• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tokoh Utama novel 38 Tahun Mencari Ibu

PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 38 TAHUN MENCARI IBU KARYA ALYA ZULFA

4.1 Tokoh Utama novel 38 Tahun Mencari Ibu

4.1 Tokoh Utama novel 38 Tahun Mencari Ibu

Tokoh adalah figur yang dikenal dan sekaligus berhubungan mengenai dengan tindakan psikologis. Dia adalah “eksekutor” dalam sastra. Jutaan rasa akan hadir lewat tokoh. Aspek psikologi ini tidak terbatas. Tokoh terkadang juga merepresentasikan psikis pengarangnya.

Tokoh utama merupakan tokoh yang diutamakan dalam suatu cerita. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun ditengah kejadian.Dalam novel 38 Tahun Mencari Ibu, tokoh utamanya ialah Reza Purwanti. Berdasarkan perwatakannya. Tokoh Reza Purwanti dalam novel 38 Tahun Mencari Ibu menggambarkan dirinya sendiri yang memiliki kemauan keras.

“Saat SIPENMARU, Reza mengambil jurusan Psikologi Pendidikan dan Bahasa

Jerman. Tetapi Ayah dan Ibu angkatnya tidak setuju. Setelah menunggu beberapa bulan, akhirnya muncul pengumuman SIPENMARU.Ternyata Reza tidak lulus Cecep lalu menawarkan Reza kuliah di Jurusan Akuntansi Universitas Islam Bandung (UNISBA), tetapi Reza tidak menyutujuinya” (38TMI, 2013:58).

Dalam teori psikologi sastra, kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem yaitu, id, ego, dan superego. Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas (Koswara. 1991: 32). Sebagaimana telah dikemukakan tingkah laku manusia tidak lain merupakan produk interaksi antara id, ego, dan superego.

Dengan kata lain, tingkah laku manusia merupakan hasil interaksi dari ketiga sistem tersebut. Meskipun ketiga sistem kepribadian itu berhubungan dengan rapat sehingga sulit untuk memisah-misahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia, namun Freud menggaris bawahi bahwa ketiga sistem kepribadian tersebut tidaklah dipisahkan secara tegas. Perkembangan ketiga sistem itu bervariasi pada setiap individu yang berbeda. Berikut akan dijelaskan hubungan antara id, ego, dan super ego pada tiga tipe individu menurut pakar psikologi.

Pada individu pertama, id mendominasi ego yang lemah dan super ego yang plinplan sehingga ego tidak mampu menyeimbangkan antara gigihnya tuntutan id. Akibatnya, individu ini terus-menerus memuaskan kesenangannya tanpa memandang apa yang mungkin atau tidak layak. Individu kedua, yang memiliki rasa bersalah serta perasaan inferior dan ego yang lemah, akan mengalami sederetan konflik karena ego tidak bisa mengendalikan tuntutan antara super ego dan id yang saling bertentangan, tetapi sama kuat. Sedangkan individu ketiga, yang memiliki ego kuat dan merangkul tuntutan-tuntutan, baik dari id maupun super ego, sehat secara psikologis dan mampu memegang kendali atas prinsip kesenangan dan prinsip moralistis (Feist dan Feist, 2010: 35).

Tokoh Reza Purwanti dalam novel 38 Tahun Mencari Ibu adalah tokoh utama. Berdasarkan wataknya, tokoh Reza juga merupakan tokoh bulat yang menampilkan berbagai sisi baik dan buruknya. Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kepribadian terdiri dari tiga unsur. Ketiga unsur kepribadian itu dikenal sebagai id, ego, dan superegoyang bekerja sama untuk menciptakan prilaku manusia.

Tokoh Reza Purwanti pada awalnya dia memiliki keadaan jiwa yang ideal (ego dapat menjalankan fungsinya dengan baik). Dia mampu mengatasi dorongan

id nya sampai akhirnya menikah dan bertemu dengan kedua orangtua kandungnya. Dalam taraf perkembangan kejiwaan, Reza selalu mendapat tekanan dari superego yang menimbulkan kecemasan. Dia meredakan kecemasannya dengan mekanisme represi, yaitu menekan dorongan yang menjadi penyebab kecemasan ke alam bawah sadar, sehingga menguras energi psikis di dalam id nya dan menyebabkan ego mampu menguasai dan dia menjadi orang yang baik.

Reza Purwanti menjalankan sistem id yaitu kepribadian yang asli yang dibawa sejak lahir. Id dalam menjalankan fungsi dan operasinya dilandasi oleh maksud menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan menyenangkan.

1. Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari prilaku naluriah. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis sehingga komponen utama adalah kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan yang berusaha untuk menggapai kepuasan dari semua keinginan dan kebutuhan.

2. Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis.

