SISTEM PENGAWASAN INTERN TERHADAP AKTIVA TETAP PADA
PT. ASURANSI RAMAYANA, Tbk
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
M. TEGUH PRABOWO
112101193
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : M. TEGUH PRABOWO
NIM : 112101193
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGAWASAN INTERN
TERHADAP AKTIVA TETAP PADA PT. ASURANSI RAMAYANA, Tbk, CABANG MEDAN
Tanggal ……… 2015 DOSEN PEBIMBING
( Iskandar Muda, SE, M.Si, AK ) NIP. 19760705 200212 1 002
Tanggal ……… 2015 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
( Dr. Yeni Absah, SE, M.Si ) NIP.19741123 200012 2 001
Tanggal ……… 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS USU
Bismillahirrohmaanirrohiim
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadiran Allah Subhana
WaTa’ala yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat waktu dan sesuai dengan
yang direncanakan. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan nabi
besar Muhammad Sholallahu ‘alaihiwasallam, yang telah membawa risalah-Nya
untuk menuntun ummat manusia kejalan yang benar. Semoga kita semua
memperoleh syafa’atnya di akhirat kelak.
Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhit ujuan
tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul: “Sistem
Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada PT. Asuransi Ramayana.”
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada kedua
orang tua yang saya sayangi Ayahanda WAGIMIN dan Ibunda YUSMINAR,
yang telah berdoa, berjuang membesarkan dan membimbing putranya dengan
kasih sayang yang tiada terhingga. Semoga Allah SWT membalas keduanya
dengan kasih sayang dan kebahagiaan. Penulis juga ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
3. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M.si selaku Sekretaris Program Studi Diploma
III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak F.S. Harjadi selaku Pemimpin PT. Asuransi Ramayana, Tbk yang
telah memberikan kesempatan untuk melakukan magang.
5. BapakIskandar Muda, SE, M.si sebagai dosen pembimbing, yang telah
membimbing penulis hingga terselesaikannya tugas akhir ini. Selama
dalam bimbingan Bapak, penulis banyak mendapatkan ilmu sekaligus
pengalaman yang sangat berharga. Semoga Allah membalas kebaikan
Bapak.
6. Seluruh kerabat serta sahabat-sahabat penulis dari keluarga Cendana.
Terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini. Semoga kita bisa terus
bersahabat sampai tua nanti.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan
yang terdapat di dalamnya dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan
manfaat kepada pembacanya.
Medan, Januari 2015
Penulis
KATA PENGANTAR ... i
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 4
2.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 7
BAB III : TOPIK PENELITIAN 3.1. Sistem Pengendalian Intern terhadap Aktiva Tetap ... 21
3.2. Pengertian Aktiva Tetap ... 21
3.3. Jenis – jenis Aktiva Tetap ... 22
3.4. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 26
3.5. Metode Penyusutan ... 31
3.6. Tujuan dan Teknik Pengawasan terhadap Aktiva Tetap ... 33
3.6.1. Tujuan Pengawasan Aktiva Tetap... . 33
4.2. Saran ... 45
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laju pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara umumnya akan
mendorong unit-unit usaha yang terdapat dalam negara yang bersangkutan untuk
meningkatkan kegiatan usahanya. Dalam melaksanakan kegiatan operasi
organisasi, ketika perusahaan/organisasi itu mulai didirikan, perusahaan
memerlukan assets awal yang harus dimiliki agar perusahaan tersebut dapat
berjalan dengan baik. Karena persaingan (kompetisi) dalam dunia usaha seiring
dengan lajunya pertumbuhan ekonomi yang merupakan tantangan bagi setiap
perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan berhasil guna serta berdayaguna
agar dapat tetap tumbuh secara kompetitif.
Demi tercapainya setiap cita-cita dalam perusahaan, pelaksanaan
kegiatannya harus dilakukan melalui salah satu alat penunjang operasi perusahaan
yaitu dengan adanya aktiva tetap dalam suatu organisasi. Aktiva tetap adalah harta
berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih
dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih
dari satu tahun.
Perkiraan aktiva tetap merupakan salah satu unsur yang terdapat di dalam
Aktiva tetap merupakan faktor penunjang terjaminnya operasional
perusahaan/organisasi dengan lancar. Jika Aktiva tetap perusahaan mengalami
kerusakan karena kurangnya perhatian dari pihak perusahaan/kurangnya
pengawasan terhadap aktiva tetap akan membawa pengaruh kepada jalannya
kegiatan ekonomi perusahaan.
Untuk itu aktiva tetap yang ada pada suatu perusahaan/organisasi
haruslah benar-benar diperhatikan karena bila ditinjau dari segi pengolahan dan
pembuatannya memakan waktu yang cukup lama serta pengawasan rumit. Sistem
pengawasan dimulai saat dibuatnya komitmen terhadap pengadaan aktiva tetap
sampai diposisi terakhir melalui penjualan aktiva tetap. Pengawasan dilaksanakan
untuk menguji kebenaran aktiva tetap, apakah dipertanggungjawabkan,
dipergunakan secara jujur, diasumsikan secukupnya dan ditangani dengan cara
lain sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengelola aktiva tetap yang terdapat
dalam perusahaan seperti kesalahan dalam penafsiran umur ekonomis ataupun
pemeliharaan aktiva tetap yang tidak benar akan menimbulkan kerugian bagi
perusahaan/organissasi sehingga aktiva tetap yang dimiliki perusahaan perlu
dibuat pengawasan intern yang benar sesuai dengan standar akuntansi yang
berterima secara umum. Oleh karena itu, dalam struktur organisasi diperlukan
sistem pengawasan dalam mengelola aktiva tetap tersebut.
