• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tren Indeks Kesehatan Organisasi Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2013-201525

IV. Hasil Penilaian Kesehatan Organisasi Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2015

IV.2. Tren Indeks Kesehatan Organisasi Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2013-201525

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar IV.2, hasil survei kesehatan organisasi tahun 2015 menunjukkan bahwa indeks kesehatan organisasi DJA secara keseluruhan adalah 64. Nilai ini menurun dibandingkan indeks kesehatan organisasi di tahun 2014, namun meningkat dibandingkan tahun 2013. Perbedaan nilai tersebut dapat

Sekretariat Jenderal (SETJEN)

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA)

Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)

Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB)

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK)

Inspektorat Jenderal (ITJEN)

Badan Kebijakan Fiskal (BKF)

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)

40% (n=241371)

Eselon I 2015 2014

Total Pegawai Kemenkeu 69,246 63,490 60,499 2013 1,612 713 10,219 6,983 7,069 2,991 334 351 577 344 846 1,405 633 6,135 6,184 7,049 2,486 230 343 514 296 647 901 385 8,465 5,509 4,786 2,039 266 258 260 255 967 32,039 25,922 24,091 2015 2014 2013 Sumber: SIMPEG

26 | Laporan Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Tahun 2015

disebabkan oleh banyak hal, antara lain karena perbedaan metodologi pengukuran indeks, seperti butir-butir kuesioner, dari tahun ke tahun. Dengan demikian, perbandingan indeks kesehatan organisasi idealnya perlu didalami dengan membandingkan butir-butir kuesioner dari tahun ke tahun.

Gambar IV.2. Indeks Kesehatan Organisasi Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2013-2015

IV.3. Hasil Survei Kesehatan Organisasi (OHI dan MOFIN) Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2013-2014

Gambar IV.3 menunjukkan bahwa indeks kesehatan organisasi (OHI) DJA pada tahun 2013 adalah 54. Lima indikator dengan nilai tertinggi dalam survei kesehatan organisasi (OHI) DJA tahun 2013 adalah:

1. Perolehan Talenta, yaitu penempatan talenta pada posisi yang tepat. Pada tahun 2013, indikator ini memperoleh nilai 75;

2. Standar Profesional, yaitu penggunaan standar, kebijakan, dan aturan yang jelas untuk memastikan kepatuhan (compliance). Pada tahun 2013, indikator ini memperoleh nilai 71;

3. Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat, yaitu usaha untuk membangun hubungan yang kuat dengan publik, masyarakat setempat, serta lembaga pemerintah lain. Pada tahun 2013, indikator ini memperoleh nilai 70;

4. Manajemen Operasional, yaitu usaha untuk membangun hubungan yang kuat dengan publik, masyarakat setempat, serta lembaga pemerintah lain. Pada tahun 2013, indikator ini memperoleh nilai 66; dan

5. Manajemen Keuangan, yaitu koordinasi dan pengendalian yang memfokuskan pada efektivitas alokasi dan pengendalian sumber daya keuangan dalam rangka pengawasan dan pengelolaan kinerja. Pada tahun 2013, indikator ini memperoleh nilai 65.

Selanjutnya, lima indikator dengan nilai tertinggi lainnya dalam survei tersebut adalah Fokus pada Pengguna Layanan dengan nilai 64, Nilai-nilai yang Bermakna dengan nilai 63, Kemitraan Kerja dengan nilai 62, Kejelasan Peran dengan nilai 60, dan Kontrak Kinerja dengan nilai 60.

Laporan Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Tahun 2015 | 27 Selanjutnya, lima indikator dengan nilai terendah dalam survei kesehatan organisasi (OHI) DJA tahun 2013 antara lain:

1. Insentif Keuangan, yaitu penggunaan insentif keuangan berdasarkan capaian kinerja untuk memotivasi pegawai. Pada tahun 2013, indikator ini memperoleh nilai 32;

2. Penghargaan dan Pengakuan, yaitu pemberian pengakuan dan penghargaan non-finansial untuk mendorong kinerja yang tinggi. Pada tahun 2013, indikator ini memperoleh nilai 35;

3. Keterlibatan Pegawai, yaitu terlibatnya pegawai di dalam dialog mengenai arah organisasi dan diskusi mengenai peran pegawai dalam mencapainya. Pada tahun 2013, indikator ini memperoleh nilai 37;

4. Manajemen Konsekuensi, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan menghubungkan imbalan dan konsekuensi dengan kinerja individu. Pada tahun 2013, indikator ini memperoleh nilai 39; dan

5. Kepemilikan Personal, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan kuatnya rasa kepemilikan perorangan dan tanggung jawab pribadi. Pada tahun 2013, indikator ini memperoleh nilai 43.

Lima indikator dengan nilai terendah lainnya dalam survei tersebut adalah Kesempatan Karir dengan nilai 44, Inovasi Bottom-up dengan nilai 46, Pimpinan yang Inspiratif dengan nilai 47, Kreativitas dan Kewirausahaan dengan nilai 47, dan Kompetisi Internal dengan nilai 47.

