• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2. Tinjauan tentang Pengetahuan Moral

Menurut Soerjono Soekanto (2001: 6) ”Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (belief), takhayul (supertitions) dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformations)”.

Keraf (2001: 22) berpendapat ”pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, agasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya”.

Pendapat lain mengemukakan ”Pengetahuan adalah informasi atau

maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang” (http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan).

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

Berdasarkan pengertian pengetahuan dan moral yang telah disampaikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan moral

commit to user

adalah sesuatu yang diketahui berkenaan dengan kumpulan peraturan atau norma tentang bagaimana manusia harus bertingkah laku yang baik.

Menurut Lickona dalam Udin S. Winataputra dan Dasim Budimansyah pengetahuan moral mencakup wawasan nilai moral (knowing

moral values). Nilai tersebut dapat diwujudkan dalam suatu norma,

sehingga pengetahuan nilai moral berkaitan dengan norma. Adapun materi norma menjadi salah satu materi dalam mata pelajaran khususnya Pendidikan Kewarganegaraan.

Pengetahuan tentang moral dapat diukur melalui tes. Pengetahuan moral menyangkut segi kognitif dari nilai moral. Artinya segi kognitif perlu disampaikan kepada siswa agar mengerti mengapa suatu nilai perlu dilakukan. Untuk materi yang menyangkut pengetahuan moral (pengetahuan nilai moral) yang tampak dalam kurikulum mata pelajaran PKn adalah materi tentang norma. Maka Tes yang terkait dapat dilihat dari penguasaan pengetahuan tentang materi pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diajarkan oleh guru PKn kepada para siswa yang ditunjukkan dalam pembelajaran PKn kelas VII semester I dengan Standar Kompetensi :

”Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”

Selanjutnya Kompetensi Dasar yang harus dikuasai oleh para siswa adalah ”Mendeskripsikan hakikat norma-norma dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat”.

Pendidikan kewarganegaraan di dalam suatu konsep pendidikan sangatlah perlu diberikan kepada seorang siswa yang menempuh suatu jenjang pendidikan baik itu SD, SMP maupun di SMA serta perguruan tinggi karena pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan yang penting dalam pembentukan moral dan budi pekerti seseorang dalam kehidupan bernegara. Karakteristik pendidikan kewarganegaraan tahun 2006 atau PKn persekolahan sekarang ini dapat disimak dari uraian tentang pelajaran pendidikan kewaraganegaraan sebagaimana tertuang dalam standar isi dari pendidikan kewarganegaraan (Permendiknas No. 22 tahun 2006) dinyatakan

commit to user

bahwa mata pelajaran PKn persekolahan memfokuskan pada pembuatan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.

Dalam pengajaran, pada umumnya penguasaan siswa dalam aspek kognitif atau pengetahuan dibagi dalam beberapa tingkatan.

b. Tingkatan Pengetahuan

Dalam hubungannnya dengan satuan pelajaran, pengetahuan atau ranah kognitif memegang peranan paling penting. Yang menjadi tujuan pengajaran pada umumnya adalah peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif.

Aspek kognitif atau tingkatan pengetahuan ini dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom dalam Daryanto (1997: 103) yaitu “pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian”. Masing-masing tingkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah aspek yang paling besar dalam taksonomi Bloom, seseorang dituntut untuk mengenali dan mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah, dan lain sebagainya dan harus mengerti atau dapat menggunakannya.

2) Pemahaman (comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek dan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Penerapan (application)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dari situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi

commit to user

di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysis)

Analis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja misalnya dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Penilaian (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilain terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria- kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan tes atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dengan tingkatan tersebut di atas.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan siswa dalam aspek kognitif mulai dari jenjang pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, sampai evaluasi.

Kemampuan kognitif siswa akan mempengaruhi keberhasilan dalam pemahaman materi selanjutnya. Siswa yang mempunyai kemampuan kognitif tinggi biasanya lebih mudah memahami meteri selanjutnya dibanding siswa yang mempunyai kemampuan kognitif yang rendah.

commit to user

Untuk mengetahui lebih jelas definisi pengetahuan moral selanjutnya dijelaskan definisi konseptual pengetahuan moral.

c. Definisi Konseptual Pengetahuan Moral

Berdasar berbagai pendapat tentang pengetahuan moral di atas, maka dapat dirumuskan pengetahuan moral adalah sesuatu yang diketahui berkenaan dengan suatu kumpulan peraturan atau norma tentang bagaimana manusia harus bertingkah laku yang baik.

Setelah diketahui definisi konseptual pengetahuan moral selanjutnya dijelaskan definisi operasional pengetahuan moral.

d. Definisi Operasional Pengetahuan Moral

Pengetahuan berkenaan dengan kumpulan peraturan atau norma tentang bagaimana manusia harus bertingkah laku yang baik. Materi norma yang terdapat dalam pelajaran Pkn yaitu menguasai Kompetensi Dasar Mendeskripsikan hakikat norma-norma dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat. Selanjutnya indikator mendiskripsikan norma-norma dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat yaitu:

1) Menjelaskan hakikat norma

2) Menjelaskan pentingnya norma dalam kehidupan bermasyarakat

3) menguraikan macam-macam norma serta sanksinya

4) Mengidentifikasi perbuatan yang sesuai dengan norma di lingkungan

sekolah dan masyarakat

3. Tinjauan tentang Kesadaran Moral

Dokumen terkait