Dari uraian di tersebut, mengenai pentingnya peranan sistem pengawasan
dalam membantu manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap investasi
mengambil judul ”Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap Pada
PT. Asuransi Ramayana”.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam menjalankan setiap kegiatan dalam perusahaan, tentu saja
perusahaan memiliki masalah yang terkadang muncul dan sudah pasti harus
dihadapi oleh perusahaan. Masalah merupakan faktor yang dapat membahayakan
perusahaan jika tidak segera diselesaikan. Penulis merumuskan masalah yang
berikut untuk penelitian ini yaitu: ”Bagaimana cara menjalankan sistem
pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayana ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian
adalah “untuk memperluas wawasan atau pandangan penulis mengenai sistem
pengawasan yang efektif dalam mengawasi aktiva tetap dengan yang dipelajari
penulis selama masa perkuliahan”.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini
adalah :
1. Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan bagi sistem pengawasan intern terhadap
2. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan secara
teoritis maupun praktis mengenai materi aktiva tetap
3. Bagi Penulis selanjutnya
Sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian sejenis
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Asuransi Ramayana Tbk yang terletak di jalan Kebon Sirih No. 49
Jakarta Pusat yang pada awalnya diberi nama PT. Maskapai Asuransi Ramayana
yang dipimpin oleh F.S. Harjadi dan R.G. Doeriat. Perusahaan yang didirikan
pada tanggal 6 Agustus 1956 ini didirikan dengan akta notaris Raden Meester
Soewandi No. 14 dan disahkan dengan penetapan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia tanggal 15 September 1956 No. J.A. 5/67/16. Perusahaan ini sejak awal
didirikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan proteksi atas barang – barang
impor dan ekspor NV Agung.
Pada tanggal 4 November 1956 perusahaan memperoleh ijin sebagai
perusahaan Asuransi kerugian dari Departemen Keuangan Republik Indonesia cq
Direktorat Jenderal Keuangan bersamaan dengan keluarnya surat No.
Kep-311/DDK/V/11/71, tetapi perusahan baru beroperasi secara komersil sejak tahun
1956.
Nama PT Asuransi Ramayana mulai digunakan setelah diadakan
perubahan nama dengan akta notaris Muhani Salim, SH No. 95 dan disahkan
dengan Keputusan Menteri Kehakiman No . C.2.5040.HT01.04.TH 68 tanggal 19
juli 1986.
Diusianya yang sudah mencapai 54 tahun ini PT Asuransi Ramayana Tbk
manajemen risiko yang mereka punya. Dengan kantor yang berpusat di Jalan
Kebon Sirih No. 49 Jakarta Pusat ini pihak perusahaan sudah memiliki 28 kantor
cabang yang tersebar di beberapa kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya, Medan dan berbagai kota lainnya. Bahkan guna
mendekatkan perusahaan dengan pengguna jasa Asuransi di Jakarta, perusahaan
sampai membuka beberapa cabang pembantu di Jakarta seperti Cabang Jakarta
Senen, Cabang Jakarta Harmoni, Cabang Jakarta Kebayoran, dan Cabang Jakarta
Sudirman. Perusahaan saat ini juga telah memiliki 2 unit jasa yaitu unit jasa
khusus dan unit jasa ritel. Seiring berkembangnya sistem perekonomian dari
konvensional ke syariah, PT Asuransi Ramayana Tbk juga me-respond
permintaan pasar dengan membuka cabang Syariah yang terletak di Kantor Pusat
Jalan Kebon Sirih No. 49 Jakarta Pusat.
Dengan kepercayaan yang sudah dimiliki PT Asuransi Ramayana Tbk.
berusaha untuk tidak mengecewakan para nasabahnya yang telah mempercayakan
untuk memilih PT Asuransi Ramayana Tbk sebagai partner untuk melakukan
manajemen risiko yang mereka miliki.
Pemilik dan pemegang saham pada PT Asuransi Ramayana Tbk
Tabel 2.1 Presentase Pemilik Saham Perusahaan
Sumber : Annual Report Tahun 2014
Tapi untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, PT Asuransi
Ramayana Tbk. pada tahun 1990 perusahaan memproleh surat ijin emisi saham
yang diterbitkan oleh Ketua Bapepam No. SI-078/SHM/MK.01/1990 tanggal 30
Januari 1990 untuk melaksanakan penawaran umum saham kepada masyarakat
sebanyak 2 (dua) juta lembar saham dan bersamaan dengan itu perusahaan juga
mendapat persetujuan dari Ketua Bapepam No. 1638/PM/1990 pada tanggal 19
September 1990 yang berarti perusahaan berhak untuk mencatatkan sahamnya
secara parsial pada BEJ (sekarang BEI) sebanyak 1 (satu) juta lembar saham
dengan nilai nominal masing – masing Rp. 1.000 per saham.
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatannya memiliki visi & misi
perusahaan, adapun visi dan misi PT. Asuransi Ramayana Tbk adalah: Nama Pemegang Saham Presentase
Kepemilikan Syahril S.E
2.2 Visi dan Misi perusahaan 2.2.1 Visi
1. Mewujudkan rasa aman, nyaman dan terlindungi
2.2.2 Misi
Membangun perusahaan yang kokoh dan terpercaya dengan :
1. Memberikan layanan yang berkualitas kepada tertanggung
2. Memastikan hasil yang optimal bagi pemegang saham
3. Memenuhi ketentuan dan peraturan yang terkait dengan bisnis
perusahaan
4. Membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan mitra
bisnis
5. Menciptakan interaksi kinerja yang saling mendukung dan lingkungan
kerja yang kondusif
6. Memastikan kesejahteraan karyawan
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu gambaran tentang susunan organisasi
yang baik mengenai tingkat kekuasaan maupun fungsi dari masing-masing
petugas yang menduduki jabatan dan dapat mengetahui wewenang serta tanggung
jawab yang sesuai dengan bidang masing-masing. Hal ini sangat penting sebab
organisasi merupakan wadah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan.
