• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 16 – 43

2.2 Attachment/ kelekatan

2.2.3 Tipe Kelekatan/ Attachment Style

Berdasarkan konsep dasar dari pemikiran Bowlby, Ainsworth dan para

koleganya (1978) menciptakan penelitian paradigma yang dikenali sebagai situasi

asing (The strange situation), yang menimbulkan perilaku attachment pada bayi

melalui pengulangan perpisahan dengan figur lekat dan interaksi dengan orang

asing, dan juga menimbulkan perilaku menjelajah dengan memberikan mainan

yang menarik. Berdasarkan reaksi bayi terhadap perpisahan dan pertemuan

kembali pada situasi yang asing, Ainsworth dan kawan-kawan mengidenfikasi

tiga tipe dasar dari kelekatan, satu secure dan dua insecure (Rothbard dan Shaver,

1994).

Teori attachment/kelekatan diformulakan untuk menjelaskan tipe tertentu dari

perilaku, karakteristik yang tidak hanya pada bayi, ataupun anak-anak, tapi juga

remaja dan orang dewasa, hal tersebut yang mendasari konsep dasar

ketergantungan (dependency) dan ketergantungan yang berlebih (over

dependency) (Bowbly, 1988). Tipe kelekatan/attachment style didefinisikan

sebagai suatu tingkah laku hubungan antara dua orang dan bukan suatu sifat yang

diberikan kepada bayi oleh orang yang memberi perhatian. Tipe kelekatan ini

merupakan jalan dua arah bayi dan orang yang memberi perhatian harus responsif

satu sama lain dan masing-masing harus mempengaruhi tingkah laku orang lain

Tipe kelekatan lebih cenderung pada model mental utama dari kelekatan yang

menentukan perilaku manusia sebagai respon terhadap kenyatan atau bayangan

akan perpisahan dan pertemuan kembali dengan figur lekat mereka. Tipe

kelekatan merupakan ketentuan yang dibentuk melalui aksesbilitas dan respon

yang diberikan figur lekat, dan saling melengkapinya aspek pada self, semuanya

disampaikan dalam model lekat attachment atau internal working model (Berman

dan Sperling, 1994). Beberapa sumber menemukan dengan tipe kelekatan anak

dan beberapa darinya kemungkinan ada hingga dewasa. Studi tentang kelekatan

pada dewasa menganggap bahwa setiap invidu kemungkinan membawa dengan

mereka tipe kelekatan yang spesifik dalam hubungan disepanjang hidupnya (e.g

Fraley & Shaver, 1997; Kobak & Sceery, 1988; dalam Mischel dkk, 2003).

Satu penelitian memperlihatkan bahwa kita bisa membawa satu tipe kelekatan

untuk hidup; tipe ini memberi kita kecenderungan untuk menyikapi dengan yakin

dalam hubungan percintaan (Shaver dkk, 1988). Dalam penelitian lainnya peneliti

menemukan suatu kesatuan yang signifikan antara tipe kelekatan dengan kepuasan

dalam berhubungan (Brennan & Shaver, 1995; dalam Strong dkk, 2004).

Studi tentang tipe kelekatan orang dewasa secara umum partisipan

dikelompokkan kedalam salah satu dari tiga kategori, berdasarkan laporan self

mereka yaitu secure, avoidant dan ambivalent. Partisipan juga ditanyai tentang

pengalaman masa anak-anak mereka dengan orang tua, masa lalu mereka dan

menghubungkan laporan self tipe kelekatan responden untuk melaporkan tentang

hubungan personal mereka (Mischel dkk, 2004), dan berikut jenis hubungan yang

diperoleh :

Pertama pada tipe kelekatan aman/secure dewasa dijelaskan bahwa mereka

memiliki keluarga yang mendukung menjadi pribadi yang dapat dipercaya,

hangat, orang tua yang bahagia, bisa mentolerir perpisahan dengan pasangan,

dapat memberikan pasangan dukungan emosional ketika mereka

membutuhkannya, secara umum bentuk positif hubungan romantis, mempercayai

hubungan cinta romantis itu ada dan bisa berlangsung lama (Mischel dkk, 2004).

Sekitar 56% orang dewasa yang bertipe kelekatan aman, ditemukan mereka

memiliki kepuasan yang paling besar dan paling berkomitmen terhadap hubungan

dibanding dengan tipe kelekatan lain (Shaver dkk, 1988; dalam Pistole, Clark, &

Tubbs, 1995; dalam Strong, 2003).

