• Tidak ada hasil yang ditemukan

Narasumber: Ibu Taufik Hidayati, S.Pd; selaku Kepala Sekolah TKLB Santi

Rama

Waktu Wawancara: Rabu, 11 Desember 2013 Tempat Wawancara: TKLB Santi Rama

Bentuk Wawancara: Wawancara langsung secara tatap muka (audio tersedia)

Flaviana Bagaimanakah pandangan ibu terhadap anak dengan disabilitas pendengaran atau tunarungu?

Ibu Taufik Ya, anak tunarungu itu memang anak yang mengalami hambatan pendengaran ya. Jadi dia memang untuk berkomunikasi dan pembahasaan bahasa itu memerlukan alat Foto Peneliti bersama Ibu Taufik Hidayati, S.Pd.

bantu mendengar, gitu ya. Kalau anak tunarungu sendiri memang intinya kebanyakan ya mereka tidak mengalami hambatan intelektual, gitu ya. Seakan-akan mereka itu seperti tampak kurang mampu, itu karena memang keterbatasan bahasanya aja.

Flaviana Bu, apa sajakah pertimbangan murid-murid ini untuk sudah dapat ditempatkan ke dalam kelas P3A?

Ibu Taufik Ya, paling gak dia sudah melalui jenjang kelas yang memang sudah kami tentukan ya. Jadi kalau dia masuk kesini dari usia berapa, kalau memang usia sedini mungkin, ya harus melewati L1, L2, P1, P2, P3. Tapi kemungkinan juga dia tidak dipenuhi lima tahun ya, kemungkinan juga ada percepatan, di satu kelas dia lebih menonjol dari anak lain, dan kemungkinan untuk diloncatkan di kelas berikutnya itu, potensi dia ada, gitu. Jadi ya bahasa memang kita tidak punya target harus menguasai sekian kosakata dan sebagainya, tapi paling gak dia harus dengan kelompoknya itu mulai mampu berkomunikasi, mampu keterarahwajahan baik, mampu membaca ujaran, mampu menggunaan fungsi bahasa ya paling gak mengungkapkan, menjawab pertanyaan, menyanggah, gitu. Untuk ke kelas P3A memang ada pembedaan kalo setiap tahun kita kan memang ada pengelompokkan kelas ya, anak P2C itu untuk masuk ke kelas

P3 itu, mana yang ke kelompok P3A, mana kelompok P3B atau P3C kalo memang satu kelas itu dulu pernah kami paralel, empat kelas pernah, P3ABC atau tahun kemarin pernah P3ABC, pernah P3ABCD, pernah empat paralel atau tiga. Tapi tahun ini kan hanya dua. Nah, untuk pengelompokkan itu memang kami kelompokkan berdasarkan, bukan berdasarkan sisa pendengaran atau apa, tapi kemampuan, kematangan, sikap, kemampuan bahasa dan komunikasi.

Flaviana Dikarenakan murid-murid ini memiliki kebutuhan khusus, tentunya terdapat cara berkomunikasi yang berbeda, baik komunikasi secara verbal maupun nonverbalnya, kemudian bagaimana cara guru berkomunikasi dan berinteraksi dengan murid dalam proses belajar mengajar, baik itu saat menyampaikan pesan, mengajarkan, dan mengakomodasi? Apakah ada penyesuaian komunikasi verbal dan nonverbalnya? Apakah lebih personal ke tiap-tiap anak atau bagaimana? Jika lebih antarpribadi, apakah tujuannya dan efektifitasnya?

Ibu Taufik Ya sudah dijelaskan bahwa kita menggunakan untuk penguasaan bahasa, anak tunarungu itu yang utama adalah bagaimana dia harus segera menguasai dan memperoleh bahasa ya dan untuk itu Santi Rama memang sudah

menetukan satu metode untuk anak supaya bisa berkomunikasi, kita menggunakan metode MMR itu. Jadi pelaksanaannya ya klasikal dan individual, gitu. Dan sudah diatur bahwa penguasaan bahasa itu kan terutama dalam bercakap. Bercakap si secara individual bisa dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun. Tapi kalo secara formal, kita lakukan dalam kegiatan PERDATI. Karena kan kalo di MMR itu kan mottonya bercakap itu kan dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja, gitu. Cuma kalo secara formal klasikal, pembelajaran itu berlaku dalam kegiatan bercakap dari hati ke hati, lalu nanti mengupas bacaan itu dalam kegiatan membaca ideovisual, jadi belum membaca yang sebenarnya, tapi membaca kembali pengalaman dalam kegiatan membaca ideovisual. Lalu untuk mengupas kembali untuk merefleksikan kembali kita lakukan dalam kegiatan refleksi, latihan-latihan refleksi.

