Konsultan Individu Bidang Pemasaran dan Value Chain
Konsultan Pemasaran dan Value Chain Kabupaten/Kota bertanggung jawab
kepada Ketua PIU dan memiliki tanggung jawab utama sebagai berikut :
1. Sebagai bagian dari dua tim pendukung teknis PIU dan disokong oleh
Penasehat PMO untuk Jaringan Pasar dan Harga, bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan Sub-Komponen 1.3, Pembangunan Desa Berfokus Pasar dan Sub-Komponen 1.2, Dukungan Jaringan Pasar dan Harga.
2. Bekerja sama dengan anggota PIU lainnya untuk membangun keterkaitan dan
koordinasi antara rencana dan program di bawah Sub-Komponen 1.3 dan kegiatan di bawah Sub-Komponen 2.2 serta kegiatan dalam rencana dan prioritas Pembangunan PMP desa dan rencana pengelolaan bersama sumber daya pesisir desa.
3. Bekerja sama dengan Penasehat PMO untuk Jaringan Pasar dan Harga dalam
menfasilitasi kajian jaringan pasar di kabupaten/kota.
4. Memberikan bantuan teknis kepada PIU dalam kegiatan kelompok usaha dan
Pembangunan jaringan pasar dan harga dalam kerangka proyek serta mengadakan loka karya, pemaparan dan pelatihan bagi pemangku kepentingan di kabupaten/kota mengenai pasar, jaringan harga, serta
pendekatan Pembangunan usaha bagi Pembangunan usaha
perikanan/kelautan skala kecil.
5. Memberikan dukungan dan nasehat tentang pemanfaatan dan pengelolaan
Dana Kabupaten/Kota untuk mendukung perikanan skala kecil, terutama untuk keperluan identifikasi, seleksi, dan pelaksanaan investasi yang melibatkan Pembangunan usaha, prakarsa jaringan pasar/harga, pemasaran, dan kemitraan umum/swasta.
6. Mengkoordinasikan monitoring kinerja Sub-Komponen 1.3 dan 2.2 dan
seluruh aspek yang berkenaan dengan Pembangunan pasar, jaringan bisnis
dan harga, serta mengorganisasikan studi kinerja dan dampak, survey dan
penilaian manakala diperlukan.
Tanggung Jawab secara terinci bagi konsultan Pemasaran dan Value Chain Kabupaten/Kota diuraikan secara luas sebagai berikut:
a. Bekerja sama dengan Penasehat PMO untuk Pemasaran dan value chain berkonsultasi dengan para konsultan Pemasaran dan value chain Kabupaten/Kota lainnya mengkaji dan menguraikan lebih lanjut rancangan pelaksanaan Sub-Komponen 1.3 dan 2.2.
b. Melakukan penilaian pasar kabupaten/kota, meliputi kajian jaringan harga
secara terinci yang mencakup identifikasi daftar awal hingga jaringan pasar produk potensial di kabupaten/kota, seleksi dan validasi hingga jaringan harga produk sangat potensial, serta Pembangunan strategi intervensi bersasaran namun terinci bagi setiap jaringan harga produk prioritas sangat potensial bagi kabupaten/kota – dengan pengawasan dan bimbingan Penasehat PMO untuk Pemasaran dan value chain dan kerjasama dengan para Spesialis Pemasaran dan value chain Kabupaten/Kota.
c. Untuk Sub-Komponen 1.3, merancang format standar rencana konsep bisnis
serta persiapan rencana bisnis dan model finansial sederhana (misalnya untuk Peralatan Pengumpul Ikan atau Kelompok Usaha Produksi Rumput Laut) yang dapat dipakai sebagai contoh bagi kelompok-kelompok peminat dan rujukan untuk mengkaji kelayakan proposal yang diterima.
d. Berperan serta dalam mengkaji dan membandingkan proposal kelompok usaha
dan usaha jasa dari kabupaten/kota lainnya.
e. Menyiapkan modul dan bahan pelatihan keterampilan bisnis dasar bagi kelompok
usaha (meliputi penggunaan dan/atau adaptasi bahan pelatihan yang ada bilamana diperlukan).