Kedua tipe kelekatan menghindar/avoidant dewasa, dilaporkan mereka

memiliki hubungan keluarga yang jauh, memiliki jarak emosional dengan orang

tua, tidak merasa hangat, tidak dekat atau percaya pada orang tua, cenderung takut

akan keintiman, sulit menemukan komitmen secara emosional, tidak dapat

memberikan dukungan emosional yang tinggi pada pasangan, sinis terhadap cinta

romantis dan meragukannya dapat berlangsung lama (Mischel dkk, 2004)

Dan ketiga tipe kelekatan cemas/ambivalet dewasa dilaporkan mereka

memiliki hubungan romantis tapi tidak bertahan lama, mencemaskan, ketakutan

menyenangkan pasangan, tertekan dengan perpisahan dengan pasangan,

mempercayai bahwa jatuh cinta itu mudah tapi tidak akan berlangsung lama

(Mischel dkk, 2004) mempercayai bahwa orang lain tidak menginginkan

kedekatan seperti yang diinginkannya, mereka khawatir pasangan mereka tidak

benar-benar mencintainya dan akan meninggalkannya, mereka selalu

menginginkan penggabungan yang utuh dengan orang lain yang terkadang

membuat mereka ketakutan orang lain itu pergi, pengalaman mereka dalam cinta

sering terobsesi dan ditandai oleh hasrat untuk menguasai, memiliki tingkatan

tinggi pada ketertarikan seksual dan kecemburuan, biasanya hubungan mereka

bertahan sekitar 6 tahunan, dan sekitar 19-20% orang dewasa diidentifikasi

sebagai tipe anxious-ambivalent (Shaver dkk, 1988; dalam Pistole, Clark, &

Tubbs, 1995; dalam Strong, 2003).

Mikulincer dan Horesh (1999) mengasumsikan bahwa orang-orang yang

berbeda pola kelekatannya memiliki kecenderungan berpikir, merasakan, dan

bertindak secara spesifik didalam hubungan mereka. Sehingga paling tidak

sebagian gaya kelekatan seseorang memiliki efek pada perilaku yang disebabkan

oleh perbedaan dalam persepsi sosial dan perbedaan kemampuan mengatur efek

(Mikulincer dan Sheffi, 2000; dalam Baron dan Byrne, 2005). Inti elemen cinta

yang hadir sama pada anak maupun orang dewasa adalah kebutuhan untuk

merasakan secara emosional perasaan terlindungi dan aman. Ketika pasangan

merespon akan kebutuhan hal ini, orang dewasa akan memandang dunia sebagai

2.3 Kecemburuan, Tipe Kelekatan/Attachment Style Dan Hubungan Romantis

Kecemburuan biasanya berhubungan dengan hubungan romantis (White dan

Mullen, 1989), suatu kebiasaan kompleks yang sering berupa pengalaman

menyakitkan pada suatu hubungan (Sheets dan Wolfe, 2001). Dalam konteks

hubungan romantis White dan Mullen (1989) mendefinisikan kecemburuan

sebagai pikiran, emosi, dan tindakan kompleks yang berasal dari kehilangan akan

(loss of), ancaman (threat to), harga diri (self-esteem) dan keberlangsungan

ataupun kualitas dari hubungan romantis. Penerimaan akan kehilangan atau

ancaman dihasilkan oleh persepsi akan potensi adanya ketertarikan romantis

antara salah satu pasangan dengan saingan (dalam White, 1999).

Kecemburuan bisa muncul disebabkan oleh faktor eksternal berupa

kecenderungan pada perilaku pasangan yang mengikat yang bisa diinterpretasikan

sebagai suatu ketertarikan emosional maupun seksual pada orang lain atau sesuatu

yang lain dan kurangnya ketertarikan emosional maupun seksual pada pasangan

utama. Selain itu kecemburuan dipengaruhi juga oleh faktor internal berupa

kecenderungan pada karakteristik tiap individu yang menempatkan mereka pada

perasaan-perasaan cemburu, perilaku yang membebaskan dari pasangan.

Contohnya termasuk menjadi kurang percaya, memiliki self esteem yang rendah,

semakin tingginya keterlibatan dan ketergantungan terhadap hubungan, dan tidak

menerima keberadaan pasangan alternatif (Pines, 1992; dalam Knox dan Schacht,

Bryson (1991) menekankan kecemburuan sebagai sebuah kombinasi emosi

daripada sebagai satu emosi. Banyak peneliti berargumen bahwa kecemburuan

merupakan sejenis kekhawatiran akan ancaman pada hubungan (White dan

Mullen, 1989; dalam Edalati dan Redzuan, 2010).

