• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Giro (Demaind Deposit)Dalam dunia perdagangan kata giro sudah tidak asing lagi. Setiap akan melakukan transaksi pembayaran sering dikaitkan dengan giro, baik pembayaran yang bersifat tunai maupun non tunai.64 Hal ini dilakukan karena pembayaran dengan menggunakan giro sangat memberikan berbagai keuntungan, terutama dari segi keamanan untuk jumlah pembayaran yang relatif besar. Secara umum giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindah bukuan.

Sedangkan menurut ketentuan Pasal 1 butir 6 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang bunyinya sebagai berikut :

64

“Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah

pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan.” Sedangkan bilyet giro kosong adalah bilyet giro yang diajukan kepada bank, namun dana nasabah pada bank tidak mencukupi untuk membayar atau memenuhi amanat pada bilyet giro yang bersangkutan. Jika saldo rekening yang bersangkutan tidak mencukupi maka bilyet giro tersebut harus ditolak sebagai bilyet giro kosong.65Dari pengertian diatas ada 2 hal yang perlu diperhatikan tentang giro, yaitu:

a. Penarikan dapat dilaksanakan setiap saat, yang berarti bahwa penarikan simpanan dalam bentuk giro dapat dilakukan oleh si penyimpan, pemilik girant tersebut setiap saat selama kantor kas bank buka.

b. Cara penarikan. Dalam hal ini yang paling banyak dipergunakan adalah penarikan dengan cek dan bilyet giro. Namun dengan batas-batas tertentu penarikan dalam bentuk lain seperti saran perintah pembayaran lain dan pemindahbukuan dapat dilakukan. Selanjutnya dapat juga dikemukakan bahwa simpanan dalam bentuk giro ini mempunyai banyak kegunaan bagi si penyimpan, yaitu:

65

http://cek dan bilyet giro_Dwi valen febriyani-Academia.edu.htm, tanggal 07 November 2014.

1. Dapat membayar transaksi jual-beli dengan mempergunakan cek, bilyet giro, atau sarana perintah pembayaran lainnya. 2. Dapat mengirim transfer (kiriman uang atau delegasi kredit

dengan jaminan rekening giro). 3. Keamanan dan rahasia terjamin.

4. Tidak perlu membawa uang dalam jumlah besar. 5. Dapat diambil sewaktu-waktu.

Rumusan tersebut merupakan rumusan yang berlebihan karena cek telah merupakan perintah pembayaran sedang bilyet merupakan perintah pemindahbukuan. Keduanya sarana bilyet yang umum dipergunakan dalam hal penarikan giro.66

Dalam pelaksanaan tata usaha giro dilakukan melalui suatu rekening yang disebut Rekening Koran. Rekening ini digunakan juga untuk menata usahaan kredit yang juga diberikan melalui rekening koran.

Rekening atas nama nasabah terbagi menjadi 2 (dua) golongan yaitu rekening perorangan dan rekening atas nama suatu badan organisasi.

Tabungan (Serving) adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu :67

66

Leden Marpaung, Pemberantasan dan Pencegahan Tindak Pidana Terhadap Perbankan, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2003, hal. 66-67.

67

Deposito Berjangka (Time Deposits) adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga.68Pengertian deposito menurut UU No.10 Tahun 1998 pasal 1 butir 7 ditentukan bahwa deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Dari pengertian diatas dapat dilihat ada 2 unsur yang terkandung dalam deposito, yaitu : a. Penarikan hanya dapat dilakukan dalam waktu tertentu, yang berarti

bahwa penarikan simpanan dalam bentuk deposito hanya dapat dilakukan oleh si penyimpan pada waktu tertentu pada waktu perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank;

b. Cara penarikan. Dalam hal ini apabila batas waktu yang tertuang dalam perjanjian deposito tersebut telah jatuh tempo, maka si penyimpan dapat menarik deposito tersebut atau memperpanjang dengan suatu waktu yang diinginkannya. Mengenai jangka waktu deposito terdapat beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh nasabah penyimpan, yaitu : 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan,12 (dua belas) bulan, dan 24 (dua puluh empat) bulan. Deposito berjangka ini hanya dapat ditarik atau diuangkan pada saat jatuh temponya oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito. Oleh karena itu, deposito berjangka merupakan

