyawan dalam melaksanakan tugasnya, warna dapat menimbulkan rasa puas bagi karyawan.

Komposisi warna yang bagus juga akan dapat menimbulkan rasa yang menyenangkan bagi yang memandangnya. Dengan demikian akan berpengaruh pada diri karyawan, menimbulkan semangat yang tinggi melaksanakan tugas- tugas dan pekerjaan yang dibebankan sehingga dapat memicu efektivitas kerja mereka.

Menurut Moekijat (2002: 142)“Warna tidak hanya mempercantik kantor tetapi juga memperbaiki kondisi-kondisi di dalam mana pekerjaan kantor itu dilakukan”. Karena itu keuntungan penggunaan warna yang tepat adalah tidak hanya bersifat keindahan dan psikologis, tetapi juga bersifat ekonomis. Warna dapat mempengaruhi penerangan kantor, warna juga dapat mempengaruhi perasaan kita serta warna dapat juga mempercantik kantor. Kualitas warna dapat mempengaruhi emosi dan dapat pula menimbulkan perasaan senang maupun tidak senang. Penggunaan warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat-alat

dapat memberikan kesan gembira, ketenangan bekerja juga mencegah kesilauan yang ditimbulkan oleh cahaya yang berlebihan.

2) Penerangan

Penerangan ruang kerja merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam suatu kantor karena dapat memperlancar pekerjaan di kantor. Penerangan yang baik dalam ruang kerja belum tentu baik untuk ruangan kerja yang lain, hal ini tergantung pada besar kecilnya ruang kerja, tinggi rendahnya langit-langit dan jumlah karyawan yang ada dalam ruangan kerja tersebut. Penerangan yang cukup akan menambah semangat kerja karyawan, karena mereka dapat lebih cepat menyelesaikan tugas-tugasnya, matanya tidak mudah lelah karena cahaya yang terang, dan kesalahan-kesalahan dapat dihindari. Penerangan yang cukup merupakan pertimbangan yang penting dalam fasilitas fisik kantor. Penerangan yang baik membantu karyawan melihat dengan cepat, mudah, dan senang, sehingga produktivitas kerja karyawan dapat meningkat dan tujuan organisasi dapat tercapai.

Menurut Moekijat (2002:136) mendefinisikan keuntungan penerangan yang baik adalah:

a) Perpindahan karyawan berkurang b) Semangat kerja lebih ting

c) Prestise lebih besar

d) Hasil pekerjaan lebih banyak e) Kesalahan berkurang

f) Keletihan berkurang

Keuntungan tersebut dapat terwujud bila mutu penerangan yang ada bermutu baik. Penerangan yang bermutu baik penerangan yang secara relatif tidak menyilaukan mata dan dipancarkan secara merata. Kejernihan penerangan yang ralatif sama. Bayang-bayangan harus dikurangi sebanyak-banyaknya, meskipun tidak mungkin untuk menghilangkan sama sekali (Moekijat 2002: 140).

3) Pertukaran Udara

Pertukaran udara yang cukup dalam ruang kerja sangat diperlukan terutama jika dalam ruangan tersebut penuh karyawan yang bekerja. Udara yang segar dan bersih harus disalurkan ke ruang-ruang kerja agar tidak pengab dan karyawan tidak mudah lelah. Segala abu, asap gas dan lain-lain yang timbul dan disebarkan oleh proses produksi sedapat mungkin harus disingkirkan dan jangn menyebar kemana-mana.

4) Suara/Kebisingan

Setiap orang tidak akan senang kebisingan karena kebisingan merupakan gangguan terhadap pekerjaan. Dalam pelaksanaan pekerjaan di suatu kantor tentu akan menimbulkan suara-suara yang dihasilkan oleh alat-alat atau mesin-mesin kantor. Selain dari dalam kantor suara bising juga ditimbulkan dari lingkungan luar kantor. Suara bising yang terdengar oleh para karyawan dapat mengurangi atau bahkan dapat menghilangkan konsentrasi karyawan, cepat mendatangkan kelelahan, kekesalan, dan akan mengakibatkan turunnya hasil kerja atau efektivitas kerja.

5) Kebersihan

Kebersihan merupakan syarat utama bagi lingkungan kerja yang sehat. Lingkungan kerja yang bersih dapat menimbulkan rasa senang bagi karyawan. Sehingga dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan dan kegairahan kerja dan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Jadi lingkungan kerja yang bersih dapat mempengaruhi aktivitas kerja karyawan.

