• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

8. Tujuan dan Fungsi Layanan Perpustakaan

Perpustakaan adalah pelayanan. Pelayanan adalah keksibukan. Bahan-bahan pustaka harus sewaktu-waktu tersedia bagi mereka yang

memerlukannya.”22

.Jelas bahwa perpustakaan adalah pelayanan. Tidak ada perpustakaan jika tidak ada pelayanan. Karena itu perpustakaan di identikan dengan pelayanan .Agar tangkap terhadap kepentingan penggununya, perpustakaan harus menyediakan bahan pustaka yang sewaktu-waktu di perlukan. Kegiatan menyediakan bahan pustakainilah yang menjadi profesi seorang pustakawan. Penting atau tidaknya

21

Darmono, Manajemen dan Tata Kerja perpustakaan sekolah,(Jakarta: PT Gasindo, 2007), h.134

perpustakaan tergantung pula pada kemampuan untuk menyediakan bahan pustaka secara tepat dan akurat.

Fungsi pelayanan perpustakaan tidak boleh menyimpang dari tujuan perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan harus dapa memberikan informasi kepada pengguna, memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mengadakan penelitian, yaitu fungsi informasi. Selanjutnya, perpustakaan juga memberikan kesempatan kepada pembacanya untuk mengadakan rekreasi. Dengan membaca novel, pembaca dapat terhibur, begitu pula dengan mendengarkan musik dan menonton video.

a. Tujuan Pelayanan Perpustakaan

Tujuan perpustakaan memberikan pelayanan kepada para pembaca, agar bahan pustaka yang telah diolah dan dikumpulkan dengan baik dapat sampai ketangan pembaca, bahan-bahan pastaka yang dikumpulkan terutama dimaksudkan agar dapat dipakai oleh pengguna.sedangkan maksud diadakan pengolahan yaitu untuk mempermudah pencarian suatu bahan pustaka sesuai yang di kehendaki pengguna.

Bahan pustaka yang banyak tetapi tidak di pakai oleh siapapun dengan alasan apapun, merupakan kekeliruan besar. Perpustakaan yang tidak di datangi oleh para pembaca adalah perpustakaan sakit. Karena itu harus di usahakan agar para pengguna memakai bahan pustaka di perpustakaan. Usaha ini misalnya, dilakukan dengan promosi jasa perpustakaan, maksud diadakan promosi yaitu agar para pengguna tahu tentang bahan apa saja yang dimiliki oleh perpustakaan, fasilitas apa saja yang diberikan oleh perpustakaan, dan saat mana dapat dating keperpustakaan. Semua ini harus dituangkan pada lembaran kertas, kemudian disebarkan dalam bentuk brosur atau pamphlet, atau disampaikan secara lisan, tetapi berdasarkan yang tertulis di brosur.

Promosi layanan perpustakaan tidak hanya diberikan oleh Negara sedang berkambang dengan pembaca yang baru melek huruf,

tetapi juga dikerjakan oleh Negara yang sudah memiliki perpustakaan maju. Karna membaca di perpustakaan juga menjadi masalah di Negara maju, mereka yang sudah melek huruf,lulus dari pendidikan menengah, berangsur-ansur menjadi “buta huruf” karena mereka tidak

mau membaca lagi. Mereka lebih suka bermabuk-mabukan dimalam minggu yang panjang di bar/diskotik atau tempat hiburan yang tersedia di mana-mana. Maka Negara yang di maksud dalam keadaan bahaya, seperti yang di laporkan oleh mentri pendidikan AS tahun

1983, “The nation at risk” kalau sudah demikian yang di minta untuk membenahi tidak ada lain kecuali para pustakawan.

b. Fungsi Pelayanan Perpustakaan

Fungsi pelayanan perpustakaan adalah mempertemukan pembaca dengan bahan pustaka yang merekaminati. Harus diusahkan agar perpustakaan menyelenggarakan kegiatan yang membuat pembaca senang dating keperputakaan. Missal diskusi atau

pertunjukan film untuk menambah pengetahuan pembaca.

Perpustakaan harus berani bersusah payah mencarikan bahan pustaka yang di kehendaki oleh pengguna walaupun harus meminjam keperpustakaan lain. Misalnya perpustakaan mencarikan artikel keperpustakaan lain di dalam negeri, bahkan kalau perlu di perpustakaan lain di luar negeri.