Flaviana Terapi-terapi ya, bu?

Ibu Taufik Terapi itu ya kita bantu mungkin kalo terapi kan kalo kekhususan itu kan kalo di anak tunarungu itu kan bina wicara, bukan speech therapy si sebetulnya, tapi bina wicara. Jadi kita memang melatih wicaranya supaya lebih jelas, tapi bukan latihan bicara yang strenght yang artikulatoris itu tapi lebih ke membangun sikap bicara yang baik, berdasarkan

bahasa yang sudah dipelajari. Lalu untuk ya semacam terapi bagaimana membantu memanfaatkan sisa pendengaran, kita lakukan dalam kegiatan BKPBI (Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama), nah itu kita latih anak untuk memanfaatkan sisa pendengarannya, dilatih berdasarkan tahapan-tahapan mendengar, dengan berbagai alat sumber bunyi, kita sadarkan anak bahwa ada bunyi di sekitar kita, kita awali dari bunyi yang besar, yang frekuensi banyak, yang bisa dirasakan lewat getaran seluruh tubuh sampai ke bunyi yang mungkin frekuensinya lebih tinggi, nadanya lebih tinggi, frekuensinya lebih kecil, gitu kan, seperti misalnya bunyi bel itu secara terprogram kita latihkan, deteksi ya, jadi baru mendeteksi. Anak harus sadar bahwa segala benda itu menimbulkan bunyi atau ada bunyi yang bisa ditangkap. Nah untuk supaya dia menangkap, mendengar ya kita pake dengan bermain. Ya mungkin saat dibunyikan tambur misalnya murid boleh apa, boleh mengambil sesuatu, boleh melakukan gerak sesuatu, atau boleh menirukan gerak binatang, menirukan gitu, jadi bermain. Tapi intinya sadar bahwa ada bunyi tambur. Saat ada bunyi tambur, responlah apa. Respon bisa diciptakan oleh anak itu sendiri atau mungkin kita beri contoh, nanti kalo ada bunyi tambur, kalo itu suaranya rendah kan boleh berjalan seperti gajah, itu misalnya, berjalan seperti binatang atau apa,

atau boleh meloncat, atau boleh mengambil mainan apa, pindahin lah, jadi bermain tapi berdasarkan mempersepsi bunyi yang dia dengar.

Flaviana Secara tidak langsung itu juga buat melatih ekspresi dan gesture tubuh mereka juga dong bu?

Ibu Taufik Iya, ini dibilang ada sibernetik ya, jadi sebenarnya itu bahwa bunyi itu kan menimbulkan gerak, gerak membawa ekspresi juga. Antara gerak, bunyi dan irama itu kan saling berhubungan, sibernetik, gitu.

Flaviana Bu, adakah hambatan atau gangguan selama berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal saat proses belajar mengajar berlangsung?

Ibu Taufik Kendala si pasti ada, dari mungkin dari anak itu sendiri yang memang mungkin kurang, sikapnya belum terbentuk dan sebagainya. Atau guru sendiri, kalo guru itu, memang metode ini memerlukan kreatifitas guru yang cukup harus diharapkan ya. Jadi hanya bercakap tapi kita kan bercakap itu kan gak sekedar hanya bercakap, tapi itu guru harus punya sesuatu, wah mau mengarah kemana percakapannya, atau mungkin mengaitkan bahasa apa yang sudah muncul itu bisa disambungkan lagi, dalam kegiatan refleksi, itu guru juga harus banyak membuat, mencari gambar, membentuk bias-bias, membuat bias-bias tulisan, untuk supaya anak bisa

mengidentifikasikan antara gambar dan gambar, gambar dan tulisan, gambar dan ucapan, itu kan perlu banyak peraga dan latihan. Atau juga, karena ini juga kan kalo di sekolah juga kita melakukannya kan terbatas, itu juga perlu bantuan orangtua, mungkin di rumah dilakukan, atau gambar-gambar itu kan guru memang punya satu ya, tapi supaya anak itu dalam melaksanakan nanti kan, masing-masing punya, jadi itu kan ada pr lah, mencari gambar. Nah itu kendalanya kalau orangtua tidak memperhatikan dan kurang membantu, itu kendala juga.

Flaviana Bagaimanakah cara ibu untuk mengatasi hambatan atau gangguan tersebut?

