• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

2. Tinjauan Umum Tentang Benda Terdaftar

Benda (vermogensrecht), sebagaimana hal ini diatur berdasar- kan Pasal 499 KUHPerdata, berbunyi “Menurut paham Undang-undang yang dinamakan kebendaan ialah, tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik”. Benda diartikan sebagai “zaak” adalah semua barang dan hak (Subekti & Tjitrosudibio, 2003:157).

Hak juga termasuk ke dalam “bagian dari harta kekayaan” (

vermogens-bestanddeel). Harta kekayaan meliputi barang, hak dan hubungan hukum

mengenai barang dan hak. Barang adalah objek hak milik, hak juga dapat menjadi hak milik. Karena itu benda adalah hak milik. Menurut hukum benda itu adalah segala sesuatu yang menjadi objek hak milik, dalam arti hukum, semua benda dapat diperjual-belikan, dapat diwariskan serta dapat dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain.

Sedangkan Pengertian Hukum Benda (Zakenrecht) adalah ke- seluruhan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan hukum antara subjek hukum dengan benda dan hak-hak kebendaan. Ruang lingkup kajian hukum benda meliputi :

1) Mengatur hubungan hukum antara subjek hukum dengan benda;dan 2) Mengatur hubungan hukum antara subjek hukum dengan hak-hak

kebendaan (Zakelijk- recht) (Salim H.S,2003:89).

b. Macam-Macam Benda

KUH Perdata membeda-bedakan benda dalam berbagai macam. Pertama-tama kebendaan dibedakan atas benda tidak bergerak (onroerende

zaken) dan benda bergerak (roerende zaken) (Pasal 504 KUH Perdata).

Kemudian Kedua, kebendaan dapat dibedakan pula atas benda berwujud

(lichamelijke zaken) dan benda yang tidak berwujud (onlichamelijke zaken)

(Pasal 503 KUH Perdata). Selanjutnya ketiga, kebendaan yang dapat dibedakan atas benda yang dapat dihabiskan (verbruikebare zaken) dan

commit to user

benda yang tidak dapat dihabiskan (onverbruikbare zaken) (Pasal 505 KUH Perdata).

Selain itu, baik di dalam Buku II dan Buku III KUH Perdata, kebendaan dapat dibedakan atas benda yang sudah ada (tegenwoordige zaken) dan benda yang baru akan ada (toekomstige zaken) (Pasal 1134 KUH Perdata). Dibedakan lagi atas kebendaan dalam perdagangan (zaken in de handel) dan benda di luar perdagangan (zaken buiten de handel) (Pasal 1332 KUH Perdata), kemudian kebendaan dapat dibedakan lagi atas benda dapat dibagi

(deelbare zaken) dan benda yang tidak dapat dibagi (ondeelbare zaken)

(Pasal 1163 KUH Perdata), serta benda kebendaan dibedakan atas benda yang dapat diganti (vervangbare zaken) dan benda yang tidak dapat diganti

(onvervangbare zaken) (Pasal 1694 KUH Perdata). Kemudian dalam

perkembangannya terdapat pembedaan kebendaan atas benda atas nama dan benda tidak atas nama dan benda terdaftar dan benda tidak terdaftar. Namun dari kesemuanya itu, pembedaan kebendaan yang sangat penting dan ini dikenal dalam hampir semua sistem hukum didunia yaitu pembedaan atas benda bergerak dan benda tidak bergerak serta benda terdaftar dan tidak terdaftar (Rachmadi Usman,2011:63).

