Perasaan terharu biasanya berkonotasi positif, misalnya orang tua yang merasa terharu karena anaknya lulus menjadi sarjana. Atau seorang bawahan yang merasa terharu karena atasan memberi penghargaan atas kerja keras dan kesetiaannya.
Akan tetapi, perasaan terharu yang ada pada Yesus tidak seperti itu. Rasa terharu itu timbul karena Ia tahu bahwa salah seorang dari murid-murid-Nya akan mengkhianati Dia. Namun jangan salah mengerti. Perasaan itu bukanlah rasa marah akibat dikhianati, melainkan karena Ia mengasihi Yudas dan sedih sebab tahu bagaimana akhir hidup Yudas akibat segala
perbuatannya.
Namun murid-murid yang lain tidak mengetahui hal ini. Maka Yesus memberitahukan hal ini kepada mereka (21). Pemberitahuan itu membuat murid-murid bertanya-tanya, siapakah yang dimaksud Yesus (22). Meski ingin tahu, Petrus tampaknya tidak bisa bertanya secara langsung kepada Yesus, sehingga ia meminta murid yang dikasihi-Nya (Yohanes) untuk menanyakan hal itu. Namun Yesus menjawab pertanyaan ini bukan dengan perkataan melainkan dengan sebuah tanda, yaitu orang yang diberi roti oleh Yesus, dialah yang dimaksud Yesus (25-26).
Tindakan memberikan roti, yang sudah dicelupkan, pada saat perjamuan Paskah biasa dilakukan oleh tuan rumah bagi tamu kehormatan. Maka tindakan Yesus itu memperlihatkan kasih-Nya yang begitu besar bagi Yudas, dan itu dapat menjadi kesempatan bagi Yudas untuk bertobat. Namun Yudas hanya mau menerima roti dari Yesus, tetapi tidak mau menerima kasih-Nya. Bukannya bertobat, Yudas tetap bertahan dalam niat jahatnya. Ini membuka jalan bagi Iblis untuk menguasai dia (27).
Yudas adalah tipikal orang-orang yang menolak Yesus. Orang-orang seperti ini sebenarnya tidak kekurangan kesempatan untuk bertobat. Setidaknya, mereka dapat melihat contoh atau teladan dari orang-orang di sekitar mereka. Kisah Yudas menjadi peringatan penting bagi kita. Jangan biarkan dosa dan Iblis menguasai kita. Bila demikian, maka kita akan menolak Tuhan dan segala kebenaran-Nya.
Diskusi renungan ini di Facebook:
110
Selasa, 1 April 2014
Bacaan : Yohanes 13:31-38
(1-4-2014)
Yohanes 13:31-38
Yudas dan Petrus
Judul: Yudas dan PetrusKepergian Yudas membuka jalan bagi Yesus untuk mempersiapkan murid-murid-Nya yang sejati dalam menghadapi apa yang akan terjadi di waktu mendatang.Kepergian Yudas juga menandai permulaan pemuliaan Anak Manusia. Bagi Yesus, penderitaan dan salib yang akan Dia tanggung merupakan kemuliaan dan bukan merupakan kehinaan. Kemuliaan itu pun merupakan kemuliaan bagi Allah Bapa (31-32).
Namun pemuliaan itu akan membuat Yesus terpisah dari murid-murid-Nya untuk sementara waktu (33). Maka Yesus memberikan pesan terakhir agar mereka saling mengasihi satu sama lain. Tujuannya, "agar dunia tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu..." Dengan tujuan itu, mengasihi bukan lagi perintah yang bersifat fakultatif (pilihan/ tidak wajib). Kasih menjadi kesaksian hubungan para murid dengan Yesus.
Lalu Petrus kembali ke masalah kepergian Yesus yang dirasa belum jelas (33). Ia menolak berpisah dengan Yesus. Ia bahkan rela mati daripada harus berpisah dengan Yesus (37). Petrus seolah sangat mengasihi dan berkomitmen kuat terhadap Yesus. Namun ia tak menyadari
kelemahannya. Mungkin ia ingin menyatakan bahwa dia bukan murid yang akan melawan Yesus (bdk. Yoh. 13:21).