Smith, Parrot, Gerrod, dan Edvard (1999) menjelaskan ketika salah satu

pasangan tertarik pada siapa saja yang dianggap menarik, salah satunya bisa

cemburu karena mereka ingin memelihara hubungan khusus dan berharga tersebut

sebagai hubungan yang penting untuk harga dirinya. Kecemburuan romantis

secara signifikan dan positif berhubungan dengan permintaan hubungan alternatif,

penerimaan informasi ancaman terhadap self dan hubungan romantis (Rydell,

McConnel, dan Bringle, 2004). Clanton (1981) berargumen bahwa fungsi

kecemburuan adalah untuk melindungi hubungan yang berharga. Kecemburuan

juga berhubungan dengan sisi gelap dari hubungan (dalam Buss, 2000). Hal

tersebut melibatkan tiga individu yaitu, cemburu, yang tersayang/pasangan, dan

saingan/pesaing (Parrot, 1991). Untuk kecemburuan yang hadir, salah satu

pasangan beresiko kehilangan cinta salah satu pasangan dan menderita karena

kehilangan orang dimilikinya. Guerrero dan kawan-kawan (2004) menekankan

bahwa wanita lebih menyukai mencari dukungan dari orang lain daripada pria,

berusaha untuk memperbaiki hubungan, meminta komitmen pada pasangan,

mengekspresikan efek negatif, memanfaatkan komunikasi integral menggunakan

bahasa verbal sebagai isyarat kepemilikan dalam merespon perasaan cemburu

Para psikolog telah tertarik mengenai ikatan attachment antar individu.

Mengikuti teori attachment yang dikemukan Bowbly (1980) perilaku kelekatan

(attachment behaviour) merupakan bentuk dari berbagai perilaku yang termasuk

didalamnya pencarian kedekatan seseorang dengan individu lainnya. Tujuan dari

perilaku adalah memelihara ikatan yang telah terbentuk dengan figur lekat.

Beberapa teori beragumentasi bahwa kelekatan membantu spesies untuk dapat

bertahan, dikatakan demikian karena kemampuan bayi untuk menghindari bahaya

dengan tetap dengan pengasuhnya. Walaupun biasanya berkembang untuk

menjelaskan hubungan bayi dengan pengasuh, tipe kelekatan juga bisa

dihubungkan dengan perkembangan hubungan romantis (Bowbly, 1980;

PistolShi, 2003; Oliver dan Shirkey, 2008).

Teori kelekatan membantu kita untuk memahami bagaimana hubungan orang

dewasa berkembang, permasalahan apa yang bisa terjadi padanya, dan apa yang

bisa dilakukan ketika permasalahan itu datang. Pada teori ini cinta dilihat sebagai

bentuk dari kelekatan, kedekatan, ikatan emosional yang terus menerus yang

ditemukan berakar dari semenjak bayi (Hazan dan Shaver, 1987; Shaver, 1984;

Shaver, Hazan dan Bradshaw, 1988; dalam Strong et al., 2003).

Diasumsikan bahwa orang-orang yang berbeda pola kelekatannya memiliki

kecenderungan berpikir, merasakan, dan bertindak secara spesifik didalam

hubungan mereka. Sehingga paling tidak sebagian gaya kelekatan seseorang

sosial (Mikulincer dan Horesh, 1999), dan perbedaan kemampuan mengatur efek

(Mikulincer dan Sheffi, 2000; dalam Baron dan Byrne, 2005). Dipengaruhi oleh

berbagi permasalahan yang ada dalam hubungan romantis, pasangan-pasangan

akan mengembangkan kelekatan satu sama lain yang dapat berbeda-beda antara

pasangan yang satu dengan yang lain. Tipe kelekatan ini akhirnya menentukan

keberhasilan atau kegagalan suatu hubungan romantis (Mischel et.al, 2004)..

Sebagaimana Sharpsteen dan Kirkpatrick (1997) tekankan bahwa hubungan

romantis biasanya menjadi hubungan attachment, individu dengan perbedaan

kecemburuan biasanya tersambung dengan perbedaan pada perilaku attachment.

Dengan kata lain cemburu merupakan perasaan yang bangkit ketika sebuah

hubungan attachment itu terancam oleh orang ketiga. Untuk contoh bahwa

cemburu diterima lebih terbuka pada individu tipe insecure, lalu pada tipe secure

individu lebih senang memperlihatkan kecemburuan dengan marah (Lagerstee,

2010).

Dokumen terkait