• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan perhitungan, total kerugian ekonomi yang dialami masyarakat pasca banjir per periode banjir pada bulan Januari sampai Februari 2013 sebesar Rp 2 735 879 506 dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26 Total kerugian yang dialami masyarakat pasca banjir

No. Hal Jumlah (Rp)

1 Total kerugian langsung (direct) yang dialami masyarakat 1 682 298 765

2 Total kerugian langsung (direct) yang dialami masyarakat 1 053 580 740

Total kerugian ekonomi yang dialami masyarakat (Rp) 2 735 879 506

41

VIII IDENTIFIKASI UPAYA PROGRAM PEMERINTAH

DALAM MEMINIMALISIR DAMPAK BANJIR

Perumahan PGP merupakan rawa yang kemudian dikonversi menjadi pemukiman dengan KPR BTN yang cukup terjangkau. Lokasi perumahan Pondok Gede Permai ini berdekatan dengan Kali Bekasi dan tempat bermuaranya dua aliran sungai primer. Aliran Kali Bekasi ini berasal dari Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi yang berhulu di Kabupaten Bogor (Gunung Geulis). Perubahan tata guna lahan yang terus terjadi di daerah hulu hingga hilir mengakibatkan berkurangnya lahan terbuka hijau. Kodoatie dan Sjarief (2010) menyatakan bahwa, perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dikarenakan jika Daerah Aliran Sungai (DAS) tidak ada yang menahan, maka aliran air permukaan (run off) menjadi besar yang mengakibatkan debit air di sungai menjadi besar sehingga terjadinya erosi lahan yang berakibat sedimentasi di sungai sehingga kapasitas sungai menjadi turun.

Dinas Bina Marga dan Tata Air (2013) menyatakan bahwa, banjir luapan sungai yang terjadi di perumahan PGP sudah terjadi pada tahun 2002, 2007, dan 2013, sedangkan menurut wawancara dengan masyarakat (2013) sebenarnya banjir sudah terjadi pada tahun 1993, 1997, 2002, 2005, 2007, dan 2013. Penyebab banjir pada tahun 1993 dan 1997 dikarenakan meluapnya air dari Kali Bekasi dan tanggul yang masih terbuat dari tanah namun banjir ini tidak berdampak besar hanya menggenang kurang lebih 50 cm. Pada tahun 2002, 2005 dan 2007 banjir terjadi dikarenakan rusaknya tanggul di RW 8 (tepatnya RT 3) dengan ketinggian air mencapai ± 3 meter.Pada tahun 2013 ini merupakan banjir terparah yang pernah dialami masyarakat Perumahan PGP dikarenakan dalam dua bulan banjir terjadi tiga kali dengan selang waktu yang hampir berdekatan serta rusaknya dua titik tanggul yang mengakibatkan ketinggian air mencapai lebih dari tiga meter.

Program upaya meminimalisir banjir sudah dilakukan pemerintah sejak dalam wewenang Kabupaten Bekasi, namun tanggul yang dibuat masih tanggul yang terbuat dari tanah dan pasir. Setelah adanya peralihan administratif menjadi Kota Bekasi, pemerintah mulai memperbaiki tanggul dikarenakan maraknya pembangunan di sepanjang Kali Bekasi. Pada tahun 2002 setelah terjadinya banjir,

42

Pemerintah mulai membangun tanggul dengan pemasangan batu dan beton di sepanjang kali perumahan PGP. Pada tahun 2005 pemerintah membangun tanggul secara permanen sepanjang aliran Kali Bekasi, namun adanya banjir yang terjadi pada tahun 2007 menyebabkan tanggul rusak sehingga dilakukan perbaikan tanggul seperti keadaan semula. Permasalahan banjir yang terjadi tahun 2013 dikarenakan tidak adanya pemeliharaan tanggul maupun DAS sehingga menyebabkan rusaknya dua titik tanggul penahan. Dinas Bina Marga dan Tata Air tahun 2013 menyatakan bahwa selama ini tidak pernah ada pemeliharaan dan pengerukan sedimen pada limpasan bawah sungai yang dilaksanakan secara periodik. Hal tersebut yang mengakibatkan timbul pohon-pohon kecil di bantaran Kali Bekasi yang menambah daya rusak kali menjadi lebih besar, karena adanya penyempitan badan sungai serta rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan kali. Faktor alam juga merupakan salah satu faktor penyebab banjir, dikarenakan intensitas hujan yang tinggi di wilayah hulu yang mengakibatkan naiknya debit air hingga melampaui batas daya tampung sungai.

