• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Perhatikan susunan nada pada alat musik keyboard, pianika, gitar, atau piano. Menggunakan tangga nada apakah alat-alat musik tersebut!

2. Perhatikan pula alat musik tradisional yang ada di sekolahmu, misalnya siter, gamelan (saron, bonang, gambang), sape, kolintang, talempong, atau yang lain. Bunyikanlah secara berurutan dari nada paling rendah hingga nada paling tinggi. Bandingkan nadanya dengan alat musik barat di atas! Samakah susunan nadanya? Ada yang sama ada pula yang berbeda. Mengapa?

11. Dinamik

Dinamik berarti kekuatan, yaitu keras lemahnya atau kuat lembutnya nada dinyanyikan. Dinamik lagu akan memengaruhi suasana lagu tersebut. Ada dua istilah pokok dinamik lagu, yaitu forte yang berarti kuat dan piano yang berarti lembut. Dalam notasi musik forte disingkat f dan piano disingkat p. Karena kuat lemahnya lagu itu bervariasi, masih ada pula variasi dinamik lagu. Berikut adalah tanda-tanda dinamik lagu beserta maksudnya.

Tanda Dibaca Maksudnya

f forte kuat

ff fortissimo lebih kuat daripada f fff forte fortissimo lebih kuat daripada ff

mf mezzo forte agak kuat/kurang kuat daripada f

p piano lembut

pp pianissimo lebih lembut daripada p ppp piano pianissimo lebih lembut daripada pp

mp mezzo piano agak lembut

< crescendo makin lama makin kuat > decrescendo makin lama makin lembut

Tanda dinamik dituliskan di atas bagian lagu yang memerlukan. Pengaruhnya hanya berlaku bagi not-not yang berada di dekatnya. Namun demikian, dalam praktik, penafsiran seseorang terhadap dinamik lagu tergantung pada yang bersangkutan. Lebih banyak orang memainkan nada-nada rendah dengan lembut sedangkan nada-nada tinggi dengan kuat meskipun tidak terdapat tanda-tanda dinamik lagu. Namun demikian, untuk kepentingan berlatih, lebih baik kalian mematuhi notasi musik secara lebih total karena pencipta lagu atau komposer pasti mempunyai maksud tertentu dalam menuliskan lagunya.

12. Tempo

Sering kita dengar lagu yang biasanya dinyanyikan dengan lambat tiba-tiba diubah dengan cara dinyanyikan dengan cepat. Mendengar lagu yang diubah kecepatannya, sekejap kita akan merasa janggal. Coba saja nyanyikan lagu “Mengheningkan Cipta” dengan kecepatan seperti ketika kita menyanyikan lagu “Halo-Halo Bandung”. Bagaimana rasanya? Kita merasa aneh karena cita rasa lagu tersebut akan ikut berubah pula.

Oleh karena itu, kecepatan menyanyikan lagu sebaiknya mengikuti petunjuk yang telah dibuat oleh penciptanya. Dalam hal ini kita perlu mengenal istilah tempo. Tempo adalah istilah untuk menentukan cepat lambatnya lagu dinyanyikan. Ada lagu yang bertempo cepat, sedang, dan ada pula lagu yang bertempo lambat. Istilah-istilah sebagai tanda tempo biasanya menggunakan Bahasa Italia. Akan tetapi, dapat juga kita menggunakan istilah dalam bahasa sendiri untuk memberikan tanda tempo tersebut. Pencipta lagu biasanya telah menentukan tempo lagu ciptaannya. Penetapannya dilakukan dengan menuliskan tanda tempo di kiri atas notasi lagu. Tanda tempo sebuah lagu berlaku untuk keseluruhan teks lagu tersebut.

a. Istilah Tempo Utama

Istilah Keterangan

Largo Lambat sekali Lento Lebih lambat Adagio Lambat Andante Sedang

Moderato Sedang agak cepat Allegro Cepat

Vivace Lebih cepat Presto Cepat sekali

b. Variasai Pemakaian Tanda Tempo

Istilah-istilah tempo di atas dapat berdiri sendiri. Namun, pencipta lagu kadang-kadang masih menambahkan istilah lain bagi lagunya. Penambahan istilah ini tentu ada maksudnya karena ungkapan cita rasa lagu lewat kecepatan lagu tersebut memang harus tergambarkan

1) Menggabungkan dua istilah

Biasanya dilakukan untuk dua istilah yang berdekatan, misalnya: Allegro Vicave, yang berarti lebih cepat dari allegro tetapi kurang dari vivace.

2) Menambahkan istilah lain

Biasanya dilakukan untuk menambahkan sifat tertentu dari sebuah lagu. ____ con amore : dengan penuh cinta

____ con brio : dengan hidup ____ con fiesto : dengan meriah

____ con espressione : dengan penuh perasaan ____ con dolore : dengan sedih

____ con maestoso : dengan agung Penerapannya misalnya,

Adagio con maestoso : lambat dengan agung Allegro con fiesto : cepat dengan meriah.