3. Superego adalah komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.

Dalam novel 38 Tahun Mencari Ibu dijelaskan bahwa tokoh Reza adalah seorang anak angkat yang diasuh oleh keluarga Cecep dan Erlina. Pada awal Reza diasuh dari kecil dia tidak mengetahui identitas dirinya yang sebenarnya. Keluarga Cecep juga menyembunyikan identitas Reza yang sebenarnya anak kandung dari Ani Lova dan Binsar. Pada masa-masa remajanya Reza sudah mulai mencium siapa dia sebenarnya. Dia mulai mencari tahu, kenapa minat yang digemarinya tidak sejalan dengan karakter orangtuanya pada saat itu. Reza memiliki niat agar segera mencari tahu siapa orangtua kandungnya, batinnya seakan mengajak untuk segera mencari orangtuanya.

Pada bab selanjutnya dalam novel diceritakan bahwa pada saat Reza mengetahui bahwa dia bukan anak kandung dari keluarga Cecep, dia sangat terpukul. Karena selama yang dia tahu, dia adalah anak kandung dari ayah yang bernama Cecep dan ibu yang bernama Erlina.

“Reza mengambil dan membuka map biru, ya Allah ternyata isinya sura twaris. Reza sangat terkejut hingga matanya terbelalak ketika melihat namanya tak tercantum dalam surat waris, hanya adiknya yangnomor dua dan tiga?”(38TMI, 2013:68).

Pada saat itu Reza merasa orang tuanya pilih kasih. Dia memasukkan lagi surat waris itu ke dalam map dan menyimpannya di lemari pakaian orang tuanya.

“Mestinya, yang paling berhak menjadi ahli waris adalah anak sulung, gerutunya dalam hati”(38TMI, 2013:68).

Ketika semua teman Reza datang bertamu, mereka melihat-lihat foto keluarga Reza di ruang tamu. Semua menatap foto keluarga yang tergantung di sudut ruangan. Mereka serius mengamati foto keluarga Reza. Mereka terkejut melihat foto-foto itu.

“Wajah Reza kok enggak mirip sama adik-adiknya? Lain sendiri, gumam salah seorang temannya penuh tanda Tanya. Sama orangtuanya juga enggak mirip”(38TMI, 2013:62).

Reza adalah seorang anak yang baik dan sangat rajin. Kemauannya untuk belajar mulai timbul sewaktu duduk di bangku SD. Semasa duduk di sekolah dasar, Reza rajin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Dia rajin mengikuti latihan pencak silat. Reza bahkan menjadi salah satu utusan SDN Ciujung 2 untuk mengikuti pentas seni.

Reza juga sangat dekat dengan adik-adiknya. Mereka sering bermain di kebun belakang rumah kakeknya. Reza dan adik-adiknya sangat suka bermain di kebun yang ditanami pohon coklat dan singkong.

Kemauan Reza selalu bertentangan dengan kedua orangtua angkatnya. Pada tahun 1985 Reza mulai memasuki bangku SMP.

“Cecep sibuk mencarikan sekolah untuk Reza.Reza ingin sekali masuk SMPN

35,sementara Cecep menginginkan Reza sekolah di SMPN 27. Reza tidak suka sekolah itu. Dia merasa tak nyaman belajar di sekolah yang bukan

pilihannya”(38TMI, 2013:52).

Karena merasa tidak nyaman di sekolah yang bukan pilihannya, Reza mulai malas belajar, bolos sekolah. Berhari-hari, berminggu-minggu Reza jarang masuk kelas.

“Baginya semua menyebalkan. Dia belum bisa berdamai dengan keadaan. Tidak ada pelajaran yang disukai Reza selama menjadi siswi SMP”(38TMI, 2013:52).

Seiring berjalannya waktu, reza mulai berajak dewasa dan memasuki bangku perkuliahan. Cecep ayah angkatnya mengultimatum Reza agar tidak berhubungan dekat dengan lawan jenis atau tidak boleh pacaran selama kuliah.

Reza menerima ultimatum ayahnya dengan baik. Namun, dari kampus itu pula cerita cinta bersemi.

“Reza tidak menyadari mujib memberi perhatian lebih. Reza baru menyadari saat

saat berlibur ke Ciamis bersama teman kuliahnya Cartiwi. Saat itu sebuah surat datang kerumah Cartiwi, surat itu ternyata dari Mujib isi suratnya berupa pernyataan cinta dan ketertarikan kepada Reza. Cecep akhirnya mengetahui hal

tersebut”(38TMI, 2013:61).

Setelah menyelesaikan kuliahnya Reza berencana untuk menikah. Karena keinginan Jami yang sangat baik. Jami sangat menyayangi Reza. Maka dari itu Jami sudah siap untuk meminang Reza setelah kuliah selesai.

“Usai belanja, mereka berdua duduk di taman alun-alun dekat Masjid Agung,

Bandung. Reza duduk santai sambil membeli Koran. Secara tiba-tiba Jami bertanya, kamu mau tidak menikah dengan saya? Reza terkejut dia menatapi Jami. Reza menjawab asal saja, siapa takut kalau serius kenapa enggak lamar saya saja besok? Oke tandas jami singkat”(38TMI, 2013:72).

Hari pernikahan Reza dan Jami telah ditetapkan. Sayangnya Cecep ayah angkat Reza berhalangan hadir. Dia harus menghadiri acara penting yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu peresmian Kantor Pos dan Giro yang baru di Bandung. Kini Reza dan Jami sudah mulai membangun rumah tangga mereka. Setelah menikah Reza dinyatakan postif hamil. Ketegangan mulai terjadi saat Cecep pulang melaksanakan Ibadah Haji nya. Cecep terserang batuk yang hebat.

Akhirnya Cecep dibawa ke dokter praktik yang kebetulan ahli kanker hasil diagnosis menyebutkan ada benjolan di paru-parunya. Cecep menghabiskan masa-masa pensiunnya dengan melawan kanker paru-paru. Seiring berjalannya waktu penyakit Cecep semakin parah dan membuatnya tak berdaya. Sore sudah dijemput malam, Adzan Maghrib berkumandang. Dikamar perawatan Cecep terjadi kejanggalan sekitar pukul 24.00 Cecep terbangun lalu duduk di kasurnya. Dia

rame-rame. Waktu itu Cecep yang langsung memimpin pengajian. Cecep memberikan nasihat kepada putra putri nya.

“Selesai mengaji, Cecep berkata kepada istrinya dan anak-anaknya, mah papa

sudah enggak ada sampai ketiga kalinya. Papa mau istirahat dulu

Assalamu’alaikum. Pada pukul 03.00 dini hari Cecep pun menyerah pada

penyakitnya. Cecep wafat usai memimpin pengajian anak-anak dan istrinya

dirumah”(38TMI, 2013:102).

Proses pemakaman telah usai. Desember 1999 Erlina ibu angkat Reza dan anak-anaknya berencana berkunjung ke rumah orang tua Erlina di Gunung Terang, Lampung. Erlina juga mengajak Reza dan anaknya. Kunjungan ke Lampung dimanfaatkan untuk berziarah ke makam orangtua Erlina. Reza ikut ke Lampung dengan misi mencari dua kakak kandungnya.

Setelah sibuk dengan urusan kodratinya sebagai ibu rumah tangga, semangat mencari ibu kandungnya tersulut lagi. Reza bertemu dengan Pipit, Pipit adalah putri Nonsari sepupu Erlina. Nonsari pernah mengasuh Reza kecil saat di Cikaso bandung. Sekian tahun berlalu, akhirnya Reza bertemu dengan abang kandungnya yang bernama Rahman.

“Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahuakbar Sungguh

keajaiban besar bagi Reza dan rusman, inilah pertemuan yang Allah janjikan. Inilah jawaban atas doa Reza selama bertahun-tahun. Ya Allah Engkau telah memberiku karunia yang begitu besar. Mampukah aku mensyukurinya? bisik Reza dalam hati. Semua yang menyaksikan pertemuan Reza dan Rusman ikut larut dalam keharuan. Mereka pun memangis. Usai melepas keharuan, barulah Reza bertanya tentang keberadaan ibu dan ayahnya. Bunda dimana bang? Oh mamih di Jakarta, di Kalibaru. Kalau Bapak udah meninggal, dikubur di Surian Solok. Abang tertua siapa namanya? Dimana tinggal? Namanya Wawan Hermawan, dipanggil bang Wawan tinggal di Bekasi, sahut Rusman”(38TMI, 2013:194).

Id adalah sumber segala energi psikis sehingga komponen utama adalah kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan yang berusaha untuk menggapai kepuasan dari semua keinginan.

Ego menurut Freud berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan cara-cara yang realistis.

Superego komponen terakhir untuk mengembangkan kepribadian. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian. Dalam hal ini ego yang berkembang dari id telah memuaskan keinginan Reza untuk bertemu dengan kedua kakak kandungnya dan kedua orangtuanya. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas sehingga superego dapat memberikan penilaian dari hasil yang telah didapat oleh id dan ego.

Reza memiliki kepuasan tersendiri setelah tahu tentang kabar siapa kakak kandungnya dan orantua kandungnya. Hatinya sangat berbahagia seraya mengucap syukur kepada Allah Swt.

4.2 Struktur novel yang membangun psikologis Tokoh Utama dalam

Dokumen terkait