Dengan adanya struktur organisasi, maka pegawai akan lebih mengetahui
dengan mudah mengenai tugas yang harus dijalankan dengan kepada siapa harus
2.4 Job Description Kepala Cabang :
1. Mengusahakan agar target cabang dapat dipenuhi
2. Mencari, memelihara nasabah baru dan lama
3. Memanage secara keseluruhan oprasional cabang
4. Memeriksa seluruh kegiatan oprasional cabang berjalan
5. Mengontrol, evaluasi terhadap pemasaran, tehnik, klaim dan keuangan
agar sesuai dengan rencana anggaran
6. Meminimalisasi biaya pengeluaran sesuai cost & benefit
Wakil kepala cabang :
1. Membantu tugas yang belum dilaksanakan oleh kepala cabang
2. Memanege secara keseluruhan operasional apabila kepala cabang tidak
ada di tempat
3. Membantu semua pekerjaan yang diemban oleh kepala cabang
Kepala cabang Keuangan/Akuntasi:
1. Mempertanggung jawabkan kas kecil dan B budget atas pengeluaran bank
budget sekalian menginput jadi Payment Voucher
2. Membuat semua PQ atas Reduksi premi PQ biaya-biaya bank budget dan
meng-emai ke Pusat
3. Mengontrol hasil penerimaan premi harian yang sudah di input oleh
pelaksana akutansi
4. Melihat suspend premi maupun suspend klaim yang ada di care sekalian
5. Menarik PQ yang sudah direalisasikan kantor pusat dan
mendistribusikannya
6. Mencetak saldo Bank Central Account untuk melihat premi-premi yang
sudah dibayarkan
7. Membuat semua Rekonsiliasi bank yang ada
8. Mendistribusikan pembayaran gaji karyawan
9. Merekap semua pengeluaran diluar kompenen gaji untuk perhitungan PPh
Psl.21
10.Membuat PQ pembayaran PPh Psl.23 bengkel dan sekalian
pembayarannya dengan Pph Psl.21
11.Melayani permintaan Kacab dan Kantor Pusat
12.Membuat semua Payment Voucher yang ada
Kepala Bagian Klaim :
1. Membuat LKS/LKP klaim non kendaraan
2. Membuat adjusmen klaim non kendaraan
3. Menawarkan estimasi klaim di marimen
4. Mengupdate status di marimen
5. Membuat PQ klaim
6. Membuat o/s klaim khusus pos BRI
Kepala bagian Tehnik :
1. Mengajukan permintaan Approval / Buckup Facultative ke Divisi
Underwriting & Re-Asuransi dan Devisi Jasa Khusus Kantor Pusat
2. Mengajukan permintaan ReduksiKhusus atas setiap pemintaan
3. Melakukan follow up atas pengajuan Approval & Permintaan Backup
Facultative ke Divisi Underwriting & Re-As dan Devisi Jasa Khusus
Kantor Pusat atas pengajuan akseptasi yang belum memperoleh
persetujuan
4. Mengajukan penawaran kerjasama Ko.Asuransi atas permintaan
akseptasi yang tidak / memperoleh dukungan backup 100% dari
Kantor Pusat ataupun melebihi batas ketentuan limit Treaty
5. Menugaskan, Memonitor dan Mengoreksi setiap aktifitas kegiatan
proses akseptiasi dan penerbitan Polis
6. Membnatu dalam penerbitan polis-polis asuransi apabila kondisi
volume pekerjaan staff U/W cukup tinggi
7. Mengoreksi dan menandatangani setiap penerbitan kwitansi, nota &
polis asuransi
8. Mengoreksi dan menandatangani setiap penerbitan permintaan Surat
Penawaran Asuransi oleh Marketin sebelum diajukan ke calon
Tertanggung
9. Mengawasi dan memastikan proses penerbitan surat pemberitahuan
jatuh tempo dapat terlaksana minimal 1 bulan sebelum akhir periode
polis berjalan
10. Mengoreksi dan menandatangani setiap penerbitan surat
pemberitahuan jatuh tempo
11. Melakukan konsolidasi atas kendala dan permasalahan dalam proses
13. Mengawasi dan memastikan proses akseptasi berjalan sesuai
ketentuan SOP dan penerbitan polis-polis asuransi dapat terlaksana
tepat waktu
14. Melakukan koordinasi dengan setiap bagian terkait di cabang dan
kantor pusat atas setiap kendala yang terjadi selama proses akseptasi
dan penerbitan polis
15. Membantu melakukan presentasi dan sosoialisasi pemahaman produk
asuransi terkait pengajuan penawaran asuransi oleh Marketing kepada
calon Tertanggung
Kepala bagian Marketing :
1. Meng-email laporan produksi cabang dan marketing ke Kantor Pusat
2. Menandatangani polis-polis asuransi
3. Melakukan kerjasama dengan pihak bank nasabah
4. Membuat rancangan laporan produksi
Kepala seksi umum :
1. Membuat SPP biaya pegawai
2. Mengajukan pembayaran via-email, biaya yang tidak rutin
3. Mengajukan penggantian,pembelian inventaris yang rusak
4. Mengontrol surat pembayaran SPJ dll seluruh karyawan
5. Mengontrol pemakaian ATK dan cetakan cabang dan kantor pusat
6. Membuat laporan pemakaian ATK, dan cetakan cabang
7. Mengarsip, menyimpan ATK dan cetakan
8. Membuat surat-surat ke kantor pusat
9. Mengontrol pajak STNK dan surat-surat lain cabang
11.Mengarsip data-data dari karyawan
12.Mengontrol absensi karyawan
Kepala seksi Varia :
1. Mengajukan Appropal / Backup R/A Akseptasi polis Asuransi ke Divisi
underwriting dan Divisi Jasa Kantor Pusat
2. Memonnitor & pengawasan setiap kegiatan akseptasi dan administrasi
polis-polis asuransi yang akan diterbitkan pelaksanaan tehnik
3. Pengajuan setiap apreading polis dan atau waiting polis-polis care ke
divisi Underwriting dan Divisi IT Kantor Pusat
4. Mengkomunikasikan setiap kondisi dan kendala Program care yang
selalu offline ke Devisi IT Kantor Pusat
5. Membantu percepatan setiap penerbitan di program Care untuk polis
asuransi yang segera harus diterbitkan, seperti : Surety Bond, polis
Liability, dll
6. Memonitor laporan penerbitan jatuh tempo polis-polis asuransi yang
akan jatuh tempo setiap bulannya
7. Membuat laporan Brodero MCOP Marine Cargo setiap bulannya ke
devisi Underwriting Kantor pusat
8. Berdiskusi dan memberikan solusi dengan Marketing atas setiap
Quotation Slip dan SPPA yang diajukan oleh marketing untuk segera
dapat diproses lebih lanjut dan / diterbitkan polis asuransi
9. Mengawasi setiap Pelaksana tehnik yang menerbitkan polis-polis
10.Memonitor dan pengawasan terhadap penerapan kebijakan peraturan
Otoritas Jasa Keuangan tahun 2014 atas setiap aksepetasi polis-polis
yang akan diterbitkan Pelaksana Asuransi
Kepala seksi Inkaso :
1. Menerima pembayaran premi dari marketing / pembayar premi
2. Mencatat penerimaan premi baik yang dibayar oleh pembayar premi
secara langsung maupun melalui rekening giro Asuransi Ramayana
3. Melakukan penagihan baik melalui telepon atau surat
4. Melakukan penagihan kepada marketing dan membuat daftar
outsending
5. Mengisi daftar Fakultatif dari kantor pusat
6. Mengisi daftar outsending tiap bulannya dari kantor pusat
Kepala seksi Klaim :
1. Survey klaim kendaraan
2. Scan dokumen klaim
3. Input Marimen
4. Bantu buat LKS/LKP
Kepala seksi fire :
1. Mengerjakan input data & print polis PSAKI & PSGBI
2. Mengerjakan input data & print polis PAR dan IAR
3. Mengerjakan jatuh tempo polis
4. Pencatatan penggunaan blanko register dan materai
5. Pencatatan/registrasi dibuku besar polis yang telah selesai
Kepala seksi Akutansi :
1. Melakukan input penerimaan premi di CARE
2. Rekap penerimaan premi ke laporan AKT manual
3. Menyusun lampiran RV dan PV melalui laporan Cash Bank Mutation
masing-masing Bank
4. Membuat daftar lembur karyawan
5. Membuat laporan tunjangan produktifitas (TP)
Kepala seksi Marine :
1. Mencetak rekening Koran bank
2. Menyetor, mengambil uang ke bank
3. Membuat nota ko-as asuransi
4. Membuat surat tagihan ke perusahaan-perusahaan instansi
Pelaksana Klaim :
1. Survey klaim kendaraan dll
2. Membuat LKS dan LKP
3. Membuat kwintansi klaim
4. Memonitor pekerjaan perbaikan kendaraan klaim di bengkel
5. Memonitor kendaraan klaim yang telah selesai pekerjaan di bengkel
Pelaksana Varia :
1. Melakukan input data & print polis-polis OSR & PSAKBI
2. Melakukan input data & print polis-polis Heavi Equipment
3. Melakukan print polis-polis ACC & Liability, CAR, EAR
6. Pencatatan penggunaan Blanko ber Register dan Materai
7. Penyerahan polis-polis yang sudah selesai ke bagian Inkaso
Pelaksana Akutansi :
1. Menarik Suspend Premi karena pembayaran sebelum nota tertib
2. Scan Lampiran SPP dan Lampiran Lainnya yang akan diajukan ke
pusat.