Gambar IV.3. Hasil Survei Kesehatan Organisasi (OHI) Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2013

>=70 >=60 <60

Budaya & Iklim

Motivasi Kemampuan

Arahan

Koordinasi & Kendali Akuntabilitas

Kepemimpinan

Keselarasan

Pelaksanaan

Inovasi & Pembelajaran

Pembaruan Orientasi Eksternal 37 59 48 Keterlibatan pegawai Kejelasan strategi Visi bersama 57 71 65 66 50 Pengelolaan risiko Standar profesional Pengelolaan keuangan Manajemen operasional Tinjauan kinerja pegawai 55 51 46 56 Menangkap ide-ide eksternal Berbagi pengetahuan Inovasi bottom-up Inovasi top-down 35 32 44 47 63 Penghargaan & pengakuan Insentif finansial Peluang karier Pemimpin yang inspiratif Nilai-nilai yang bermakna 47 56 47 49 Kreatif dan entre-prenuerial Disiplin secara operasional Kompetitif secara internal Keterbukaan dan kepercayaan 57 56 53 75 Keahlian yang di-outsource Berbasis proses Pengembangan talent Perolehan talent 49 47 50 59 Kepemimpinan yang bersifat menantang Kepemimpinan yang suportif Kepemimpinan konsultatif Kepemimpinan otoriter 70 62 59 64 Hubungan masyarakat & pemerintah Kemitraan bisnis Wawasan tentang pesaing Berfokus pada stakeholder 43 39 60 60

Kontrak kinerja Kepemilikan pribadi Pengelolaan konsekuensi Kejelasan

peran

28 | Laporan Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Tahun 2015

Gambar IV.4 menunjukkan bahwa nilai survei kesehatan organisasi (MOFIN) DJA pada tahun 2014 adalah 67. Lima indikator dengan nilai tertinggi dalam survei kesehatan organisasi (MOFIN) DJA tahun 2014 antara lain:

1. Standar Profesional, yaitu yaitu penggunaan standar, kebijakan, dan aturan yang jelas untuk memastikan kepatuhan (compliance). Pada tahun 2014, indikator ini memperoleh nilai 84;

2. Disiplin Operasional, yaitu budaya dan iklim kerja yang mengutamakan standar perilaku dan kinerja yang jelas, didukung dengan pengawasan yang melekat. Pada tahun 2014, indikator ini memperoleh nilai 83;

3. Kepemimpinan yang Konsultatif , yaitu kepemimpinan yang melibatkan dan memberdayakan pegawai melalui komunikasi, konsultansi, serta pendelegasian pekerjaan. Pada tahun 2014, indikator ini memperoleh nilai 82;

4. Kepemilikan Personal, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan kuatnya rasa kepemilikan perorangan dan tanggung jawab pribadi. Pada tahun 2014, indikator ini memperoleh nilai 81; dan

5. Kejelasan Peran, akuntabilitas yang dilandasi dengan struktur, peran, dan tanggung jawab yang jelas. Pada tahun 2014, indikator ini memperoleh nilai 80. Lima indikator dengan nilai tertinggi lainnya dalam survei tersebut adalah Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat dengan nilai 80, Manajemen Operasional dengan nilai 80, Keterbukaan dan Kepercayaan dengan nilai 79, Kemitraan Kerja dengan nilai 77, dan Kepemimpinan yang Mendukung dengan nilai 77.

Selanjutnya, lima indikator dengan nilai terendah dalam survei kesehatan organisasi (MOFIN) DJA tahun 2014 antara lain:

1. Insentif Keuangan, yaitu penggunaan insentif keuangan berdasarkan capaian kinerja untuk memotivasi pegawai. Pada tahun 2014, indikator ini memperoleh nilai 40;

2. Kesempatan Karir, yaitu pengembangan karir yang memberikan motivasi kepada pegawai. Pada tahun 2014, indikator ini memperoleh nilai 43;

3. Manajemen Konsekuensi, yaitu akuntabilitas yang dilandasi dengan menghubungkan imbalan dan konsekuensi dengan kinerja individu. Pada tahun 2014, indikator ini memperoleh nilai 47;

4. Wawasan Kompetitif, yaitu usaha untuk memperoleh dan menggunakan informasi mengenai institusi atau lembaga lain yang berpotensi menghambat kinerja organisasi untuk mendukung pengambilan keputusan. Pada tahun 2014, indikator ini memperoleh nilai 51; dan

5. Penghargaan dan Pengakuan, yaitu pemberian pengakuan dan penghargaan non-finansial untuk mendorong kinerja yang tinggi. Pada tahun 2014, indikator ini memperoleh nilai 52.

Lima indikator dengan nilai terendah lainnya dalam survei tersebut adalah Kompetisi Internal dengan nilai 54, Keterlibatan Pegawai dengan nilai 55, Kejelasan Strategi dengan nilai 56, Perolehan Talenta dengan nilai 57, dan Inovasi Top-down dengan nilai 58.

Laporan Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Tahun 2015 | 29

Gambar IV.4. Hasil Survei Kesehatan Organisasi (MOFIN) Direktorat Jenderal Anggaran Tahun 2014

IV.4. Hasil Survei Kesehatan Organisasi (MOFIN) Direktorat Jenderal Anggaran

Dokumen terkait