f. Mengkaji rancangan pengelolaan dan penggunaan Dana BLM dan Infrastruktur
serta menjabarkan rancangan pelaksanaannnya, juga memberikan masukan bagi modifikasi rancangan Pedoman Pelaksanaan Proyek.
g. Mengatur peluncuran program Dana BLM dan Infrastruktur di kabupaten/kota
(meliputi applikasi, seleksi dan pendanaan kelompok usaha dan usaha jasa) serta mendorong pelaksanaannya.
h. Menfasilitasi pengelolaan Dana tersebut oleh desa serta pembuatan keputusan
perihal distribusi antara infrastruktur desa, usaha jasa, dan usaha produksi.
i. Membantu desa menyiapkan rencana pelaksanaan ketiga jenis investasi yang
berasal dari Dana tersebut.
j. Bersama para tenaga pendamping, mengorganisasikan desa dalam memilih dan
melaksanakan pembangunan infrastruktur, membentuk Kelompok Infrastruktur Desa guna mengawasi pengelolaan proyek infrastruktur.
k. Dengan berkoordinasi dengan para konsultan Pemasaran dan value chain
Kabupaten/Kota lainnya, membantu menyiapkan rencana bisnis dan model finansial sederhana sesuai dengan kondisi dan studi jaringan pasar di kabupaten/kota mereka masing-masing, melakukan validasi silang dengan model dari kabupaten/kota lainnya sebagai contoh bagi kelompok-kelompok peminat dan rujukan untuk mengkaji kelayakan proposal yang diterima.
l. Bekerja sama dengan para tenaga pendamping, memberikan dukungan teknis
kepada kelompok-kelompok peminat untuk menyiapkan rencana/konsep bisnis mereka guna pengajuan kebutuhan investasi ke Dana BLM dan Infrastruktur yang diperuntukkan bagi kelompok usaha dan usaha jasa.
m.Bersama para Tenaga Pendamping, mengidentifikasi dan membentuk kelompok
penabung yang terdiri dari keluarga-keluarga beresiko.
n. Mengkaji proposal kelompok usaha, melakukan saringan kelayakan, memberikan
o. Mengkaji proposal usaha dalam konteks Rencana Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan memastikan bahwa kelompok-kelompok usaha itu sejalan dengan Rencana tersebut dan tidak akan memberi dampak negatif terhadap lingkungan.
p. Melakukan kajian banding atas pemilihan proposal kelompok usaha dari
kabupaten/kota lainnya.
q. Koordinasi dengan Penasehat PMO bagi Pemasaran dan value chain, memberikan
pelatihan teknis dan pelatihan bisnis serta dukungan kepada kelompok usaha. Pelatihan dan dukungan tersebut mencakup pelatihan keterampilan bisnis bagi kelompok usaha yang didukung, dengan topik antara lain: kepemimpinan, manajemen bisnis, perencanaan dan manajemen keuangan, keterampilan negosiasi, pemasaran, pencarian dan pemanfaatan informasi pasar, akses keuangan, pemberian pelatihan, dan kerjasama dengan tenaga pendamping.
r. Memberikan pelatihan dan bimbingan berjalan kepada kelompok usaha dan jasa
yang didukung sebagaimana diperlukan.
s. Bekerja sama dengan Penasehat PMO bagi Pemasaran dan value chain,
berkonsultasi dengan konsultan Pemasaran dan value chain Kabupaten/kota lainnya, mengkaji dan menjabarkan rancangan pelaksanaan pengelolaan dan pelatihan manajemen tabungan dan pinjaman bagi kelompok usaha.
t. Berkenaan dengan pelaksanaan Sub-Komponen 2.2, menyelesaikan pekerjaan
penilaian pasar kabupaten/kota, termasuk seleksi jaringan harga prioritas dan penyelenggaraan pertemuan di desa proyek untuk mendiskusikan temuan dan dampak terhadap setiap desa.
u. Mengadakan lokakarya validasi strategi dan peluang pasar serta rapat dengan
calon pembeli dan kalangan bisnis swasta.
v. Menyiapkan strategi intervensi terinci untuk setiap jaringan harga produk
prioritas sangat potensial, dengan menyertakan jaringan terkait, strategi dan rencana aksi dengan kejelasan tahapan, tanggung jawab, dan komitmen para pemangku kepentingan.
