• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

3. Tinjauan Umum tentang Hak-hak Anak di Indonesia

Negara Indonesia menjunjung tinggi keberadaan hak asasi manusia, tak terkecuali hak anak. Hak-hak anak adalah berbagai kebutuhan dasar yang seharusnya diperoleh seorang anak untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan perlindungan dari segala bentuk perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran terhadap anak, baik yang mencakup hak sipil, ekonomi, sosial dan budaya (Zulkhair dan Soeaidy, 2001 : 4).

Penekanan tentang hak anak telah dirumuskannya dalam beberapa peraturan perundang-undangan.

a. Undang-Undang Dasar 1945

Hak asasi anak yang paling mendasar adalah hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak, hal ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada amandemen II pasal 28B ayat (2) yang berbunyi: “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

b. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak

Bab II Pasal 2 sampai dengan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak mengatur hak-hak anak atas kesejahteraan, yaitu sebagai berikut:

commit to user

Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan, baik dalam keluarganya maupun dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.

2) Hak atas Pelayanan

Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna.

3) Hak atas Pemeliharaan dan Perlindungan

Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan, dari segala aspek kehidupan yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar.

4) Hak Diberi Pelayanan dan Asuhan

Anak yang mengalami masalah kelakuan diberi pelayanan dan asuhan yang bertujuan mendorong mengatasi hambatan yang terjadi dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Pelayanan dan asuhan diberikan kepada anak yang telah dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran hukum berdasarkan keputusan hakim.

5) Hak Memperoleh Pelayanan Khusus

Anak cacat berhak memperoleh pelayanan khusus untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan sejauh batas kemampuan dari kesanggupannya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar. 6) Hak Mendapat Bantuan dan Pelayanan

Anak berhak mendapat bantuan dan pelayanan yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan anak tanpa membedakan jenis kelamin, agama, pendidikan dan kedudukan sosial.

c. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990

Hak anak pertama kali dinyatakan pada tahun 1923 oleh seorang tokoh perempuan bernama Eglantyne Jebb, yang kemudian disahkan oleh Liga Bangsa-Bangsa (LBB) sebagai pernyataan hak anak. Ia membuat 10 pernyataan hak-hak anak, yaitu hak atas persamaan, kesehatan, rekreasi,

commit to user

bermain, nama, makanan, kebangsaan, lingkungan, pendidikan dan peran dalam pembangunan. Pada tahun 1959 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengumumkan pernyataan hak-hak anak ini. Selain itu, pada tahun 1979 diputuskan adanya Hari Anak Internasional. Dan pada tanggal 20 November PBB mengesahkan Konvensi Hak Anak (Child Right Convention), dilanjutkan peratifikasian oleh Indonesia pada tanggal 25 Agustus 1990 dalam bentuk Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990.

Adapun hak anak menurut Konvensi Hak Anak jo Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 adalah sebagai berikut :

1) Hak Hidup ( Survival Rights), yang meliputi: a) Anak mempunyai hak untuk hidup (Pasal 6);

b) Hak atas kehidupan yang layak terkait kesehatan dan pelayanan kesehatan (Pasal 24).

2) Hak Mendapatkan Perlindungan (Protection Right), yang meliputi: a) Larangan diskriminasi anak

(1) Nondiskriminasi terhadap anak (Pasal 2);

(2) Hak mendapatkan nama dan kewarganegaraan (Pasal 7); (3) Hak anak cacat (Pasal 23);

(4) Hak anak kelompok minoritas (Pasal 30). b) Larangan eksploitasi anak

(1) Hak berkumpul dengan orang tua (Pasal 10);

(2) Kewajiban negara mencegah atau mengatasi penculikan (Pasal 11);

(3) Hak memperoleh perlindungan khusus bagi anak yang kehilangan keluarga (Pasal 20);

(4) Adopsi hanya dilakukan untuk kepentingan anak (Pasal 21); (5) Peninjauan periodik atas anak yang ditempatkan dalam

pengasuhan negara karena alasan pengawasan, perlindungan dan penyembuhan (Pasal 25);

(6) Hak anak atas perlindungan dari pekerjaan yang mengancam kesehatan, pendidikan dan perkembangan anak (Pasal 32);

commit to user

(7) Hak anak atas perlindungan penyalahgunaan obat bius dan narkotika, baik dalam proses produksi maupun distribusi (Pasal 33);

(8) Hak anak atas perlindungan dari eksploitasi dan penganiayaan seksual termasuk prostitusi dan keterlibatan pornografi (Pasal 34);

(9) Kewajiban negara mencegah penjualan, penyelundupan dan penculikan anak (Pasal 35);

(10) Hak atas perlindungan dari segala bentuk eksploitasi yang belum tercantum dalam Konvensi Hak Anak;

(11) Larangan penyiksaan perlakuan atau hukuman yang kejam, hukuman mati, penjara seumur hidup, dan penahanan semena-mena atau perampasan kebebasan terhadap anak (Pasal 37);