Ibu Taufik Ya itu si kerja sama orang tua dan guru ya. Selalu kami sarankan untuk orang tua, kalau ada sesuatu, silahkan selalu menghubungi guru. Atau kalo ada dari guru sendiri, kalo orang tua mungkin tidak sadar bahwa dia belum melakukan itu, guru juga harus merangsang orang tua supaya melakukan di rumah. Harus ada komunikasi terus. Dan kalo dari lembaga sendiri, kita selalu mengadakan bimbingan orang tua, gitu kan. Bimbingan orang tua itu kan rutin, paling gak setiap akhir semester, itu kita lakuin bimbingan atau bimbingan umum setahun sekali, itu selalu kami lakukan itu. Jadi kalo bimbingan orang tua itu, kalo setiap akhir semester itu orang

tua kami undang ke kelas, untuk melihat kegiatan kelas, disitu orang tua bisa melihat bagaimana kemampuan, bagaimana kondisi anaknya di kelas, lalu kita nanti diskusi dengan guru dan orang tua dan pimpinan sekolah, itu untuk sejauh mana si, apa kendalanya, kemudian apa yang dia saksikan di kelas sama gak yang di anak di rumah, gitu. Paling gak ya, kadang memang sekarang ini orang tua itu memang pasti punya kegiatan ya, lalu saya saranin ya sesibuk apapun tolong diberikan waktu, paling gak mengajak komunikasi anak, menanyakan kembali tadi di sekolah belajar apa, dengan begitu kan terus tergali bahasanya. Seberapapun, mungkin waktunya gak bisa panjang tapi paling gak efektif. Seberapa itu diefektifkan sebaik mungkin dan mungkin dalam bimbingan kalo di rumah anak ini sehai dua hari dengan siapa, kalo misalnya suster, itu ya kita beri bimbingan juga, jadi supaya sejalan penanganan komunikasi dengan anak itu seperti apa.

Flaviana Berkenaan dengan proses pengajaran kepada murid tunarungu, menurut ibu, apakah tujuan komunikasi verbal dan nonverbal dalam percakapan antara guru dengan murid tunarungu saat proses belajar mengajar di kelas P3A TKLB Santi Rama dengan metode maternal reflektif?

itu selama ini kan belajar dari luar ya. Kalo di Indonesia sendiri kan kebanyakan pengajaran untuk anak tunarungu disamain aja kan. Jadi pengajaran bahasa juga bukan bahasa yang dibutuhkan anak, tapi lebih ke ilmu bahasa, gitu. Sedangkan anak tunarungu pun itu kan butuhnya kan bahasa yang digunakan untuk komunikasi dan kalo untuk metode yang ada di Indonesia sendiri kayaknya gak ada yang tepat, jadi memang ini salah satu metode yang memang kalo dulu itu dibawa oleh orang Belanda ya, yang mempergunakan di Wonosobo, lalu kebetulan juga Ibu Maria kan juga aktif di sana. Lalu menerapkan di Santi Rama. Sebelum Bu Maria juga kita memang menggunakan bahasa itu menggunakan metode konseptual ya. Jadi seperti hari ini belajar bola, trus itu berasal dari guru gitu, sekarang belajar tentang kata membeli. Jadi anak hanya tau itu, gitu. Tapi kan juga begitu dia melakukan kegiatan membeli tidak tau bahwa itu membeli, gitu. Kalo metode MMR ini kan memang apa yang ada di sini tu, ini lho yang harus kamu ucapkan, gitu. Jadi mottonya kan makanya, apa yang kau katakan katakanlah begini, gitu, apa yang ingin kau katakan katakanlah begini. Jadi kan kalau anak tunarungu mungkin ingin mengatakan saya lapar, gitu atau saya pingin membeli sesuatu gitu kan, kan ditangkap “oh kamu mau membeli kue.”, jadi kan dia kan

gak bisa mengatakan saya mau membeli kue tapi kan kita tangkap “oh kamu mau membeli kue.”, itu kan mengulang itu, jadi yang ini, yang ada di dalam benak kamu itu katakanlah begini, gitu. Nah kemudian ditambah lagi dengan litbang kami, ya Bu Maria, Bu Lani itu mempelajari dari buku-buku, dari luar. Lalu Bu Maria sendiri melakukan belajar langsung dengan Van Uden selama enam bulan kalo gak salah waktu itu. Jadi memang ya inilah satu-satunya metode yang tepat untuk anak tunarungu. Kalo kita gak pake metode ini mungkin guru juga bingung mau ngajar apa. Tapi dengan menggunakan metode ini, kita bercakap akhirnya seperti kurikulum yang sekarang yang sedang akan dilakukan kurikulum 2013 itu kan, bertolak dari bacaan kan, kemudian dari teks kan, dari teks itu kemudian nanti kan akan lari mungkin ke ipa, sekarang ini pemerintah baru akan melaksanakan, nah kami sudah duluan, gitu. Jadi sudah bertahun. Kalo disini pokoknya kami menggunakan aja ya hanya bercakap, membaca ideovisual, reflektif itu. Menggunakannya sepertinya lebih memudahkan guru, tapi memang ada pekerjaan tambahan, gitu.