w.Mengkoordinasikan pelaksanaan strategi intervensi dan rencana aksi yang
disepakati bagi setiap jaringan harga prioritas, dengan memasukkan (tanpa maksud membatasi) prioritas, studi peluang pasar bagi keompok usaha dan rumah tangga nelayan, promosi peluang pasar, demo dan pelatihan kelompok usaha skala kecil tentang teknologi produksi dan penanganan pasca panen, penyelenggaraan event terkait pasar kabupaten/kota, seleksi, desain, dan penyertaan pembiayaan dari investasi awal yang mempertemukan kelompok produsen dengan mitra bisnis/pembeli serta seleksi, negosiasi, dan penyertaan pembiayaan oleh pemasok swasta untuk mengembangkan/memperbaharui jaringan pasokan penting di kabupaten/kota.
x. Mengkoordinasikan pembentukan kerangka kerja monitoring hasil sederhana
bagi setiap strategi intervensi guna memantau kemajuan, hasil dan dampak serta memberikan umpan balik untuk pemutakhiran dan pengkajian strategi intervensi berjalan.
y. Mengkoordinasikan pelaksanaan, analisis dan penyebaran survey tahunan
penelusuran jaringan pasar bagi setiap jaringan pasar prioritas di kabupaten/kota dengan dukungan staf M&E (Monitoring dan Evaluasi) PIU dan PMO.
z. Memimpin persiapan dan penyebaran arahan tahunan jaringan pasar dan harga
serta pemutakhiran daftar kontak pembeli/produsen/pemasok.
aa. Menyelenggarakan dan memfasilitasi lokakarya tahunan pemangku
kepentingan jaringan harga bersama-sama pembeli, perusahaan, produsen dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengkaji persoalan yang timbul dalam
jaringan harga, kemajuan atas tahapan yang disepakati, serta pemutakhiran strategi intervensi dan rencana aksi bagi setiap jaringan harga.
bb. Menyelenggarakan survey standar tahunan penelusuran industri, catatan
arahan standar dua tahunan, dan daftar kontak pembeli/produsen/pemasok.
cc. Memfasilitasi dan menjalin hubungan dan kontak dengan pembeli potensial dan
mitra bisnis di jaringan harga prioritas yang sesuai dengan lebih dari satu kabupaten/kota.
dd. Membantu agar proyek berjalan secara efektif sesuai dengan penetapan harga
nasional dan daerah – permintaan dan penawaran – bagi produk perikanan dan kelautan yang dihasilkan proyek.
3.2. KEGIATAN DAN INTERVENSI YANG DILAKUKAN
Kegiatan program pembangunan masyaraka pesisir kabupaten Merauke seharusnya berjalan efektif ketika terbentuk pengurus PIU, TPD dan Konsultan di tingkat kabupaten, namun karena terdapat kendala teknis sehingga mengakibatkan kegiatan mulai berjalan pada pertengahan Juli. Keterlambatan perekrutan konsultan kabupaten Merauke pada September 2013 mengakibatkan beberapa kegiatan tidak bisa diikuti oleh konsultan pemberdayaan dan pemasaran, sehingga harus menyesuaikan diri dengan kegiatan yang selanjutnya.
Adapun kegiatan yang dilakukan selama bertugas di kabupaten Merauke beserta intervensi sebagai pendorong agar terlaksananya kegiatan, diuraikan sebagai berikut ;
NO K E G I A T A N MASALAH INTERVENSI
1 SOSIALISASI DESA Belum dilaksanakan sosialisasi di 6 desa tambahan
bersama PIU dan TPD menyusun jadual kegiatan sosialisasi di 3 desa tambahan.
Bersama TPD menyiapkan daftar nama yang akan diundang dalam acara sosialisasi
2 PENILAIAN DESA BERBASIS MASYARAKAT
Minimnya pemahaman terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan
Mengkaji kembali Petunjuk Operasional Kerja(POK) dan membuat form penilaian desa 3 PERTEMUAN DESA PIU belum memiliki jadual pasti
pelaksanaan kegiatan
bersama PIU dan TPD menyusun jadual kegiatan pertemuan di 6 desa tambahan.
