• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

5. Tinjauan Tentang Metode Quantum Learning

a. Pengertian MetodeQuantumLearning

Menurut Bobbi De Porter dan Hernacki (2010:15),”Quatum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dansegala usia”. Quatum learning pertama kali digunakan Supercamp. Di Supercamp ini menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang menyenangkan.

Bobbi DePoter dalam (http:/ www.newhorizons.org ) menyatakan sebagai berikut:

“Quantum Learning is comprehensive model that covers both educational theory and immediate classroom implementation. It intregrates research-based best practices in education into a unified whole, making content more meaningful and relevant to students’lives. Quantum learning is about bringing joy to teaching and learning with ever- increasing”Aha” moments of discovery. It helps teachers to present their content a way that engages and energizes students. This model also intergrates learning and life skills, resulting in students who become effective lifelong learners responsible for their own education”.

commit to user

Menurut DePorter di atas dijelaskan bahwa pembelajaran quantum adalah sebuah model kesatuan yang meliputi teori pembelajaran dan implementasi ruang kelas saat ini. Pembelajaran quantum memadukan penelitian berdasarkan praktek mengajar terbaik dalam pendidikan termasuk kesatuan yang menyeluruh, membuat isi pelajaran lebih bermakna dan sesuai dengan kehidupan siswa. Quantum Learning membuat belajar mengajar menjadi menyenangkan. Hal ini membuat siswa sangat bersemangat dalam belajar. Model ini juga memadukan pembelajaran dan keterampilan serta menghasilkan siswa yang aktif dalam belajar.

Quatum Learning menurut Porter dan Hernacki (2006:16)

didefinisikan “sebagai interaksi–interaksi yang mengubah energi menjadi

cahaya”. Semua kehidupan adalah energi. Dalam rumus klasik E =mc² mereka alihkan ikhwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, belajar bertujuan untuk meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hub u n ga n d a n i n s p i r a s i . S e d a n g k a n m e n u r u t ( h t t p : / / a k h m a d s u d r a j a t . w o r d p r e s s . c o m ) mendefinisikan “Quantum Learning sebagai, interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya”. Mereka mengamalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari setiap binteraksi manusia. Dengan menghasilkan cahaya.

DePoter dalam (http://www.hudson.k12.ia.us/ Middle % 20 School /08-09/ quantum-final.pdf) menyatakan sebagai berikut:

“Quantum Learning is a comprehensive model that covers both educational theory and immediate classroom implementation. It integrates research-based best practices in education into a unified whole, making content more meaningful and relevant to students’ lives”.

Menurut DePorter diatas dijelaskan bahwa Quantum Learning adalah komprehensif model yang mencakup baik teori pendidikan dam implementasi kelas segera. Hal mengintegrasikan praktik terbaik berbasis penelitian dalam

commit to user

pendidikan menjadi satu kesatuan, sehingga lebih bermakna dan relevan bagi kehidupan para siswa.

Quant um Le ar ni ng be ra ka r da ri upa ya Ge orgi La za nov pe ndi di k b e r k e b a n g s a a n B u l g a r i a . I a m e l a k u k a n e k s p e r i m e n y a n g d i s e b u t n y a “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar, dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif atau negative. Untuk mendapatkan sugesti positif maka diperlukan beberapa teknik dalam pembelajaran.

Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif menurut DePorter dan Hernacki (2010:14):

“Mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti”.

Makmum (2003:37) dalam http://pkab.wordpress.com:

“Melalui penciptaan iklim belajar yang nyaman dan menyenangkan

bagi siswa serta mendorong terciptanya sugesti positif dari siswa akan memunculkan motivasi belajar yang besar dalam diri siswa. Motivasi merupakan suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun

tidak disadari”.

B e r da s a r ka n u ra i a n p e n ge rt i a n Q ua nt um L e ar ni ng da pa t d i t a r i k kesimpulan bahwa Quantum Learning adalah suatu metode belajar yang memberikan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat m e m pe rt aj a m pe m a ha m a n da ya i nga t , s e rt a be l aj a r s e ba ga i pros e s ya n g menyenangkan dan bermakna, sehingga mendorong sugesti positif yang dapat memperbaiki hasil belajar siswa.

b. Faktor yang Mendukung MetodeQuantum Learning

Metode Quantum Learning melihat kesuksesan siswa pada unsur-unsur te rka i t ya n g t e rs us un de n ga n ba i k de nga n s u dut

commit to user

pa nda ng ya n g be rbe da . Diantaranya adalah suasana, lingkungan, landasan, rancang nilai-nilai dan keyakinan. Unsur-unsur tersebut harus benar-benar dimengerti oleh guru. DePorter Et al ( 2008:14). Adapun penjelasannya secara singkat antara lain:

1) Suasana

Dalam pembelajaran guru harus dapat memilih serta menerapkan bahasa dengan benar, bagaimana cara menjalin rasa simpati dengan siswa, suasana yang penuh kegembiraan akan membawa kegembiraan siswa dalam belajar.

2) Landasan

Kerangka kerja, tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur dan aturan bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar.

3) Lingkungan

Cara guru dalam menata ruang kelas, cukup penerangan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, ada musiknya akan menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan santai.