Pelaksana Inkaso :
1. Mencatat polis-polis yang diterima dari bagian underwriting
2. Membuat tanda terima penyerahan polis asli dari inkaso kepada
marketing/membuat kontra bon
3. Mencatat nota-nota produksi yang diterima dari bagian underwriting
4. Mengontrol nota yang telah diterima inkaso dengan nota yang terdapat
di care
Pelaksana Fire :
1. Mengirimkan PQ redusi atau PQ restusi cabang ke kantor pusat
2. Mengarsipkan nota-nota, pembatalan, surat keluar dan rekening Koran
3. Membuat/mengetik SSP pajak 21 dan 23
4. Pengarsipan dokumen pajak/pengiriman can dokumen pajak 21 dan 23
ke kantor pusat via email
Pelaksana Pemasaran :
1 Mencari Nasabah
2 Follow up Nasabah
4 Kunjungan dan memasarkan produk-produk asuransi ke bank
rekanan/bank Syariah
5 Membuat penawaran-penawaran asuransi Marine cargo, marine hull,
HE
6 Menawarkan produk askes dan PA ke instasi pemerintah serta ke
kampus dan sekolah
7 Menawarkan produk surety bond ke kanor-kantor kontraktor serta
produk CAR ke perusahaan-perusahaan kontrkator
8 Menerima info klaim dari nsabah
9 Menawarkan produk kendaraan/mobil ke sales-sales serta showroom
Pelaksanaan Marine :
1. MARINE CARGO
2. MARINE HULL
3. SURETY BOND
Administrasi pemasaran :
1. Mencari Nasabah
2. Follow Up Nasabah
3. Menerima info klaim dari nasabah
4. Mencari sumber bisnis baru
5. Memasukan produk-produk ke perbankan ( bank rekanan )
6. Membuat penawaran-penawaran asuransi kendaraan ke showroom,
instansi dan nasabah pribadi
prusahaan-8. Penawaran asuransi personal accident ke kampus dan universitas yang
ada di kota medan
Pelaksana Umum/Operator
1. Menerima telepon masuk
2. Menerima dokumen masuk
3. Mendistribusikan ke bidang-bidang terkait
4. Mengagendakan surat masuk
5. Menerima fax dan mengirimkan fax keluar
6. Menggandakan surat keluar
Kepala seksi Umum :
1. Membuat SPP biaya pegawai.
2. Mengajukan pembayaran via-email, biaya yang tidak rutin.
3. Mengajukan penggantian, pembelian inventaris yang rusak.
4. Mengontrol surat pembayaran SPJ dll seluruh karyawan.
5. Mengontrol pemakaian ATK dan cetakan cabang dan kantor pusat.
6. Membuat laporan pemakaian ATK, dan cetakan cabang.
7. Mengarsip, menyimpan ATK dan cetakan.
8. Membuat surat-surat ke kantor pusat.
9. Mengontrol pajak STNK dan surat-surat lain cabang.
10.Mengontrol pemakaian listrik, air, telepon.
Kepala seksi Marketing :
1. Membuat laporan produksin cabang dan marketing.
3. Membuat laporan inventarisasi polis BNI baik jatuh tempo dan
penutupan baru.
4. Membuat laporan produksi BNI Syariah.
5. Membuat laporan produksi Ritel.
6. Kunjungan Bank BRI, BNI, Mandiri Syariah, BNI Syariah, BRI
Syariah.
7. Membuat penawaran ke perusahaan-perusahaan untuk penutupan
cargo dan property.
2.5 Kinerja Terkini
Kinerja Terkini PT Asuransi Ramayana Tbk Medan Sumatera Utara :
1. PT Asuransi Ramayana lebih mengoptimalkan segmen pasar perseroan
dalam menjalankan strategi pemasarannya.
2. Mengoptimalkan jaringan distribusi perusahaan sebagai pendukung dalam
mengoptimalkan segmen pasar.
3. PT Asuransi Ramayana lebih responsif menyiapkan kebutuhan proteksi
tertanggung (nasabah).
4. PT Asuransi Ramayana lebih responsif menangani keluhan dan
meningkatkan standard pelayanan kepada masyarakat.
5. PT Asuransi Ramayana yang bergerak dibidang jasa khususnya asuransi
senantiasa menjaga citra baik perseroan dalam setiap kesempatan
hubungan dengan nasabah.
6. Memaksimalkan pengembangan kemajuan dan tehnik pemasaran kepada
7. PT Asuransi Ramayana mengembangkan dan meningkatkan rasa aman,
nyaman dan terlindungi kepada setiap nasabah untuk menjaga tingkat
pendapatan perusahaan.
2.6 Rencana Kegiatan Kinerja
PT. Asuransi Ramayana Tbk mempunyai 28 (dua puluh delapan) kantor
cabang dan 10 (sepuluh) kantor perwakilan yang tersebar di wilayah
Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi. Perseroan
juga mempunyai produk-produk asuransi maupun penjaminan baik yang
konvensioanal maupun Syariah.
Hal ini dimaksudkan untuk dapat memenuhi kebutuhan proteksi asuransi
maupun penjaminan masyarakat tertanggung yang semakin beragam. Jaringan
distribusi pemasaran yang tersebar luas dan tersedianya produk-produk
proteksi yang beragam, baik yang konvensional maupun Syariah ini
diharapkan dapat meningkatkan peluang prospek usaha yang semakin besar
pula.
Prospek usaha perseroan diperoleh baik secara langsung ataupun melalui
broker asuransi.
Selain itu perusahaan juga menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan
dan lembaga pembiayaan untuk meningkatkan prospek usahanya. Berdasarkan
hal-hal tersebut di atas dan kajian di atas lingkungan usaha industri asuransi
Perseroan mencnangkan target perolehan premi bruto pada tahun 2014 sebesar
TOPIK PENELITIAN
3.1. Sistem Pengendalian Intern terhadap Aktiva Tetap
Dalam bab III ini penulis akan membahas sistem pengawasan intern
terhadap aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. Asuransi Ramayana. Berdasarkan
data-data yang dikumpulkan oleh penulisbeserta hasil penelitian yang di peroleh
dari lapangan, maka pada bab ini penulis mencoba menganalisa objek penelitian
mengenai sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada PT. Asuransi
Ramayana.
3.2. Pengertian aktiva tetap
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan aktiva tetap, penulis
mengutip beberapa pengertian dari aktiva tetap. Menurut PSAK No 16
(2007:16.2) aktiva tetap adalah aset berwujud yang :
(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa
yang direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif,
(b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Sedangkan menurut Warren, Reeve, Fees (2005:504), ”aktiva tetap (fixed
assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen.
Mereka merupakan aktiva berwujud (tangible assets) karena ada secara fisik.
Aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan
dalam kegiatan perusahaan; (3) dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan
normal perusahaan serta; (4) nilainya cukup besar”.
Menurut Weygandt, Kieso, Kimmel (2007:566), ”aset tetap (plant assets)
adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk fisik
(bentuk & ukuran yang jelas), digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak
dijual ke konsumen”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2004 : 58 ) “Aktiva Tetap adalah
aktiva tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang
digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
Menurut Suharli ( 2006;259 ) aktiva tetap disebut juga plant asset atau fixed
assets dan mendefinisikannya sebagai berikut:
“Harta berwujud (tangible asset) yang memiliki masa manfaaat
ekonomis lebih dari satu tahun bernilai material, dan digunakan
untuk kegiatan operasi normal perusahaan adalah aktiva yang
diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk waktu
yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali
dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran
yang nilainya besar atau material”.
Menurut Halim dan Supomo (2001): “aktiva tetap adalah kekayaan yang
dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan memiliki masa manfaat dimasa yang
akan datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk
dijual”.
1. Jangka waktu pemakainnya lebih dari satu tahun/periode. Dari karakteristik
ini dikenal istilah penyusutan.
2. Merupakan aktiva berwujud karena dapat dilihat secara fisik.
3. Dimiliki oleh perusahaan untuk tujuan administrative dan bukan untuk dijual
kembali.
4. Aktiva tetap bisa memiliki bagian yang sangat besar bila dibandingkan
dengan unsur aktiva.
3.3. Jenis – jenis Aktiva Tetap
Jenis aktiva tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan
karena perbedaan jenis kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Secara
umum, penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu;
1. Dari sudut pandang substansinya, terdiri dari :
a. Aktiva Berwujud (Tangible Asset). Contoh : Gedung, Mesin,
Kendaraan dan lain-lain.
b. Aktiva Tak Berwujud (Intangible Asset). Contoh : Hak cipta (Copy
Right), Hak Merek (Trade Mark), Paten, dan lain-lain.
2. Dari sudut pandang Penyusutan, terdiri dari :
a. Aktiva Tetap yang disusutkan (Depreciated Plant Asset). Contoh :
Gedung, Mesin, Kenderaan, dan lain-lain.
b. Aktiva Tetap yang tidak disusutkan (Undepreciated Plant Asset).
Contoh : Tanah.
3. Dari sudut pandang Umur, terdiri dari :
b. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas
dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya
telah berakhir. Misal; Bangunan, mesin, perlengkapan kantor,
kendaraan dan alat transport.
c. Aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan
tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa
kegunaannya sudah habis, seperti tambang hutan atau biasa disebut
Aktiva Sumber Alam.
Sedangkan jenis-jenis aktiva tetap, terdiri dari :
a. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat
bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila
ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya maka harus
dipisahkan pencatatanya dari lahan tersebut. Khusus untuk
bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan atau yang dapat
meningkatkan nilai gunanya seperti jalan, maka pencatatanya dapat
digabungkan dalam nilai lahan.
b. Gedung, adalah bangunan yang berdiri di atas lahan baik di atas
tanah ataupun di atas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah
disusutkan, maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke
tahun sehingga nilainya akan berkurang tiap periodenya.
c. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam
kegiatannya baik untuk dagang ataupun jasa. Pencatatanya
dilakukan dengan menambahkan nilai dari peralatan-peralatan yang
d. Kenderaan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan
untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya Truk, Mobil
dinas, kenderaan roda dua, serta jenis kenderaan lain yang dapat
digunakan sebagai sarana transportasi.
e. Inventaris, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya.
Termasuk perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar
yang digunakan dalam perusahaan. Contoh : Inventaris kantor,
inventaris pabrik, inventaris Laboratorium, serta inventaris gudang.
Dari penjelasan tersebut PT. Asuransi Ramayana menggolongkan aktiva
tetap ke dalam 4 golongan yaitu :
1. Machineries
Terdiri dari :
a. Overhead projector,
b. LCD projector / infocus,
c. Focusing screen / Layar LCD Projector
d. Sepeda motor
e. Komputer
f. Mesin fotocopy
g. Mesin penghisap debu
h. Generator
2. Tools and equiptment
Terdiri dari :
a. Alat pemotong kertas,
b. Lemari es,
c. AC ( Window , Split ),
d. Kipas angin,
h. Pesawat telepon.
i. Tabung pemadam api
j. Microphone
3. Furniture and fixture
Terdiri dari :
a. Filling kabinet besi,
b. Brankas,
c. Papan visual / papan nama,
d. White board,
4.4. Cara Perolehan Aktiva Tetap
Menurut S. Hadibroto ada beberapa cara untuk memperoleh aktiva tetap
dalam perusahaan. Diantaranya adalah : 1. Dengan pembelian tunai, 2. Dengan
sendiri, 5. Sewa guna usaha, 6. Pertukaran dengan sekuritas dan 7. Dari
pemberian atau hadiah.
