• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transnational Organized Crime

Dalam dokumen ANCAMAN KEAMANAN PASCA PERANG DINGIN ISU (Halaman 26-33)

BAB II PEMBAHASAN

B. Ancaman Non-Tradisional

2. Transnational Organized Crime

Secara konseptual, transnational crime atau kejahatan transnasional adalah tindak pidana atau kejahatan yang melintasi batas negara. Konsep ini diperkenalkan pertama kali secara internasional di tahun 1990-an dalam The Eigth United Nations Congress on the Prevention of Crime and the Treatment of Offenders.41 Sebelumnya istilah yang telah lebih dulu berkembang adalah organized crime. PBB sendiri menyebut organized crime sebagai the large-scale and complex criminal activity carried on by groups of persons, however loosely or tightly organized, for the enrichment of those participating and at the expense of the community and its members.42Pada perkembangannya PBB menambahakan bahwa istilah ini seringkali diartikan sebagai the large-scale and complex criminal activities carried out by tightly or loosely organized associations and aimed at the establishment, supply and exploitation of illegal markets at the expense of society.43

41John R. Wagley, Transnational Organized Crime:Principal Threats and U.S. Responses

42United Nations, Changes in Forms and Dimensions of Criminality - Transnational and National, Working paper

prepared by the Secretariat for the Fifth United Nations Congress on the Prevention of Crime and the Treatment of

Offenders (Toronto, Canada, 1-12 September 1975).

43United Nations, Eigth United Nations Congress on the Prevention of Crime and the Treatment of Offenders,

Menurut Mueller dalam Transnational Crime: Defnitions and Concepts, pada pertengahan tahun 1990-an, banyak peneliti mendefinisikan "kejahatan transnasional" untuk menyebut offences whose inception, prevention, and/or direct or indirect effects involve more than one country.44 Mueller sendiri menggunakan istilah kejahatan transnasional untuk mengidentifikasi certain criminal phenomena transcending international borders, trans-gressing the laws of several states or having an impact on another country.45

Menurut United Nations Convention on Transnational Organized Crime tahun 2000, kejahatan dapat dikatakan bersifat transnasional jika terdiri dari:46

a. Dilakukan di lebih dari satu negara,

b. Persiapan, perencanaan, pengarahan dan pengawasan dilakukan di negara lain,

c. Melibatkan organized criminal group dimana kejahatan dilakukan di lebih satu negara, dan

d. Berdampak serius pada negara lain.

Kejahatan transnasional merupakan fenomena sosial yang melibatkan orang, tempat dan kelompok, yang juga dipengaruhi oleh berbagai sosial, budaya, faktor ekonomi.47Akibatnya, berbagai negara cenderung memiliki definisi kejahatan transnasional yang

44Gerhard O. W. Mueller, Transnational Crime: Definitions and Concepts, Transnational Organized Crime 4, no.

1998 (n.d.). 45Ibid.

46Muladi, Demokratisasi, Hak Asasi Manusia, dan Reformasi Hukum di Indonesia, 1st ed. (Jakarta: The Habibie

Center, 2002).

47Mark Findlay, The globalization of Crime: Understanding Transnational Relationship in Context (Cambridge

sangat berbeda tergantung pada filosofi tertentu. Menurut Martin dan Romano, transnational crime may be defined as the behavior of ongoing organizations that involves two or more nations, with such behavior being defined as criminal by at least one of these nations.48

Pada tahun 1995, PBB telah mengidentifikasi 18 jenis kejahatan transnasional, yaitu pencucian uang, terorisme, pencurian benda seni dan budaya, pencurian kekayaan intelektual, perdagangan senjata gelap, pembajakan pesawat, pembajakan laut, penipuan asuransi, kejahatan komputer, kejahatan lingkungan, perdagangan orang, perdagangan bagian tubuh manusia, perdagangan narkoba, penipuan kepailitan, infiltrasi bisnis, korupsi, dan penyuapan pejabat publik atau pihak tertentu.49

PBB mengidentifikasi jenis-jenis kejahatan yang melintasi batas negara dan pelaku lebih dari satu memiliki efek terhadap aktor di negara lain melanggar hukum di lebih dari satu negara seperti, pencucian uang, terorisme, pencurian benda seni dan budaya, pencurian kekayaan intelektual, perdagangan senjata gelap, pembajakan pesawat, pembajakan tanah, serta pembajakan laut.50

Kejahatan transnasional sering dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan kriminal konvensional dan jaringan kriminal yang lebih modern. Kelompok tradisional memiliki struktur hirarkis yang beroperasi terus menerus atau untuk jangka waktu yang panjang. Sementara jaringan kriminal modern justru sebaliknya, mereka memiliki struktur yang lebih terdesentralisasi. Beberapa ahli juga membedakan kelompok-kelompok ini berdasarkan hubungannya dengan negara. Banyak jaringan kriminal konvensional yang memiliki 48Martin, J. M. and Romano, A. T., Multinational Crime-Terrorism, Espionage, Drug & Arms Trafficking (SAGE

