• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Sudut Lumbosakral

Menurut penelitian Abitbol tahun 1987 tentang sudut lumbosakral pada suatu study pada 131 orang anak-anak umur dari neonatal sampai 5 tahun, terdapat peningkatan dari rata 20 derajat saat lahir dan rata-rata 70 derajat pada usia 5 tahun, dan tetap pada tingkat itu setelahnya.

(Abithol, 1987)

Pengukuran sudut lumbosakral dilakukan secara integral dari simpangan nilai L5-S1 tulang vertebra. Sudut lumbosakral rata-rata sekitar 40-44 derajat (Burgener, 1999). Posisi pasien diambil pada keadaan tegak dan dari lateral. Pada posisi berbaring sudut ini berkurang sekitar 8 derajat. (Hellem et al., 1985)

Gambar 1.Pengukuran sudut lumbosakral.(Hellems et al., 1985;

Challian et al.,2012)

Sudut lumbosakral diukur pada MRI irisan sagital (T2WI) : A-angle:

sudut yang dibentuk oleh garis parallel pada permukaan superior sakrum dan garis aksis perpendicular . B-angle: sudut yang dibentuk oleh garis sejajar endplate superior dari L3 dengan garis parallel facies superior os sakrum. Sudut geser meningkat mengindikasikan kemungkinan dan kekuatan tekanan pada aspek posterior lumbal (facies articularis) dan diskus menyebabkan perubahan degenerative awal. Sudut menurun dapat mempengaruhi transfer berat bantalan dan memberikan konstribusi awal ke diskus dan degenerasi vertebra. (Chalian et al., 2012)

Peningkatan sudut lumbosakral akan menyebabkan peregangan pada ligamen dan terjadi kontraksi otot-otot punggung bawah untuk mempertahankan postur tubuh normal, akibatnya akan terjadi sprain pada ligamen atau strain pada otot punggung sehingga timbul nyeri. (Terk et al., 1990)

Tabel 1. Beberapa nilai rata-rata sudut lumbosakral dari penelitian.

No Peneliti Sudut Lumbosakral

1. Fernand and Fox (1985) 46,51 ± 1,4 o 2. Saraste, et al (1985) 40,0 o

3. Bryner and El Moussali (1992) 40,6 o 4. Chen and Lee (1997) 46 o ± 6 o 5. Yochum and Rowe (2005) 41 o 6. Naido (2008) 39 o ± 8 o Sumber : Naido, 2008

B. Tinjauan tentang Anatomi Vertebra

Kolumna vertebral merupakan struktur fleksibel yang dibentuk oleh tulang-tulang vertebra yaitu vertebra cervicales, thoracic, lumbales, sacrales, coccygeae. Tulang vertebra ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan tulang rawan. Bagian anterior kolumna vertebra terdiri dari corpus vertebra yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut diskus intervertebralis dan diperkuat oleh ligament longitudinal anterior dan posterior. Diskus intervertebralis

menyusun perempat panjang kolumna vertebra. Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan kolumna. (Adam, 2012; Madjono dkk., 2000)

Gambar 2. Anatomi vertebra lumbalis. (Haldeman et al ., 2002)

Vertebra lumbalis lebih banyak menyangga berat tubuh dan stress biomekanik yang terkait tulang belakang dibanding tulang vertebra lainnya Pedikel lebih panjang dan lebih luas daripada prdikel yang ada pada ruas vertebra thoracal. Prosesus spinosus yang horizontal dan lebih kuat dalam bentuk. Foramen intervertebrais relative besar tapi kompresi serabut syaraf lebih sering dari pada tulang vertebra thorakalis (Berquist, 2000) Vertebra L5 menempati posisi khusus dalam yang melayani fungsi transisi antara vertebra lumbal yang mobile dan panggul yang kaku.

Dalam hal bentuknya, karena itu disesuaikan dengan dasar sakrum.

Dilihat dari lateral tubuh, vertebral L5 seperti trapesium. Hal penting

untuk diperhatikan adalah prosesus transversus L5 berkembang lebih kuat, sering menyerupai pars lateralis dari sakrum, memberikan keterikatan pada ligamen iliolumbar, yang menstabilkan vertebra lumbalis terakhir di panggul. (Berquist, 2000)

Gambar 3. Vertebra lumbalis kelima. (Haldeman et al ., 2002)

Vertebra L5 berperan dalam fungsi menyerap goncangan panggul.

