• Tidak ada hasil yang ditemukan

Total (Nitrogen) Pupuk Kompos Bedding Kuda

HASIL DAN PEMBAHASAN

N- Total (Nitrogen) Pupuk Kompos Bedding Kuda

Kontrol 41,19 33,65 7,54 EM4 42,76 32,69 10,07 Stardec 38,16 31,91 6,25 Orgadec 40,51 31,11 9,40

Keterangan : SNI (2004) Kandungan C-Organik Minimal 9,80% dan Maksimal 32% Sumber : Laboratorium Bioteknologi dan Tropika Bogor (2011)

N-Total (Nitrogen) Pupuk Kompos Bedding Kuda

Amonium hanya dapat dibentuk bila bahan organik mengandung unsur N. Amonium merupakan senyawa yang dibentuk oleh jasad mikro. Protein pecah menjadi asam amino dan senyawa N lainnya yang akhirnya menghasilkan amonium. Nitrat merupakan hasil akhir dari proses nitrifikasi yang merupakan bentuk N yang diperlukan bagi tanaman untuk pertumbuhannya. Bentuk N sangat peka terhadap kehilangan melalui udara dan melalui drainase. Hasil lapukan nitrogen (N) yang dihasilkan jasad mikro adalah NH4+1, NO2-1, NO3-1, dan N2. Reaksi nitrifikasi Soepardi (1983), adalah sebagai berikut :

31 Oksidasi

2NH4+ + 3O2 2NO2- + 2H2O + 4H+ + energi Enzimatik

Oksidasi

2NO2- + O2 2NO3- + energi Enzimatik

Fungsi N dalam proses pengomposan adalah membentuk enzim-enzim asam amino untuk mempercepat proses pertumbuhan mikroorganisme. Tersedianya N yang tinggi akan mempercepat pengubahan karbohidrat menjadi protein dan kemudian diubah menjadi protoplasma dan sebagian kecil dipergunakan untuk menyusun dinding sel, terutama karbohidrat bebas N seperti Ca pekat, selulosa, dan lignin berkadar N rendah.

Tabel 7. Kandungan N-Total Pupuk Kompos Bedding Kuda Perlakuan

Kandungan Unsur Hara N-Total

Penurunan Kandungan N-Total Sebelum Pengomposan Sesudah Pengomposan ---%--- Kontrol 2,19 1,28 0,91 EM4 2,46 1,29 1,17 Stardec 2,02 1,37 0,65 Orgadec 2,10 1,23 0,87

Keterangan : SNI (2004) Kandungan N-Total Minimal 0,40%

Sumber : Laboratorium Bioteknologi dan Tropika Bogor (2011)

Penurunan kandungan N tertinggi pada perlakuan EM4 (1,17%) semakin tinggi nilai penurunan semakin kurang baik karena banyak N yang terbebaskan ke udara. Penurunan kandungan N terendah adalah pada perlakuan Stardec hal ini karena nilai N yang terkandung pada perlakuan Stardec dapat diurai dengan baik oleh mikroorganisme sabagai penyusun asam amino untuk dijadikan unsur hara N-amonium dan N-nitrat yang dapat digunakan oleh tanaman. Menurut SNI (2004), batas minimal dari jumlah N yang terkandung dalam pupuk organik adalah sebesar 0,4%, sedangkan hasil analisis pupuk kompos bedding kuda pada penelitian berada diatas batas minimal SNI (2004) yaitu berkisar antara 1,23-1,37% seperti diperlihatkan pada Tabel 7.

32

Rasio C/N Pupuk Kompos Bedding Kuda

Rasio C/N pupuk kompos merupakan salah satu kriteria yang umum digunakan untuk menentukan tingkat kematangan kompos dan kualitasnya. Namun nilai rasio C/N tidak mutlak sebagai indikator tingkat kematangan kompos, karena hal tersebut dipengaruhi oleh jenis dan tipe bahan organik yang digunakan untuk pengomposan (Hirai et al., 1983).