Menurut Rachmadi Usman macam-macam benda berdasarkan pengertian di atas adalah sebagai berikut (Rachmadi Usman,2011:66-92) : 1) Kebendaan bergerak (roerend zaken) dan kebendaan tidak bergerak

(onroerend zaken)

Kriteria pembedaan benda bergerak (roerend zaken) dan tidak bergerak (onroerend zaken) dapat dibedakan sebagai berikut :

No. Indikator Kriteria Pembeda 1 Benda Bergerak

(roerend zaken)

1. Sifat à dapat di pindahkan 2. Ditentukan oleh Undang-Undang

commit to user

2 Benda Tetap

(onroerend zaken)

1. Sifat à bergabung dengan tanah 2. Ditentukan oleh Undang-Undang 3. Tujuan Pemakaian à bergabung

dengan tanah

Tabel 1. Kriteria Pembeda Benda Bergerak dan Tidak Bergerak

Keterangan kriteria pembeda di atas :

a) Kebendaan Bergerak, yang karena “sifatnya (memang) bergerak” dalam arti bahwa kebendaan tersebut dapat berpindah atau dipindahkan tempat (verplaatsbaar), termasuk pula kapal-kapal, perahu-perahu, perahu-perahu tambang, penggilingan-penggilingan dan tempat-tempat pemandian yang dipasang di perahu atau yang berdiri, terlepas dan benda-benda sejenis itu, dikecualikan sebagai benda bergerak yaitu kapal dengan ukuran isi kotor sekurang-kurangnya 20 M kubik atau yang dinilai sama dengan itu. Benda bergerak, yang karena “ketentuan undang-undang” yang telah menetapkan sebagai kebendaan bergerak yaitu berupa hak-hak atas benda, yang meliputi hak memetik hasil (vruchtgebruik) dan hak pakai (gebruik) atas benda bergerak, hak atas bunga-bunga yang diperjanjikan selama hidup seseorang (bunga cagak hidup), penagihan- penagihan atas benda bergerak, saham-saham.

b) Sedangkan kebendaan tidak bergerak karena “sifatnya tidak bergerak” artinya bahwa kebendaan tersebut tidak dapat dipindah atau dipindahkan tempat. sebagaimana diatur di dalam Pasal 507 KUHPerdata. Misalnya tanah beserta segala dengan isinya atau segala sesuatu yang melekat di atasnya. Kebendaan karena “tujuannya” termasuk dalam kebendaan tidak bergerak, karena benda-benda tersebut telah menyatu sebagai-bagian dari kebendaan tidak bergerak, meliputi mesin-mesin dalam suatu pabrik,

commit to user

perabotan-perabotan dalam suatu rumah. Kebendaan yang “karena undang-undang”, ini berwujud atas benda-benda yang tidak bergerak. Misalnya: bunga tanahm, kapal dengan ukuran isi kotor sekurang-kurangnya 20 M kubik atau yang dinilai sama dengan itu. 2) Kebendaan berwujud (lichamelijke zaken) dan kebendaan tidak

berwujud (onlichamelijke zaken)

Kebendaan berwujud atau bertubuh adalah kebendaan yang dapat dilihat dengan kasat mata dan diraba dengan tangan,misalnya perabot rumah, meja, kursi.Sedangkan kebendaan tidak berwujud atau bertubuh adalah kebendaan yang berupa hak-hak atau tagihan-tagihan.Misalnya seperti surat berharga, saham, surat piutang, hak tagih, dan hak klaim. 3) Kebendaan yang dapat dihabiskan (verbruikebare zaken) dan

kebendaan yang tidak dapat dihabiskan (onverbruikbare zaken)

Kebendaan yang dapat dihabiskan (verbruikebare zaken) sebagaimana diketahui bahwa obyek hukum adalah segala sesuatu yang berguna/bermanfaat bagi subyek hukum dan yang dapat menjadi obyek suatu hubungan hukum karena sesuatu itu dapat dikuasai oleh subyek hukum. Maka benda-benda yang dalam pemakaiannya akan musnah, kegunaan/manfaat dari benda-benda ini justru terletak pada kemusnahannya. Misalnya: barang-barang makanan dan minuman, kalau dimakan dan diminum baru memberi manfaat bagi kesehatan; demikian juga kayu bakar dan arang, setelah dibakar dan menimbulkan api baru memberi manfaat untuk memasak sesuatu makanan dan sebagainya.

