• Tidak ada hasil yang ditemukan

Trategi Kebijakan Pemerintah Daerah

Dalam dokumen VI. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 66-70)

2. Nelayan Tanpa Mesin

6.8. STRATEGI KEBIJAKAN

6.8.1. Trategi Kebijakan Pemerintah Daerah

Berbagai upaya untuk penanggulangan kemiskinan nelayan telah banyak dilakukan, namun umumnya masih bersifat parsial dan tidak terpadu. Akibatnya angka kemiskinan nelayan belum dapat diturunkan secara signifikan (DKP, 205:8). Secara subtansial, penanggulangan kemiskinan harus dilakukan secara multi dimensi, yaitu melalui peningkatan pendapatan penduduk miskin dengan memperluas kesempatan kerja dan berusaha serta mengurangi beban pengeluaran mereka dengan meningkatkan akses terhadap pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.

Strategi penanggulangan kemiskinan harus dimulai dengan upaya untuk memahami secara lebih baik tentang kaum miskin dan realitas sosial ekonomi mereka. Hal ini penting untuk diperhatikan sebab berdasarkan pengalaman yang selama ini ada, ditemukan fakta bahwa walaupun bertahun-tahun usaha dilakukan untuk memberantas kemiskinan, pada akhirnya hasilnya kurang optimal. Hal ini dikarenakan kebijakan yang dibuat tidak dilandasi dengan pemahaman yang tepat tentang siapa kaum miskin itu,

mengapa mereka miskin, dan apa saja yang dibutuhkan untuk membantu mereka agar dengan kemampuannya sendiri cepat meninggalkan kemiskinan.

Strategi penanggulangan kemiskinan nelayan pada setiap wilayah berbeda-beda tergantung kepada permasalahan dan kondisi yang dihadapi masing-masing wilayah. Strategi penanggulangan kemiskinan melalui pendekatan pemberdayaan nelayan miskin, yaitu suatu proses perubahan sosial terencana yang dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai suatu keutuhan, dimana pembangunan ini dilakukan untuk saling melengkapi dengan dinamika pembangunan ekonomi. Strategi ini diterapkan melalui pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yaitu (a) program pengembangan sarana prasarana penangkapan ikan (b) program penyediaan prasarana infrastruktur yang dapat memberdayakan masyarakat, (c) program peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) nelayan melalui magang dan pelatihan, (d) program perlindungan sosial dan penataan kemitraan, (e) program peningkatan nelayan tradisonal terhadap akses modal dan akses pasar perikanan.

Dengan mengikutsertakan nelayan tradisional dalam pemberdayaan potensi perikanan laut, sangat diperlukan karena dapat berperan dalam peningkatan kemakmuran masyarakat setempat. Persoalan mendasar yang menjadi beban pembangunan saat ini adalah masih adanya kesenjangan antara para pelaku ekonomi perikanan yaitu antara usaha perikanan tradisional yang tidak mampu bersaing dengan usaha perikanan padat modal. Oleh karena itu, nelayan tradisional perlu dilibatkan dalam program pemberdayaan dan dapat ditingkatkan kualitas sumber daya manusia-nya serta diberikan kemudahan untuk mendapatkan sarana penangkapan perikanan yang memadai berupa kapal motor sehingga nelayan mampu meningkatkan kapasitas usaha perikanannya dari nelayan kecil menjadi nelayan pemilik modal dan akhirnya hidup layak sebagai nelayan profesional.

Pemberian kesempatan kepada nelayan tradisional perlu dilaksanakan karena jumlah pengusaha perikanan dan nelayan kecil sangat besar dan bila dikembangkan dengan political will pemerintahan (kebijakan yang memihak pada nelayan) dengan baik maka semakin kuat dan mampu berperan sebagai kekuatan yang dapat menciptakan kemapanan daerah.

Untuk menciptakan kondisi keberpihakan kebijakan pemerintah terhadap nelayan maka perlu ditempuh langkah-langka strategis sebagai berikut.

1. Pemerintah perlu membuat kebijakan khusus terhadap lembaga keuangan atau perbankan yang memberikan kesempatan kepada nelayan untuk mengakses permodalan melalui kredit khusus nelayan yang proporsional dan layak.

Secara nasional terdapat kebijakan pemerintah dalam penyedian dana bagi nelayan dalam bentuk bantuan hiba, bergulir (revolving) maupun dalam bentuk pinjaman (kredit) dari bank maupun lembaga keuangan lainnya. Namun ditingkat daerah kebijakan tersebut tidak terealisasi dengan baik, terutama dana kredit sulit sekali untuk nelayan mendapatkannya karena berbagai persyaratan yang sulit dipenuhi oleh nelayan lokal.

Pada tingkat lokal dinas koperasi dan UKM telah banyak memberikan kredit modal bagi masyarakat, dan cukup efektif dalam membantu masyarakat, namun selama ini pemberian kridit tersebut hanya diberikan kepada usaha kecil dan menengah (UKM) sementara nelayan dan petani belum tersentuh. Bila program ini diteruskan kepada nelayan dengan sistim yang lebih longgar maka diharapkan dapat membantu nelayan lokal untuk keluar dari kesulitan modal.