Tabel 8. Rasio C/N Pupuk Kompos Bedding Kuda Perlakuan Rasio C/N Peningkatan Rasio C/N Sebelum Pengomposan Sesudah Pengomposan Kontrol 18,8 26,3 7,5 EM4 17,4 25,4 8,0 Stardec 18,9 23,3 4,4 Orgadec 19,3 25,3 6,0

Keterangan : SNI (2004) Kandungan Rasio C/N Minimal 10 dan Maksimal 20 Sumber : Laboratorium Bioteknologi dan Tropika Bogor (2011)

Peningkatan rasio C/N pupuk kompos bedding kuda tertinggi adalah 8,0 pada perlakuan EM4 (Tabel 8) semakin tinggi nilai peningkatan rasio C/N semakin tidak baik karena banyak N yang terlepaskan ke udara dalam bentuk gas NO2 dan kandungan C yang belum terurai. Penurunan rasio C/N terendah adalah 4,4 pada perlakuan Stardec.

Rasio C/N kompos sampah organik domestik yang dibutuhkan tanah adalah sebesar 10-20 (SNI, 2004), sedangkan rasio C/N penelitian ini diatas SNI (2004) yaitu berkisar antara 23,3-26,3 (Tabel 8). Rasio C/N yang tinggi mengakibatkan proses degradasi lambat karena kandungan N rendah, waktu pengomposan lama dan kualitas lebih rendah (Wimbanu, 2005). Rasio C/N yang paling mendekati SNI (2004) adalah Stardec (23,3) hal ini menunjukkan bahwa aktivator Stardec memiliki kualitas yang lebih baik dalam peubah rasio C/N dibanding aktivator yang lainnya.

P2O5-Total (Fosfor) Pupuk Kompos Bedding Kuda

Fosfor (P) mempunyai peranan penting dalam proses metabolisme yaitu anabolisme dan katabolisme karbohidrat, selain itu P juga berperan dalam transformasi energi dalam metabolisme lemak pada tanaman. Menurut Hakim et al.

33 (1986), kekurangan P dalam tanah dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan menurunnya hasil tanam. Rataan hasil analisis kimia kandungan fosfor (P-Total) pupuk kompos bedding kuda adalah 2,07±0,12 dengan masing-masing perlakuan kontrol (2,12%), EM4 (2,12%), Stardec (2,16%), dan Orgadec (1,89%) disajikan pada Tabel 9. Kandungan P terbesar pada perlakuan Stardec yaitu 2,26% dan terendah pada perlakuan Orgadec yaitu 1,89%. Kandungan analisis P pupuk kompos bedding kuda pada penelitian ini berkisar antara 1,89-2,12%. Hasil analisis pada penelitian ini berada diatas batas minimal SNI (2004) hal ini menunjukkan bahwa kualitas dari kandungan P yang terdapat pada semua perlakuan sesuai dengan SNI (2004) dan baik digunakan untuk tanaman karena P berfungsi sebagai pertumbuhan akar yang sehat dan normal, dan sebagai pembentukan karbohidrat dan cadangan makanan (Sriharti dan Salim, 2002).

Tabel 9. Kandungan P2O5-Total Pupuk Kompos Bedding Kuda

Perlakuan Kandungan Unsur Hara P2O5-Total

---%--- Kontrol 2,12 EM4 2,12 Stardec 2,16 Orgadec 1,89 Rataan 2,07±0,12

Keterangan : SNI (2004) Kandungan P2O5-Total Minimal 0,10%

Sumber : Laboratorium Bioteknologi dan Tropika Bogor (2011)

K2O-Total (Kalium) Pupuk Kompos Bedding Kuda

Kalium (K) merupakan ion yang bermuatan positif. Unsur hara K diserap perakaran tanaman dalam bentuk kation K+. Ketersediaan unsur K dalam bentuk K2O bagi tanaman cukup penting. Menurut Sosrosoedirjo et al. (1981), unsur hara K di dalam pupuk kompos sebagian besar terdapat dalam bentuk yang larut dalam air dan 90-100% dapat diserap oleh tumbuhan. Kalium (K) berfungsi membantu proses enzimatik dalam pembentukan dan transpor karbohidrat.