Kebendaan yang tidak dapat dihabiskan (onverbruikbare zaken) ialah benda-benda yang dalam pemakaiannya tidak mengakibatkan benda itu menjadi musnah tetapi memberi manfaat bagi sipemakai. Seperti cangkir, sendok, piring, mangkok, mobil, sepeda motor dan sebagainya.

4) Kebendaan yang dapat diganti (vervangbare zaken) dan kebendaan yang tidak dapat diganti (onvervangbare zaken)

commit to user

Perbedaan kebendaan yang dapat diganti (vervangbare zaken) dan kebendaan yang tidak dapat diganti (onvervangbare zaken) ini tidak disebutkan secara tegas dalam KUH Perdata, tetapi perbedaan itu disebutkan dalam pasal-pasal KUH Perdata, misalnya dalam pasal yang mengenai perjanjian penitipan barang (bewaargeving). Menurut Pasal 1694 KUH Perdata pengembalian benda oleh yang dititipi harus in

natura artinya tidak boleh diganti dengan benda yang lain. Oleh karena

itu, perjanjian penitipan barang pada umumnya hanya mengenai kebendaan yang karena pemakaiannya tidak habis atau musnah.

Kebendaan yang dapat diganti (vervangbare zaken) misalnya, uang. Kebendaan yang tidak dapat diganti (onvervangbare zaken) misalnya, seekor kuda.

5) Kebendaan dapat dibagi (deelbare zaken) dan kebendaan yang tidak dapat dibagi (ondeelbare zaken)

Benda yang dapat dibagi adalah benda yang apabila wujudnya dibagi tidak mengakibatkan hilangnya hakikat daripada benda itu sendiri. Misalnya: beras, kopi, nasi, gula pasir.

Benda yang tidak dapat dibagi Benda yang tidak dapat dibagi adalah benda yang apabila wujudnya dibagi mengakibatkan hilangnya atau lenyapnya hakikat daripada benda itu sendiri. Misalnya: kuda, sapi, ayam, dan lain-lain.

6) Kebendaan yang sudah ada (tegenwoordige zaken) dan kebendaan yang akan ada (toekomstige zaken)

Arti pentingnya pembagian ini terletak pada pembebanan sebagai jaminan hutang atau pelaksanaan perjanjian. Sesuai dengan pasal 1320 KUHPerdata, syarat sahnya perjanjian adalah adanya sepakat,cakap hukum, objek tertentu, dan halal.

Jika objek yang dalam perjanjian itu adalah barang yang sudah ada, maka perjanjian sah-sah saja. Sebaliknya apabila objek yang diperjanjikan adalah barang yang akan ada, maka perjanjian itu batal demi hukum. Kebendaan yang sudah ada (tegenwoordige zaken)

commit to user

misalnya hipotik, hibah mengenai benda-benda yang sudah ada. Kebendaan yang akan ada (toekomstige zaken) misalnya barang-barang yang baru akan ada di kemudian hari, warisan, jual beli gabah yang belum dipanen.

7) Kebendaan dalam perdagangan (zaken in de handel) dan kebendaan di luar perdagangan (zaken buiten de handel)

Kebendaan dalam perdagangan adalah benda-benda yang dapat dijadikan obyek (pokok) suatu perjanjian. Jadi, semua benda yang dapat dijadikan pokok perjanjian di lapangan harta kekayaan termasuk benda yang diperdagangkan.

Kebendaan di luar perdagangan adalah benda-benda yang dalam lapangan perdagangan tidak dapat dijadikan obyek (pokok), tidak dapat diperjualbelikan, biasanya benda yang dilarang oleh perundang-undang yang berlaku seperti candu, benda-benda yang dipergunakan untuk kepentingan umum, dan benda-benda yang karena sifatnya tidak mungkin dimiliki misalnya, udara, air di laut, jalan umum, dll.