Foramen intervertebralis dari L5 biasanya lebih sempit dari vertebra lumbal lainya, meskipun umumnya pedikel L5 berkembang kuat. Ruas ini biasanya cukup miring, sehingga sendi L5/S1 biasanya terletak pada bidang frontal, untuk mencegah meluncur ke depan. (Haldeman et al., 2002)

Ligamen

Ligamen merupakan atau lembaran jaringan ikat yang menghubungkan dua atau lebih tulang, tulang rawan, atau struktur bersama. Satu atau lebih ligamen memberikan stabilitas untuk bersama selama istirahat dan gerakan. Gerakan yang berlebihan seperti hiperekstensi atau hiperfleksi, dapat dibatasi oleh ligamen. Selanjutnya, beberapa ligamen mencegah

gerakan dalam arah tertentu. Tiga ligamen penting ditulang belakang yaitu ligament flavum, ligamen longitudinal anterior dan ligamen longitudinal posterior. (Berquist, 2000)

Gambar 4. Anatomi ligamen vertebralis.(Walker et al., 2012)

Diskus Intervertebralis

Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan di antara corpus vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. (Haldeman et al., 2002)

Diskus intervertebralis membentuk seperempat dari panjang tulang vertebrae. Diskus intervertebralis adalah bantalan fibrokartilaginosa berperan sebagai sistem shock tulang vertebrae yang menyerap dan melindungi tulang belakang, medulla spinalis, otak, dan struktur lainnya.

Cakram memungkinkan beberapa gerakan vertebra seperti ekstensi dan fleksi. Gerakan diskus individu sangat terbatas, namun gerak yang cukup besar yang mungkin ketika beberapa cakram menggabungkan

kekuatan. (Haldeman et al., 2002)

Gambar 5. Ilustrasi pada pasien dengan bulging diskus intervertebral di anterior dan Stenosis canalis spinalis serta hipertrofi facet joint dan ligamen flavum posterolateral menyebabkan gambaran karakteristik trefoil seperti yang terlihat pada penampang kanalis spinalis. (Walker et al., 2012)

Saraf Spinalis

Saraf mengontrol fungsi tubuh termasuk organ vital, sensasi, dan gerakan. Sistem saraf menerima informasi dan memulai respon yang sesuai. Medulla Spinalis yang berasal langsung di bawah batang otak, meluas ke vertebra lumbalis pertama (L1). Di luar L1 medulla spinalis menjadi cauda equina . Medulla Spinalis menyediakan sarana komunikasi antara otak dan saraf perifer. (Haldeman et al., 2002)

Gambar 6. Ilustrasi radiks nervi spinalis dan herniasi nukleus pulposus

yang menekan radiks saraf tersebut. (Adam, 1997) Sendi Facet

Sendi di tulang belakang yang biasa disebut sendi facet atau sendi zygapophyseal atau apophyseal. Setiap tulang belakang memiliki dua set sendi facet. Satu pasang menghadap permukaan artikular superior dan satu ke permukaan artikular inferior. Ada satu sendi di setiap sisi (kanan dan kiri). Sendi facet seperti engsel dan link vertebra bersama-sama. Mereka berada di belakang tulang belakang. (Adam,1997;

Dadi,1998)

Sendi facet merupakan sendi sinovial. Ini berarti setiap sendi dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat dan menghasilkan cairan untuk memelihara dan melumasi sendi. Permukaan sendi tulang rawan yang dilapisi dengan memungkinkan sendi untuk bergerak atau meluncur mulus terhadap satu sama lain. Sendi ini memungkinkan fleksi , ekstensi , dan gerakan rotasi.

Beberapa jenis gerakan dibatasi. Tulang belakang dibuat lebih stabil untuk vertebra yang saling berdekatan.(Haldeman, 2002)

Vascularisasi

Vascularisasi medulla spinalis sebagia besar oleh arteri spinalis anterior yang mensuplai ke setengah sampai seperempat bagian medulla spinalis dan sebagian kecil oleh arteri spinalis posterior dan arteri radikularis.

Arteri Spinalis dipercabangkan oleh arteri vertebralis, arteri intercostales, arteri lumbar dan arteries sacralis. Arteri Spinalis posterior membentuk anastomeses secara longitudinal. (Yuan et al., 2009)

Dokumen terkait