(12) Kewajiban negara menjamin anak korban konflik bersenjata, penganiayaan, penelantaran, salah perlakuan atau eksploitasi untuk memperoleh perawatan yang layak demi penyembuhan reintegrasi sosial mereka (Pasal 39);

(13) Hak anak yang didakwa ataupun yang diputuskan telah melakukan pelanggaran untuk tetap dihargai hak asasinya dan khususnya untuk menerima manfaat dari segala proses hukum atau bantuan hukum lainnya dalam upaya pengajuan pembelaan mereka (Pasal 40);

c) Perlindungan anak dalam krisis dan darurat Perlindungan ini meliputi :

(1) Anak dalam situasi darurat (Children ini situation of emergency), seperti anak dalam pengungsian (Pasal 22) dan anak korban peperangan/konflik bersenjata (Pasal 38).

(2) Anak yang berkonflik dengan hukum (Children in conflict in the law), seperti:

commit to user

(b) Anak yang berada dalam penekanan kebebasan(Pasal 37); (c) Reintegrasi sosial anak-anak dan penyembuhan fisik dan

psikologi anak (Pasal 39).

(3) Anak-anak dalam situasi eksploitasi (Children in situation of exploitation), seperti:

(a) Eksploitasi ekonomi (b) Pekerjaan anak (Pasal 32);

(c) Penyalahgunaan obat bius dan narkotika (Pasal 33); (d) Eksploitasi dan penyalahgunaan seksual (Pasal 34); (e) Bentuk-bentuk eksploitasi lainnya (Pasal 36);

(f) Perdagangan, penculikan dan penyelundupan anak (Pasal 35).

(4) Anak-anak dari kelompok minoritas atau anak-anak penduduk suku terasing (Pasal 30).

(5) Hak untuk tumbuh kembang (Development Rights), meliputi: (a) Hak mengambil langkah legislasi dan administrasi (Pasal

4);

(b) Hak hidup (Pasal 6);

(c) Hak untuk mempertahankan identitas (pasal 8);

(d) Hak anak untuk dipisahkan dari orang tuanya (Pasal 9); (e) Hak menjamin repatriasi keluarga (pasal 10);

(f) Hak menyatakan pendapat secara bebas dan untuk didengar (pasal 13);

(g) Hak untuk kemerdekaan berpikir (Pasal 14); (h) Hak atas kebebasan berkumpul (Pasal 15); (i) Hak memperoleh informasi (Pasal 17);

(j) Hak menikmati norma kesehatan tertinggi (Pasal 24); (k) Hak mendapat pendidikkan, baik formal maupun informal

(Pasal 28 dan Pasal 29);

(l) Hak bermain dan berekreasi keluar negeri. (6) Hak berpartisipasi (Participation Rights), meliputi:

commit to user

(a) Menjamin pandangan anak (Pasal 12);

(b) Hak untuk menyatakan pendapat secara bebas (Pasal 13); (c) Hak anak untuk berkumpul (Pasal 15).

d. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentangPerlindungan Anak

Secara garis besar, dalam Pasal 4 sampai Pasal 18 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak merumuskan hak-hak anak sebagai berikut:

1) Hak untuk hidup dan berkembang dengan layak

Setiap anak berhak mendapatkan kehidupan yang layak dan terpenuhinya tumbuh kembang secara wajar tanpa halangan. Mereka berhak untuk mengetahui identitasnya, mendapatkan pendidikan, perawatan kesehatan, bermain, beristirahat, bebas mengemukakan pendapat, memilih agama, mempertahankan keyakinan, dan semua hak yang memungkinkan mereka berkembang secara maksimal sesuai potensi, kebutuhan fisik dan mental.

2) Hak untuk mendapat perlindungan

Setiap anak berhak mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidak adilan dan perlakuan salah. Selain itu, seorang anak harus mendapat perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan politik, pelibatan dalam sengketa bersenjata, pelibatan dalam kerusuhan sosial, pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan, dan pelibatan dalam peperangan. 3) Hak untuk berperan serta

Setiap anak berhak untuk berperan aktif dalam masyarakat termasuk kebebasan untuk berekspresi, kebebasan untuk berinteraksi dengan orang lain dan menjadi anggous ta suatu perkumpulan.

4) Hak untuk memperoleh pendidikan

Setiap anak berhak memperoleh pendidikan minimal tingkat dasar. Bagi anak yang terlahir dari keluarga yang tidak mampu dan yang

commit to user

Memenuhi atau Belum Memenuhi Hak-hak Anak di Indonesia

Bentuk Perlindungan Hukum Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pekerja Anak Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan Hak-Hak Anak di Indonesia

tinggal di daerah terpencil, pemerintah berkewajiban untuk bertanggung jawab untuk membiayai pendidikan mereka.

Dokumen terkait