34 Tabel 10. Kandungan K2O-Total Pupuk Kompos Bedding Kuda

Perlakuan Kandungan Unsur Hara K2O-Total

---%--- Kontrol 1,68 EM4 1,73 Stardec 1,71 Orgadec 1,70 Rataan 1,71±0,02

Keterangan : SNI (2004) Kandungan K2O-Total Minimal 0,20%

Sumber : Laboratorium Bioteknologi dan Tropika Bogor (2011)

Rataan hasil analisis kimia kandungan K pupuk kompos bedding kuda adalah 1,71±0,02 dengan masing-masing kontrol (1,68%), EM4 (1,73%), Stardec (1,71%), dan Orgadec (1,70%) disajikan pada Tabel 10. Kandungan K terbesar adalah pada perlakuan EM4 dan kandungan K terendah pada perlakuan kontrol. Kandungan batas minimal K menurut SNI (2004) adalah 0,2%, sedangkan pada hasil analisis pupuk kompos bedding kuda penelitian ini berkisar antara 1,68-1,73% atau berada diatas batas minimal SNI (2004) yang menandakan kandungan K sesuai SNI (2004). Penggunaan pupuk kompos bedding kuda merupakan salah satu alternatif penyediaan unsur K karena dapat mencegah pencucian oleh air tanah sebagaimana terjadi pada pupuk K buatan. Kandungan unsur K yang tinggi dapat disebabkan adanya pelapukan bahan organik. Hasil kandungan K yang tinggi ini baik untuk tanaman karena mempercepat pertumbuhan batang tanaman, meningkatkan pembentukan klorofil dan karbohidrat pada buah, meningkatkan kualitas buah, ketahanan terhadap penyakit, penyerapan makanan, mempengaruhi hidratasi, mengatur keseimbangan unsur N dan P, serta berfungsi untuk menguatkan serabut akar (Sriharti dan Salim, 2002).

CaO-Total (Kalsium) Pupuk Kompos Bedding Kuda

Kalsium (Ca) berfungsi untuk membentuk dinding sel yang dibutuhkan dalam proses pembelahan sel baru oleh mikroorganisme, menyusun dinding-dinding sel tanaman, dan untuk pertumbuhan (Hardjowigeno, 2003). Kalsium (Ca) yang diambil dari dalam tanah oleh tanaman dalam bentuk Ca++. Rataan hasil analisis kimia kandungan Ca pupuk kompos bedding kuda adalah 1,47±0,15 dengan masing-masing

35 perlakuan kontrol (1,43%), EM4 (1,48%), Stardec (1,66%), dan Orgadec (1,29%) (Tabel 11).

Tabel 11. Kandungan CaO-Total Pupuk Kompos Bedding Kuda

Perlakuan Kandungan Unsur Hara CaO-Total

---%--- Kontrol 1,43 EM4 1,48 Stardec 1,66 Orgadec 1,29 Rataan 1,47±0,15

Keterangan : SNI (2004) Kandungan CaO-Total Maksimal 25,50%

Sumber : Laboratorium Bioteknologi dan Tropika Bogor (2011)

Kandungan Ca terbesar ditemukan pada perlakuan Stardec (1,66%), sedangkan kandungan Ca terendah adalah pada perlakuan Orgadec (1,29%) atau hasil analisis kandungan unsur Ca penelitian ini berkisar antara 1,29-1,66% dan berada jauh dibawah batas maksimal SNI (2004) yaitu sebesar 25,5%. Demikian ini kurang maksimal digunakan untuk tanaman karena kurang mencukupi kebutuhan tanaman yang mengakibatkan tunas dan akar tidak dapat tumbuh (berkembang) karena pembelahan sel tanaman tersebut terhambat.

MgO-Total (Magnesium) Pupuk Kompos Bedding Kuda

Magnesium (Mg) yang diambil tanaman dari dalam tanah adalah berbentuk Mg++. Hasil analisis kimia kandungan Mg pupuk kompos bedding kuda adalah kontrol (0,48%), EM4 (0,49%), Stardec (0,51%), dan Orgadec (0,47%) dengan rataan 0,49±0,02 disajikan pada Tabel 12. Kandungan Mg terbesar adalah pada perlakuan Stardec dan terendah pada perlakuan Orgadec. Hasil analisis kandungan unsur Mg pada penelitian ini berada dibawah batas maksimal SNI (2004) yaitu 0,6% (Tabel 12) yang berkisar antara 0,47-0,51% yang berarti unsur Mg termasuk dalam SNI (2004). Kandungan Mg sangat baik digunakan untuk tanaman karena dapat berfungsi sebagai pembentuk klorofil, sistem enzim dan pembentukan minyak (Hardjowigeno, 2003). Magnesium (Mg) berperan dalam proses fotosintesis dan pembentukan klorofil bersama zat besi (Sriharti dan Salim, 2002). Gejala kekurangan

36 Mg adalah defisiensi pada daun-daun tua yang akan berwarna kuning karena pembentukan klorofil terganggu, dan pada daun muda akan keluar lendir (Hardjowigeno, 2003).

