• Tidak ada hasil yang ditemukan

PONDOK PESANTREN AL-AWWABIN

B. Tokoh Pendiri Pondok Pesantren Al-Awwabin

Tokoh pendiri pondok pesantren Al-awwabin adalah abuya KH.Abd.Rahman Nawi. Beliau dilahirkan pada hari Jum’at bulan Safar tahun 1354 H/ 1933 M di Tebet Melayu Besar Jakarta Selatan yang sekarang lebih di kenal Jalan Tebet Barat VI H/3 Jakarta Selatan. Beliau merupakan anak ke 9 dari 10 bersaudara dari pasangan bapak H. Nawi bin Su’id (alm) dan ibu Aini binti Rudin (almh). jumlah saudara kandung Abuya yaitu Siti ‘Umroh (almh), Hayati (almh), Muhammad Zain (alm), Maimunah (almh), Kahfi, Roqiyah, Nurhayah, Hajja Najwa, KH. Abd.Rahman Nawi, ‘Arfah.24

KH. Abd.Rahman Nawi sejak kecil bercita-cita menjadi ahli mengaji atau ulama, juru dakwah dan pidato. Hal ini terbukti dengan kegiatan kecilnya setelah pulang berdagang bersama orangtua dan kakaknya, beliau langsung pergi mengaji dengan mengendarai sepeda. Beliau merupakan orang yang tekun dalam menuntut ilmu agama, hal ini terbukti dengan banyaknya kitab atau buku pelajaran.

Hal ini membuktikan konsistensi beliau dalam menuntut ilmu. Tidak seperti pemuda pada zamannya yang waktu muda rajin mengaji tetapi setelah menikah berhenti mengaji. Beliau tidak seperti itu, masih muda rajin mengaji

24

Wawancara pribadi dengan Ibu Zubaidah (staff TU pondok pesantren Al-Awwabin / keponakan KH. Abd. Rahman Nawi), Depok, 9 Februari 2010.

begitupun setelah beliau menikah harus tetap rajin mengaji. Oleh sebab itu, Abuya kurang menyukai orang yang berhenti mengaji setelah menikah.

Abuya tidak mengenyam pendidikan formal, beliau hanya mengenyam pendidikan non-formal kepada alim ulama dan para habaib. Setiap alim ulama baik yang ada di Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) beliau datangi. Dari catatan yang di dapat bahwa guru-guru ada sekitar 30 guru. Untuk pelajaran Al-Qur’anul Karim saja beliau mempunyai 4 guru, diantaranya: guru Siman di Tebet, H.Moeh.Nasir, Ust.H.Syarkowi, dan Ust.H.Abd.Hasan Sa’id.

Kemudian untuk pengajian kitab guru beliau diantaranya: KH.Syarbini bin Murtaha Tebet Jakarta Selatan, KH.Mhd.M.Nasir bin Too, KH. Moh.Yunus bin H.Muhammad Bukit Duri Jakarta Selatan, Kh. Moh.Zain bin H.Said Kebon Kelapa Tebet, KH. Basri Hamdani Bukit Duri Jakarta Selatan, KH.Musannif Menteng Atas Jakarta Selatan, KH. Hasbiyallah Klender Jakarta Timur, KH.Moh.Romli Bukit Duri Jakarta Selatan, KH. Ahmad Junaidi Ismail Pedurenan Jakarta Selatan, KH.Mualim Cipete, KH.Kholid Pulogadung, KH.Abdullah Husain Kebon Baru Tebet Jakarta Selatan, Ust.Abdullah Arifin Pekojan, dan KH. Abdullah Syafi’i. Tidak hanya kyai saja, beliau pun belajar dengan para habaib di antaranya: Habib Abdurrahman Assegaf Bukit Duri, Habib Husin Al Hadad Kampung Melayu, Habib Syekh Almusawa Surabaya, Habib Ali Jamalail, Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang, Habib Abdullah bin Salim Al Attas Kebon Nanas, Habib Muhammad bin Abdurrahman Al Habsyi , Habib Ali bin Husin Al Attas Bungur.25

25

Tidak cuma kepada guru beliau yang ada di dalam negeri saja beliau belajar bahkan kepada guru dari luar pun beliau belajar. Abuya pernah belajar dengan KH. Husin Pattany Siam, Sayyid Muh.Almaliki Mekkah, Habib Salim As-Syatiri Mekah, As-Syekh Ismail Alyamani Mekkah.

