• Tidak ada hasil yang ditemukan

TTE Mengungkapkan Rasa Heran

Dalam dokumen BAB II ANALISIS DATA (Halaman 28-34)

Heran adalah perasaan seorang yang merasa ganjil atau aneh ketika melihat atau mendengar sesuatu. TTE mengungkapkan rasa heran adalah tindak tutur yang dilakukan P kepada MT sebagai ungkapan perasaan ganjil atau aneh terhadap tuturan atau tindakan MT.

Dalam MBJDS ditemukan sebanyak 4 meme yang tergolong TTE mengungkapkan rasa heran. Untuk memahami TTE mengungkapkan rasa heran, dapat diperhatikan pada contoh berikut.

Data 26 (A/40)

Penulisan tuturan di atas sedino gak nge-PING!!! blas, gak kangen ta? Penulisan yang benar adalah Sedina ora nge-PING!!! blas, ora kangen to??? „Seharian tidak nge-PING!!! sama sekali, tidak kangen to?‟. Terdapat dua campur kode dalam tuturan tersebut yakni bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Dalam kalimat tersebut juga diselipkan kata nge-PING!!!. Bagi para pengguna BBM dari Blackberry ataupun Android tentu sudah tidak asing lagi mendengar kata PING!!! yang dalam jaringan secara sederhana diartikan sebagai kesiapan perangkat dalam bertranmisi atau berkomunikasi

antara satu dengan yang lainnya. PING!!! pada BBM juga berguna dan berfungsi sebagai tanda, bahwa salah satu pengguna BBM akan melakukan hubungan komunikasi, sehingga diharapkan pengguna yang di PING!!! dapat merespon dan melakukan jawaban.

Tuturan yang disampaikan oleh P pada meme di atas termasuk ke dalam jenis TTE mengungkapkan rasa heran. Sebagai penanda satuan lingualnya yaitu sedina ora nge-PING!!! blas „seharian tidak nge-PING!!! sama sekali‟. P merasa heran kenapa seharian MT tidak memberikan kabar lewat BBM. Tuturan tersebut dilatarbelakangi oleh MT yang sebelumnya sering memberi kabar lewat BBM kepada P sehingga sewaktu MT tidak memberikan kabar kepada P, P merasa heran kenapa tidak ada kabar sama sekali dari MT.

Data 27 (A/39)

Tuturan di atas tertulis Malang nang Suroboyo = 98 km, Suroboyo nang Malang = 98km. Lantai dasar nang lantai 25 = 25 Lt, Lantai 25 nang lantai dasar = 25 Lt. Senin nang minggu = 6 dino, minggu nang senin = 1 dino. Kok isooo??. „Malang ke Surabaya = 98 km, Surabaya ke Malang = 98km. Lantai dasar ke lantai 25 = 25 Lt, Lantai 25 ke lantai dasar = 25 Lt. Senin ke minggu = 6 hari, minggu ke senin = 1 hari. Kok bisa??‟. Penulisan

yang tepat kota Suroboyo yang benar Surabaya dan dino yang benar dina „hari‟.

Tuturan yang disampaikan oleh P pada meme di atas termasuk ke dalam jenis TTE mengungkapkan rasa heran. Tampak pada tuturan kok isooo? „kuk bisa?‟ yang merupakan ekspresi heran dari P. P merasa heran karena pergantian hari minggu ke senin yang hanya jatuh 1 hari saja, walaupun pada kenyataanya bahwa hari minggu ke senin memang hanya sehari. Karena biasanya hari minggu dimanfaatkan oleh banyak orang untuk liburan atau sekedar istirahat dari rutinitas yang selama 6 hari dilakukan. Setelah hari minggu berakhir, orang-orang akan kembali lagi menjalankan rutinitasnya seperti biasa. Sehingga P merasa heran kenapa sudah hari senin lagi dan harus kembali ke rutinitas seperti biasa lagi. Lebih diperjelas lagi dengan penulisan warna merah pada 1 dina „1 hari‟ yang berfungsi sebagai emphisis atau titik poin penekanan pada pusat yang menjadi perhatian.

Data 28 (A/38)

Penulisan tuturan di atas Dikerasi ngko jare dijahati!, dialusi malah sak karepe dewe!, di jarne ngko jare kurang perhatian!, di gagas malah ra nggagas!. Penulisan yang tepat dari tuturan tersebut yaitu Dikerasi mengko jare dijahati!, dialusi malah sak karepe dhewe!, dijarne mengko jare kurang perhatian!, digagas malah ora nggagas! „Dikerasi

nanti bilang jahat!, dihalusi malah sesukamu sendiri!, dibiarkan nanti bilang tidak perhatian!, dipedulikan malah tidak peduli!‟.