4) Rancangan

Yang dimaksudkan ialah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar menukar informasi.

5) Nilai-nilai dan keyakinan Terdiri dari:

a) Sumber-sumber, pengetahuan, pengalaman, hubungan dan inspirasi b) Belajar untuk mempelajari keterampilan mengahafal, membaca,

menulis, mencatat, kreatifitas, cara belajar, dan komunikasi

c) Metode diantaranya lewat mencontoh, permainan, diskusi kelompok, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Miftahul A’la (2010:55-56),”Quantum Learning merupakan orkestrasia bermacam- macam interaksi yang ada di dalam dan

commit to user

disekitar situasi”. Orkestasia merupakan kolaborasi berbagai interaksi belajar

yang terdiri dari konteks maupun konten. Konteksnya meliputi: 1) Suasana pembelajaran

2) Landasan / kerangka kerja 3) Lingkungan pembelajaran

4) Perancangan pembelajaran yang dinamis 5) Presentasi/ cara penyampaian materi 6) Pemberdayaan fasilitas

7) Keterampilan hidup 8) Praktik

Jika berbagai aspek ditata dengan cermat, suatu keajaiban akan terjadi. Konteks itu sendiri benar-benar menciptakan rasa saling memiliki, yang kemudian akan meningkatkan rasa saling memiliki dan penghargaan. Kelas akan menjadi komunitas belajar, tempat belajar bagi siswa yang menyenangkan, bukan karena unsur keterpaksaan.

c. Penerapan MetodeQuantum Learningdalam Pembelajaran

Metode Quantum Learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilakukan dengan adanya penggabungan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar situasi belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan belajar siswa. Interaksi - interaksi antar masing-masing komponen pendidikan akan mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi kesuksesan belajar yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya.

MetodeQuantum Learning pada hakikatnya merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan secara luas dan menyenangkan kepada siswa untuk berperan serta aktif dalam proses pembelajaran. Agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran harus diciptakan suasana menggairahkan dengan menyajikan materi pelajaran yang bersifat menantang, mengesankan dan dapat

commit to user

menumbuhkan serta meningkatkan daya kreatif.

Menurut DePorter dan Hernacki (2010:14) mengemukaka “Quantum Learning mengcakup aspek-aspek penting dalam program NLP (neurolinguistik), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi yang diperoleh dalam belajar”. Artinya dalam

belajar siswa dan guru dapat meningkatkan motivasi, meningkatkan daya ingat sehingga mempengaruhi hasil belajar, memperbesar keyakinan diri, mempertahankan sikap positif, dan melanjutkan keberhasilan dengan memanfaatkan ketrampilan yang diperoleh. Motivasi yang demikian ini memberi semangat yang kuat bagi guru untuk melaksanakan tugas profesionalnya, dan juga memberi semangat kepada siswa untuk memperoleh hasil belajar yang bermutu.

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat diwujudkan dalam bentuk mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban dalam pembahasan materi pembelajaran. Dalam menerima jawaban dari siswa, guru tidak langsung menyalahkan jawaban siswa melainkan menelusuri mengapa siswa menjawab demikian. Untuk siswa yang menjawab salah guru dapat mengajukan pertanyaan lain yang mampu mengarahkan siswa agar dapat memberikan jawaban yang benar, bertitik tolak dari kesalahan jawaban yang disampaikan sebelumnya. Sikap guru kepada siswa yang menjawab benar yaitu guru berusaha mengetahui alur berpikir siswa tersebut untuk mcngembangkan kemampuan berpikinya lebih lanjut.

Quantum Learning meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku sehingga digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru dalam proses belajar dan pembelajaran. Model atau metode ini menggabungkan sugestologi, teknik percepatan belajar, dan neurolinguistik dengan teori-teori pembelajaran, keyakinan akan mampu menerima pelajaran dan metode yang sesuai dengan tuntutan materi pelajaran. Metode ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran pada semua jenjang

commit to user

dan jenis pendidikan, hanya saja beberapa diantaranya disesuaikan dengan siapa yang menjadi peserta didik dan apa mata p e l a j a r a n n y a . “L i n g k u n g a n d a n s u m b e r b e l a j a r Q u a n t u m L e a r n i n g mempertimbangkan dengan cermat lingkungan positif, aman, mendukung, santai, penjelajahan dan menggembirakan”. Syaiful Sagala

(2008:106).

Dalam penerapannya metode ini menggunakan berbagai macam metode diantaranya metode diskusi, tanya jawab dan metode–

metode yang lain yang dapat menciptakan tumbuhnya kreatifitas siswa. Menurut Bobby DePorter, Mark Reardon dan Sarah Nourie (2008:88), Kerangka perancangan pendekatan Quantum Learning bagi guru mengacu padaakronim “TANDUR”antara lain:

T = Tumbuhkan minat dengan mengatakan : Apa Manfaatnya Bagiku (AMBAK)? Dan memanfaatkan kehidupan siswa.

A = Alami, artinya menciptakan atau mendatangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti oleh semua siswa.