Bersama TPD menyiapkan daftar nama yang akan diundang dalam acara pertemuan desa.
4 PELATIHAN KELOMPOK MASYARAKAT (POKMAS)
belum memiliki jadual kegiatan bersama PIU dan TPD menyusun jadual kegiatan
Bersama TPD menyiapkan daftar
nama yang akan diundang dalam kegiatan.
5 INVENTORY SUMBERDAYA PESISIR belum memiliki kelengkapan adminstrasi (TOR, RAB dan Materi)
menyusun materi inventori bersama PIU dan TPD,
menentukan Tim, dan membantu menyusun TOR dan RAB
6 PELATIHAN CO-MANAGEMENT belum tersedia materi co-management dan ketidak jelasan peserta yang akan hadir dalam kegiatan
menyiapkan materi co-management
mengundang kelompok pengelola
7 PEMBANGUNAN PONDOK INFORMASI Belum pencairan dana ke kelompok masyarakat Infrastruktur
melakukan koordinasi dengan bendahara PIU dan TPD untuk menyiapkan persyaratan yang dibutuhkan untuk pencairan 8 PERSIAPAN DETAILED VILLAGE
CO-MANAGEMENT PLAN
belum ada draft naskah peraturan kampung
meyusun draf peraturang kampung yang diadopsi dari peraturan kampung CORMEP 9 WORKSHOP COASTAL MARINE
RESOURCES MANAGEMENT
materi dan schedule kegiatan belum di susun oleh panitia
bersama PIU dan Panitia menyusun judul materi, menentukan Pemateri dan schedule kegiatan. 10 PELATIHAN SISTEM MONITORING materi dan schedule kegiatan
belum di susun oleh panitia
bersama PIU dan Panitia menyusun judul materi, menentukan Pemateri dan schedule kegiatan.
11 PENYALURAN BLM kesalahan adminstrasi bersama TPD memperbaiki sarat administrasi
12 PELATIHAN PEMASARAN (MARKETING AWERENESS)
belum tersedia materi dan ketidak jelasan peserta yang akan hadir dalam kegiatan
menyiapkan materi dan peserta dari kelompok usaha
13 PENGEMBANGAN AIG DAN JARINGAN PASAR
materi dan schedule kegiatan belum di susun oleh panitia
bersama PIU dan Panitia menyusun judul materi, menentukan Pemateri dan schedule kegiatan. 15 BASELINE RIMS (PENGUMPULAN DATA
KONDISI MASYARAKAT)
belum terbentuk Tim survey membentuk Tim survey yang terdiri dari konsultan dan TPD 16 VILLAGE PROFILING (PROFILE DESA) waktu terlalu sempit dan
minimnya data desa
didampingi langsung oleh TPD dan pencarian data sekunder
PIU Kabupaten Merauke bersama TPD, Penyuluh, dan konsultan terus-menerus melakukan koordinasi tentang kegiatan-kegiatan program CCDP-IFAD kepada kelompok-kelompok masyarakat yang sudah terbentuk di tiap-tiap lokasi desa sasaran dengan mengadakan pertemuan dan sosialisai dibalai kampung.
Konsultan pemasaran melakukan kegiatan pendampingan kelompok usaha pengolahan dan terus mengontrol tentang proses pengolahan agar kualitas dan mutu produk memenuhi syarat terstandarisasi serta membantu mengarahkan cara
pengemasan yang simple, efisien, dan tampilannya agar keliahatan menarik.
Pemasaran untuk sementara hanya dilakukan pada pasar lokal yang ada didesa setempat, tetapi ada juga yang sudah dipasarkan dan dijual ke kota Merauke. Untuk perizinan legalitas produk akan diusahakan secepatnya agar produk bisa dipasarkan ke luar daerah kabupaten Merauke. Namun ada dari salah satu kelompok masyarakat di kelurahan Maro distrik Merauke, yang sudah memiliki IRT, label halal. Selain memasarkan produknya (terasi) didesa setempat, ada beberapa yang dititipkan juga di toko-toko ataupun swalayan kota Merauke, serta sudah mulai memasarkan produk tersebut ke Jayapura. Rencana pada tahun 2014 akan dibuat rumah kemasan dan koperasi.