Cara memperoleh aktiva tetap ini akan mempengaruhi akuntansi dari pada
harta tetap, khususnya mengenai masalah biaya perolehannya sampai dengan
aktiva tetap ditetapkan dan siap dipergunakan. Berikut akan diuaraikan tiap cara
dari perolehan aktiva tetap ini.
1. Pembelian tunai
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara pembelian tunai akan
memerlukan uang kas. Pengeluaran yang menjadi biaya perolehan adalah harga
aktiva itu sendiri ditambah dengan biaya yang menyangkut padanya. Seperti :
pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, pemasangan dan
lain-lain biaya, sehingga aktiva ini siap dipergunakan.
Biaya yang dibebankan pada pembelian tanah selain daripada harga dasar
tanah termasuk pula biaya seperti : komisi bagi perantara, pengukuran tanah,
pematangan tanah, penelitian, sertifikat tanah dan biaya lain-lain yang tersangkut
dengan pembeliannya.
Biaya yang dimaksudkan dalam pembelian aktiva tetap lainnya, seperti
bangunan, kenderaan, dan lain-lain akan sama dengan aktiva yang disebutkan di
atas yaitu biaya-biaya yang memungkinkan aktiva siap untuk dipergunakan.
Jika aktiva yang dibeli merupakan barang bekas, selalu dibebankan pula
biaya onderdil yang baru yang diperlukan, biaya perbaikan, jika perlu biaya
pengecatan dan biaya lain-lain, sehingga aktiva ini akan menambah umur
2. Pembelian angsuran
Apabila Aktiva diperoleh dengan pembelian angsuran untuk beberapa
jangka waktu, maka perhitungan biaya perolehannya bergantung pada kontrak jual
belinya. Pada pembelian demikian selalu dikenakan bunga, dan bunga dibebankan
pada biaya bunga, tidak termasuk dalam biaya perolehan aktiva. Dengan kata lain
perolehan aktiva ini sama dengan cara pembelian tunai.
3. Pertukaran aktiva lain
Suatu aktiva yang diperoleh dengan tukar-tambah, harga aktiva yang baru
(pengertian baru disini, tidak senantiasa barang yang belum pernah dipakai)
dinilai dengan harga pasarnya. Perbedaan harga antara aktiva yang baru dan nilai
buku aktiva yang baru akan merupakan keuntungan atau kerugian dalam
pertukaran kedua aktiva ini. Apabila aktiva yang baru ini dibeli dengan tunai,
maka biaya perolehan dari aktiva ini ialah jumlah uang tunai yang dikeluarkan,
sedangkan selisih harga aktiva baru dan nilai buku aktiva lama akam merupakan
keuntungan ataupun kerugian.
4. Membuat sendiri
Adakalanya aktiva dalam perusahaan diperoleh dengan cara membuat
sendiri. Ini selalu dilakukan karena biaya perolehannya akan lebih rendah atau
kwalitas yang lebih baik daripada membeli. Dalam membuat sendiri aktiva-aktiva
yang dibutuhkan oleh perusahaan akan menimbulkan bermacam-macam biaya
untuk mendapatkan biaya perolehan aktiva hingga siap dipergunakan.
Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau
a. Memanfaatkan fasilitas yang menganggur
b. Menghemat biaya konstruksi
c. Mencapai standar kualitas konstruksi yang lebih tinggi
d. Agar dapat segera dioperasikan
Biaya perolehan aktiva adalah seluruh biaya-biaya pembuatannya, bahan
baku, tenaga kerja dan biaya tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar
daripa biaya operasi perusahaan sehari-hari.
5. Sewa guna usaha
Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam
bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan
untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara
berkala disertai hak pilih (option) bagi perusahaan tersebut untuk membeli
barang-barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna
usaha.
Ada dua kemungkinan yang sering digunakan :
a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa menyewa
(operating lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna
usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha
b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian / penjualan
(finance lease ), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna
usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek
6. Pertukaran dengan sekuritas
Perusahaan bisa mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran dengan
surat- surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang
bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham.
Pada dasarnya, nilai perolehan aktiva yang didapat melalui transaksi pertukaran
dengan sekuritas harus diukur berdasarkan :
a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi
b. Harga pasar yang didapat
Aktiva tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas
biasanya dalam rangka merger atau akuisisi.
7. Pemberian atau hadiah
Aktiva yang diperoleh sebagai pemberian atau hadiah dari pihak lain
sebenarnya tidak ada pengeluaran biaya. Kalaupun ada biaya dikeluarkan hanya
untuk memperolehnya, akan tetapi biaya ini tidak akan begitu besar jika
dibandingkan dengan nilai daripada aktiva itu sendiri.
Meskipun demikian, maka karena aktiva ini dipergunakan dalam operasi
perusahaan, harus mempunyai biaya perolehannya untuk pembebanan depresiasi.
Pada umumnya aktiva ini harus dinilai biaya perolehannya dan dibukukan sebagai
aktiva tetap dengan mempunyai nilai buku. Penilain biaya perolehan ini
merupakan penambahan kekayaan perusahaan, atau menjadi sumber penambahan
modal. Dalam pembukuan ini dinyatakan dengan perkiraan Modal donasi
(donation capital).
Kenderaan Rp 3.000.000
Modal donasi – Kenderaan hadiah Rp 3.000.000
Dari beberapa cara perolehan aktiva tetap diatas, PT. Asuransi Ramayana
pada umumnya memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai dan
membuat sendiri.
1. Pembelian Tunai
Aktiva tetap yang dibeli secara tunai dicatat sebesar harga yang dikeluarkan
untuk pembelian itu ditambah dengan biaya- biaya lain sehubungan dengan
pembelian aktiva itu dikurangi potongan harga yang diberikan, baik karena
pembelian dalam jumlah besar maupun karena pembayaran yang dipercepat.