N = Namai, menyediakan kata kunci pada konsep, model, rumus dan strategi. D = Demonstrasikan, menyediakan kesempatan bagi siswa untuk

menunjukkan bahwa MEREKA TAHU DAN PASTI BISA!

U = Ulang, menunjukkan kepada siswa cara mengulang materi dan menegaskan “AKU TAHU BAHWA AKU MEMANG TAHU INI”

R= Rayakan, memberikan pengakuan, reward/hadiah atas selesainya suatu tugas, atas partisipasinya dalam berbagai kegiatan/ketrampilan atau pemerolehan pengetahuan.

Menuju pada rancangan Quantum Learning dengan TANDUR tersebut, maka diharapkan guru bisa menjadiQuantum Teacher.

1) Tumbuhkan Manfaat

Pada rancangan Quantum Learning tumbuhkan manfaat, menunjukkan manfaat yang diperoleh mengapa harus mempelajari IPA diantaranya yaitu:

commit to user

a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan alam dan lingkungannya.

b)Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, menemukan, memecahkan masalah dan ketrampilan dalam kehidupan di alam.

c) Memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai ilmu pengetahuan. 2) Alami

Pada rancangan Quantum Learning Alami, memanfaatkan modalitas belajar siswa baik visual, audio maupun kinestetiknya untuk mempelajari materi IPA dengan belajar menyenangkan. Yaitu dengan menceritakan pengalaman yang lucu sebelum pembelajaran, pengutaraan kesimpulan hasil mendengarkan kaset bicara atau membaca dengan bahasa sendiri baik lesan maupun tertulis dan dengan pemutaran musik yang digemari.

3) Namai

Pada rancangan Quantum Learning Namai, agar siswa bisa tetap berada pada lingkungan dimana ia sedang mempelajari suatu materi tertentu dan mudah mengingatnya, dan dapat menciptakan suasana ilmiah sesuai dengan pokok bahasan sehingga siswa terangsang/terpacu untuk mempelajari pokok bahasan tersebut. Dalam Pembelajaran IPA penulis mengambil pokok bahasan mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan serta sifat - sifatnya, sehingga dalam kegiatan rancangan ini adalah memberikan nama –

nama bentuk energi panas dan bunyi sesuai dengan jumlah siswa. 4) Demonstrasikan

Pada rancangan Quantum Learning Demonstrasikan, materi mata pelajaran IPA pokok bahasan memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari didiskusikan bersama dan dipresentasikan oleh setiap siswa dengan menggunakan bahasa sendiri. Dan guru meyakinkan kepada semua

commit to user

siswa bahwa, "YOU Can Do It, kamu pasti bisa!”. Dengan sistem seperti ini diharapkan semua siswa bisa aktif untuk menunjukkan kemampuannya dalam memahami isi materi pelajaran, ketrampilan dalam menyampaikan dan melatih keberanian siswa.

5) Ulangi

Pada rancanganQuantum LearningUlangi, siswa mengulang dengan contob-contoh soal, guru mengulang, menegaskan, dan menjustifikasi kembali materi hasil presentasi tersebut. Hal ini untuk menghindari salah konsep yang timbul atau menghilangkan keraguan atas materi yang dipresentasikan.

6) Rayakan

P a d a r a nc a n ga n Q ua n t u m L e a r n i n g R a ya k a n i n i , gu r u b e r u s a ha memberikan reward/ hadiah atau pengakuan atas prestasi maupun partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

d. Pengaruh MetodeQuantum Learningterhadap Prestasi Belajar IPA Anak tunanetra mengalami kesulitan dalam proses pembentukan konsep secara utuh, hal tersebut menjadikan siswa mendapat kesulitan belajar, sulit mengingat, sulit memahami dan akhirnya menjadikan siswa jenuh dan putus asa dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang ada termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sehingga hal tersebut menjadikan prestasi belajar IPA anak tunanetra rendah.

Prestasi belajar IPA adalah tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang berupa fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan kehidupan alam yang didasarkan pada bahan kajian alam semesta, biologi, fisika, dan alam buatan. Kebanyakan siswa menganggap mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang tidak menarik dan membosankan.

commit to user

tunanetra tersebut yaitu dengan menciptakan suasana senang dan nyaman saat pembelajaran. Umumnya s i s w a k u r a n g d a p a t m e m p e r t a h a n k a n r a s a s e n a n g d a l a m jangka waktu yang lama saat proses pembelajaran berlangsung, karena pada umumnya pembelajaran dibawakan dengan metode ceramah yang dominan yang kemudian hal ini akan memicu rasa bosan pada diri siswa. Untuk mencapai prestasi belajar IPA yang baik dibutuhkan metode pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa untuk mengurangi rasa bosan dalam diri siswa saat pembelajaran.

Metode yang dipilih yaitu metode Quantum Learning karena metode ini merupakan metode yang menghadirkan suasana yang nyaman dan menyenangkan saat pembelajaran. Quantum Learning adalah seperangkat metode yang berprinsip pada penimbulan sugesti yang positif dalam belajar, sugesti positif akan mempengaruhi siswa dalam penyerapan saat menerima informasi, sehingga dapat memperbaiki hasil belajar siswa.

Dokumen terkait