Pada perpustakaan khusus, perpustakaan perguruan tinggi, atau perpustakaan nasional, mencarikan artikel seperti ini merupakan kewajiban yang tidak dapat di tolak, umumnya perpustakaan penelitian menyediakan indek dan abstrak untuk para peneliti, sehingga mereka memperoleh informasi mutakhir, yaitu bahan apa saja yang telah terbit di bidangnya baik di dalam maupuun di luar negri. Pada zaman informasi dan globalisasi ini, masalah jarak bukanlah suatu yang menghalangi untuk memperoleh dokumen.

Perpustakaan juga berfungsi mengembangkan pendidikan, para pengguna diharapkan dapat memamfaatkan bahan-bahan pustaka yang

tersedia, baik fisik maupun non fisik. Dengan membaca kita akan berpikir, mengikuti logika yang di berikan oleh pengarang. Karna pandai berlogika dan kaya pengalaman yang di peroleh dari bacaan, kita menjadi cerdas. Dengan demikian dalam mengikuti berbagai masalah, kita akan tau cara memecahkannya.23

B.Minat Baca

1. Pengertian Minat Baca

Minat baca menurut Farida Rahim, ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha sesorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat baca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.

Minat baca menurut darmono merupakan “kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca”. Minat

baca ditunjukan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan

membaca.24

Membandingkan kedua definisi tentang minat baca diatas sebenarnya keduanya memiliki pandangan yang sama tetang minat baca dimana dua-duanya menitik beratkan pada pernayataan “keinginan dan usaha seseorang untuk membaca”. Namun dalam hal ini penulis lebih condong kepada definisi yang dikemukakan oleh Farida Rahim, karena menurut penulis definisi inilah yang nantinya dapat menjawab masalah penelitian penulis.

2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

23

http://fedri-hidayat.blogspot.com/2009/12/fungsi-dan-tujuan-layanan-perpustakaan.html, artikel ini diakses pada hari sabtu, 28 Desember 2013 pukul 10.15

24

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar , (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet-4, h.28

faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti pembawaan, kebiasaan, dan ekspresi diri. Sementara faktor eksternal adalah faktor – faktor yang berasal dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga, tetangga, maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini lah yang mempengaruhi adanya motivasi, kemauan,dan kecengderungan untuk selalu membaca.

Perpustakaan sekolah merupakan faktor pendorong dari luar dalam menumbuhkan minat baca siswa.

Lebih lanjut Madjito menjelaskan bahwa terdapat faktor- faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pembinaan minat baca di dalam perpustakaan, antara lain;

a. Faktor internal

1) Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan

Jumlah pengelola perpustakaan baik yang berpredikat

pustakawan, yang berpendidikan jurusan perpustakaan maupun tenaga struktural masih jauh dari yang diharapkan.

2) Kurangnya dana pembinaan minat baca

Meskipun para pengelola perpustakaan menyadari bahwa pembinaan minat baca merupakan salah satu tugas tanggung jawab, namun banyak diantaranya yang terbentur pada keterbatasan dana.

3) Terbatasnya bahan pustaka

Ketebatasan bahan pustaka ini bukan hanya sekedar jumlah dan variasinya yang belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan, tetapi juga terbatasnya mutu bahan pustaka yang dilayankan di perpustakaan.

4) Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan

Kebanyakan perpustakaan baru pada tingkat pemberian layanan peminjaman. Layanan-layanan lainnya seperti layanan referensi, layanan pemutaran film dan masih banyak lagi belum disajikan di perpustakaan.

5) Terbatasnya ruangan perpustakaan

Banyak perpustakaan yang yang ruangannnya belum diengkapi dengan ruangan-ruangan seperti: ruang baca, ruang pemutaran film, ruang serbagu dan lain-lain.

6) Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan

Banyak peppustakaan yang belum memiliki peralatan yang dapat mendukung pembinaan minat baca seperti: proyektor, mesin potokopi.

7) Kurang sentralnya lokasi perpustakaan

Banyak perpustakaan yang kurang menarik pengunjung karena letaknya tidak strategis.

8) Kurangnya promosi /pemasyarakatan perpustakaan.

9) Kurangnyapromosi/pemasyarakatan perpustakaan menyebabkan

tidak banyak anggota perpustakaan memanfaatkan jasa layanan perpustakaan.

b. Faktor eksternal

1) Kurangnya partisipasi pihak–pihak yang terkait dengan

pembinaan minat baca hal ini tampak antara lain, di lingkungan

keluarga banyak orang tua yangkurang memperhatikan

pengembangan minat baca anak-anaknya.