Tabel 12. Kandungan MgO-Total Pupuk Kompos Bedding Kuda

Perlakuan Kandungan Unsur Hara MgO-Total

---%--- Kontrol 0,48 EM4 0,49 Stardec 0,51 Orgadec 0,47 Rataan 0,49±0,02

Keterangan : SNI (2004) Kandungan MgO-Total Maksimal 0,60%

Sumber : Laboratorium Bioteknologi dan Tropika Bogor (2011)

Kapasitas Tukar Kation (KTK) Pupuk Kompos Bedding Kuda

Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Selain berperan dalam kesuburan tanah, KTK berperan pula dalam meningkatkan penggunaan elemen nutrisi serta berperan dalam melancarkan penyerapan hara dalam tanah oleh tumbuhan. Kapasitas tukar kation didefinisikan sebagai kapasitas untuk menyerap dan mempertukarkan kation dan umumnya dinyatakan dalam satuan miliekuivalen (meq) tiap 100 gram (1 meq/100 g) yang berarti tanah dapat menyerap 1 mg hidrogen tiap 100 gram bahan (Soepardi, 1983). Dalam Taksonomi Tanah, semenjak 1987 satuan meq/100 g diganti menjadi cmol(+)/kg, dimana 1 meq/100 g tanah sama dengan 1 cmol(+)/kg tanah (Hardjowigeno, 2003). Menurut Harada (1993), batas minimal KTK untuk kualitas pupuk kompos adalah 70 meq/100 g (Lampiran Tabel 1) sedangkan hasil analisis KTK penelitian ini berada jauh dibawah yaitu berkisar antara 29,55-33,43 cmol/kg, hasil ini diduga karena pada pupuk kompos bedding kuda hanya mempunyai sedikit ion, baik anion maupun kation. Anion adalah senyawa bermuatan negatif dan kation senyawa bermuatan positif.

Hasil analisis kimia nilai KTK pupuk kompos bedding kuda adalah pada kontrol (30,58 cmol/kg), EM4 (32,43 cmol/kg), Stardec (33,43 cmol/kg), dan

37 KTK terbesar adalah pada perlakuan Stardec, sedangkan yang terendah adalah pada perlakuan Orgadec.

Tabel 13. Nilai KTK Pupuk Kompos Bedding Kuda

Perlakuan Nilai KTK ---cmol/kg--- Kontrol 30,58 EM4 32,43 Stardec 33,43 Orgadec 29,55 Rataan 31,50±1,75

Sumber : Laboratorium Bioteknologi dan Tropika Bogor (2011)

Kapasitas tukar kation pada tanah berguna bagi tanaman untuk memper-mudah penyerapan unsur hara dan juga menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara yang berada di dalam tanah. Semakin tinggi nilai KTK pada pupuk kompos bedding kuda maka semakin baik penggunaan KTK pada tanah.

Warna Pupuk Kompos Bedding Kuda

Warna pupuk kompos bedding kuda hasil pengomposan mulai mengalami perubahan perlahan-lahan dari feses kuda berwarna hijau menjadi lebih kehitaman disebabkan adanya proses pelapukan bahan organik dan proses oksidasi C yang menyebabkan perubahan warna. Menurut SNI (2004), standar kualitas kompos dari sampah organik domestik pada peubah warna pupuk kompos yaitu warna pupuk kompos berubah menjadi kehitaman. Hasil olahan uji organoleptik warna pupuk kompos bedding kuda dengan 40 orang panelis disajikan pada Tabel 14. Perlakuan kontrol (52,5%), EM4 (10,0%), Stardec (40,0%), dan Orgadec (45,0%) orang panelis menyatakan bahwa warna pupuk kompos bedding kuda adalah berwarna coklat. Panelis menyatakan pupuk kompos bedding kuda berwarna coklat-kehitaman pada perlakuan kontrol (47,5%), EM4 (87,5%), Stardec (60,0%), dan Orgadec (55,0%). Pada perlakuan EM4 2,5% panelis menyatakan warna pupuk kompos bedding kuda berwarna hitam.