Namun Yesus menyatakan ketidakmampuan Petrus untuk mengikuti Dia. Ini disebabkan oleh ketidaksiapannya sehingga ia kemudian justru akan menyangkal Yesus (38). Meski demikian, ketidakmampuan itu hanya bersifat sementara saja (36). Lagi pula, bukan Petrus yang akan mati bagi Yesus melainkan Yesuslah yang akan terlebih dahulu menyerahkan hidupnya bagi Petrus (bdk. Yoh. 10:15, 11:50-52).
Kisah Yudas dan Petrus memperlihatkan bagaimana kasih mereka sesungguhnya terhadap Yesus. Ini menjadi peringatan tentang kesetiaan kita terhadap Tuhan. Apakah kita mengikut Tuhan hanya selama Ia menyenangkan kita? Lalu saat kita merasa bahwa Ia tidak lagi
menyenangkan maka meninggalkan Dia merupakan jalan terbaik? Kiranya Tuhan mengoreksi hati kita dalam mengikut Dia.
Diskusi renungan ini di Facebook:
111 Rabu, 2 April 2014 Bacaan : Yohanes 14:1-14
(2-4-2014)
Yohanes 14:1-14
Percayalah!
Judul: Percayalah!Ditinggal pergi seseorang tentu tidak menyenangkan. Kecuali jika ada tujuan yang akan membawa kebaikan. Kegelisahan para murid karena Sang Guru akan meninggalkan mereka, diketahui oleh Yesus. Oleh karena itu, Yesus menguatkan mereka dengan memberitahukan tujuan kepergian-Nya.
Yesus akan pergi ke rumah Bapa untuk menyediakan tempat bagi para murid-Nya (2). Namun Ia akan kembali untuk membawa mereka ke tempat-Nya, supaya Ia dapat bersama mereka (3-4). Untuk itu mereka hendaknya percaya kepada Allah dan kepada Yesus (1). Namun para murid ternyata masih bingung. Ini terlihat melalui pertanyaan Tomas dan Filipus (5, 8). Rupanya mereka belum benar-benar mengenal Yesus (7, 9). Padahal Yesus sudah mengajarkan semua itu (Yoh. 3:14-16). Maka Yesus menegaskan bahwa diri-Nya adalah jalan, kebenaran, dan hidup (6). Yesus bukanlah salah satu jalan, melainkan satu-satunya jalan menuju Bapa. Itulah sebabnya, siapa yang mengenal Yesus berarti mengenal Bapa (7) dan siapa yang telah melihat Yesus berarti telah melihat Bapa (9, bdk. Yoh. 1:18), karena Yesus di dalam Bapa dan Bapa di dalam Yesus (10). Jika masih sulit juga untuk memahami dan percaya maka mereka seharusnya mengingat karya-karya Yesus yang ajaib (11), yang merupakan kesaksian bahwa Yesus adalah Anak Allah. Bukan hanya itu, orang-orang yang percaya kepada Dia pun malah akan melakukan pekerjaan yang lebih besar dari yang Yesus lakukan (12). Namun bukan berarti Yesus menyuruh murid-murid-Nya untuk menjadi hanya pembuat mukjizat. Ia hanya sedang menginginkan mereka memercayai perkataan-Nya karena merupakan perkataan Bapa juga.
Percaya kepada Tuhan memang sebaiknya terjadi bukan hanya karena telah melihat keajaiban Tuhan terlebih dahulu. Sebab bila kita percaya Tuhan, niscaya kita akan mengalami kebesaran Tuhan dalam hidup kita. Namun jika masih sulit bagi kita untuk percaya, bacalah kisah-kisah Tuhan saat menyatakan kuasa-Nya melalui mukjizat. Dan berimanlah kepada-Nya.
Diskusi renungan ini di Facebook:
112
Kamis, 3 April 2014
Bacaan : Yohanes 14:15-31