2) Kurang terbinanya jaringan kerja sama pembinaan minat baca anat perpustakaan belum banyak upaya dilakukan untuk menggiatkan jaringan kerjasama.

3) Sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca seperti industri, perushaan serta usaha bisnis lainnya belum banyak berpartisispasi dan melibatkan diri dalam pembinaan minat baca baik bagi pegawainya maupun masyarakat sekitarnya. 4) Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat

5) Belum semua penulis berpartisipasi dalam pembinaan minat baca yang ditulis mereka terutama yang diperkirakan laris dipasaran.25

3. Beberapa Usaha Untuk Menarik Minat Baca

Sudarnoto Abdul Hakim dalam bukunya perpustakaan sebagai

center for learning society dikutip dari Bunata, Murni bahwa ada beberapa usaha untuk menarik minat baca diantaranya adalah:

a. Mengadakan acara yang tidak langsung berkaitan dengan buku, karena diadakannya di perpustakaan maka diharapkan anak-anak akan tertarik melihat-lihat dan akhirnya membaca buku, misalnya:

1) Pemutaran film/video untuk remaja di perpustakaan

2) Menyelenggarakan lomba, permainan catur, kuis dan lainnya 3) Menyelenggarakan kelas pekerjaan tangan, membuat berbagai

prakarya.

4) Menyelenggarakan kelas seni: musik, tari, drama, dan nyanyi. 5) Menyelenggarakan kelas lukis, pameran, dan lain sebagainya.

b. Mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku

1) Mengumumkan kepada siswa buku-buku yang mungkin menarik

perhatian perhatian mereka.

2) Buatlah daftar buku-buku yang dianjurkan kepada siswa sebagai bahan bacaan.

3) Membaca cerita,dimulai dari guru atau kita undang ahli cerita (pendongeng) untuk bercerita yang asal cerita tersebut bersumber dari buku. Tidak seluruh buku diceritakan, cukup bagian pertama

yang menarik, sisanyadianjurkan anakmeneruskan untuk

membacanya. Tentu saja buku yang dianjurkan tersebut tersedia di perpustakaan.

4) Kegiatan yang membicarakan buku yang menyangkut buku

pelajaran. Buku pelajaranitu ada dua macam: yang tercantum dalam kurikulum termasuk buku wajib harus dibaca dan yang

25

tidak tercantum dalam kurikulum tetapi sebagai buku penunjang, buku-buku tersebut sebaiknya tersedia dalam perpustakaan untuk menambah wawasan anak-anak dalam mempelajari suatu ilmu. 5) Belajar bersama. Murid diberikan sebuah buku pelajaran dan

masing-masing murid diberi tugas untuk meringkas bab-bab yang telah ditentukan oleh guru da hasil ringkasan mereka diceritakan di kelas.

6) Mengadakan kegiatan penelitian kecil-kecilan untuk

meningkatkan rasa ingin tahu dan menyalurkan kreatifitas anak-anak. Diberikan kesempatan kepada anak-anak untuk membuat tulisan tentang topik yang mereka sukai. Pada kesempatan ini pula mereka diajarkan bagaimana cara menulis apa yang diketahui dari hasil yang telah mereka baca. Tentu tidak lupa dengan bimbingan guru.

7) Mungundang para ahli untuk berceramah ringan dengan topik menariktentang kehidupan para tokoh misalnya. Dimana dia juga menganjurkan buku-buku yang menarik selain buku yang diceramahkan tersebut.

8) Mengadakan pameran buku secara teratur, misalnya bila ada buku-buku baru. Pameran dihubungkan dengan hari-hari besar dan topiknya disesuaikan.

9) Mengadakan lomba membuat buku sendiri mengenai suatu topik

tertentu yang bersumber dari koran, majalah, buku, kliping dan sebagainya.

10) Kegiatan berdarmawiasata, misalnya ke kebun binatang, untuk melihat-lihat binatang yang pernah dibaca dari buku-buku26.

26

Sudarnoto Abdul Hakim dkk, Perpustakaan Sebagai Center For Learning Society Gagasan untuk Pengembangan Sekolah, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Syarif Hidayatullah, 2005), h. 27-30

Dokumen terkait