BAB IV ANALISIS DATA
A. Strategi Tindak Tutur Mengeluh
5. Tuduhan langsung ( Direct )
Penutur secara langsung menuduh mitra tutur telah melakukan pelanggaran dan merugikan penutur (Trosborg, 1995:317). Hal ini dapat dilihat pada data (10) berikut.
(10) Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Halby di Klaten yang menyampaikan keluhannya mengenai pelayanan operator telepon seluler XL.
Bentuk Tuturan :
Saya kecewa dengan XL, saya sudah mengaktifkan paket gratis
Facebook kok masak Facebook-an biayannya mahal sekali, percuma
saja jadi pelanggan XL. Bravo SOLOPOS.
(RKS/4 Januari 2012/74) Strategi keluhan (10) di atas disampaikan oleh Halby di Klaten. Halby menyampaikan keluhannya mengenai pelayanan operator telepon seluler XL. Keluhan yang disampaikan oleh Halby di atas tergolong dalam tindak tutur
ekspresif „mengeluh‟. Tindak tutur ekspresif „mengeluh‟ tampak dalam tuturan
“Saya kecewa dengan XL”.
Tindak tutur yang disampaikan oleh Halby di atas dilatarbelakangi oleh perasaan kecewa mengenai pelayanan XL. XL adalah salah satu operator telepon seluler kartu komunikasi yang ada di Indonesia. Halby mengungkapkan kekecewaanya karena ketika ia telah mengaktifkan paket gratis facebook, tetapi setelah dipakai pulsa Halby terpotong banyak. Maka dari itu, Halby merasa dirugikan oleh operator telepon seluler XL.
Jenis strategi yang disampaikan oleh Halby di atas tergolong dalam
strategi keluhan „tuduhan langsung (direct)‟. Strategi keluhan „tuduhan langsung
(direct)‟ tampak pada tuturan“Saya kecewa dengan XL, saya sudah mengaktifkan
commit to user
saja jadi pelanggan XL”. Dalam tuturan tersebut, penutur secara langsung
menuduh mitra tutur telah melakukan pelanggaran dan merugikan penutur.
Pelanggaran yang dimaksudkan di sini yaitu layanan facebook XL yang
merugikan padahal Halby telah mengaktifkan paket gratis facebook.
Bentuk tuturan yang termasuk dalam strategi keluhan „tuduhan langsung
(direct)‟ dapat pula ditunjukkan pada data (11) berikut.
(11) Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Ria di Solo yang menyampaikan keluhannya tentang pelayanan bioskop Grand 21 Solo.
Bentuk Tuturan :
Bioskop Solo terutama Grand 21 saiki ora mutu blas aku sebagai pelangganmu menjadi kecewa, Film Hollywood yang kutunggu malah yang datang film Indonesia ecek-ecek terus dan ora mutu..
(RB/13 Januari 2012/80) Tuturan data (11) di atas disampaikan oleh Ria di Solo. Ria menyampaikan keluhannya mengenai pelayanan bioskop Grand 21 Solo. Tindak tutur yang
disampaikan oleh Ria di atas tergolong dalam tindak tutur ekspresif „mengeluh‟.
Tindak tutur ekspresif „mengeluh‟ tampak pada tuturan “Bioskop Solo terutama
Grand 21 saiki ora mutu blas aku sebagai pelangganmu menjadi kecewa, Film
Hollywood yang kutunggu malah yang datang film Indonesia ecek-ecek terus dan
ora mutu..”.
Tuturan yang disampaikan oleh Ria di atas dilatarbelakangi oleh perasaan ketidakpuasan atas pelayanan bioskop Grand 21 Solo yang tidak lagi menayangkan film Hollywood. Masalah bermula dari adanya pajak baru yang dibebankan kepada para importir film. Pajak yang konon tidak pernah ada di seluruh dunia ini, membuat importir film Hollywood geram dan mengeluarkan ancaman yaitu tidak lagi menayangkan filmnya di Indonesia. Pajak baru memang
commit to user
bermula dari keprihatinan Presiden mengenai film Hollywood yang lebih banyak menghiasi layar bioskop Indonesia dan bukannya film nasional.
Jenis strategi yang disampaikan oleh Ria di atas tergolong dalam strategi
keluhan „tuduhan langsung (direct)‟. Strategi keluhan „tuduhan langsung (direct)‟
tampak pada tuturan “Bioskop Solo terutama Grand 21 saiki ora mutu blas aku
sebagai pelangganmu menjadi kecewa, Film Hollywood yang kutunggu malah
yang datang film Indonesia ecek-ecek terus dan ora mutu.”. Dalam tuturan
tersebut, penutur secara langsung menuduh mitra tutur telah melakukan pelanggaran dan merugikan penutur. Pelanggaran yang dimaksud di sini adalah Bioskop Grand 21 yang sudah tidak menayangkan film Hollywood.
Bentuk tuturan yang termasuk dalam strategi keluhan „tuduhan langsung (direct)‟ dapat pula ditunjukkan pada data (12) berikut.
(12) Konteks Tuturan :
Tuturan disampaikan oleh Naning di Solo yang menyampaikan keluhannya mengenai ketidakprofesionalan PDAM.
Bentuk Tuturan :
PDAM bisa profesional gak? Air di UNS Panggung Rejo mota mati wae? Mbok kalo denda sekali-sekali ya dimatikan, pelayanan nol denda jalan terus, atau lagi bisa tingkatkan mutumu, gak Cuma isane ningkatke denda aja !!! buat Joglosemar thank.
(RB/13 Januari 2012/112) Tuturan data (12) di atas disampaikan oleh Naning di Solo. Naning menyampaikan keluhannya mengenai pelayanan PDAM yang tidak profesional. Tindak tutur yang disampaikan Naning di atas tergolong dalam tindak tutur
ekspresif „mengeluh‟. Tindak tutur ekspresif „mengeluh‟ tampak pada tuturan
“PDAM bisa profesional gak?Air di UNS Panggung Rejo mota mati wae? Dan
pelayanan nol denda jalan terus, atau lagi bisa tingkatkan mutumu, gak Cuma
commit to user
Tuturan keluhan yang disampaikan Naning dilatarbelakangi oleh perasaan kecewa dan tidak puas dengan pelayanan PDAM. PDAM merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara. PDAM mengurusi masalah air yang di distribusikan kepada warga. Menurut Naning, pelayanan PDAM sering kali mengecewakan. Air di daerah rumahnya yaitu Panggung Rejo kerap mati sedangkan kebutuhan air untuk rumahnya sangat banyak. Oleh karena itu, jika air sering mati akan sangat mengganggu aktivitasnya dirumah. Naning juga kesal karena jika ia telat membayar air akan dikenai denda dan itu tidak sebanding dengan pelayanan PDAM yang buruk.
Jenis strategi yang disampaikan oleh Naning di atas tergolong dalam
strategi keluhan „tuduhan langsung (direct)‟. Strategi keluhan „tuduhan langsung
(direct)‟ tampak pada tuturan “PDAM bisa profesional gak? Air di UNS
Panggung Rejo mota mati wae? Mbok kalo denda sekali-sekali ya dimatikan,
pelayanan nol denda jalan terus, atau lagi bisa tingkatkan mutumu, gak Cuma
isane ningkatke denda aja”. Dalam tuturan tersebut, penutur secara langsung menuduh mitra tutur telah melakukan pelanggaran dan merugikan penutur. Pelanggaran yang dimaksud di sini adalah pelayanan PDAM yang buruk karena air yang sering mati tiba-tiba dan merugikan konsumen dalam hal ini adalah Naning.