8) Kebendaan yang terdaftar (Geregistreerde Zaken) dan kebendaan yang tidak terdaftar (ongeregistreerde Zaken)

Pembagian atas benda yang terdaftar dan benda yang tidak terdaftar tidak diatur di dalam KUH Perdata, tetapi tersebar ke dalam berbagai peraturan sesuai dengan jenis kebendaannya. Benda-benda yang harus didaftarkan diatur dalam berbagai macam peraturan yang terpisah-pisah seperti peraturan tentang pendaftaran tanah, peraturan tentang pendaftaran kapal, peraturan tentang pendaftaran kendaraan bermotor, dan lain sebagainya. Adanya peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang pendaftaran berbagai macam benda itu, di samping untuk lebih menjamin kepastian hukum dan kepastian hak atas benda-benda yang didaftarkan tersebut. Kebendaan yang terdaftar

(Geregistreerde Zaken) misalnya tanah, kendaraan bermotor dll.

Kebendaan yang tidak terdaftar (ongeregistreerde Zaken) misalnya perhiasan, perabot rumah tangga, pakaian, dll.

commit to user

c. Pengertian Benda Terdaftar

Dalam perkembangannya di negara-negara yang maju, di Inggris, Amerika Serikat, dan juga Belanda dalam hukum bendanya telah mengadakan pembedaan benda terdaftar dan tidak terdaftar. Di dalam

Nieuw Bugerlijk Wetboek (NWB) Belanda disebutkan tentang benda

terdaftar (registergoederen), yaitu benda yang merupakan benda terdaftar pada tempat pendaftaran umum atau register umum (openbare register), pendaftaran mana mempunyai sifat mutlak bagi benda terdaftar tersebut, karena mempunyai aspek publisitas (Rachmadi Usman,2011:92).

Pendaftaran terhadap suatu kebendaan ini dimaksudkan untuk menjamin kepastian hak kepemilikan atas benda-benda yang didaftarkan tersebut dan memudahkan negara untuk memungut pajak atas benda yang terdaftar tersebut. Pendaftaran pada benda terdaftar ini, membuktikan kepemilikan atas benda tersebut.

Pembagian benda mengenai pembedaan benda terdaftar serta benda tidak terdaftar jika dibandingkan atau dikomparasikan dengan pembedaan benda bergerak dan benda tidak bergerak dalam arti pentingnya. Dalam benda terdaftar dan tidak terdaftar arti penting pembedaannya terletak pada pembuktian kepemilikannya. Benda terdaftar dibuktikan dengan bukti pendaftarannya, umumnya berupa sertifikat/dokumen atas nama si pemilik, seperti tanah, kendaraan bermotor, perusahaan, hak cipta, dll. Pemerintah lebih mudah melakukan kontrol atas benda terdaftar, baik dari segi tertib administrasi kepemilikan maupun dari pembayaran pajaknya. Benda tidak terdaftar sulit untuk mengetahui dengan pasti siapa pemilik yang sah atas benda itu, karena berlaku azas ‘siapa yang menguasai benda itu dianggap sebagai pemiliknya’. Contohnya: perhiasan, alat alat rumah tangga, hewan piaraan, pakaian dll.

Menurut Pitlo dalam bukunya het Zakenrecht menyatakan, bahwa pembedaan benda atas benda bergerak dan benda tetap itu merupakan pembedaan yang terpenting sejak dahulu, namun di Belanda perkembangan

commit to user

ilmu pengetahuan sekarang sekarang mengenai pembedaan benda atas benda atas nama dan benda tidak atas nama. Pada umumnya benda terdaftar adalah terdaftar dalam register dan disebutkan atas nama yang berhak. Sedangkan H.Drion dalam bukunya Compendium van het Nederlands

Vermogensrecht berpendapat bahwa bahwa di Belanda terdapat tendensi

menurut pendapat-pendapat modern mereka cenderung untuk mengakui pembendaan benda-benda atas nama dan tidak atas nama atau benda-benda terdaftar dan benda-benda tidak terdaftar (registergoederen/niet

registergoederen) dari pembedaan secara lama yaitu atas benda-benda

bergerak dan tak bergerak (Rachmadi Usman,2011:67-68). Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya sistem hukum pasti membedakan benda atas benda bergerak dengan benda tak bergerak. Sehubungan dengan begitu penting dan utamanya pembedaan benda atas benda bergerak dan benda tak bergerak, maka perlu melihat hal-hal penting yang muncul dari pembedaan tersebut.

Hal-hal penting tersebut adalah dalam hal bezit, levering, bezwaring

dan verjaring, yaitu :

No. Indikator Bergerak Tidak Bergerak 1 Penguasaan

(bezit) berlaku asas Pasal

1977

Berlaku sebagai alasan hak yang sempurna 2

Penyerahan

(levering) Fisik à nyata

(Feitelijke)

Secara Hukum

(Juridische) atau Akta

Balik Nama 3 Pembebanan

(bezwaring)

commit to user 4 Daluarsa (verjaring) - Tidak dikenal daluwarsa - Karena bezziter dianggap eigenaar - Dikenal Daluwarsa - Pasal 1963 KUHPerdata

Þ Dengan alas hak

à 20 tahun

Þ Tanpa alas hak

à 30 tahun Tabel 2. Pembedaan Benda Bergerak

dan Tidak Bergerak

Keterangan pentingnya pembedaan di atas (Rachmadi Usman,2011:76-79): 1) Penguasaan (bezit)

Burgerlijk Bezit ialah bezit dimana orang yang membezit (bezitter)

memang berkehendak untuk mempunyai barang itu bagi dirinya sendiri berbeda dengan detentie (Houderschap) ialah bezit dimana

bezitternya tidak mempunyai kehendak untuk mempunyai barang itu

bagi dirinya sendiri. Dalam hal ini, orangnya disebut dengan Detentor

(Houder). Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1977 ayat (1) KUH

Perdata, orang yang menguasai (mem-bezit) suatu benda bergerak dianggap sebagai pemilik (eigenaar). Di sini berlaku asas sebagai titel yang sempurna (bezit geld als volkomend titel). Artinya siapa yang menguasai (bezitter) suatu benda bergerak dianggap sebagai pemilik

(eigenaar) dari benda tersebut. Sedangkan penguasaan benda tidak

bergerak tidak demikian halnya. Pasal 1977 ayat (1) KUH Perdata menyatakan bahwa terhadap benda bergerak yang tidak berupa bungan maupun piutang yang tidak atas tunjuk, maka bezitnya berlaku sebagai alas hak yang sempurna.

2) Penyerahan (levering)

Pembedaan kebendaan atas benda bergerak dan benda tidak bergerak penting pula bagi penyerahan (levering). Penyerahan benda yang

commit to user

bergerak pada umumnya dilakukan dengan penyerahan yang nyata

(feitelijke levering), kecuali benda tidak berwujud (surat piutang)

dilakukan dengan cessie atau endossement sebagaimana diatur di dalam Pasal 612 dan Pasal 613 KUH Perdata. Penyerahan nyata tersebut sekaligus penyerahan yuridis (juridiche levering). Sementara itu, untuk penyerahan benda tidak bergerak, maka sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 616 KUH Perdata harus dilakukan dengan balik nama dengan membukukannya pada register umum.

3) Pembebanan (bezwaring)

Pembebanan (bezwaring) kebendaan bergerak dan kebendaan tidak bergerak dijadikan sebagai jaminan utang, juga tidak sama. Kalau pembebanan kebendaan bergerak dilakukan dengan penguasaan benda yang dijadikan sebagai jaminan utang oleh kreditornya dan KUH Perdata telah menentukan lembaga hak jaminannya, yaitu gadai (pand) atau bisa juga fiduciere eigendoms overdracht atau fiducia

sepanjang tidak dapat digadaikan. Sedangkan pembebanan kebendaan tidak bergerak (benda tetap) dilakukan dengan tanpa penguasaan benda yang dijadikan sebagai jaminan utang oleh kreditornya dan KUH perdata telah menentukan jaminannya, yaitu hyphotheek atau

credietverband.