Publications, 1992

49Garda T. Paripurna, Sekilas Tentang Kejahatan Transnasional, Riset Hukum Kejahatan Transnasional, 2008

kepentingan yang sejalan dengan negara-negara karena mereka bergantung pada kebijakan negara.51 Mereka mungkin telah berulang kali “mencuci” aset-aset mereka sehingga menjadi bisnis yang sah. Jaringan kriminal modern, sebaliknya, dipandang kurang bisa mendapatkan keuntungan dari kebijakan-kebijakan negara. Mereka sering berkembang karena tidak adanya pemerintahan yang stabil. Kejahatan terorganisir biasanya melibatkan pejabat-pejabat tinggi negara. Sebagai contoh, Vladimiro Montesinos, kepala intelijen dan upaya anti-narkotika nasional Peru periode 1990-2000, kini dipenjara karena dituduh menjalankan perdaganagn narkoba internasional, senjata, dan pencucian uang.52

Kejahatan transnational ini menjadi fokus utama negara-negara karena berpotensi memunculkan dampak negatif. Kejahatan ini muncul karena beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal negara. James O. Finckenauer menyatakan bahwa setidaknya kejahatan transnasional dipengaruhi oleh tiga faktor, yang menurutnya bukanlah “penyebab” dari kejahatan transnasional, melainkan memfasilitasi atau dalam beberapa kasus menjadi suatu kesempatan kejahatan dengan sendirinya.53 Faktor-faktor tersebut adalah54: (1) Globalisasi Ekonomi; (2) Meningkatnya jumlah dan heterogenitas dari kaum imigran; dan (3) Berkembangnya teknologi komunikasi.

Jenis-Jenis TOC

a. Perdagangan Narkoba

Perdagangan narkoba merupakan bisnis yang paling menguntungkan bagi para kriminal dengan omzet tahunan 51Louise Shelley, “The Unholy Trinity: Transnational Crime, Corruption, and Terrorism,” Brown Journal of World Affairs, Winter/Spring 2005.

52Dow Jones Newswires, “Peru’s Ex-Spy Chief Convicted of Extortion,” March 2, 2005.

53James O. Finckenauer, “Meeting the Challenge of Transnational Crime”, National Institute of Justice Journal, July 2000, pp. 3

diperkirakan sebesar 320 miliar USD. Bahkan pada tahun 2009, UNODC memperkirakan omzet kokain dan opiat di pasar global sebesar 85 miliar USD dan 68 miliar USD.55

b. Perdagangan Manusia

Perdagangan manusia adalah salah satu kejahatan global di mana laki-laki, perempuan dan anak-anak digunakan sebagai produk eksploitasi seksual atau berbasis tenaga kerja. Menurut ILO, pada tahun 2005, jumlah korban trafficking mencapai 2,4 juta orang dengan keuntungan tahunan sekitar 32 miliar USD.56

c. Penyelundupan Migran

Penyelundupan migran adalah bisnis menyelundupkan orang ke seluruh dunia melalui jaringan kriminal. Dalam proses penyelundupan, hak-hak mereka sering diabaikan dan mereka rawan menjadi korban perampokan, pemerkosaan, pemukulan, atau bahkan dibiarkan mati dalam beberapa kasus, ketika risiko bagi agen penyelundup mereka terlalu tinggi. Banyak agen penyelundup tidak peduli jika migran tenggelam di laut, mati dehidrasi di gurun atau mati lemas dalam sebuah kontainer.

d. Perdagangan Senjata Ilegal

Perdagangan senjata ilegal menghasilkan keuntungan sekitar $ 170 juta hingga $ 320 juta per tahun.9 Konsumen utama pistol dan senjata laras panjang ini adalah teroris dan pemberontak. Negara-negara yang menjadi pasar bagi para penjual sejata illegal ini contohnya adalah Amerika Serikat, Brazil, Afrika Selatan, dll.

e. Perdagangan Ilegal Sumber Daya Alam

55Based on 2005 fgures (World Drug Report 2011 (United Nations publication, Sales No. E.11.XI.10)). Available from www.unodc.org/wdr

56International Labour Offce, A Global Alliance against Forced Labour: Global Report under the Follow up to the ILO Declaration on Fundamental Principles and Rights at Work (Geneva, ILO, 2005).