PIU akan merangkul pihak-pihak terkait seprti BPPMHP, UKM maupun Perindagkop, SKIPM Kelas II, Pelindo untuk ikut serta membantu kelompok usaha pengolahan masyarakat dalam hal cara-cara pengolahan produk, penanganan kualitas produk olahan, sertifikasi produk hasil perikanan, penyediaan tempat penyimpanan dan pelelangan ikan, merencanakan program pengadaan keamanan hasil perikanan, dan pemasaran produk tersebut.
3.3. HASIL YANG DICAPAI DAN INDIKATORNYA
Hasil yang dicapai pada beberapa kegiatan yang telah dilakukan yaitu terfasilitasinya setiap kebutuhan kelompok pengelola sumberdaya, infrastruktur usaha berupa pembangunan pondok informasi. Terfasilitasinya temu usaha alternatif mata pencaharian dan jejaring pemasaran bagi kelompok usaha pengolahan. Kemudian telah dilakukannya kunjungan lapangan dengan mengadakan
pelatihan market awereness dalam rangka penyadaran pasar, bahwa pasar
mempunyai fungsi dan peranan penting terhadap produk hasil perikanan.
3.4. STRATEGI YANG DILAKUKAN DALAM MELAKUKAN KONSULTASI
Dalam rangka terlaksananya kegiatan program pembangunan masyarakat pesisir di kabupaten Merauke, perlu kiranya melakukan langkah-langkah penting agar terbangun komunikasi dua arah antara PIU dan konsultan, sehingga dapat membangun konsilidasi kegiatan setiap jangka waktu yang ditentukan.
Strategi yang dilakukan oleh konsultan dapat dipilah menjadi dua komunikasi yaitu Formal dan Informal. i) Komunikasi formal merupakan suatu rutinitas yang telah ditentukan oleh PIU dengan melakukan rapat dengan anggota PIU, TPD, Penyuluh dan Konsultan, rapat yang sering dilakukan setiap minggu adalah rapat mingguan yang biasanya di lakukan pada hari Rabu pagi. Rapat Panitia merupakan rapat formal yang dilakukan oleh anggota kelompok dengan PIU dan Konsultan yang membahas persiapan atau evaluasi kegiatan. Ii) komunikasi informal merupakan diskusi yang tidak terjadwalkan sebelumnya, dan biasanya merupakan kebiasaan saling bertukar informasi seputar perkembangan program, komunikasi formal tidak
Hasil Indikator
Komponen 1. Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir
Hasil 1. Masyarakat sasaran proyek menjalankan kegiatan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan yang menguntungkan dan
berkesinambungan tanpa dampak merusak terhadap sumber daya pesisir
1. kelompok usaha kelurahan Samkai yang didanai proyek telah memperoleh keuntungan penjualan produk.
2. bahan produksi di peroleh dengan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan
3. limbah produksi tidak menimbulkan polusi.
Hasil 1.1 Prioritas pembangunan rumah tangga masyarakat pesisir dan perikanan teridentifikasi, disepakati dan terdokumentasi
1. 85% kelompok masyarakat target program merupakan masyarakat miskin
2. 30 % anggota kelompok masyarakat sasaran program adalah perempuan
Hasil 1.2 Pembangunan Prasarana masyarakat yang mendukung kegiatan ekonomi berbasis sumber daya pesisir di desa-desa sasaran
1. 75 % pembangunan infrastruktur pondok informasi sudah mulai selesai
2. 30 % anggaran pembangunan Infrastruktur bersumber dari swadaya masyarakat.
Hasil 1.3 Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat berdasarkan petunjuk operasi
Seluruh kegiatan pemberdayaan telah selesai di laksanakan.
Hasil 1.4. meningkatnya kesadaran kelompok masyarakat terhadap perlindungan sumberdaya pesisir dan laut
1. tersusunya peraturan kampung yang mengatur perlindungan sumberdaya pesisir dan laut
2. masyarakat tidak mengambil kayu bakar dari hutan mangrove Hasil 1.5 terfasilitasinya program
kegiatan di tingkat kampung
1. 100% kelompok masyarakat hadir di setiap kegiatan program pemberdayaan masyarakat
Hasil 1.6 terfasilitasi antara PIU kabupaten Merauke dengan tokoh masyarakat, pemuda dan pemuka agama
1. terbentuknya anggota P3MP
2. tersusunnya program kerja sosial dan budaya P3MP.