68

Krisna Wijaya, Analisis Kebijakan Perbankan Nasional, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta, 2010, hal. 45.

simpanan atas nama. Selanjutnya, deposito yang ditarik oleh deposan sebelum jangka waktu jatuh temponya sebagaimana yang diperjanjikan, bank mengenakan penalti kepada deposan dan hak pendapatan bunga tidak diperhitungkan oleh bank atas deposito berjangka tersebut. Menurut Undang-undang RI No. 7 tahun 1992 Bab I pasal 1 butir 8: ”Deposito

didefinisikan sebagai simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan”. Deposan deposito berjangka adalah setiap orang atau

badan hukum atau badan lainnya yang mendepositokan uangnya pada bank dengan menunjukan bukti diri atau akta pendirian yang sah menurut hukum.

Simpanan Sementara adalah simpanan masyarakat pada bank yang bersifat sementara. Bentuknya dapat berupa uang titipan, uang transfer, setoran jaminan L/C (Letter of Credit), garansi bank dalam proses tender suatu proyek, dan lain-lain.69

Ketentuan tentang cek (cheque) diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang pada umumnya dibedakan jenisnya, sebagai berikut :

1. Cek (cheque)

69

Juli Irmayanto dkk,Bank & Lembaga Keuangan, Cetakan IV, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta, 2004, hal. 69.

a. Cek atas unjuk (aan tonder), yang dibayar oleh bank kepada orang yang menguangkannya;

b. Cek atas nama (aan order), yang dibayar kepada orang yang disebut dalam cek tersebut;

c. Cek fiat yakni cek yang difiat bank dengan maksud bahwa pembayarannya dijamin oleh bank tersebut;

d. Cek silang, yang diberi dua garis miring sejajar pada bagian muka. Cek tersebut tidak dapat diuangkan, hanya dapat dipindahbukukan; e. Cek mundur, istilah cek mundur dalam praktik sehari-hari yang

oleh si penarik diberi tanggal yang akan datang dengan maksud bahwa cek tersebut dapat diuangkan pada tanggal yang tercantum pada cek tersebut. Hal ini sebenarnya bertentangan dengan Pasal 205 KUHD yang menentukan bahwa setiap cek harus dibayar pada saat diunjukkan karenanya tiap penentuan yang memuat sebaliknya, dianggap tidak tertulis;

f. Cek kosong, adalah cek yang ketika diajukan kebank, tidak tersedia dana yang cukup pada rekening giro penarik. Penolakan pembayaran cek disertai dengan surat tanda penolakan. Tembusan surat penolakan tersebut disampaikan kepada Bank Indonesia dan bank yang bersangkutan memberi peringatan kepada yang bersangkutan. Jika nasabah melakukan penarikan cek kosong 3

(tiga) kali berturut-turut dalam jangka waktu 6 (enam) bulan, maka rekeningnya harus ditutup.

2. Cek bilyet

Cek bilyet adalah perintah dari nasabah untuk memindahkan sejumlah uang yang dicantumkan dalam cek bilyet. Untuk ketertiban administrasi maka cek bilyet ditentukan tenggang waktu penawaran selama 70 hari. Selama pemindahbukuan belum dilakukan, cek bilyet dapat dibatalkan penariknya. Jika ada cek bilyet yang kosong dalam arti dana rekening penarik tidak mencukupi maka diberlakukan sama dengan cek sebagaimana diutarakan pada huruf a di atas.