38 Tabel 14. Hasil Uji Organoleptik Warna

Parameter Perlakuan

Kontrol EM4 Stardec Orgadec

---%---

Coklat 52,5 10,0 40,0 45,0

Coklat-Kehitaman 47,5 87,5 60,0 55,0

Hitam 0,00 2,50 0,00 0,00

Sumber : Data Olahan (2011)

Hasil uji organoleptik warna pupuk kompos bedding kuda yang dilakukan terhadap 40 orang panelis, dihitung menggunakan uji non-parametrik Kruskal Wallis

dan hasilnya menunjukkan nilai P=0,002 (P<0,01) (Lampiran Tabel 14) yang artinya warna pada setiap pupuk kompos bedding kuda sangat nyata berbeda akibat penggunaan aktivator mikroba yang berbeda, maka di uji lanjut Tukey dengan hasil uji yaitu kontrol (67,76b), EM4 (102,81a), Stardec (77,70ab) dan Orgadec (73,73ab) (Lampiran Tabel 15) artinya, penggunaan kontrol berbeda dengan penggunaan aktivator EM4 terhadap warna yang dihasilkan, sedangkan penggunaan aktivator EM4 sama dengan penggunaan aktivator Stardec dan Orgadec. Penggunaan aktivator EM4 memiliki nilai tertinggi dibanding dengan penggunaan aktivator yang lain, menandakan penggunaan aktivator EM4 memiliki warna lebih kehitaman (Lampiran 19).

Bau Pupuk Kompos Bedding Kuda

Untuk mengetahui kesukaan konsumen terhadap bau pupuk kompos bedding

kuda dan menyesuaikan dengan SNI (2004) yaitu tidak berbau feses, maka dilakukan uji organoleptik bau terhadap 40 orang panelis. Hasil perhitungan uji non-parametrik

Kruskal Wallis menunjukkan penggunaan berbagai aktivator mikroba menghasilkan bau kompos tidak berbeda nyata (Lampiran Tabel 16). Hasil olahan uji organoleptik bau pupuk kompos bedding kuda terhadap 40 orang panelis didapat (Tabel 15) memperlihatkan pada perlakuan kontrol (87,5%), EM4 (90,0%), Stardec (90,0%), dan Orgadec (77,5%) panelis menyatakan pupuk kompos bedding kuda tidak bau feses. Jumlah panelis yang menyatakkan pupuk kompos bedding kuda masih berbau feses adalah 12,5% (kontrol), 10,0% (EM4), 10,0% (Stardec), dan 17,5% (Orgadec).

39 Panelis yang menyatakan pupuk kompos bedding kuda sangat bau feses pada perlakuan Orgadec (5,00%).

Tabel 15. Hasil Uji Organoleptik Bau

Parameter Perlakuan

Kontrol EM4 Stardec Orgadec

---%---

Tidak Bau Feses 87,5 90,0 90,0 77,5

Bau Feses 12,5 10,0 10,0 17,5

Sangat Bau Feses 0,00 0,00 0,00 5,00

Sumber : Data Olahan (2011)

Pembahasan Umum

Proses pengomposan selama 28 hari pada penelitian ini belum menghasilkan kompos yang matang karena dilihat dari rasio C/N yang masih meningkat dan belum mengalami penurunan. Kompos yang matang ditandai dengan rasio C/N yang rendah dan menurun serta kualitas kompos yang sesuai SNI (2004). Pada perlakuan kontrol peubah yang mendekati SNI (2004) adalah penyusutan dan temperatur, diduga mikroba yang ada pada perlakuan kontrol lebih aktif mengurai bahan organik. Pada perlakuan EM4 peubah yang mendekati SNI (2004) adalah penyusutan, C-Organik, K2O-Total, dan warna lebih kehitaman dibandingkan perlakuan yang lain serta tidak berbau feses. Pada perlakuan Stardec peubah yang mendekati SNI (2004) adalah N-Total, rasio C/N, P2O5-Total, CaO-Total, MgO-Total, KTK dan tidak berbau feses. Pada perlakuan Orgadec peubah yang mendekati SNI (2004) adalah C-Organik. Keempat perlakuan diatas yang lebih mendekati SNI (2004) adalah perlakuan

Stardec dimana mikroba yang terkandung di dalam Stardec merupakan koloni mikroorganisme aerob lignolitik, selulolitik, proteolitik, lipolitik, aminolitik dan mikroba fiksasi nitrogen non-simbiosis yang cocok untuk perombakan bedding kuda yang banyak mengandung serasah kayu (serat dan lignin).

40

Dokumen terkait