• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Analisis Nilai-nilai Moral dalam Novel Surga Cinta Vanesa

7. Tolong-menolong

Pada dasarnya sikap tolong-menolong merupakan “sikap saling

membantu antar sesama.”88

Ketika seseorang membutuhkan pertolongan kita dapat membantunya sebisa mungkin, bantuan tersebut bisa dalam bentuk materi berupa uang, tenaga, bahkan nasehat bisa disebut sebagai bantuan terhadap kesulitan orang lain. Pada permasalahan yang dihadapi oleh Vanesa pertolongan yang dilakukan oleh Rahman adalah sebuah nasihat. Nasihat dan pandangan Rahman tentang permasalahan yang dialami Vanesa, merupakan wujud dari sikap tolong-menolong terhadap sesama. Cara pandang Rahman dalam menyikapi sebuah permasalahan, sangat merasuk di hati Vanesa, sehingga dia mau untuk menjalankan nasihat-nasihat yang Rahman berikan kepadanya. Misalnya pada kutipan di bawah ini:

“Oh ya, bagaimana hubungan kamu dengan orangtuamu?” “Semakin membaik. Terima kasih atas nasihatnya.”

“Sama-sama. Sudah sepatutnya sebagai sesama manusia

kita saling membantu.”89

Sikap tolong-menolong yang ditunjukkan Rahman bukanlah melalui materi, namun dalam bentuk nasihat dan cara pandang yang diberikan Rahman kepada Vanesa. Hal tersebut yang membuat Vanesa semakin berani untuk menghadapi permasalahan yang sedang dia hadapi dengan kedua orangtuanya.

Sikap tolong-menolong juga ditunjukkan Dita kepada sahabatnya yaitu Vanesa. Bukan hanya bantuan materi yang diberikan Dita kepada Vanesa, namun bantuan untuk mendapatkan perlindungan dan tempat untuk berteduh ketika Vanesa memutuskan untuk meninggalkan rumahnya. Sikap tolong-menolong itu ditunjukkan pada kutipan di bawah ini:

88

Yatimin, Op. cit., h. 44.

89

“Maaf, cuma kamar ini yang dapat aku persiapkan

untukmu.” Dita merendah.

“Ya ampun, bagiku ini lebih dari cukup. Terima kasih ya

Dit. Sampai kapanpun kebaikanmu ini tidak akan pernah

aku lupakan.” Tegas Vanesa90

Dengan perginya Vanesa dari rumahnya untuk menenangkan diri dari segala permasalahan yang dihadapi, dia menuju ke kediaman Dita di Demak. Dita pun menyambut keinginan Vanesa dengan tangan terbuka. Sikap tolong menolong yang ditunjukkan pada kutipan-kutipan diatas mengajarkan bahwa sikap tolong-menolong akan membawa kebaikan bagi orang yang menolong maupun orang yang ditolong. Sikap tersebut dapat berupa bantuan materi berupa uang, tenaga, nasihat, hingga menghibur merupakan sikap tolong menolong yang patut ditiru dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

8. Berani

Berani merupakan “sikap tidak takut, tidak gentar, atau tidak penakut.”91

Keberanian untuk mengungkapkan apa yang dirasakan Vanesa muncul akibat keinginan kedua orang tuanya untuk menjodohkan Vanesa dengan anak dari rekan bisnis papanya. Keberanian yang ditunjukkan Vanesa tentu saja berawal dari nasehat Dita dan Rahman. Keberanian Vanesa untuk mencoba mengakhiri konflik dengan keluarganya patut diapresiasi, karena dia berani mengalahkan egonya untuk kembali ke rumah dan membicarakannya kepada kedua orangtuanya. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut:

“Sudah tidak bisa ditunda lagi, semua ini harus diakhiri.”

katanya dengan penuh keyakinan.” Katanya dengan penuh keyakinan.

90

Ibid., h. 64.

91

Peter Salim, dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 2002), Ed. ke-3, h. 186.

Ia pun berkemas-kemas dan merapikan diri secukupnya setelah terlebih dahulu merapikan kamarnya. Ia berniat untuk berpamitan kepada Dita dan keluarganya.92

Tekad yang kuat untuk mengakhiri konflik adalah keputusan yang berani, karena tidak hanya mengalahkan pikiran negatif yang selalu mencampuri pikirannya tentang kedua orangtuanya, dia juga mampu mengalahkan rasa takut atas takdir yang harus ia terima. Vanesa berusaha melawan apa yang dikehendaki oleh kedua orang tuanya dengan memperjuangkan haknya sebagai seorang anak dan sebagai seorang manusia. Dia tidak ingin hidupnya terus diatur oleh kedua orang tuanya. Dia merasa kecewa dan dicurangi karena kedua orang tuanya dengan egois merencanakan perjodohan tersebut tanpa persetujuan dirinya terlebih dahulu. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan di bawah ini:

“Mama, papa, sebelumnya Nesa minta maaf apabila segala

yang Nesa perbuat dianggap salah. Nesa hanya mengikuti kata hati yang Nesa anggap itu benar. Terus terang, kepergian Nesa dari rumah, memang berkaitan dengan perjodohan yang mama dan papa rencanakan. dalam hati, Nesa merasa dicurangi karena kalian telah menentukan perjodohan dengan tanpa meminta persetujuan Nesa terlebih dahulu. Sekarang, nesa ingin menyelesaikan ini semua, nesa meminta mama dan papa untuk membatalkan

perjodohan ini.”93

Kutipan-kutipan di atas mengajarkan kepada kita untuk tidak takut dalam mengungkapkan sebuah kebenaran yang ada. Meskipun sulit, kebanaran tetaplah kebenaran. Vanesa dengan sangat berani mengungkapkan apa yang dirasakannya kepada kedua orang tuanya. Hal tersebut sudah pasti akan menentang kehendak mereka, tetapi Vanesa berharap bahwa kedua orang tuanya mengetahui bahwa perjodohan tersebut bukanlah hal yang diharapkan oleh Vanesa.

92

Miftahul., Op. cit., h. 118.

93

E. Relevansi dengan Pembelajaran

Tujuan umum pengajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah agar siswa mampu menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan, serta meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa. Siswa diharapkan dapat menilai unsur moral, estetika, dan sosial budaya dalam sebuah karya sastra Indonesia.

Moral merupakan sebuah masalah yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pada saat ini banyak peristiwa-peristiwa yang justru melanggar nilai-nilai moral, seperti kerusuhan antar umat beragama, pemerkosaan, penganiayaan, dan sebagainya. Peristiwa yang melanggar nilai moral tersebut menandakan bahwa kondisi masyarakat pada saat ini kurang memperhatikan nilai-nilai moral yang ada. Kondisi masyarakat yang seperti inilah yang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa seorang anak, khususnya remaja-remaja yang kondisi mentalnya masih belum stabil. Oleh karena itu, pada saat ini peran dari orangtua sangatlah dibutuhkan. Orangtua dapat membimbing dan mengarahkan tingkah laku anaknya agar tidak melanggar nilai-nilai moral yang ada. Selain itu, guru sebagai orangtua di sekolah juga sangat berperan dalam membina dan mengarahkan tingkah laku siswa agar memiliki moral yang baik.

Sebagai guru bahasa, usaha-usaha yang dapat ditempuh untuk membimbing dan mengarahkan tingkah laku siswa agar lebih baik lagi yaitu dengan cara memanfaatkan karya-karya sastra, khususnya yang mengandung nilai-nilai moral. Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, begitu banyak nilai-nilai moral dan cara membina hubungan dengan sesama yang terdapat pada novel Surga Cinta Vanesa. Peneliti berharap dengan membaca novel Surga Cinta Vanesa yang mengandung nilai-nilai moral dan cara membina hubungan dengan sesama, diharapkan siswa dapat mengikuti dan mencontoh hal-hal positif yang sesuai dengan nilai-nilai moral untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini mengandung manfaat bagi pengajaran apresiasi sastra di sekolah sebagai berikut:

1.Bagi Guru:

a. Penelitian ini dapat menjadi masukan yang berguna bagi guru-guru bahasa Indonesia, dalam memilih sebuah karya sastra khususnya novel, yang dapat diajarkan di sekolah. b. Penelitian ini dapat membantu guru dalam menjelaskan

kepada siswa, bahwa selain berfungsi sebagai hiburan, novel juga mengandung nilai-nilai penting dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, yang diantaranya yaitu nilai moral. c. Penelitian ini dapat membantu guru dalam menanamkan

pentingnya moral dan cara membina sebuah hubungan dalam suatu kehidupan, sehingga siswa dapat berperilaku dengan baik terhadap sesama, sesuai dengan nilai-nilai moral yang ada.

2.Bagi Siswa:

a. Novel mengandung nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan, seperti nilai moral, nilai sosial, dan tentunya cara dari setiap tokoh membina sebuah hubungan dalam setiap lakonnya. Dari sini, siswa diharapkan mampu mengambil sisi positif dari nilai-nilai moral yang ada, dan diharapkan dapat mengambil hal-hal positif dalam membina sebuah hubungan dengan sesama.

b. Setelah mengetahui sikap yang sesuai dengan moral dan cara dalam membina hubungan dengan sesama, siswa diharapkan dapat bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai moral yang ada, serta dapat menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat mencederai hubungan dengan sesama.

77

Setelah penulis menganalisis novel Surga Cinta Vanesa karya Miftahul Asror Malik berdasarkan nilai moral dan cara membina hubungan dengan sesama, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Skripsi ini mendeskripsikan nilai-nilai moral dan cara membina hubungan dengan sesama yang terdapat pada tokoh-tokoh dalam novel

Surga Cinta Vanesa karya Miftahul Asror Malik, yaitu:

1. Nilai-nilai moral yang terdapat pada setiap tokoh dalam novel Surga Cinta Vanesa karya Miftahul Asror Malik seperti sabar, yang ditunjukkan ketika Vanesa harus menuruti segala keinginan orang tuanya, memelihara lisan ketika kedua sahabat yaitu Vanesa dan Dita yang selalu menggunakan kata-kata yang baik pada setiap pembicaraannya, santun yang ditunjukkan Dita dan Vanesa kepada orang yang lebih tua, tanggung jawab seperti halnya Dita yang selalu bertanggung jawab pada setiap perkerjaan yang dilakukannya, menguasai emosi seperti sikap yang ditunjukkan Vanesa ketika ia harus mengetahui bahwa ia akan dijodohkan oleh kedua orangtuanya, adil, tolong menolong pada saat Rahman memberikan nasihat, dan berani yang ditunjukkan ketika Vanesa memberanikan diri untuk meminta sebuah keadilan dari kedua orangtuanya.