Bank menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro. Simpanan giro adalah jenis simpanan yang dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan cek dan/atau bilyet giro. Sifat simpanan giro yang dapat ditarik setiap saat, maka pemilik simpanan giro dapat menarik dananya kapan saja diperlukan, asalkan saldonya cukup. Pemilik simpanan giro juga dapat menarik dananya melalui bank lain. Penarikan simpanan giro yang dilakukan melalui bank lain, disebut dengan kliring.70 Bank yang menerima setoran cek dan/atau bilyet giro bank lain akan menagihkan kepada bank yang

70

Ismail,Manajemen Perbankan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010, hal. 48-62.

menerbitkan cek dan/atau bilyet giro tersebut. Penagihannya dilakukan melalui lembaga kliring setempat.

Simpanan giro merupakan simpanan yang penarikannya menggunakan sarana berupa cek dan/atau bilyet Giro. Pencairan simpanan giro secara tunai dilakukan dengan menggunakan cek sebagai sarana pencairan tunai dan pemindahbukuan dana dari rekening nasabah ke rekening lain dilakukan dengan menggunakan bilyet giro. Kedua sarana penarikan tersebut, cek, maupun bilyet giro merupakan sarana penarikan yang sudah umum dilakukan oleh nasabah/pemegang rekening giro. Di samping itu, nasabah dapat menggunakan sarana lain, misalnya formulir yang disediakan oleh bank seperti formulir transfer.

Pemilik simpanan giro atau pemegang rekening Giro disebut dengan Girant. Untuk merangsang masyarakat agar membuka simpanan giro, bank memberikan imbalan berupa jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung pada bank masing-masing. Pada umumnya bank memberikan jasa giro yang lebih rendah, dibanding dana pihak ketiga lainnya, karena sifat giro yang dapat ditarik setiap saat dan merupakan dana yang labil sehingga imbalannya juga rendah. Masyarakat menempatkan dananya dalam bentuk simpanan giro pada umumnya karena mengharapkan mendapatkan kemudahan dalam melakukan transaksi pembayaran, bukan mengharapkan bunga, sehingga bank juga memberikan jasa giro yang rendah. Bagi bank, giro merupakan sumber dana murah. Meskipun demikian, bank sangat berhati-hati dalam memberikan

layanan giro kepada masyarakat. Bagi masyarakat yang ingin membuka rekening giro, bank akan meneliti dan meyakininya. Simpanan giro ini ditawarkan kepada masyarakat, pengusaha, baik individu, maupun badan usaha.

2. Manfaat Simpanan Giro

Manfaat simpanan giro bagi bank, agar bank terhindar pada permasalahan yang timbul dikemudian hari adalah sebagai berikut :

1. Sumber dana yang murah;

2. Sarana untuk mempromosikan produk lain.

Sedangkan manfaat simpanan giro bagi nasabah adalah sebagai berikut : 1. Kemudahan dalam melakukan transaksi pembayaran.

2. Untuk berjaga-jaga apabila terdapat pengeluaran mendadak. 3. Jasa Giro

Dalam menawarkan produk giro, bank memberikan jasa giro sebagai imbalan atas dana yang ditempatkan oleh nasabah dalam bentuk rekening giro. Besarnya jasa giro yang diberikan oleh bank tergantung pada bank masing-masing. Begitu juga dasar perhitungan jasa giro setiap bank mempunyai pola perhitungan jasa giro masing-masing. Di samping itu, setiap bank juga memberikan jasa giro kepada nasabah pemegang rekening giro sesuai dengan rata-rata pengendapan saldo.

4. Pembukaan Rekening Giro

Dalam pembukaan rekening giro, calon nasabah wajib memberikan persyaratan dokumen yang ditetapkan oleh bank, termasuk diantaranya dokumen yang dipersyaratkan Bank Indonesia yaitu :71

1. Data sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan prinsip mengenal nasabah, seperti identitas calon nasabah serta maksud dan tujuan pembukaan rekening giro;

2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk calon nasabah yang diwajibkan melalui NPWP sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku;

Apabila persyaratan dokumen telah dilengkapi bank akan melakukan pengecekan profil calon nasabah ke DHN yang telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia.