Flaviana Bu, apa saja komunikasi verbal yang digunakan dalam percakapan antara guru dengan murid tunarungu di kelas P3A TKLB Santi Rama dengan menggunakan metode maternal

reflektif? Bagaimana pengaplikasiannya masing-masing? Ibu Taufik Kalau anak sendiri kan memang belum punya untuk lisan

untuk tulisan, tapi kalo guru itu kan kita tangkep aja apa yang muncul dari anak itu kan kita tangkap. Tetapi untuk di PAUD sendiri kita memang masih menanggapinya masih dengan oral murni ya. Jadi kita masih anak, ya misalnya “oh iya membeli”, atau misalnya dia menunjukkan bajunya bagus ada gambarnya, mungkin dia bukan bajunya yang ingin dia ungkapkan tapi di baju itu ada gambar, “oh iya kupu-kupu”. Jadi di PAUD sendiri kita masih berusaha menggunakan secara oral murni.

Flaviana Bu, apa saja komunikasi nonverbal yang digunakan dalam percakapan antara guru dengan murid tunarungu di kelas P3A TKLB Santi Rama dengan menggunakan metode maternal reflektif? Bagaimana pengaplikasiannya masing-masing? Ibu Taufik Kadang-kadang kita menggunakan gesture yang alami aja,

isyarat umum. Bukan isyarat yang baku. Abjad jari gak ada. Harusnya gak kita lakukan. Sebaiknya belum dilakukan disini. Kontak mata dengan anak, keterarahwajahan itu, benar-benar dilatih. Keterarahwajahan, keterarahsuaraan itu dasar. Kita gunakan terus menerus.

Flaviana Bu, apa saja komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan dalam percakapan antara guru dengan murid

tunarungu di kelas P3A TKLB Santi Rama dengan menggunakan metode oral aural? Bagaimana pengaplikasiannya masing-masing?

Ibu Taufik Oral aural itu ya pembelajaran bahasa secara keseluruhan. Kalo BKPBI itu kan penunjang kekhususan anak.

Flaviana Pengajaran ini bertujuan untuk mengejar ketertinggalan anak tunarungu dengan anak dengar. Kalau seusia anak kelas P3A kalau di anak dengar itu harusnya sudah seperti apa, Bu? Ibu Taufik Sudah purnabahasa.

Flaviana Bu, apa saja program-program yang diajarkan kepada mereka agar mereka dapat mengejar ketertinggalan supaya mereka bisa seperti anak dengar?

Ibu Taufik Banyak latihan-latihan refleksi yang berbagai macam variasi, bisa membaca ujaran, bisa menyamakan gambar dengan tulisan, misalnya bisa menyamakan ucapan dengan tulisan. Itu kan bukan hanya sekali dua kali, jadi satu hari itu bisa berkali-kali, bermacam-macam variasi untuk sampai anak itu paham.

Flaviana Bu, disini kan ada STPP (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan), apakah saya boleh tahu, apa saja STPP untuk anak kelas P3A?

Ibu Taufik Sebetulnya ini standar dari peraturan Menteri Pendidikan Indonesia nomer 58 tahun 2009, jadi ini memang standar

untuk anak umum, untuk anak dengar pada umumnya, gitu. Disini kan dicantumkan bahwa untuk pendidikan PAUD ya. Pendidikan itu kan berdasarkan standar pencapaian perkembangan, disini kan sudah ada usia sekian itu perkembangan apa yang harus mampu dilakukan untuk anak sekian. Itu kan dipilah-pilah dari bidang-bidang ya, bidang agama, melalui motorik halus kasarnya, apa yang harusnya dicapai untuk anak sekian. Itu dicantumkan dari anak 0 tahun sampai usia enam tahun. Itu ada, dari pemerintah sudah di urai, gitu. Nah, yang kami lakukan dari STPP untuk anak dengar pada umumnya itu apa, lalu perkembangan apa yang memang tidak mungkin untuk anak tunarungu, itu kami lihat, gitu. Tapi pada umumnya sih semua mampu, kayaknya kalau untuk anak tunarungu, dari STPP untuk anak dengar pada umumnya itu, semua mampu anak capai, gitu. Yang di Santi Rama ya, karena kebetulan yang kami terima di Santi Rama itu memang anak yang mengalami hambatan pendengaran dan tidak ada hambatan lain, intinya intelegensinya kan normal, gitu. Dari intelegensi normal untuk anak tunarungu, itu kayaknya semuanya bisa tercapai, paling yang gak itu misalnya di sini kan ada mampu menyanyi, itu kan gak mungkin, belum bisa, mengikuti irama yang tertentu, gitu. Tapi kalau untuk konsep semuanya itu, mampu anak. Jadi