Hasil 1.7 tersusunya data base kampung
1. 75 % peta kampung telah di buat 2. 10 masalah kampung sasaran program
dibatasi oleh ruang dan waktu, komunikasi ini dapat dilakukan kapan saja dan siapa saja.
Ketika terdapat masalah yang membutuhkan solusi, konsultan akan segera memberi informasi kepada PIU untuk segera mengeluarkan kebijakan. Kadang solusi yang akan di keluarkan harus mekanisme rapat penguru PIU.
PIU, TPD, Penyuluh, dan konsultan terus-menerus melakukan pendekatan, diskusi, dan komunikasi secara aktif kepada kelompok masyarakat dengan mengadakan pengarahan dan pendampingan di setiap kelompok untuk meningkatkan kapasitas SDM serta menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan wilayah pesisir, pemanfaatan potensi sumberdaya dan komoditas yang ada secara berkelanjutan.
4. IMPLEMENTASI KEGIATAN / PROYEK
Penjabaran kegiatan program pemabangunan masyarakat pesisir dengan komponen, di uraikan dalam tabel ;
No. Kegiatan Proses hasil indikator
A. PEMBANGUAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1. Pembentukan Kelembagaan PIU penunjukan Terbentuknya PIU kab. Merauke Surat keputusan kepala dinas kelautan dan perikanan
2. Rekruitmen TPD/Fasilitator Pengumuman, seleksi dan penetapan kelulusan
Kesiapan TPD dan Fasilitator terlibat mendampingi program pembangunan masyarakat pesisir.
 3 orang TPD tahun 2013
3. Pembentukan Komite Pesisir (DOB) Pengumuman, seleksi dan penetapan surat keputusan
Kesiapan DOB terlibat mendampingi program pembangunan masyarakat pesisir Surat keputusan pengurus DOB CCDP-IFAD tahun 2013
4. Sosialisasi Desa di 6 Desa Persiapan, pelaksanaan, evaluasi Terselenggaranya kegiatan sosialisasi di setiap desa Sosialisasi 6 desa untuk 2013
5. Penilaian Desa Berbasis Masyarakat di 9 Desa
Persiapan, pelaksanaan, evaluasi Terselengaranya kegiatan penilaian desa berbasis masyarakat di 9 desa  21 peserta
 Saran dan kritikan
6. Pertemuan Desa di 9 Desa Persiapan, pelaksanaan, evaluasi Terselengaranya kegiatan Pertemuan Desa di 9 lokasi target  60 peserta
 Susunan rencana kegiatan thn 2013
7. Pelatihan Pokmas di 9 Desa Persiapan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi
Meningkatnya ketrampilan anggota kelompok dalam usaha. Mampu melaksanakan usaha secara mandiri
8. Inventory Sumberdaya di 9 Desa Persiapan, pelaksanaan, evaluasi Data base potensi sumberdaya pesisir setiap desa Kalender musim
Diagram venn lembaga
Isu dan permasalahan pengelollan pesisir dan laut
9. Pelatihan Co-Management 9 desa Persiapan, pelaksanaan, Meningkatnya kesadaran masyarakan dalam mengelola sumberdaya pesisir 1.Berkurangnya aktivitas penebangan hutan bakau.
No. Kegiatan Proses hasil indikator
secaralestari 2.Membentuk kelompok pengawasan
10. Pembangunan Pondok Informasi di 9 Desa
Persiapan, pelaksanaan Terwadahi tempat kegiatan bagi POKMAS CCDP-IFAD 75 % Bangunan pondok informasi sudah mulai di kerjakan
11. Detailed Village Co-Management Plan di 9 Desa
Rapat persiapan
pelaksanaan
Terfasilitasinya kelompok masyarakat dalam menyusun peraturan perlindungan pesisir dan kampung
3. 10 peserta
4. Draft Peraturan perlindungan pesisir dan laut Kampung.
12. Workshop Coastal Marine Resources Management
Persiapan, pelaksanaan, evaluasi Terfasilitasinya kelompok masyarakat pengelola sumberdaya dalam pengelolaan sumberdaya pesisir laut kampung
5. 30 Peserta
6. Tersusunya program kerja pengelolaan SD pesisir
13. Fasilitasi P3MP Persiapan, pelaksanaan, evaluasi Pemetaan isu-isu social budaya yang menghambat pembangunan masyarakat pesisir
Terbentuknya kerjasama dengan pihak lain.