Pengecekan identitas calon nasabah dengan data DHN merupakan upaya preventif bank untuk mencegah pemberian fasilitas giro kepada calon nasabah yang sedang dalam pengenaaan sanksi penarikan giro kosong kepada DHN. Bank akan menolak permohonan pembukaan rekening giro yang diajukan calon nasabah tersebut apabila identitas calon nasabah tercantum dalam DHN dan sebaliknya bank akan melanjutkan proses permohonan dengan mengadakan perjanjian pembukaan rekening giro apabila identitas calon nasabah tidak tercantum dalam DHN.

71

Wawancara dengan Maria Lestari, Customer Service,Bank Artha Graha International Tbk, Cabang Medan, Jalan Pemuda Nomor 3.

Perjanjian pembukaan rekening giro yang dibuat antara bank dengan calon nasabah berisi klausul umum perjanjian pembukaan rekening simpanan.

Pembukaan rekening giro merupakan perjanjian awal yang terjadi antara nasabah sebagai pemilik dana dan bank. Nasabah akan memulai aktivitasnya dengan menggunakan fasilitas rekening yang dimiliki oleh nasabah di bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku.72

Pemprosesan pembukaan rekening giro kepada nasabah oleh bank umumnya dilakukan oleh customer service officer (CSO) dengan sistem komputerisasi yang dikembangkan khusus oleh bank, CSO melakukan proses antara lain berupa : pengecekan calon nasabah pada DHN, Pemesanan(order) blanko cek, pencetakan validasi, pengisian kode/data dalam sistem (encode) nomor seri cek, sandi bank, nomor rekening giro, dan sandi tranksaksi, pengaktifan cek berdasarkan nomor seri cek dan pencatatan (registrasi)tanda terima pengambilan blanko cek khusus untuk memutuskan persetujuan (approval) atas permohonan nasabah dan penandatanganan perjanjian pembukaan rekening, CSO akan memintakan kepada Kepala Cabang bank ditempat pembukaan rekening giro. Apabila calon nasabah memiliki motif tertentu, maka kewenangan persetujuan atas permohonan calon nasabah tersebut diputuskan oleh manajer operasional (operational manager) dikantor pusat bank tersebut.

72

Hasil Wawancara Dengan Maria Lestari, Customer Service, Bank Artha Graha International, Tbk, Cabang Medan, Jalan Pemuda No.3, September 2014.

E. Proses Terjadinya Penerima Fidusia Dengan Jaminan Giro Yang Tidak Di Daftarkan Oleh Debitur Yang Wanprestasi adalah sebagai berikut :73

a. Proses pertama, dengan membuat perjanjian pokok berupa perjanjian kredit;

b. Proses kedua, pembebanan benda dengan jaminan fidusia yang ditandai dengan pembuatan Akta Jaminan Fidusia (AJF), yang didalamnya memuat hari, tanggal, waktu pembuatan, identitas para

pihak, data perjanjian pokok fidusia, uraian objek fidusia, nilai

penjaminan serta nilai objek jaminan fidusia; c. Proses ketiga, adalah pendaftaran AJF di kantor pendaftaran fidusia,

yang kemudian akan diterbitkan Sertifikat Jaminan Fidusia kepada kreditur sebagai penerima fidusia;

Terkait penjelasan tersebut di atas dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang fidusia disebutkan pula, bahwa undang-undang ini menganut larangan milik beding, yang berarti setiap janji yang memberikan kewenangan kepada penerima fidusia untuk memiliki benda yang menjadi objek jaminan fidusia apabila debitur cidera janji, adalah batal demi hukum.

73

Hasil Wawancara Dengan Kiki Siregar, Staf Legal, PT. Bank Artha Graha, Tbk, Cabang Medan, September 2014.

Dokumen terkait