• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management berasal dari kata manage yang artinya memimpin atau membuat keputusan didalam suatu organisasi. Istilah manajemen yang diterjemahkan dari kata manage memang biasanya dikaitka dengan suatu tindakan yang mengatur sekelompok orang di dalam organisasi atau lembaga tertentu demi mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, megarahkan dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Efektif adalah mengerjakan sesuatu yang benar, sedangkan efisien berarti megerjakan sesuatu dengan benar.

Menurut (M. Manullang, 2018) Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah proses pendayagunaan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar semua potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi untuk mencapai tujuan.

Manajemen sumber daya manusia dapat didenifisikan pula sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai). Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan

secara maksimal di dalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu pegawai.

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum, di mana manajemen umum sebagai proses meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Karena sumber daya manusia (SDM) dianggap semakin penting perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka dalam berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang SDM dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut manajemen sumber daya manusia, di mana istilah “manajemen” mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya me-manage (mengelola) sumber daya manusia.

Menurut (Agustina Heryati, 2016) manajemen sumber daya manusia adalah yang mengatur pengelolaan unsur manusia dalam organisasi berguna untuk meningkatkan kinerja baik secara kualitas maupun kuantitas.

Menurut (Marwansyah, 2014) manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja dan hubungan industri.

3. Pengintegrasian

a. Pengertian Pengintegrasian

“Integrasi berasal dari bahasa inggris integration yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan”, sedangkan “integrasi di tinjau dari kamus besar bahasa Indonesia artinya yaitu : pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh”. Jadi pengintegrasian adalah bauran antara perusahaan dan karyawan dalam melaksanakan suatu tujuan organisasi agar dapat menjadi satu kesatuan yang utuh dan bulat.

Menurut (Hasibuan, 2013) Pengintegrasian adalah fungsi operasional manajemen personalia yang terpenting, sulit, dan kompleks untuk merealisasikannya. Hal ini disebabkan karena karyawan atau manusia bersifat dinamis dan mempunyai pikiran, perasaan, harga diri, sifat, serta membawa latar belakang, perilaku, keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam organisasi perusahaan.

Pengintegrasian adalah kegiatan menyatupadukan kegiatan karyawan dan kepentingan perusahaan, agar tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan. Maka pengintegrasian adalah yang sangat penting dan merupakan salah satu kunci untuk mencapai hasil yang baik bagi instansi maupun terhadap pegawai sehingga memberikan kepuasan kepada semua pihak pegawai dapat memenuhi kebutuhannya dan instansi memperoleh keuntungan.

b. Tujuan Pengintegrasian

Tujuan pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan serta terpenuhunya kebutuhan karyawan.

c. Indikator pengintegrasian

Menurut (Engkos Achmad Kuncoro dan Riduwan, 2007) mengatakan integritas seseorang dapat diukur dari beberapa indikator, yaitu :

1. Kode etik professional. Setinggi apapun jabatan kode etik tetap harus dijunjung, terutama pimpinan suatu instansi yang akan menjadi contoh bawahannya.

2. Bagaimana mereka mengatasi conflik of interest (kepentingan konflik).

3. Wewenang. Dapat memanfaatkan hak yang diberikan sebaik mungkin.

4. Akuntabilitas dan tanggung jawab. Dalam suatu permasalahan, yang harus dilakukan adalah menyelesaikan permasalahan tersebut.

4. Perencanaan Strategi

a. Pengertian Perencanaan Strategi

Perencanaan strategi adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini.

Menurut (Abdul Halim dan Syam Kusufi, 2012) “menyatakan bahwa perencanaan strategi merupakan proses penentuan program, aktivitas, atau proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah lokasi sumber daya yang akan dibutuhkan”.

Perencanaan strategi merupakan proses menganalisis kebutuhan sumber daya manusia dan melakukan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan organisasi.

b. Manfaat Perencanaan Strategi

Manfaat perencanaan strategi adalah sebagai berikut :

1. Menentukan batasan usaha atau bisnis, memilih fokus bidang usaha yang akan dikembangkan yang didasarkan pada sema lapisan manajemen.

2. Memberikan arahan perusahaan.

3. Mengarahkan dan membentuk kultur perusahaan.

4. Menjaga kebijakan yang taat asas dan sesuai.

5. Menjaga fleksibilitas dan stabilitas operasi.

6. Memudahkan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran tahunan.

c. Karakteristik Perencanaan Strategi

Menurut (Allison et al, 2015) karakteristik perencanaan strategi adalah :

1. Dipisahkan antara rencana strategis dan rencana operasional.

Rencana strategis memuat antara lain visi, misi, dan strategi (arah kebijakan) sedangkan rencana operasional memuat program dan rencana tindakan (aksi).