kalau anak tunarungu ya untuk anak P3 kan disitu usia enam tahun ya kami lihat dari anak usia enam tahun. Nah ini yang kami lihat. Jadi dari anak usia lima sampai enam tahun ini harusnya anak P3 sudah bisa mampu semua, gitu. Jadi kami memang ambil dari standar pencapaian perkembangan anak normal yang diterbitkan oleh direktorat pendidikan anak-anak usia dini, gitu. Kalau yang gak mampu kan misalnya, kalau ni anak usia lima tahun kan, ni mengenal agama, gitu kan, mengenal ritual besar dalam agama, itu kan juga kadang-kadang muncul, kita kan menghormati agama lain juga kita selalu misalnya si ini berdoanya kalau anak orang Islam kan seperti ini, dia berdoanya seperti ini, gak apa-apa boleh, gak apa-apa dia karena bukan, dia tidak sembahyang di Mesjid, tidak sholat di Mesjid, gitu. Menunjukkan sebagian cerita dongeng yang telah diperdengarkan, nah ini mungkin agak sulit untuk karena dongeng itu kan perlu fantasi ya, perlu kita dalam mendongeng kan harus menggunakan bahasa-bahasa yang detail gitu, nah sedangkan kalau kita mendongeng, anak sudah mempelajari belum bahasanya, sudah pernah dipercakapkan belum, nah itu mungkin disini yang kita mengarah kesana, tapi gak, hanya untuk mencapai kesini memang perlu waktu. Jadi kendalanya di bahasa.

bu ya?

Ibu Taufik Pelatihan di Santi Rama itu tidak pernah berhenti, ya. Jadi setiap saat. Jadi makanya kami mungkin agak sedikit bangga ya dengan mungkin guru-guru di sekolah lain ya karena untuk guru sd ada mungkin pelatihan itu bisa ada setahun sekali, bisa sepanjang tahun guru tidak pernah mengikuti pelatihan. Kalau kami, pelatihan itu rutin setiap akhir semester, anak sudah terima rapot biasanya lebih dulu. Seperti tahun ini kan tanggal 17 nanti anak sudah terima rapot, nah guru tiga hari masih masuk untuk pembinaan. Awal tahun juga begitu. Jadi sepanjang tahun tidak berhenti. Lalu selain itu juga kita ada kegiatan simulasi, yang dimana mungkin kegiatan salah satu guru menampilkan kegiatan mengajar, yang lain melihat. Lalu kita diskusikan. Itu kan termasuk juga pembinaan, kita bukan mencari kesalahan bagaimana guru mengajar tapi meluruskan yang harusnya seperti apa, itu juga pembinaan juga.

Flaviana Bu, itu termasuk rapat guru juga?

Ibu Taufik Rapat guru juga pembinaan. Lalu ya dari pimpinan, kita memang ada program supervisi ya. Jadi ya administrasi juga supervisi, kegiatan di kelas itu juga ada program itu. Tapi keuntungan buat kami juga disini tu kayaknya gak vakum, jadi selalu pencerahan-pencerahan terus, jadi gak berhenti, gitu. Jadi kalau kita pake diskusi terus-terusan kan bekerja

gitu ya pemikiran, mungkin akhirnya nanti muncul ide-ide gitu.

Flaviana Ibu selalu membuat kebijakan kemudian diberitahukan kepada guru-guru disini?

Ibu Taufik Iya, dan disini juga tidak lepas dari pembinaan dari litbang ya, dari yayasan, di sini, dalam hal ini bidang pendidikan, Ibu Maria, Bu Lani itu selalu. Rapat pendidikan setiap bulan, setiap unit pasti ada, jadi kepala sekolah dan wakil kepala sekolah itu rapat, di unit Santi Rama itu kan ada empat unit, itu selalu tiap bulan kami mengadakan rapat pendidikan. Flaviana Apakah rapat guru diadakan secara berkala?

Ibu Taufik Rapat guru secara rutin setiap minggu, setiap hari Rabu. Membahas semua, ya kadang kesiswaan, kadang ketenagaan, kurikulum atau informasi-informasi lain.

Dokumen terkait