2. Pemerintah perlu menciptakan suatu sistim insentif khusus yang berkaitan dengan pengembangan nelayan berupa penyediaan alat tangkap dan kapal kepada nelayan kecil dan menengah.

Bila nelayan lokal diberikan bantuan sarana penangkapan ikan yang memadai berukuran ≥ 30 GT, maka potensi sumber daya perikanan yang tersedia di Maluku Tenggara dapat dimanfaatkan oleh nelayan untuk peningkatan pendapatan mereka. Dengan meningkatnya kapasitas armada nelayan lokal, maka mereka akan menangkap ikan pada wilayah lepas pantai sehingga dapat mengurangi over fishing pada perikanan pesisir dan dapat memperkecil kegiatan pencurian ikan oleh nelayan asing pada wilayah laut lepas terutama pada Laut Arafura dan sekitarnya.

3. Pemerintah perlu memberlakukan suku bunga yang rendah dalam hal peminjaman modal terhadap pembelian kapal dan alat tangkap nelayan.

Dengan suku bunga yang rendah dan kemudahan bagi nelayan untuk mendapatkan pinjaman (kredit) dari bank, maka dapat membantu nelayan dalam kesulitan

memperoleh modal untuk membeli sarana prasarana penangkapan ikan. Jika hal tersebut diatur dengan baik maka persoalan kredit macet tidak akan terjadi. Mengapa bank berani memberikan pinjaman kepada usaha pada bidang lain dan ternyata banyak terjadi kredit macet dan pelarian uang ke luar negeri, tetapi kepada penduduk asli Indonesia sendiri yang berprofesi sebagai nelayan tidak diberikan pinjaman, padahal nelayan ini tidak akan mungkin melarikan diri keluar negeri seperti para konglemerat hitam yang melarikan diri keluar negeri dengan membawa uang negara trilyunan rupiah.

Oleh karena itu sewajarnya Bank berhusnuzon (berprasangka baik) untuk dapat memberikan pinjaman lunak kepada nelayan dengan suatu sistim yang terkontrol agar dapat menjadi modal bagi nelayan untuk melakukan kegiatan penangkapan atau kegiatan lainya pada usaha perikanan.

4. Pemerintah perlu menyediakan sistim pemasaran hasil yang gampang diakses nelayan lokal sehingga hasil tangkapan nelayan lokal mudah dipasarkan dan dijual dengan harga yang memadai.

Jika pemerintah telah menyediakan sarana prasarana penangkapan ikan yang memadai maka hal selanjutnya yang perlu disiapkan adalah masalah pemasaran hasil perikanan yang diperoleh nelayan. Karena dengan sistim pemasaran yang baik maka nelayan tidak akan berpikir lagi tentang kendala pemasaran hasil yang selama ini terjadi. Dengan demikian maka nelayan akan terdorong untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan lebih intensif lagi.

5. Pemerintah perlu meningkatkan kapasitas SDM masyarakat nelayan lokal sehingga mampu mandiri secara profesional dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan yang tersedia.

SDM yang berkualitas sangat dibutuhkan pada semua sektor pembangunan, untuk itu pemerintah daerah dapat melakukan kegiatan-kegiatan pelatihan ataupun kerja sama dengan daerah lain yang telah maju, untuk nelayan dapat melakukan kegiatan magang yang dapat meningkatakan pengetahuan dan ketrampilan nelayan, sehingga kualitas kerja dari nelayan dapat meningkat.

6. Pemerintah perlu mengembangkan program budidaya terhadap sumber daya perikanan seperti ikan, rumput laut, teripang, kima, lola, mutiara dan hasil ikutan lainnya sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan lokal.

Maluku Tenggara sebagai daerah kepulaun memiliki potensi yang sangat besar untuk perikanan budidaya, namun potensi yang besar tersebut belum mampu dikelola dengan baik untuk peningkatan pendapatan nelayan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan modal sebagai faktor utama. Untuk itu nelayan harus diberdayakan dengan program budidaya perikanan, agar dapat meningkatkan pendapatan nelayan.

7. Pemerintah perlu melakukan pembinaan yang intensif terhadap aparatur dinas terkait agar kapasitas SDM aparatur dinas terkait dapat ditingkatkan. Hasil yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas sumber daya manusia aparatur pemerintahan daerah. Optimalisasi kinerja aparatur pemerintahan daerah khususnya aparatur pada sektor terkait. Pembinaan terhadap aparatur pemerintahan daerah yang nakal dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab yang diembankan kepadanya. SDM aparatur dinas yang berkualitas pada bidang tugasnya disertai dengan memiliki moralitas yang baik maka dia akan bekerja dengan baik dan jujur sehingga program yang dijalankan tidak akan diselewengkan dari tujuan program tersebut, sehingga program yang tujuannya pemberdayaan masyarakat nelayan lokal tidak akan diselewengkan menjadi pemberdayaan orang yang bukan nelayan. Dengan demikian maka nelayan sebagai kelompok sasaran program perberdayaan dapat ditingkatkan kesejahteraannya.

Dalam dokumen VI. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 66-70)

Dokumen terkait