Menurut Alex S. Nitisemito (2000: 191) mendefinisikan “Kebersihan lingkungan bukan hanya berarti kebersihan tempat mereka bekerja, tetapi jauh lebih luas daripada itu. Misalnya kamar kecil yang berbau tidak enak akan menimbulkan rasa kurang menyenangkan bagi para karyawan yang menggunakannya”.

Dalam hal kebersihan ini diperlukan tanggung jawab dari semua personel yang ada dalam suatu kantor, baik petugas kebersihan dari instansi maupun semua

6) Keamanan

Hal yang termasuk dalam keamanan penelitian ini adalah keselamatan jiwa dan keamanan atas barang-barang yang menjadi milik karyawan pada saat

karyawantersebut berada dalam lingkungan kantor. Misalnya sebagian besar dari

karyawan kantor datang dengan kendaraan sendiri yaitu sepeda, sepeda motor, maupun mobil. Karyawan yang datang dengan menggunakan kendaraannya harus merasa aman apabila meninggalkan kendaraannya ditempat parkir dan tidak perlu mengawasinya secara langsung.

Apabila suatu kantor tidak dapat memberikan fasilitas keamanan yang baik maka akan menyebabkan semangat dan kegairahan kerja menurun, konsentrasi kurang dan sebagainya. Akibat ini semua, maka produktivitas kerjanya menurun, kerusakan bertambah dan pada gilirannya akan menurunkan efektivitas kerja karyawan.

2) Lingkungan Kerja Non Fisik

Mengenai lingkungan kerja non fisik Agus Ahyari (2002: 128) menyatakan bahwa:

Yang termasuk non fisik dalam lingkungan kerja adalah:

a. Adanya hubungan kerja yang lazim disebutHuman Relations. b. Adanya berbagai macam fasilitas pelayanan yang meliputi :

 Pelayanan makan  Pelayanan kesehatan

 Pengadaan kamar kecil / kamar mandi.

Dari pendapat di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa lingkungan kerja non fisik adalah kondisi lingkungan kerja yang tidak dapat diraba tetapi dapat dirasakan, yang meliputi Human Relations atau hubungan antar karyawan maupun karyawan dengan atasannya / pimpinannya.

Sedangkan faktor-faktor lingkungan kerja non fisik diantaranya adalah sebagai berikut :

a) Human Relations

Berdasarkan aktivitasnyaHuman Relationsdibedakan dalam arti sempit dan arti luas, dimana dikemukakan oleh Soekadi (2001: 2) bahwa:

Human Relations dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang dengan

orang lain, di dalam segala situasi dan di dalam semua bidang kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati. Sedangkan Human Relations dalam arti sempit hakekatnya sama, yaitu interaksi antara seseorang dengan orang lain, hanya saja aktivitas interaksi itu terbatas dalam suatu situasi kerja dan dalam suatu organisasi kekaryaan tertentu.

Untuk selanjutnya pengertianHuman Relationsyang peneliti maksudkan di sini adalah Human Relations dalam arti sempit, yaituHuman Relations di dalam suatu perusahaan kekayaan dalam upaya menimbulkan semangat kerja, kerjasama, dan kepuasan kerja karyawan.

Human Relationsmerupakan hubungan dan saling pengaruh mempengaruhi

antara orang-orang sehingga terjadilah interaksi sosial. Adapun interaksi sosial yang memungkinkan terjadinya komunikasi didalam perusahaan umumnya terdiri dari :

(1) Hubungan antar karyawan

Dalam suatu perusahaan antara karyawan satu dengan karyawan yang lainnya pastilah saling melakukan komunikasi. Hal ini merupakan suatu hal yang harus dilakukan berkenaan dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Suatu pekerjaan yang membutuhkan kerjasama dan bantuan karyawan lain mutlak diselesaikan dengan kerjasama yang teratur dan terarah. Dengan kerjasama tersebut akan dapat menjamin rasa aman karyawan terutama mengenai hak dan kewajibannya akan selesai dengan lancar dan baik. Oleh karena itu hubungan antar karyawan perlu dibina dan dipelihara sebaik mungkin untuk menunjang usaha pencapaian tujuan perusahaan.