2. Penyusunan rencana strategi melibatkan secara aktif semua stakeholders di masyarakat (dengan kata lain, pemerintah adalah satu-satunya pemeran dalam proses perencanaan strategi).

3. Tidak semua isu atau masalah dipilih untuk ditangani. Dalam proses perencanaan strategi, ditetapkan isu-isu yang dianggap paling strategis atau fokus terhadap masalah yang paling di prioritaskan untuk ditangani.

4. Kajian lingkungan internal dan eksternal secara kontinu dilakukan agar pemilihan strategi selalu diperbaharui berkaitan dengan peluang serta ancaman dilingkungan luar, dan mempertimbangkan kekuatan serta kelemahan yang ada di lingkungan internal.

d. Indikator Perencanaan Strategi

Menurut (Bryson, John M. 2005) indikator peencanaan strategi terdiri dari empat indikator yaitu :

1. Masalah manusia, adalah manajemen perhatian dan komitmen.

Perhatian orang-orang kunci harus difokuskan kepada isu, konflik dan preferensi kebijakan di tempat kunci dalam proses dan hierarki organisasi.

2. Masalah proses, adalah manajemen ide strategi menjadi good currency. Kearifan yang tidak konvensional harus diubah menjadi kearifan yang konvensional.

3. Masalah struktural, adalah manajemen hubungan bagian dan keseluruhan. Lingkungan internal dan eksternal harus menjadi kaitan yang menguntungkan.

4. Masalah institusional/kelembagaan, adalah pelaksanaan kepemimpinan transformatif. Masalah tersulit harus dihadapi perencanaan strategi dapat dipecahkan hanya melalui informasi institusi.

5. Kinerja Pegawai

a. Pengertian Kinerja Pegawai

Kinerja pegawai adalah arti lain dari “performance” yang dimaksud hasil kerja para pegawai, sebuah metode struktur atau suatu instansi dengan menyeluruh, sehingga dengan begini hasil kerja bisa ditampilkan buktinya dengan kongkrit dan bisa dimulai (dibandingkan ketentuannya yang telah dipastikan).

Menurut (Fachreza et al, 2018) kinerja ialah hasil kerja yang dituju suatu organisasi dengan mengarahkan pegawai atau kelompok, sesuai dengan kewajiban dan kekuasaan tertentu dalam usaha sehingga bisa mewujudkan tujuan organisasi.

Dikemukakan oleh (Rani & Mayasari, 2016) Kinerja karyawan adalah hasil atau bentuk hasil kerja yang bisa ditentukan dari aspek kemampuan dan kuantitas berlandaskan ketentuan kerja yang telah diterapkan oleh organisasi sehingga organisasi dapat menilai kinerja karyawan tersebut.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut (Djeremi et al, 2016) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja adalah :

1. Efektifitas dan efesiensi yaitu, suatu tujuan tertentu akhirnya tercapai kegiatan yang dilakukan efektif, tetapi apabila melakukan kegiatan yang tidak dicari atau tidak ada tujuannya walaupun hasilnya memuaskan maka kegiatan tersebut tidak efisien.

2. Otoritas (wewenang) yaitu, perintah anggota kepada anggota yang lain untuk melakukan kegiatan kerja tersebut tidak efisien.

3. Disiplin yaitu, mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.

Disiplin anggota kerja berarti kegiatan anggota bersangkutan sesuai perjanjian kerja dengan organisasi dimana ia bekerja.

4. Inisiatif yaitu, kreatifitas dalam melakukan ide dan merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.

5. Lingkungan kerja yaitu, lingkungan kerja yang baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang lebih baik.

c. Indikator Kinerja

Menurut (Moeheriono, 2012) indikator untuk mengukur kinerja karyawan adalah sebagai berikut :

1. Efektif, indikator ini mengukur derajat kesesuaian proses yang dihasilkan dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.

2. Efisien, indikator ini mengukur derajat kesesuaian proses yang dihasilkan output dengan menggunakan biaya serendah mungkin.

3. Kualitas, indikator ini mengukur derajat kesesuaian antara kualitas produk atau jasa yang dihasilkan dengan kebutuhan dan harapan konsumen.

4. Ketepatan waktu, indikator ini mengukur apakah pekerjaan telah diselesaikan secara benar dan tepat waktu.

5. Produktivitas, indikator ini mengukur tingkat efektivitas suatu organisasi.

Dokumen terkait