• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIK

A. Kajian Teori

2. Tinjauan tentang Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2011:75), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan

yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakan siswa untuk belajar. Peranannya dalam penumbuhan gairah dan semangat serta merasa senang untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan memiliki banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) motivasi belajar adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan dalam hal ini belajar, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Hal yang sama diutarakan oleh Rohmah (2015), motivasi belajar merupakan daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar serta menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman. Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keadaan dimana seseorang terdorong untuk belajar yang berasal dari dalam atau luar diri individu, sehingga tujuan belajarnya tercapai.

Ada beberapa ciri-ciri motivasi yang ada dalam diri seseorang yang dijadikan sebagai indikator motivasi belajar yang dikemukakan oleh Sardiman (2011: 83) yakni:

1) Tekun dalam menghadapi tugas

Seseorang dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama atau tidak berhenti sebelum menyelesaikan pekerjaannya.

2) Ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi semaksimal mungkin.

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.

4) Lebih senang bekerja dan mengerjakan secara mandiri. Seorang individu yang tidak tergantung pada orang lain.

5) Lebih cepat bosan dengan tugas yang rutin, hal-hal yang bersifat mekanis, selalu sama atau berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif.

6) Dapat mempertahankan pendapatnya, apabila sudah memiliki keyakinan dengan pendapatnya.

7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.

8) Senang mencari dan memecahkan masalah, tidak merasa khawatir jika menghadapi masalah belajar, serta ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah.

Apabila seorang individu memiliki ciri-ciri seperti di atas, artinya individu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi di atas menjadi penting dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi belajar akan menunjukkan hasil yang optimal. Semakin tepat motivasi yang diberikan, proses belajar akan semakin berhasil. Jadi motivasi menentukan intensitas usaha belajar seseorang. Menurut Sardiman (2011:85) fungsi motivasi dalam belajar terdiri dari:

1) Mendorong manusia untuk berbuat serta sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini sebagai motor penggerak untuk setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan yaitu kearah tujuan yang akan dicapai.

Jadi, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan.

3) Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan.

c. Macam-macam Motivasi

Menurut Sardiman (2011) macam atau jenis motivasi sebagai berikut:

1) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi, tidak perlu dirangsang dari luar, karena didalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, dalam hal ini belajar. Misalnya, seseorang yang senang dan rajin membaca buku tidak perlu ada yang menyuruh atau mendorongnya.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Contohnya, seseorang belajar karena ingin mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh orang lain. Jadi, belajar bukan karena ingin

mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapat nilai yang baik atau dipuji oleh orang lain.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006), motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1) Motivasi primer

Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif-motif dasar tersebut pada umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.

2) Motivasi sekunder

Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari dan memegang peranan penting. Menurut Thomat dan Znaniecki menggolongkan motivasi sekunder menjadi keinginan-keinginan, memperoleh pengalaman baru, memperoleh rasa aman. Menurut Mc Cleland menggolongkannya menjadi kebutuhan-kebutuhan untuk berprestasi, memperoleh kasih sayang, dan memperoleh kekuasaan. d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1) Cita-cita atau Aspirasi Siswa

Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu yang lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk “menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar.

2) Kemampuan Siswa

Keinginan seseorang perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan dalam mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi seseorang untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

3) Kondisi Siswa

Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani. Siswa yang kondisi jasmaninya kurang baik, seperti sakit, lapar, mengantuk atau kondisi emosional seperti marah-marah akan mengganggu konsentrasi proses belajar siswa.

4) Kondisi Lingkungan Siswa

Lingkungan siswa meliputi keadaan alam, lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya, dan kehidupan bermasyarakat. 5) Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

Unsur dinamis pada siswa terkait kondisi siswa yang memiliki perhatian, kemauan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup yang diberikan oleh lingkungan siswa.

6) Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa

Guru adalah seorang pendidik profesional. Tugas profesionalnya mengharuskan ia belajar sepanjang hayat. Guru tidak sendirian dalam belajar. Lingkungan sosial guru, lingkungan budaya guru, dan kehidupan guru perlu diperhatikan guru. Sebagai

pendidik, guru mampu memilah dan memilih yang baik. Partisipasi dan teladan yang baik sudah merupakan upaya membelajarkan siswa.