Tabel 26 Upaya pencegahan yang dilakukan Pemerintah

Lokasi Sisi Panjang

Usulan panjang

Penanganan Darurat Usulan

Konstruksi Kerusakan (Meter) Penanganan (Meter) Pondok Gede Permai

Kiri 10 15 Bronjong + sand

bag

Beton + pasangan Batu Pondok Gede

Permai

Kiri 50 75 Bronjong + sand

bag

Retaining Wall Beton + mini pile + Revetment

Sumber: Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi (2013)

Berdasarkan Tabel 26, salah satu program upaya pencegahan yang sudah dilakukan pada banjir 2013 adalah penanganan darurat tanggul. Penanganan darurat tanggul di perumahan PGP berupa karung berisi pasir dan kemudian bronjong sepanjang 90 meter dari total kerusakan sepanjang 60 meter. Kondisi saat ini tanggul sudah dipermanenkan dengan semen sepanjang 90 meter. Selain itu, ada program tanggap darurat bencana dimana pemerintah menurunkan bantuan seperti mendirikan posko banjir, posko kesehatan serta menjaga keamanan rumah warga, program ini berlangsung saat terjadinya banjir ditambah dua minggu setelah banjir.

43 Program tanggap darurat ini sangat membantu masyarakat meskipun program ini dilakukan pada saat banjir susulan kedua dan susulan ketiga. Sebagian besar masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan pada saat banjir pertama sehingga harus mengeluarkan biaya berobat sendiri. Akibat banjir ini menimbulkan penyakit cikungunya yang mulai mewadah di kalangan masyarakat setelah banjir. Mewadahnya penyakit cikungunya ini membuat masyarakat harus mengeluarkan biaya berobat. Selain itu, masyarakat juga bergotong royong serta mengumpulkan dana swadaya dalam membersihkan lingkungan tempat tinggal.

Usulan program kedepannya Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi adalah memperbaiki tanggul dengan bore pile atau tiang pancang yang secara teknisnya masih disesuaikan tergantung kontur tanah dan kondisi badan sungai. Kekuatan konstruksi tanggul sangat berpengaruh terhadap banjir yang dialami masyarakat perumahan PGP, sehingga masyarakat sangat mendukung program ini dalam meminimalisirkan dampak banjir. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat, perbaikan tanggul yang lebih kokoh sangat diharapkan semua masyarakat. Hal ini dikarenakan usulan program tersebut merupakan program yang paling efektif dibandingkan relokasi. Relokasi penduduk tidak mungkin dilakukan dikarenakan terbatasnya lahan di Kota Bekasi dan besarnya dana yang dibutuhkan. Sesuai dengan wawancara, masyarakat tidak ingin di relokasi dikarenakan kondisi lingkungan sekitar yang sudah terjalin erat.

Usulan program lainnya yang dibuat oleh Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi seperti menambah daya tampung Kali Bekasi mencapai 689 m3/detik. Daya tampung Kali Bekasi sebelumnya mencapai ± 500 m3/detik. Usulan program ini belum direalisasikan dikarenakan tidak cukupnya anggaran yang diberikan oleh Kementrian Pekerjaan Umum Pusat dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane. Hal ini dikarenakan sungai yang mengalir ke Kali Bekasi merupakan sungai primer sehingga banjir ini tidak hanya wewenang Pemerintah Kota Bekasi melainkan wewenang pemerintah pusat. Harapan pemerintah terkait program meminimalisirkan dampak banjir kedepannya adalah membangun dam di daerah hulu dan melakukan normalisasi sungai sampai ke hilir. Namun, program ini masih dalam bentuk usulan dikarenakan program besar ini melibatkan banyak pihak terkait.

IX SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait