• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOPIK PENELITIAN

1. Pembelian Tunai

3.5. Metode Penyusutan

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Faktor-faktor yang mengakibatkan kemampuan aktiva tetap dalam operasional perusahaan menurun disebabkan oleh faktor fisik dan fungsional.

1. Faktor fisik : Faktor ini berkaitan dengan berlalunya waktu dan pemakaian dalam operasi perusahaan. Faktor ini menyebabkan usang karena umur (deteroriation and decay), kerusakan-kerusakan selama pemakaian dalam operasional.

2. Faktor fungsional : Faktor yang berkaitan dengan ketidak mampuan aktiva tetap tersebut untuk menjalankan fungsinya memenuhi kebutuhan yang diharapkan, walaupun dari segi fisik aktiva tetap tersebut masih dapat digunakan. Hal ini antara lain karena :

a. Kemajuan teknologi, dimana diperoleh tingkat produktivitas yang lebih tinggi jika aktiva tetap tersebut diganti dengan aktiva tetap yang lebih modern.

b. Selera konsumen, dimana produk yang dihasilkan oleh aktiva tetap tersebut sudah ketinggalan model dan tidak ada lagi peminatnya.

Akuntansi depresiasi (penyusutan) merupakan sistem akuntansi yang bertujuan untuk mendistribusikan biaya atau nilai dasar lainnya dari aktiva tetap dikurangi nilai sisa, selama taksiran manfaatnya masih ada.

Depresiasi adalah suatu proses alokasi, bukan proses penilaian. Oleh karenanya nilai buku suatu aktiva tetap yang nampak dalam neraca bukan menyatakan nilai pasarnya yang turun pada saat itu, tetapi merupakan bagian dari cost yang belum dialokasikan sebagai biaya.

Dalam menghitung depresiasi (penyusutan) ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :

1. Asset cost (harga perolehan aktiva tetap)

2. Residual value (nilai residu/sisa), yaitu nilai yang diharapkan dapat

direalisasi pada saat asset tidak dapat digunakan lagi. 3. Useful life (masa manfaat)

4. Depreciation method (metode penyusutan). Metode penyusutan aktiva

tetap yang digunakan oleh suatu perusahaan harus sesuai dengan sifat dan penggunaan aktiva tetap. Kebijaksanaan pimpinan dan metode penyusutan yang digunakan harus konsisten.

Dalam melaksanakan sistemnya kita harus dapat menentukan metode penyusutan yang sesuai dengan sifat dan penggunaan aktiva tetap bersangkutan.

pendapatan yang tepat serta melindungi investasi atas aktiva tetap dari pemilik dan pemilik juga harus menentukan masa manfaat dan nilai residu, terutama dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan mengenai kebijaksanaan penyusutan yang akan diterapkan.

3.6. Tujuan dan Teknik Pengawasan Terhadap Aktiva Tetap 3.6.1. Tujuan Pengawasan Aktiva Tetap

Dalam suatu organisasi yang memiliki nilai aktiva tetap yang dominan dari total nilai aktiva organisasi harus memiliki sistem akuntansi yang baik yang mendukung internal control (pengawasan intern) terhadap intern aktiva tetap yang dapat diandalkan. Sistem akuntansi yang baik harus meliputi semua teknik, metode dan prosedur dalam pencatatan dan pengolahan data akuntansi untuk memperoleh pengawasan intern yang baik dalam organisasi. Dengan sistem akuntansi yang baik maka kita dapat mengetahui kecurangan–kecurangan atau pencurian aktiva yang terjadi di organisasi. Dari kecurangan dan pencurian tersebut maka dapat diterapkan sistem pengawasan intern yang baik sebagai upaya untuk mengurangi atau menghindari kecurangan dan pencurian yang sering terjadi di dalam organisasi.

Dalam kaitannya dengan pengawasan aktiva tetap secara spesifik, tekanan dari tujuan sistem pengawasan intern lebih diutamakan pada perlindungan terhadap kekayaan (aktiva tetap).

Tujuan pengawasan aktiva tetap sebagai berikut :

a. Menghindari kecurangan pencatatan terhadap fisik aktiva tetap dengan yang sebenarnya agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan yang selanjutnya,

b. Untuk mendeteksi aktiva tetap yang telah hilang, rusak atau menganggur, perhitungan fisik persediaan aktiva tetap harus dilakukan secara periodik dalam rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi. Selain itu aktiva tetap harus diperiksa secara periodik untuk menentukan kondisinya. Pengawasan yang hati-hati juga harus dilaksanakan dalam pelepasan aktiva tetap. Semua pelepasan harus diotorisasi dan disetujui secara benar.

c. Mengetahui keberadaan aktiva tetap apakah sesuai dengan fungsinya dilakukan dengan cara :

1) adanya daftar kumpulan aktiva tetap maka dapat diketahui keberadaan aktiva tetap dan fungsinya masing-masing,

2) krani aktiva tetap akan mengadakan pengecekan langsung secara rutin untuk memeriksa keberadaan aktiva tetap berdasarkan catatan yang ada pada kumpulan aktiva tetap.

Menurut Widjajanto (2002) pengendalian intern adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk :

a) mengamankan aktiva perusahaan,

b) mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi, c) meningkatkan efisiensi,

d) mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran operasi. 3.6.2. Teknik Pengawasan Aktiva Tetap

Karena aktiva tetap bernilai tinggi dan berumur ekonomis panjang, adalah penting untuk merancang dan menerapkan pengendalian internal yang efektif atas

dan diberi label untuk tujuan pengendalian dan dicatat. Prosedur ini dimaksudkan untuk membentuk pertanggunggugatan awal bagi aktiva dimaksud.

Dalam melakukan teknik pengawasan aktiva tetap tentunya tidak terlepas dari sistem pengawasan intern yang terdapat di dalam organisasi, sebab teknik pengawasan aktiva tetap merupakan bagian dari cara–cara yang digunakan oleh pimpinan untuk mengawasi operasional organisasi.

Pengawasan dalam suatu perusahaan mencakup rencana organisasi dan semua metode serta prosedur terutama yang mengenai dan berhubungan langsung dengan pengamanan aktiva.

Dalam rangka pelaksanaan teknis pengawasan maka ada beberapa prinsip pengawasan intern yang baik :

1. Pegawai yang kapabel dan dapat dipercaya

Pemberian tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing pegawai harus berdasarkan (sesuai dengan) kecakapan, pengalaman dan kejujuran.

2. Pemisahan wewenang

Dengan maksud pengawasan intern, maka penempatan pegawai disamping bertujuan untuk mempergunakan tenaga pegawai sebaik-sebaiknya juga harus didasari prinsip adanya pemisahan yang baik meliputi tugas dan wewenang. Dalam hubungannya dengan pemisahan tugas/ wewenang perlu diingat bahwa, tugas–tugas dibagikan kepada beberapa pegawai sehingga ”tidak seorang pun mengerjakan suatu transaksi sejak awal sampai dengan selesai ”.

3. Pengawasan

Hasil pekerjaan masing-masing pegawai harus diawasi dan dinilai oleh atasannya yang bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pegawai tersebut. Alasan itu, sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, harus menilai hasil pekerjaan bawahannya dan jika diperlukan mengadakan tindakan koreksi. Adalah tangung jawab pimpinan terhadap pegawai untuk mengawasi mereka, agar supaya mereka tetap jujur, efektif dan efisien. 4. Penetapan tanggung jawab secara perseorangan

Dalam menetapkan tanggung jawab mengenai suatu tugas, harus dapat diikuti pelaksanaan tugas-tugas itu sampai tingkat yang melaksanakannya dengan maksud untuk menghubungkan hasil pelaksanaan tersebut dengan tanggug jawab masing–masing petugas.

Penetapan tanggung jawab perseorangan dengan demikian membawa pengaruh psikologis bahwa tugas–tugas itu akan lebih diperhatikan sehingga para petugas akan bekerja lebih waspada. Tiap orang akan bekerja lebih baik jika dia tahu bahwa dia akan diminta pertanggungjawaban apabila ada hal – hal yang tidak beres dalam tugasnya.

5. Pemeriksaaan otomatis berdasarkan prosedur-prosedur yang rutin.

Prosedur–prosedur hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan adanya pencocokan antara pekerjaan petugas yang satu dengan petugas yang lain.

6. Pencatatan yang seksama dan segera.

Transakasi–transaksi, baik ekstern maupun intern yang mempunyai akibat ekonomis, harus segera dicatat dalam dokumen dasar yang telah disediakan.

Pencatatan harus lengkap dan tidak gampang diubah. Ini dapat diperkuat dengan menggunakan formulir – formulir tercetak yang diberi nomor urut. Jika suatu formulir salah diisinya, maka harus dicap dengan tanda batal dan disimpan dalam urutan yang baik. Karena adanya nomor urut itu, maka jika ada dokumen yang hilang/dicuri akan segera dapat diketahui.

7. Penjagaan fisik

Jelas kiranya bahwa kerugian-kerugian karena kecurangan akan banyak berkurang dengan adanya alat – alat penjagaan secara fisik misalnya gudang yang terkunci dan sebagainya

8. Pemeriksaan oleh petugas yang bebas dari tugas rutin.

Secara periodik, sistem administrasi harus diteliti kembali oleh suatu institute yang bebas dari pekerjaan rutin dalam organisasi. Dalam hubungan tersebut adalah bagian pemeriksaan intern (Internal Audit Department) dan perusahaan itu sendiri atau dapat berupa kantor akuntan ekstern.

Dokumen terkait