14. Pelatihan Sistem Monev Persiapan, pelaksanaan, evaluasi Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan kelompok pengelola sumberdaya untuk memonitoring secara mandiri
7. 30 Peserta
8. Tersusunya program kerja monitoring SD pesisir
15. Penyaluran BLM di 3 Desa Penyiapan berkas persyaratan, pencairan
Kelompok masyarakat melakukan kegiatan usaha  Terserapnya anggaran 100 %
B. PEMBANGUNAN EKONOMI BERBASIS KELAUTAN DAN PERIKANAN
16. Pelatihan Pemasaran di 9 Desa Persiapan, pelaksanaan, evaluasi Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan kelompok usaha tentang pentingnya pemasaran
9. 5 Peserta/desa
 Target pasar
17. Pengembangan AIG dan Jaringan Pasar
Persiapan, pelaksanaan, evaluasi Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan kelompok usaha tentang pentingnya jaringan pemasaran dan pekerjaan alternativ
4. IMPLEMENTASI KEGIATAN
1. Pembentukan Kelembagaan PIU
Berdasarkan surat keputusan menteri kelautan dan perikanan nomor : KEP.51//KU.611/2013. Tentang perubahan ketujuh atas keputusan menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.10//KU.611/2013. Tentang penunjukan kuasa pengguna anggaran, pejabat pembuat komitmen, pejabat penguji tagihan/penandatangan surat perintah membayar (SPM) dan pengangkatan bendahara pengeluaran pada satuan kerja dinas provinsi/kabupaten/kota dana tugas pembantuan lingkup ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau kecil kementerian kelautan dan perikanan. Kejadian Perubahan surat keputusan yang dilakukan oleh kementerian telah menyebabkan perubahan struktur pengurus PIU sebelumnya, sehingga mandeknya kegiatan di tingkat kabupaten hingga kampung mulai berjalan kembali seperti yang diagendakan sebelumnya. Keputusan perubahan struktur pengurus PIU kabupaten Merauke lebih disebabkan belum singkron kegiatan yang ada di dinas perikanan dan kelautan, antara program pembangunan masyarakat pesisir (CCDP-IFAD) dengan kegiatan lainnya yang merupakan tanggungjawab tupoksi bidang masing-masing, sehingga ada kecenderungan overlay kegiatan, atau mengorbankan salah satu kegiatan.
Salah satu contoh kasus yang tejadi di kabupaten Merauke adalah terbengkalainya program pengawasan sumberdaya pesisir dan laut di karenakan banyak pegawai yang lebih focus ke program pembangunan masyarakat pesisir (CCDP-IFAD).
Setelah seluruh kegiatan dilaksanakan, muncul isu-isu di kalangan anggota PIU yang memiliki keinginan untuk mengundurkan diri. Setelah melakukan diskusi informal dengan beberapa anggota terkait, ternya keinginan tersebut muncul di karenakan tidak ada kejelasan tupoksi kerja setiap individu sehingga hanya segelenter anggota saja yang menjalankan amanahnya secara bertanggung jawab.
Permasalahan yang sering di kalangan anggota adalah sifat menunggu bola yang menyebabkan beberapa kegiatan yang seharusnya lebih awal dikerjakan mengalami pemunduran jadual kegiatan.
Permasalah moral setiap individu adalah sesuatu yang sangat privat di saman modern, sehingga tidak seorangpun membolehkan orang lain ditindas atau menindas dengan alasan pemaksaan keyakinan, namun dalam suatu organisasi pemerintahan yang memerlukan komando sangat penting, sehingga moralitas dapat dipertahankan dan program dapat berjalan sesuai apa yang dicita-citakan. Selama ini kelembagaan PIU sangat membantu pelaksanaan kegiatan program pembangunan masyarakat pesisir (CCDP-IFAD) kebupaten Merauke, bantuan