2. Novel Surga Cinta Vanesa yang memiliki nilai-nilai moral dan cara membina hubungan dengan sesama, dirasakan perlu untuk diajarkan kepada siswa. Maka dari itu, novel Surga Cinta Vanesa dapat dijadikan sumber pembelajaran di sekolah untuk mengajarkan nilai-nilai tersebut.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan melalui penelitian ini berdasarkan analisis dan relevansi adalah sebagai berikut:

1. Guru dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebaiknya menggunakan novel Surga Cinta Vanesa, agar dapat menanamkan nilai-nilai moral, seperti sabar, memelihara lisan, santun, tanggung jawab, menguasai emosi, adil, tolong menolong, dan berani, agar siswa-siswi dapat mencontoh prilaku dan tingkah laku positif yang terdapat dalam novel tersebut.

2. Guru harus meningkatkan minat baca siswa kepada bacaan-bacaan sastra yang bermutu, khususnya novel Surga Cinta Vanesa. Karena dengan membaca novel tersebut siswa-siswi diharapkan mampu mengambil nilai-nilai dan cara-cara dalam membina hubungan dengan sesama yang terdapat pada tokoh-tokoh dalam novel Surga Cinta Vanesa.

79

A. Buku dan Skripsi

Abdullah, M. Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Amzah, 2007. Anwar, Desi, Hidup Sederhana, Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,2014.

Aryani, Ine Kusuma, Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010.

Chaplin, J. P, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT Raja Garfindo Persada, 2008. Darajat, Zakiah, Membina Nilai-Nilai Moral Di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1973. Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1999.

Erowati, Rosida, dan Bahtiar,Ahmad,Sejarah Sastra Indonesia, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011.

M. S, Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2008.

Magnis, Franz dan Suseno, Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, Yogyakarta: Kanisius, Cet. 1, 1989.

Malik, Miftahul Asror, Surga Cinta Vanesa, Yogyakarta: Pustaka Rama, Cet. I.

Nurgiyantoro, Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, Jogjakarta: Gajah Mada University Press, 2009.

Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Purwa, Moral dan Masalahnya, Yogyakarta: Kanisius, 1990.

Rahmanto, B. Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Salim, Peter, dan Salim, Yenny, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, Ed. ke-3, 2002.

Sartika, Meyta, “Nilai Moral Tokoh Hanafi dalam Novel Salah Asuhan Karya Abdoel Moeis dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah”, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Suyitno, Sastra Tata Nilai dan Eksegesis, Yogyakarta: PT Hanindita,1986.

Syamsuddin, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Rosdakarya, 2006.

Tarigan,Djago, dkk, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. 17, 2005.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. 3, 2005.

B. Media Elektronik

Baits, Ammi Nur, “Lima Cara Mengendalikan Emosi dalam Islam”,

www.konsultasisyariah.com, 20 Januari 2015.

Pts Media Group Sdn Bhd, Biodata Miftahul Asror Malik, pts.com.my/penulis/miftahul-asror-malik/, 20 Januari 2015.

empat bersaudara dari pasangan H. Rohmat Basuki dan Hj. Tati Yuliah ini, memulai pendidikannya di SDN 06 Lebak Bulus, dan menamatkan pendidikan di sekolah dasar pada tahun 2004. Melanjutkan pendidikannya di MTS Miftahul Umam Jakarta, dia tamat pada tahun 2007. Kemudian melanjutkan

pendidikannya di MAN 11 Jakarta, dan

menyelesaikan Studynya pada tahun 2010. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010, dan memilih Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Putra asli Jakarta yang kata teman-temannya lucu ini, sejak kecil sangat menyukai olahraga sepak bola. Dari kesukaannya terhadap dunia si kulit bundar membawanya menyukai dan mencintai sebuah klub yang berasal dari kota pelabuhan di Merseyside, Inggris. Klub tersebut tidak lain dan tidak bukan yaitu Liverpool FC. Klub yang merajai eropa pada kisaran tahun 80an ini, hingga saat ini bagaikan terlelap dari tidur panjangnya. Namun, loyalitas dan kesetiaan dia terhadap Liverpool tidak akan luntur ditelan oleh peradaban zaman.

Dari Liverpool dia belajar arti kesetiaan, dari Liverpool dia tau arti kekeluargaan, dan dari Liverpool dia mengerti arti dari kebersamaan. If you can’t support us when we lose or draw, don’t support us when we win. ( Liverpool legend

Dokumen terkait