4) Daluarsa (verjaring)

Berhubungan dengan daluwarsa (verjaring), maka untuk kebendaan bergerak tidak dikenal daluwarsa, sebab bezitter dari kebendaan bergerak dianggap sebagai eigenaar dari kebendaan bergerak tersebut. Sedangkan untuk kebendaan tidak bergerak dikenal daluwarsa sebagaimana diatur di dalam Pasal 1963 KUH Perdata, yang menentukan siapa yang dengan beriktikad baik dan berdasarkan suatu alas hak yang sah, memperoleh suatu kebendaan tidak bergerak, maka akan memperoleh hak milik atasnya dengan jalan daluwarsa dengan suatu penguasaan selama 20 (dua puluh) tahun, kalau tidak ada alas hak yang sah, daluwarsa selama 30 (tiga puluh) tahun.

commit to user

Dilihat dari pembedaan benda diatas, benda tidak bergerak misalnya rumah dan tanah mempunyai keterkaitan atau hubungan dengan benda terdaftar, terutama mengenai peralihan hak milik dan peralihan kebendaanya. Dalam benda bergerak maupun benda terdaftar perlu adanya bukti kepemilikan, pemegang benda belum tentu sebagai pemilikan jadi harus mempunyai bukti kepemilikan, yang umumnya berupa sertifikat/dokumen atas nama si pemilik.

Sedangkan pembedaan benda terdaftar dan tidak terdaftar dalam hal

bezit, penyerahan, kadaluarsa dan pembebanan dapat di bedakan sebagai

berikut :

No. Indikator Terdaftar Tidak Terdaftar 1 Penguasaan

(bezit) Perlu adanya bukti

kepemilikan Tidak memerlukan bukti kepemilikan 2 Penyerahan (levering) Secara Hukum

(Juridische) atau Akta

Balik Nama

Fisik à nyata (Feitelijke)

Tabel 3. Pembedaan Benda Terdaftar dan Tidak Terdaftar

Keterangan pentingnya pembedaan di atas : 1) Penguasaan (bezit)

Yaitu, bezitter dari benda tidak terdaftar adalah pemilik dari barang tersebut. Jadi dalam benda tidak terdaftar tidak perlu bukti kepemilikan sebagai hak penguasaan, pemegang benda tidak terdaftar

(beziter) dianggap sebagai pemilik (eighiner) benda tidak terdaftar

tersebut. Benda terdaftar perlu bukti kepemilikan, pemegang benda terdaftar belum tentu sebagai pemilik, ia harus punya bukti kepemilikan atau sertifikat benda tersebut.

commit to user

Pembedaan kebendaan atas benda terdaftar dan benda tidak terdaftar penting pula bagi penyerahan (levering). Penyerahan benda yang tidak terdaftar pada umumnya dilakukan dengan penyerahan yang nyata

(feitelijke levering). Penyerahan nyata tersebut sekaligus penyerahan

yuridis (juridiche levering). Sementara itu, untuk penyerahan benda terdaftar, maka sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 616 KUH Perdata harus dilakukan dengan balik nama dengan membukukannya pada register umum.

Cara penyerahan atau peralihan untuk benda tidak bergerak dan benda terdaftar relatif sama yaitu dengan cara penyerahan yuridis (juridische

levering) yang terdaftar pada instansi berwewenang atau berfungsi sebagai

tempat pendaftaran. Dalam hal ini untuk menyerahkan suatu benda tidak bergerak maupun benda terdaftar dibutuhkan suatu perbuatan hukum lain dalam bentuk akta balik nama. Dalam sistem sekarang, setelah berlaku UUPA, mengenai benda tidak bergerak, tunduk pada Pasal 19 PP No.10 / 1961 yang menyebutkan bahwa setiap peralihan hak harus dilakukan di depan PPAT.

Syarat – Syarat Penyerahan :

(1) Harus ada alas hak yang sah yaitu, suatu hubungan hukum yang mengakibatkan adanya suatu peralihan

(2) Diserahkan oleh orang-orang yang berhak/berwenang.

Sedangkan penyerahan benda bergerak dan tidak terdaftar juga hampir sama yaitu diserahkan secara nyata (feitelijke levering) dari tangan ke tangan (Pasal 612 ayat 1 KUH Perdata).

Dokumen terkait