Dalam pembelian aktiva tetap, nilai aktiva tetap dicatat berdasarkan harga
perolehan (cost) yaitu harga belinya termasuk semua biaya-biaya yang
dikeluarkan sampai aktiva tersebut selesai digunakan.
Jurnal dalam pencatatan aktiva tetap dengan cara pembelian adalah :
Aktiva tetap xxx
Kas xxx
2. Membuat Sendiri
Aktiva tetap yang dibuat sendiri, nilai aktiva tetap dicatat sebesar seluruh
nilai bahan / peralatan yang digunakan. biaya pengerjaan serta alokasi biaya-biaya
lainnya, yang terkait dengan pembangunan aktiva tersebut.
Jurnal dalam pencatatan aktiva tetap yang diperoleh dengan cara membangun
sendiri :
Perolehan aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayana sudah dilakukan
dengan benar yaitu dengan cara pembelian tunai dan membuat sendiri, begitu juga
dengan pencatatan jurnal aktiva tetapnya.
3.5. Metode Penyusutan
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan
manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan
pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap
tersebut menurun dari hari ke hari. Faktor-faktor yang mengakibatkan
kemampuan aktiva tetap dalam operasional perusahaan menurun disebabkan oleh
faktor fisik dan fungsional.
1. Faktor fisik : Faktor ini berkaitan dengan berlalunya waktu dan
pemakaian dalam operasi perusahaan. Faktor ini
menyebabkan usang karena umur (deteroriation and
decay), kerusakan-kerusakan selama pemakaian dalam
operasional.
2. Faktor fungsional : Faktor yang berkaitan dengan ketidak mampuan aktiva
tetap tersebut untuk menjalankan fungsinya memenuhi
kebutuhan yang diharapkan, walaupun dari segi fisik
aktiva tetap tersebut masih dapat digunakan. Hal ini
antara lain karena :
a. Kemajuan teknologi, dimana diperoleh tingkat
produktivitas yang lebih tinggi jika aktiva tetap
tersebut diganti dengan aktiva tetap yang lebih
b. Selera konsumen, dimana produk yang dihasilkan
oleh aktiva tetap tersebut sudah ketinggalan model
dan tidak ada lagi peminatnya.
Akuntansi depresiasi (penyusutan) merupakan sistem akuntansi yang
bertujuan untuk mendistribusikan biaya atau nilai dasar lainnya dari aktiva tetap
dikurangi nilai sisa, selama taksiran manfaatnya masih ada.
Depresiasi adalah suatu proses alokasi, bukan proses penilaian. Oleh
karenanya nilai buku suatu aktiva tetap yang nampak dalam neraca bukan
menyatakan nilai pasarnya yang turun pada saat itu, tetapi merupakan bagian dari
cost yang belum dialokasikan sebagai biaya.
Dalam menghitung depresiasi (penyusutan) ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :
1. Asset cost (harga perolehan aktiva tetap)
2. Residual value (nilai residu/sisa), yaitu nilai yang diharapkan dapat
direalisasi pada saat asset tidak dapat digunakan lagi.
3. Useful life (masa manfaat)
4. Depreciation method (metode penyusutan). Metode penyusutan aktiva
tetap yang digunakan oleh suatu perusahaan harus sesuai dengan sifat
dan penggunaan aktiva tetap. Kebijaksanaan pimpinan dan metode
penyusutan yang digunakan harus konsisten.
Dalam melaksanakan sistemnya kita harus dapat menentukan metode
pendapatan yang tepat serta melindungi investasi atas aktiva tetap dari pemilik
dan pemilik juga harus menentukan masa manfaat dan nilai residu, terutama
dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan mengenai kebijaksanaan
penyusutan yang akan diterapkan.
3.6. Tujuan dan Teknik Pengawasan Terhadap Aktiva Tetap 3.6.1. Tujuan Pengawasan Aktiva Tetap
Dalam suatu organisasi yang memiliki nilai aktiva tetap yang dominan dari
total nilai aktiva organisasi harus memiliki sistem akuntansi yang baik yang
mendukung internal control (pengawasan intern) terhadap intern aktiva tetap yang
dapat diandalkan. Sistem akuntansi yang baik harus meliputi semua teknik,
metode dan prosedur dalam pencatatan dan pengolahan data akuntansi untuk
memperoleh pengawasan intern yang baik dalam organisasi. Dengan sistem
akuntansi yang baik maka kita dapat mengetahui kecurangan–kecurangan atau
pencurian aktiva yang terjadi di organisasi. Dari kecurangan dan pencurian
tersebut maka dapat diterapkan sistem pengawasan intern yang baik sebagai upaya
untuk mengurangi atau menghindari kecurangan dan pencurian yang sering terjadi
di dalam organisasi.
Dalam kaitannya dengan pengawasan aktiva tetap secara spesifik, tekanan
dari tujuan sistem pengawasan intern lebih diutamakan pada perlindungan
terhadap kekayaan (aktiva tetap).
Tujuan pengawasan aktiva tetap sebagai berikut :
a. Menghindari kecurangan pencatatan terhadap fisik aktiva tetap dengan yang
b. Untuk mendeteksi aktiva tetap yang telah hilang, rusak atau menganggur,
perhitungan fisik persediaan aktiva tetap harus dilakukan secara periodik
dalam rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi. Selain itu aktiva tetap
harus diperiksa secara periodik untuk menentukan kondisinya. Pengawasan
yang hati-hati juga harus dilaksanakan dalam pelepasan aktiva tetap. Semua
pelepasan harus diotorisasi dan disetujui secara benar.
c. Mengetahui keberadaan aktiva tetap apakah sesuai dengan fungsinya
dilakukan dengan cara :
1) adanya daftar kumpulan aktiva tetap maka dapat diketahui keberadaan
aktiva tetap dan fungsinya masing-masing,
2) krani aktiva tetap akan mengadakan pengecekan langsung secara rutin
untuk memeriksa keberadaan aktiva tetap berdasarkan catatan yang ada
pada kumpulan aktiva tetap.
Menurut Widjajanto (2002) pengendalian intern adalah suatu sistem
pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran
yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk :
a) mengamankan aktiva perusahaan,
b) mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi,
c) meningkatkan efisiensi,
d) mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran operasi.
3.6.2. Teknik Pengawasan Aktiva Tetap
Karena aktiva tetap bernilai tinggi dan berumur ekonomis panjang, adalah
dan diberi label untuk tujuan pengendalian dan dicatat. Prosedur ini dimaksudkan
untuk membentuk pertanggunggugatan awal bagi aktiva dimaksud.
