• Tidak ada hasil yang ditemukan

BABA II KAJIAN PUSTAKA

C. Tinjauan Tentang Partisipasi Aktif

1. Pengertian patisipasi aktif

Huneryear & Hecman (dalam Fitri yulia Widyastuti, 2012: 3) mendefinisikan partisipasi sebagai suatu keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab kelompok bersama mereka. Menurut George Terry (dalam Taba Subekti, 2011:19) menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya individu baik secara mental dan emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan dalam proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dalam hal keterlibatan individu yang bersangkutan dalam melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut.

Menurut Martinis Yamin (2007:81). partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran merupakan penekanan pembelajaran kompetensi, dimana proses yang dilakukan menekankan tercapainya suatu tujuan (indicator) yang dikehendaki. Sejalan dengan itu Ketut Sudharma dan Eva M. Sakdiah (2007: 165) mengungkapkan bahwa partisipasi siswa dalam kelas dapat ditunjukan dengan keaktifanya dalam proses belajar mengajar, perhatian saat guru menyampaikan materi dan menanyakan apa yang menjadi hambatan dalam pikirannya serta dapat berkomunikasi timbal balik dalam proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sangatlah penting. Pengajar atau

17

guru tidak hanya melakukan kegiatan penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru harus mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar, berupa belajar penemuan, belajar mandiri, belajar berkelompok, belajar memecahkan masalah, dan sebagainya.

2. Langkah-langkah mengembangkan Partisipasi Aktif

Dalam kegiatan belajar keterlibatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sangat penting. Gargne dan Briggs, (dalam Martinis Yamin,2007: 83-84) menjelaskan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam kelas meliputi 9 aspek untuk mengembangkan aktifitas dan partisipasi aktif siswa. Masing-masing di antaranya:

1) Memberikan motivisi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. 3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.

4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari.

5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

7) Memberikan umpan balik (feed back)

8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.

18

9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran. Sedangkan menurut Paul D. Dierich, (dalam Martinis Yamin, 2007: 85) membagi kegiatan belajar agar siswa dapat berpartisipasi secara aktif, masing-masing diantaranya: (a) kegiatan-kegiatan visual yang meliputi: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pemeran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain, (b) kegiatan- kegiatan lisan (oral) meliputi: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan instrupsi, (c) kegiatan-kegiatan mendengarkan meliputi: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio, (d) kegiatan-kegiata menulis meliputi: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan- bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket, (e) kegiatan-kegiatan menggambar meliputi: menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola, (f) kegiatan-kegiatan mental meliputi: merenung, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan, (h) kegiatan-kegiatan emosional meliputi: minat, membedakan, berani, tenang.

Berdasarkan pendapat di atas maka dalam pelaksanaan pembelajaran, seorang guru harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan aktivitas fisik maupun mental dari peserta didik. Hal tersebut

19

dimaksud agar adanya interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

3. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menciptakan Partisipasi Aktif Wina Sanjaya (2006: 139) ada 2 faktor yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menciptakan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran diantaranya :

a) Guru

Dalam proses pembelajaran, guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan terciptanya pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam mengikuti proses pembelajara. Guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa dapat belajar dan memahami materi dengan baik. Oleh karena itu maka guru dituntut untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa.

b) Sarana belajar.

Keberhasilan dalam menciptakan partisipasi aktif tidak terlepas dari ketersediaan sarana belajar. Yang termasuk ketersediaan sarana itu meliputi ruang kelas, dan setting tempat duduk siswa, media dan sumber belajar.

20

Selain itu Mc Keachie dalam Dimyati, (Martinis Yamin, 2007: 77) menyatakan bahwa ada 7 aspek yaitu :

1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. 2) Tekanan pada aspek afektif dalam belajar

3) Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antara siswa.

4) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar.

5) Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran.

6) Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.

Sesuai pendapat dari beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oeh guru bersama siswa di kelas harus lebih mengacuh pada peningkatan aktifitas dan partisipasi siswa sehingga dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran maka kita juga mengembangkan kapasitas dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik secara penuh.

4. Bentuk-bentuk partisipasi aktif

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran partisipasi aktif siswa sangan dibutuhkan sehigga dapat menghindari situasi belajar yang hanya berpusat pada gurunya saja. Bentuk-bentuk partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran menurut Wina Sanjaya (2006:143) antara lain:

1. Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional, maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. hal ini dapat dilihat dari tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

21

Dalam proses pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip diberikan melalui pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan,melakukan sendiri, dan lain sebagainya. Selain itu pengalaman itu bisa dilakukan dalam bentuk kerja sama dan interaksi dalam kelompok.

3. Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.

4. Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecakan masalah yang diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung. 5. Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa

atau guru dengan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan semua siswa secara merata. Artinya pembicaraan atau proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu.

Sesuai dengan penjelasan dari bentuk-bentuk di atas maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sangat dibutuhkan guna mengaktifkan siswa agar mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan tidak hanya berfokus pada guru saja.

Dokumen terkait