Salah satu manfaat dengan adanya hubungan yang baik antara karyawan bagi suatu perusahaan adalah terhindarnya konflik. Dengan tidak adanya konflik, maka kekompakan dan rasa solidaritas karyawan dapat terpelihara. Pada akhirnya

semakin meningkat semangat kerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan.

(2) Hubungan karyawan dengan pimpinan /atasannya

Hubungan karyawan dengan pimpinan tidak kalah pentingnya dengan hubungan antar karyawan. Hubungan karyawan dengan pimpinan terdapat hubungan timbal balik. Pimpinan senantiasa memberikan perintah disertai dengan petunjuk pelaksanaan suatu pekerjaan, memberikan motivasi terhadap bawahan, mengikut sertakan bawahan dalam hal pembuatan keputusan. Sementara itu bawahan/karyawan melaksanakan apa yang diperintahkan pimpinan, bertanggung jawab terhadap pekerjaannya kepada pimpinan, membuat laporan, memberikan ide, saran, kritik, yang membangun dan lain-lain.

Yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara karyawan dengan pimpinan adalah terciptanya keselarasan kerja antara pimpinan dengan karyawan sehingga dapat terciptanya keselarasan kerja antara pimpinan dengan karyawan sehingga dapat tercipta suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan.

b) Pelayanan Karyawan

Program pelayanan karyawan berhubungan dengan pemeliharan semangat kerja dan moril kerja karyawan. Memang dapat dikatakan, bahwa program pelayanan ini memberi pelayanan untuk membentuk dan mendorong semangat kerja, dan dengan demikian digolongkan dalam fungsi penyatuan karyawan. Akan tetapi titik berat program pelayanan karyawan adalah memelihara sikap karyawan yang baik terhadap pekerjaan dan lingkungan pekerjaannya.

Di dalam suatu perusahaan, pelayanan karyawan terhadap bermacam- macam nama, ada yang menyebut program benefid, adapula yang menyebut kesejahteraan karyawan, akan tetapi paling lazim, pelayanan karyawan itu dianggap sebagai bagian dari pada kesejahteraan sosial.

Menurut Moekijat (2002: 167) pelayanan pegawai itu pada pokoknya ada 3 macam, yaitu: ”Pelayanan karyawan yang bersifat ekonomis (economic), pelayanan karyawan yang bersifat memberikan kesenangan (recreation), dan pelayanan karyawan yang bersifat memudahkan atau meringankan (fasilitative)”.

Menurut peneliti program pelayanan yang paling ideal bagi karyawan adalah sebagai berikut:

a) Program sosial dan rekreasi, seperti pertemuan antar karyawan, perkumpulan-perkumpulan, piknik, fasilitas olahraga yang semua itu dibiayai oleh perusahaan.

b) Bantuan dan pelayanan khusus, seperti rencana tabungan, koperasi simpanpinjam, pengobatan media untuk sakit ringan, bantuan pelayanan makan, potongan pembelian atas produk perusahaan, dan lain-lain.

Pelayanan karyawan memang membutuhkan anggaran yang besar, tetapi bila program pelayanan ini benar-benar diterapkan, maka para karyawan akan mempunyai semangat kerja yang tinggi sehingga produktivitas dapat meningkat. Dengan demikian akan akan dapat menutup besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk program pelayanan karyawan tersebut.

Pelayanan karyawan mempunyai beberapa manfaat. Manfaat yang diperoleh karena pemberian pelayanan pegawai adalah sebagai berikut :

a. Produktivitas yang bertambah

b. Penarikan tenaga kerja yang lebih efektif c. Menambah semangat kerja dan kesetiaan

d. Perpindahan dan ketidakhadiran karyawan berkurang e. Hubungan masyarakat yang baik. ( Moekijat, 2002:170)

Oleh karena itu pimpinan perusahaan hendaknya memberikan pelayanan karyawan dengan sebaik-baiknya, sehingga semangat kerja dapat terpelihara, dengan demikian akan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti menetapkan beberapa hal yang dapat digunakan sebagai indikator lingkungan kerja yaitu:

1. Lingkungan Kerja Fisik a. Pewarnaan

b. Penerangan c. Pertukaran Udara d. Suara/ kebisingan

e. Kebersihan f. Keamanan

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

a. Human Relations

b. Pelayanan Kerja Karyawan

Dokumen terkait