Abuya KH.Abd.Rahman Nawi pernah mendapat ijazah dari Habib Muhammad bin Ali Maliki Mekkah, Habib Salim Assyatiri Mekkah Mukaromah, Habib Ali bin Achmad bin Tholib Pekalongan, Asyiich Isma’il Al-Yamani Mekkah, Asyiich Yasin bin Isa Al-Badani, KH.Abdullah Syafi’i.

Dari bekal Abuya belajar dengan para guru-gurunya, kini beliau kembali memberikan ilmunya kepada masyarakat luas yaitu menjadi pengajar tetap di lebih dari 20 majlis ta’lim di lima wilayah Jakarta dan Depok. Abuya termasuk sosok ulama sepuh, baik segi usia maupun keilmuan. Sekalipun usianya sudah mencapai kepala tujuh, beliau masih tetap aktif dalam memperjuangkan dakwah Islam. Peran Abuya dalam pengembangan dakwah di kota Depok perlu di perhitungkan dengan kehadiran beliau di kota Depok memberikan nuansa yang berbeda pada masyarakat khususnya masyarakat muslim di wilayah Depok. 1. Karya Abuya KH.Abd.Rahman Nawi

Pengalaman khusus Abuya sebagai penulis kitab/buku-buku (karya-karya):26 1. Tauhid dan Tasawuf dengan judul Sulaamul ‘Ibad

2. Fiqih, antara lain :

a. Tiga Kaifiat (sholat sunnah khusufi dll)

b. Tujuh Kaifiat (sholat sunnah awwabin, sunnah tasbih dll)

26

c. Manasik Haji

d. Pedoman Penyembelihan Qurban dan Aqiqah 3. Pramasastra Arab :

a. Ilmu Nahwu Melayu

b. Amtsilaittutashrifiyah (shorof) c. Pedoman Ziarah Kubur

2. Pengalaman Abuya KH.Abd.Rahaman Nawi dalam Bidang Dakwah Pengalaman Abuya dalam bidang dakwah dan khotib sebagai berikut :

1.1962-sekarang : mengasuh pesantren Al-Awwabin dan pendirinya yang sekarang pula mempunyai cabang di kotip Depok Jawa Barat.

2.1962-sekarang : guru di masjid-masjid dan musholla.

3. 1971-1978 : ketua koordinator majlis ta’lim pusat umat Islam di Atthohiriyah.

4. 1971 : utusan ke mu’tamar NU di Wonokromo Surabaya Jawa Timur.

5. 1976 : utusan Jakarta ke mu’tamar NU di Semarang.

6. 1980 : ketua panitia Maulid yang ke 25 di kediaman KH.DR. Idham Khalid di Jalan Diponogoro Jakarta Pusat.

7. 1982-sekarang : guru tetap ta’lim Angkasa Radio Asyafi’iyah Jakarta. 8. 1982 : dosen TKI Indonesia ke Saudi ‘Arabia pada PT. Dafco. 9. 1983-1985 : dosen Darul Arqom Perguruan Asyafi’iyah

10. 1984-1988 : ketua umum IMTI ( Ikatan Majlis Ta’lim Kaum Bapak se- Kotip Depok Kab.Bogor Jawa Barat.

11. 1984-sekarang : khotib di masjid Baiturrohim Istana Negara Jakarta. 12.1989-sekarang : guru pengajian bulanan di PB NU Jakarta.

13.1989-sekarang : memberikan ceramah-ceramah di kantor-kantor kecamatan Jakarta Selatan.

14.1989-1990 : menjadi anggota majlis pembahasan masalah ithihadul mubaligh.

15.1990-sekarang : memberikan ceramah-ceramah di berbagai daerah se- Jabotabek.

Kewiraswastaan dan keterampilan Abuya, antara lain : 1. Berdagang di kaki lima sejak kecil.