Tuturan yang disampaikan oleh P pada meme di atas termasuk ke dalam jenis TTE mengungkapkan rasa heran. Sebagai penanda lingualnya adalah Dikerasi mengko jare dijahati!, dialusi malah sak karepe dhewe!, dijarne mengko jare kurang perhatian!, digagas malah ora nggagas! „Dikerasi nanti bilang jahat!, dihalusi malah sesukamu sendiri!, dibiarkan nanti bilang tidak perhatian!, dipedulikan malah tidak peduli!‟. P merasakan keheranan dengan MT karena apa yang dilakukan oleh P yang menurutnya sudah benar belum tentu sesuai dengan yang apa diinginkan oleh MT.

Perlu adanya koreksi tentang kata dasar yang seharusnya digabung tetapi tidak digabung. Penggunaan kata dasar tersebut tidak konsisten dengan kata dasar yang sebelumnya yakni dikerasi tetapi yang lain tidak tepat penggunaannya.

Data 29 (A/23)

Penulisan tuturan di atas Kowe shalat juma’at ben ganteng, nek aku shalat jum’at ben soleh. La mbuk kiro Masjid iki camera 360. Penulisan yang tepat adalah Kowe sholat jumat ben ganteng, nek aku sholat jumat ben sholeh. Lha mbok kira masjid iki camera 360 „Kamu sholat jumat supaya ganteng, kalau aku sholat jumat supaya sholeh. Lha kamu kira

Masjid itu camera 360‟. Kalimat pertama pada kata juma‟at terjadi typo atau kesalahan pengetikan yang seharusnya jumat. Camera360 adalah sebuah aplikasi di mana para penggunanya bisa mengambil objek gambar dan kemudian mengedit gambar tersebut sesuai dengan hasil foto yang diinginkan. Biasanya memang gambar yang dihasilkan berbeda dengan objek asli yang difoto, tergantung proses pengeditannya. Tetapi pada kenyataannya aplikasi ini cukup banyak diminati oleh kalangan anak muda.

Tuturan yang disampaikan oleh P pada meme di atas termasuk ke dalam jenis TTE mengungkapkan rasa heran. Sebagai penanda lingualnya semua keseluruhan tuturan tersebut. Di sini P merasa heran dengan MT kenapa pergi ke Masjid hanya untuk terlihat ganteng, sedangkan P merasa kalau ke masjid itu supaya terlihat sholeh. Dalam tuturan di atas ada kaitannya dengan para lelaki yang biasa menggunakan DP(Display Picture) atau membuat status di situs jejaring sosial contohnya DP atau status di BBM yang tertulis “Jumatan dulu biar ganteng”. Tuturan meme di atas dilatarbelakangi dari rasa heran P dengan DP atau status para lelaki di situs jejaring sosial yang memakai DP atau status tersebut. Sehingga P menyamakan kegantengan laki-laki yang membuat status “Jumatan dulu biar ganteng” dengan camera 360 yang bisa membuat si objek terlihat ganteng.

Data 30 (A/35)

Penulisan tuturan di atas Ibu2 jaman mbiyen nek anake sakit ambil bawang merah/balsem trus di oleske, Nek ibu2 jaman saiki ambil HP trus update status cepet sembuh ya syg. Penulisan yang tepat yaitu Ibu-ibu jaman biyen nek anake lara jipuk brambang terus dioleske, nek ibu-ibu sak iki jipuk HP terus update status ndang mari ya sayang „Ibu-ibu jaman dahulu jika anaknya sakit mengambil bawang merah atau balsem setelah itu dioleskan, kalau ibu-ibu jaman sekarang mengambil HP setelah itu update status cepet sembuh ya sayang‟. Dalam tuturan tersebut ada yang tidak dapat berubah menjadi bahasa Jawa seperti HP dan update status. Tuturan tersebut terdapat 3 campur kode yaitu bahasa Jawa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Tuturan yang disampaikan oleh P pada meme di atas termasuk ke dalam jenis TTE mengungkapkan rasa heran. Sebagai penanda lingualnya keseluruhan tuturan tersebut. P merasa heran dengan perbedaan ibu-ibu jaman dahulu dengan ibu-ibu di jaman sekarang yang lebih mementingkan update status daripada segera mengobati anaknya. Update status merupakan luapan suatu perasaan atau apa yang sedang dialami dengan cara dipublikasikan di media sosial agar semua orang yang melihat status tersebut mengetahui mengenai status terbarunya. Hal ini berkaitan dengan

jejaring sosial yang banyak memberikan fasilitas penggunanya untuk bisa mengupdate status. Warna merah berfungsi sebagai emphisis atau titik poin penekanan pada pusat yang menjadi perhatian.

Dalam dokumen BAB II ANALISIS DATA (Halaman 28-34)

Dokumen terkait