• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar Matematika 1.Pengertian Belajar 1.Pengertian Belajar

2. Tujuan Belajar

dibandingkan dengan guru lain yang mengartikan bahwa sebagai suatu proses perubahan tingkah laku (Usman, dkk, 1993: 4-5)

2. Tujuan Belajar

Secara garis besar Taksonomi Bloom (Yulaelawati, 2004: 59-64) tujuan hasil belajar dikelompokkan kedalam tiga kategori, yakni (Afandi, dkk, 2013:7) :

1) Ranah kognitif yang terdiri dari enam tingkatan, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesis, penilaian.

2) Ranah afektif yang terdiri dari lima tingkatan yaitu:

penerimaan, penanggapan, penilaian, pengelolaan, bermuatan nilai

3) Ranah psikomotorik terdiri dari lima tingkatan, yaitu:

menirukan, manipulasi, keseksamaan, artiklasi, naturalisasi. 3. Hasil Belajar

Menurut Gagne dalam Dahar (2006:2), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang

28

diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Adapun hasil belajar tersebut meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik (Hartiny, 2010: 31-33).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”.

Hasil belajar merupakan proses perubahan kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan minat atau emosi (afektif), dan kemampuan motorik halus dan kasar (psikomotor) pada peserta didik (Afandi, dkk, 2013: 4-6).

Menurut Hamalik (2004:49) “mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”. Sedangkan Susanto (2013: 5) perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari belajar”.

Bloom (1956) mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotori. Untuk aspek kognitif, Bloom menyebutkan enam tingkatan, yaitu: pengetahuan, pemahaman, pengertian, aplikasi, analisa, sintesa dan evaluasi.

29

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, afektif, psikomotorik. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana sampai pada yang paling kompleks yang bersifat pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar.

Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berada di luar diri pelajar.

a. Faktor yang tergolong faktor internal adalah:

1) Faktor fisiologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun

keturunan, yang meliputi:

a) Faktor intelektual terdiri atas :

(1) Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat. (2) Faktor aktual, yaitu kecakapan nyata dan prestasi.

b) Faktor non intelektual, yaitu komponen-komponen

30

motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri, dan emosional.

c) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis, yang tergolong faktor eksternal yaitu :

(1) Faktor sosial yang terdiri atas : faktor

lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat, faktor kelompok

(2) Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu

pengetahuan, teknologi, kesenian.

(3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

(4) Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan.

Faktor – faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung atau tidak langsung dalam mempengaruhi hasil belajar yang dicapai seseorang. Karena adanya faktor – faktor tertentu yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu motivasi berprestasi, intelegensi , kecemasan (Daryanto, 2012:226-28).

Untuk menyatakkan bahwa suatu proses belajar-mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Untuk menyamakan persepsi sebaiknya berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa “Suatu proses belajar-mengajar tentang suatu bahan

31

pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK) tersebut dapat dicapai.”

Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan intruksional khusus (TIK) yang ingi dicapai. Fungsi penilaian ini adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan program remidial bagi siswa yang belum berhasil (Usman, dkk, 1993: 7-8)

4. Matematika

Kata “Matematika” berasal dari kata Yunani “Mathein” atau “Mathenein”, artinya mempelajari. Menurut Nasution (1980:2) yang dikutip oleh Subarinah kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata Sansekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensia.

Menurut Johnson dan Myklebust matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran. Menurut Mulyani Sumantri matematika adalah pengetahuan yang tidak kurang pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tujuan pengajaran

32

matematika ialah agar peserta didik dapat berkonsultasi dengan mempergunakan angka-angka dan bahasa dalam matematika.Dari segi bahasa, matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang inginkan kita sampaikan (Hartiny, 2010: 11-12)

Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang penting dan semakin dirasakan kegunaannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini (jurnal Rahmi dan Yhance Hendra Diana, 2012:55)

Plato berpendapat bahwa matematika adalah identik dengan filsafat untuk ahli pikir, walaupun mereka mengatakan bahwa matematika harus dipelajari untuk keperluan lain. Objek matematika ada didunia nyata, tetapi terpisah dengan akal.

Aristoteles mempunyai pendapat lain, ia memandang matematika sebagai salah satu dari tiga dasar yang membagi ilmu

pengetahuan fisik, matematika, dan teologi. Matematika

didasarkan atas kenyataan yang dialami, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari eksperimen, observasi, dan abstraksi.

Sedangkan matematika dalam sudut pandang Andi Hakim Nasution, yang diuraikan dalam bukunya, bahwa istilah matematika berasal dari kata Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Kata ini memiliki hubungan erat dengan kata sansekerta, medha atau widya yang memiliki arti kepandaian,

33

ketahuan, atau intelegensia. Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan kata wiskunde yang bearti ilmu tentang belajar (Fathhani, 2009:21)

Pembelajaran Matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi Matematika.

Menurut Hans Freudental dalam Susanto (2013:189), Matematika merupakan aktifitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Dengan demikian, Matematika merupakan cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk dengan aturan-aturan yang telah ada yang tak lepas dari aktivitas insan tersebut.

Pada hakikatnya, Matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, dalam arti Matematika memiliki kegunaan yang praktis dalam kehidupan sehari-hari. Semua masalah kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara cermat dan teliti mau tidak mau harus berpaling kepada Matematika (Hartiny, 2010:25).

34 B. Bangun Datar

Dokumen terkait