2. Berdagang buah-buahan. 3. Berdagang bahan pokok. 4. Usaha jahit dan konveksi.

5. Usaha percetakan buku-buku kitab. 6. Jual beli bahan bangunan dan material.

7. Membangun dan menjual beli rumah dan bangunan. 8. Guru tetap 24 majlis ta’lim se-Jabotabek.

10.Pelindung dan penasehat penggarapan dana untuk pembangunan masjid di Jakarta dan masjid-masjid di kotip Depok (termasuk masjid Al Hasanah Kp.Sengon Pancoran Mas).

3. Figur Abuya KH.Abd.Rahman Nawi

Abuya merupakan sosok ulama kelahiran Betawi yang banyak dikenal warga masyarakat ibu kota dan sekitarnya. Abuya termasuk ulama sepuh baik segi usia maupun keilmuan. Abuya di kalangan masyarakat Depok adalah seorang yang ahli dalam membaca kitab klasik (kitab kuning), disamping itu beliau santun, gesit, berkharisma, dan selalu memperhatikan hal dalam berbusana. Selain itu, beliau merupakan ulama yang tidak menerima pamrih atas jerih payahnya dalam berdakwah.

Bagi masyarakat Depok yang tinggal di sekitar pondok pesantren, bahwa dengan hadirnya Abuya dan pondok pesantren Al-Awwabin yang dipimpinnya telah memberikan kontribusi yang besar terhadap kota Depok. Sebab pondok pesantren Al-Awwabin merupakan pondok pesantren pertama di wilayah Pancoran Mas, tentu saja dengan keberadaannya Abuya di Depok memberikan nuansa yang berbeda seperti dapat mengeluarkan atau meluluskan santri andalannya yang kebanyakan di kota Depok yang akhirnya para alumni berdakwah atau mengembangkan ilmu yang didapat dari Abuya maupun yang telah didapat dari pendidikan di pondok pesantren Al-Awwabin.

4. Metode Dakwah Abuya

Metode dakwah yang dikembangkan oleh Abuya KH.Abd.Rahman Nawi sebagai berikut:

1. Dakwah bil lisan

Dakwah bil lisan adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subjek dan objek dakwah). Dakwah bil lisan yang dikembangkan Abuya antaralain:

a. Melalui kegiatan majlis ta’lim.

b. Melalui kegiatan tabligh-tabligh pada kegiatan hari besar Islam. c. Melalui media audio.

2. Dakwah bil qolam

Dakwah bil qolam adalah dakwah dengan menggunakan media tulisan. Dakwah bil qolam merupakan bentuk dakwah yang telah dan pernah di praktekkan Rasulullah saw. Untuk dakwah bil qolam banyak juga dikembangkan Abuya di antara banyak karangan-karangan beliau seperti kitab, buku, dan tulisan-tulisan yang beliau karang di antaranya: kemudian mengarang buku Mutiara Ramadhan pada tahun 1972, kitab tauhid Sulamul Ibad pada tahun 1976, kitab fiqih mengenai tiga kaifiat (kaifiat sholat gerhana, sujud syukur, dan sujud tilawah) pada tahun 1983.

3. Dakwah bil hal

Dakwah bil hal pada hakikatnya adalah metode dakwah yang mengacu pada dakwah dalam bentuk tindakan nyata, keteladanan, bersifat pemecahan masalah tertentu dalam dimensi ruang dan waktu yang tertentu pula.27

27

Dirjen Bimas Islam Dan Urusan Haji, Pembinaan Dakwah bil hal (Jakarta: Mimbar Ulama, majalah mingguan ke XIII, 1987), h.33.

Dakwah bil hal dikembangkan Abuya yaitu beliau mendirikan pondok pesantren dan madrasah. Adanya madrasah dan pesantren yang didirikannya telah memberikan kontribusi terhadap masyarakat Islam khususnya masyarakat di wilayah Depok. Tidak hanya itu, Abuya juga melakukan dakwah bil hal dengan cara memberikan santunan yatim piatu dan kaum dhuafa, juga para janda yang kurang mampu pada setiap tanggal 10 Muharam yang biasa disebut lebaran anak yatim.

Di antara dakwah bil hal beliau yang lain yaitu beliau juga memberi keringanan biaya pendidikan dan beasiswa bagi para santri dengan tujuan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu agar tetap dapat melanjutkan pendidikan.

Dokumen terkait