Perdagangan illegal sumber daya alam adalah penyelundupan bahan baku seperti berlian dan logam mulia. Perdagangan ilegal kayu di Asia Tenggara menghasilkan pendapatan tahunan sebesar $ 3,5 miliar.57 Abibat dari perdagangan ini adalah kerusakan hutan, perubahan iklim dan kemiskinan di pedesaan .

f. Perdagangan Ilegal Satwa Liar

Perdagangan ilegal satwa liar adalah salah satu bisnis yang menguntungkan bagi kelompok-kelompok kejahatan terorganisir. Para pemburu menargetkan kulit dan bagian tubuh untuk diekspor ke pasar innternasional. Perdagangan ilegal di gading gajah, cula badak dan bagian tubuh harimau dari Afrika dan Asia Tenggara ke Asia menghasilkan keuntungan $ 75 juta setiap tahun dan mengancam keberadaan beberapa species hewan.58

g. Perdagangan Obat Palsu

Perdagangan obat palsu adalah bisnis yang mengkhawatirkan, karena merupakan perdagangan berpotensi mematikan bagi konsumen. Selain metode trafficking tradisional, para kriminal tersebut terus membangun jaringan perdagangan online dan menargetkan negara-negara maju dan berkembang sebagai konsumen Utama.

h. Cybercrime

Cybercrime mencakup beberapa hal, tapi salah satu yang paling menguntungkan bagi hacker adalah pencurian identitas, yang menghasilkan keuntungan sekitar $ 1 miliar per tahun.59 Para hacker memanfaatkan internet untuk mencuri data pribadi, akun akses perbankan dan serta membobol kartu pembayaran.

57United Nations Offce on Drugs and Crime, 2011 Global Study on Homicide: Trends, Contexts, Data (2011).

58The Globalization of Crime: A Transnational Organized Crime Threat Assessment (United Nations publication, Sales No. E.10.IV.6.2010).

Dampak Langsung dan Tidak Langsung TOC

Menurut UNODC, kekerasan adalah salah satu dampak yang paling terlihat dari TOC dan dapat menarik perhatian media dan publik di tingkat domestik dan internasional. Dalam bentuk yang paling ekstrim, kekerasan dalam konteks TOC bahkan dapat mengakibatkan peperangan.8 The UNODC menunjukkan perbedaan antara efek langsung dan tidak langsung. Efek langsung pada dasarnya adalah alasan mengapa suatu kegiatan kriminal dilarang. (UNODC 2010, 35). Salah satu parameter yang paling menonjol dari dampak langsung adalah jumlah kecanduan narkoba.

Dampak tidak langsung, bagaimanapun, lebih kompleks dan biasanya dapat merusak negara dan tatanan masyarakat khususnya di Negara-negara berkembang. Melalui pembentukan struktur paralel kekuasaan dan kontrol, kegiatan organisasi kriminal sering membuat upaya pengembangan masyarakat tidak efektif, karena berbeda dengan pemerintah yang tidak memberikan insentif bagi kelompok-kelompok ini karena fokus memajukan masyarakat. Sebaliknya, tujuan dari kelompok kriminal secara eksklusif untuk memberikan keuntungan bagi anggota jaringan mereka.

Secara umum, sangat sulit untuk melihat dampak langsung dan tidak langsung dari TOC karena dua alasan utama. Pertama, karena data empiris seringkali tidak akurat, ukuran seberapa besar ancaman dan jumlah sebenarnya korban tetap sulit untuk menjelaskan yang sebenarnya. Kedua, sebagian besar implikasi dari TOC sebenarnya tidak terlalu terlihat atau tidak menentu.

Dampak yang begitu besar dari kejahatan transnational ini, membuat negara-negara bekerjasama untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, kerjasama yang dibentuk belum sepenuhnya berhasil mengatasi masalah ini karena ada beberapa tantangan. Finckenauer

mencoba menjelaskan bahwa terdapat sejumlah tantangan yang menurutnya unik dalam mencegah atau menanggulangi fenomena kejahatan transnasional, yaitu60:

a. Kondisi pengalaman sosial dan kultural, berikut dengan pengalaman-pengalaman yang menyertainya, berbeda antara satu negara dengan yang lain. Seperti peribahasa yang dikenal di Indonesia: “lain padang, lain ilalang”;

b. Terdapatnya kejahatan yang tidak terikat dalam batas suatu negara, seperti kejahatan yang dihasilkan melalui teknologi telekomunikasi, yaitu contohnya cybercrime;

c. Semakin mudahnya perjalanan dan berkomunikasi secara global, mempermudah keinginan-keinginan untuk menyembunyikan kejahatan dan menghindari penegakkan hukum;

d. Arahan atau orientasi dari hukum dan penegakkan hukum suatu negara, selain juga permasalahan hukum antarnegara seperti ekstradisi;

Dalam dokumen ANCAMAN KEAMANAN PASCA PERANG DINGIN ISU (Halaman 26-33)

Dokumen terkait