Untuk praktisnya, istilah con sering dihilangkan, sehingga menjadi: Adagio maestoso, allegro fiesto, dan sebagainya.

3) Menambahkan akhiran tertentu.

Biasanya akhiran tersebut adalah etto yang berarti agak dan issimo yang berarti sangat. Allegro → allegretto : agak cepat

Allegro → allegrissimo : sangat cepat Largo → largetto : agak lambat Largo → largissimo : sangat cepat

c. Perubahan Tempo

Seperti disinggung di atas, bahwa tanda tempo sebuah lagu berlaku untuk keseluruhan teksnya, kadang kala pencipta masih menginginkan variasi tempo tertentu di bagian-bagian tertentu lagunya. Untuk itu pencipta dapat menggunakan istilah-istilah perubahan tempo. Istilah-istilah tersebut di antaranya adalah:

ritenuto sering disingkat rit, artinya diperlambat. accelerando sering disingkat accel, artinya dipercepat.

a tempo atau tempo primo, artinya kembali ke tempo semula.

Istilah untuk perubahan tempo ini dituliskan di atas paranada pada bagian yang dikehendaki perubahan temponya.

d. Mengukur Tempo

Sudah dijelaskan di atas bahwa tanda tempo menunjukkan cepat lambatnya lagu dinyanyikan. Tetapi, seberapa tepat kecepatan sebuah tempo harus diterapkan dalam menyanyikan lagu? Bagaimana pula mengukurnya? Johann Nepomuk Malzel (1770 – 1838) menolong kita dengan alat temuannya yang diberi nama Metronome Malzel. Alat ini dapat memberi tanda berupa ketukan teratur yang dapat disetel sesuai dengan tempo lagu. Jika disejajarkan dengan tempo lagu, metronome akan memberi tanda kecepatan sebagai berikut: 1) Largo : 40 – 60 ketuk per menit

2) Lento : 60 – 66 ketuk per menit 3) Adagio : 66 – 76 ketuk per menit

4) Andante : 76 – 108 ketuk per menit 5) Moderato : 108 – 120 ketuk per menit 6) Allegro : 120 – 160 ketuk per menit 7) Vivace : 160 – 184 ketuk per menit 8) Presto : 184 – 208 ketuk per menit

13. Tanda Ulang

Dalam sajian lagu, kita sering mendengar sebuah lagu yang dinyanyikan secara berulang. Kadang diulang secara keseluruhan, kadang yang diulang hanya sebagian. Kadang diulang dari awal, kadang yang diulang hanya bagian tertentu saja. Yang paling sering kita dengar adalah pengulangan lagu hanya bagian refreinnya saja. Dalam notasinya tentu tidak seluruh lagu beserta pengulangannya ditulis. Akan banyak menghabiskan halaman kertas jika demikian. Oleh karena itu, untuk keperluan pengulangan bagian-bagian lagu disini juga dikenalkan cara-cara pengulangan lagu dengan pemakaian tanda ulang.

Tanda ulang bermacam-macam tergantung bagian mana yang akan diulang dalam sebuah notasi lagu. Berikut ini disajikan macam-macam tanda ulang.

a. Berupa garis penutup yang bertitik dua (:). Dua titik tersebut diletakkan di sebelah kanan garis birama awal pengulangan dan di kiri dua garis penutup.

a b c d

Bila terdapat tanda ulang seperti itu, berarti seluruh penulisan lagu dalam apitan tanda titik dua (:) itu harus diulang dua kali, menjadi a – b – c – d – a – b – c – d

a b c d

Bila terdapat tanda ulang seperti di atas, dinyanyikan a – b – c – d – c – d.

b. Pengulangan yang berbeda di bagian akhir. Cara ini dilakukan bila bagian yang diulang tidak tepat sama dengan ulangannya. Perhatikan contoh!

a b c d 1 2

2 deisebut secunda volta (bait kedua). Jadi maksudnya untuk bait pertama lagu tersebut dari a sampai g dan untuk bait kedua dari a sampai f lalu melompat ke h.

c. Pengulangan dengan bantuan istilah. Ada dua istilah untuk pengulangan lagu. Keduanya dalam bahasa Italia, yaitu:

D.C. al Fine (Da Capo al Fine): diulang dari awal dan berakhir pada tanda Fine. D.S. al Fine (Da Segno al Fine): diulang dari tanda Segno

a b c

d e f

Contoh di atas harus dinyanyikan a – b – c – d – e – f – a – b

a b c

d e f

Contoh di atas dinyanyikan dengan urutan a – b – c – d – e – f – c – d. d. Tanda untuk mengulang ruas birama pada ruas-ruas berikutnya.

Contoh di atas harus dinyanyikan