Menurut Frandsen (Rohmah, 2015), faktor yang mendorong seseorang untuk belajar antara lain: (1) adanya sifat ingin tahu dan menyelidiki dunia yang luas, (2) adanya sifat kreatif dan keinginan untuk maju, (3) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman, (4) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan, (5) adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman.

Selain itu, Rohmah (2015) juga mengatakan bahwa motivasi belajar timbul karena faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrisik atau faktor yang berasal dari dalam diri manusia yang disebabkan oleh dorongan atau keinginan akan kebutuhan belajar, harapan dan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik atau faktor yang berasal dari luar diri manusia, seperti penghargaan, lingkungan belajar, dan kegiatan belajar yang menarik. Hal yang sama diutarakan oleh Yusuf (2009), faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisik dan psikologis, serta faktor eksternal meliputi faktor sosial dan non-sosial.

Konsep diri merupakan salah satu faktor intrinsik atau internal motivasi belajar (Saragi, 2016). Konsep diri merupakan gambaran seseorang tentang diri sendiri secara menyeluruh yang meliputi perasaan, keyakinan, dan penilaian terhadap diri sendiri sehingga

seseorang secara sadar mengetahui apa yang dilakukan serta bagaimana sikap terhadap dirinya.

Seorang individu harus memiliki konsep diri yang positif, ia akan mempersepsikan, menilai, mampu menghargai dirinya, dan melihat hal-hal positif yang dapat dilakukan demi keberhasilannya. Sebaliknya individu yang memiliki konsep diri negatif, ia akan menilai dan memandang dirinya lemah, tidak dapat berbuat, tidak kompeten, pesimis, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup (Hadi & Tri, 2014). Maka, hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.

Selain faktor internal, motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud adalah dukungan sosial orang tua (Saragi, 2016) dan fasilitas belajar di kampus (Kusumaningrum, 2017). Dukungan sosial orang tua dan fasilitas belajar di kampus juga merupakan bagian dari faktor kondisi lingkungan siswa. Dukungan sosial terdiri atas informasi atau nasehat verbal maupun non-verbal yang berupa bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh adanya keakraban atau adanya kehadiran seseorang yang mempunyai manfaat atau efek terhadap perilaku bagi pihak penerima. Salah satu yang dapat memberikan dukungan adalah orang tua. Menurut Rohmah (2015), peran orang tua sangat dibutuhkan sehingga dapat mendorong anaknya untuk semangat belajar sehingga hasil pembelajaran siswa dapat tercapai dengan baik. Jika dukungan

sosial orang tua tinggi, mahasiswa akan termotivasi dalam belajar sehingga memiliki semangat dan gairah dalam belajar, serta menunjukkan performa akademik yang baik.

Sedangkan fasilitas belajar di kampus merupakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh kampus untuk menujang pembelajaran. Sunadi (2013) mengatakan bahwa kelengkapan fasilitas belajar yang dimiliki siswa akan menjadikan siswa lebih senang dan bersemangat dalam belajar. Adanya fasilitas belajar yang lengkap apabila dimanfaatkan dengan maksimal akan mempermudah dan memperlancar proses belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi.

e. Cara-cara Menumbuhkan Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2011) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar, sebagai berikut: 1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar. Siswa beranggapan bahwa belajar untuk mendapatkan angka atau nilai yang baik.

2) Hadiah

Hadiah sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat atas pekerjaan tersebut.

3) Saingan/ Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi belajar siswa. Persaingan baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa. 4) Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang penting.

5) Memberi ulangan

Siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ulangan. Jadi, memberi ulangan merupakan sarana motivasi. Tetapi memberikan ulangan jangan terlalu sering, karena siswa akan merasa bosan dan bersifat rutinitas.

6) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apabila mengalami kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

7) Pujian

Apabila siswa yang sukses dan berhasil menyelenggarakan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik.

8) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi jika diberikan secara tepat dan bijak dapat menjadi alat motivasi.

9) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan dalam belajar dan dalam diri ada motivasi untuk belajar, sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

10) Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat. Jadi minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar apabila diikuti dengan minat.

11) Tujuan yang diakui

Tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka menimbulkan adanya gairah untuk belajar.

3. Tinjauan tentang Konsep Diri

Dokumen terkait