• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tugas dan Wewenang Polri dalam Penegakan Hukum

Pengertian Kepolisian menurut Pasal 1 Undang Undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Kepolisan langsung bertanggungjawab kepada Presiden. Sejak dikeluarkannya Undang Undang Nomor 2 Tahun 2002, status kepolisian Republik Indonesia sudah berdiri sendiri dan tidak lagi menjadi bagian dari ABRI. Hal ini dikarenakan adanya perubahan paradigma dalam sistem ketatanegaraan yang menegaskan pemisahan kelembagaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing.

Polisi merupakan institusi hukum yang tua, setua usia timbulnya kehidupan bermasyarakat dalam sejarah manusia (ubi societas ubi politic)18. Dalam menjalankan tugasnya, polisi memiliki dua peran sekaligus, yang pertama Polisi adalah institusi yang bertugas menjaga dan memelihara ketertiban atau order masyarakat agar tercapai suasana kehidupan yang aman , tentram, dan damai (Police as maintenance order officer). Yang kedua polisi adalah institusi yang berperan dalam penegakan hukum dan norma hidup dalam masyarakat (Police as an

18

Khoidin, Polisi, Masyarakat dan Penegakan Hukum (Dalam Buku Merenungi Kritik terhadap Polri, Cipta Manunggal, Jakarta, 1995, hlm. 85

enforcement officer)19. Pada pelaksanaan demikian, polisi adalah sebagai institusi yang dapat melaksanakan berlakunya hukum, manakala hukum dilanggar, terutama oleh perilaku menyimpang (kejahatan), maka diperlukan peran polisi untuk memulihkan keadaan (restitution in integruman) pemaksa agar si pelanggar hukum menanggung akibat dari perbuatannya.

Berkaitan dengan hal di atas, tugas Kepolisian di Republik Indonesia sesuai dengan Pasal 13 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2002 adalah:

1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat 2. Menegakkan hukum, dan:

3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Penjelasan Pasal 13 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2002 disebutkan bahwa rumusan tugas pokok tersebut bukan merupakan urutan prioritas, ketiga-tiganya sama penting, sedangkan dalam pelaksaannya tugas pokok mana yang akan dikedepankan sangat tergantung pada situasi masyarakat dan lingkungan yang dihadapi karena pada dasarnya ketiga tugas pokok tersebut dilaksanakan secara simultan dan dapat dikombinasikan. Di samping itu, dalam pelaksanaan tugas ini harus berdasarkan norma hukum, mengindahkan norma agama, kesopanan, dan kesusilaan, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.20

Tugas Pokok Polri tersebut memuat tiga substansi yaitu: memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan,

19

Ibid

20

Republik Indonesia, Undang Undang No.2 Th. 2002 Kepolisian Negara Republik Indonesia, Fokus Media, Bandung, 2003, hlm. 38

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Substansi tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat bersumber dari kewajiban umum kepolisian yaitu memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. Substansi tugas pokok menegakkan hukum bersumber dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang memuat tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam kaitannya dengan peradialan pidana, contoh KUHP, KUHAP, dan berbagai undang undang tertentu lainnya. Substansi tugas pokok memberikan perlindungan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat bersumber dari kedudukan fungsi kepolisian sebagai bagian dari fungsi pemerintahan negara yang pada hakikatnya bersifat pelayanan publik (public service) dan termasuk dalam kewajiban umum kepolisian.21

Pasal 14 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2002, menyebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas:

1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.

2. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan.

3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.

4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional.

5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.

6. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa.

7. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya.

21

8. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium foresnik, dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian.

9. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dan gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

10. Melayani kepentingan watga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi dan atau pihak yang berwenang.

11. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian, serta;

12. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ketentuan Pasal 14 Ayat (1) huruf g, memuat substansi tentang rincian tugas Polri di bidang penyelidikan dan penyidikan tindak pidana sesuai dengan Hukum Acara Pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. Tugas penyelidikan dan penyidikan yang harus dilaksanakan oleh penyelidik dan penyidik Polri meliputi kegiatan:

1. Mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana.

2. Menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan. 3. Mencari serta mengumpulkan bukti.

4. Membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi 5. Menemukan tersangka pelaku tindak pidana

Pasal 16 Ayat (1) Undang Undang Nomor 2 Tahun 2002 menjabarkan wewenang Polri dalam rangka mendukung pelaksanakan tugas penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, yaitu sebagai berikut bahwa dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan 14 di bidang proses pidana, Kepolisian Negara Republik Indonesia berwenang untuk:

1. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan. 2. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian

perkara untuk kepentingan penyelidikan.

3. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan.

4. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri.

5. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.

6. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

7. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara.

8. Mengadakan penghentian penyidikan.

9. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.

10. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkap orang yang disangka melakukan tindak pidana.

11. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

Dokumen terkait