Dalam melakukan teknik pengawasan aktiva tetap tentunya tidak terlepas
dari sistem pengawasan intern yang terdapat di dalam organisasi, sebab teknik
pengawasan aktiva tetap merupakan bagian dari cara–cara yang digunakan oleh
pimpinan untuk mengawasi operasional organisasi.
Pengawasan dalam suatu perusahaan mencakup rencana organisasi dan
semua metode serta prosedur terutama yang mengenai dan berhubungan langsung
dengan pengamanan aktiva.
Dalam rangka pelaksanaan teknis pengawasan maka ada beberapa prinsip
pengawasan intern yang baik :
1. Pegawai yang kapabel dan dapat dipercaya
Pemberian tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing
pegawai harus berdasarkan (sesuai dengan) kecakapan, pengalaman dan
kejujuran.
2. Pemisahan wewenang
Dengan maksud pengawasan intern, maka penempatan pegawai
disamping bertujuan untuk mempergunakan tenaga pegawai
sebaik-sebaiknya juga harus didasari prinsip adanya pemisahan yang baik meliputi
tugas dan wewenang. Dalam hubungannya dengan pemisahan tugas/
wewenang perlu diingat bahwa, tugas–tugas dibagikan kepada beberapa
pegawai sehingga ”tidak seorang pun mengerjakan suatu transaksi sejak
3. Pengawasan
Hasil pekerjaan masing-masing pegawai harus diawasi dan dinilai
oleh atasannya yang bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pegawai
tersebut. Alasan itu, sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, harus
menilai hasil pekerjaan bawahannya dan jika diperlukan mengadakan
tindakan koreksi. Adalah tangung jawab pimpinan terhadap pegawai untuk
mengawasi mereka, agar supaya mereka tetap jujur, efektif dan efisien.
4. Penetapan tanggung jawab secara perseorangan
Dalam menetapkan tanggung jawab mengenai suatu tugas, harus
dapat diikuti pelaksanaan tugas-tugas itu sampai tingkat yang
melaksanakannya dengan maksud untuk menghubungkan hasil
pelaksanaan tersebut dengan tanggug jawab masing–masing petugas.
Penetapan tanggung jawab perseorangan dengan demikian
membawa pengaruh psikologis bahwa tugas–tugas itu akan lebih
diperhatikan sehingga para petugas akan bekerja lebih waspada. Tiap
orang akan bekerja lebih baik jika dia tahu bahwa dia akan diminta
pertanggungjawaban apabila ada hal – hal yang tidak beres dalam
tugasnya.
5. Pemeriksaaan otomatis berdasarkan prosedur-prosedur yang rutin.
Prosedur–prosedur hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga
memungkinkan adanya pencocokan antara pekerjaan petugas yang satu
6. Pencatatan yang seksama dan segera.
Transakasi–transaksi, baik ekstern maupun intern yang mempunyai
akibat ekonomis, harus segera dicatat dalam dokumen dasar yang telah
disediakan.
Pencatatan harus lengkap dan tidak gampang diubah. Ini dapat
diperkuat dengan menggunakan formulir – formulir tercetak yang diberi
nomor urut. Jika suatu formulir salah diisinya, maka harus dicap dengan
tanda batal dan disimpan dalam urutan yang baik. Karena adanya nomor
urut itu, maka jika ada dokumen yang hilang/dicuri akan segera dapat
diketahui.
7. Penjagaan fisik
Jelas kiranya bahwa kerugian-kerugian karena kecurangan akan
banyak berkurang dengan adanya alat – alat penjagaan secara fisik
misalnya gudang yang terkunci dan sebagainya
8. Pemeriksaan oleh petugas yang bebas dari tugas rutin.
Secara periodik, sistem administrasi harus diteliti kembali oleh suatu
institute yang bebas dari pekerjaan rutin dalam organisasi. Dalam hubungan
tersebut adalah bagian pemeriksaan intern (Internal Audit Department) dan
perusahaan itu sendiri atau dapat berupa kantor akuntan ekstern.
3.7. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap
Sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap yang lebih dikenal
dengan pengendalian intern maupun internal control merupakan
memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa kebijakan dan prosedur
spesifik demi pencapaian tujuan dapat terpenuhi.
Pengawasan intern menurut perusahaan merupakan kebijakan spesifik ini
dirancang sedemikian rupa untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi
manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dapat terpenuhi. PT. Asuransi
Ramayana mempunyai beberapa tujuan dari sistem pengawasan intern aktiva
tetap yaitu :
a. membatasi pengeluaran modal dalam limit yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan,
b. Meningkatkan efektifitas penggunaan aktiva tetap dalam
menjalankan aktivitas perusahaannya,
c. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dan pemeliharaan
fisik suatu aktiva tetap,
d. menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas penting yang
mendukung pelaksanaan operasional perusahaan,
e. mendorong para pekerja atau karyawan perusahaan dalam upaya
untuk merawat aktiva tetap agar usia pemakaiannya sesuai dengan
yang diinginkan.
Fungsi pengawasan merupakan fungsi utama seorang controller. Fungsi
pengawasan meliputi aktivitas untuk menentukan dan mengevaluasi apakah
Menurut Mulyadi (2001) yang dimaksud dengan sistem pengawasan
intern adalah meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya sistem pengawasn
intern aktiva tetap perusahaan peneliti melakukan kuesioner pengendalian intern
terhadap salah seorang controller pada perusahaan PT. Asuransi Ramayana.
Berikut ini adalah kuesioner pengendalian intern aktiva tetap terhadap PT.
Asuransi Ramayana.
Tabel 3.7 Kuesioner Pengawasan Intern Aktiva Tetap PT. Asuransi Ramayana
NO Pertanyaan SS S RR KS TS
1 Apakah fungsi pemakai harus terpisah
dari fungsi akuntansi tetap ?
√
2 Apakah transaksi perolehan, penjualan,
dan penghentian pemakaian aktiva tetap
harus dilaksanakan oleh lebih dari unit
organisasi ?
√
3 Apakah investasi diotorisasi oleh rapat
umun pemegang saham ?
√
4 Apakah surat permintaan otorisasi
investasi, surat permintaan otorisasi
reparasi, surat permintaan penghentian
aktiva tetap, dan surat transfer aktiva
tetapdiotorisasi oleh Direktur yang
bersangkutan dan Direktur utama ?
5 Apakah surat perintah kerja diotorisasi
kepada Departemen yang bersangkutan ?
√
6 Apakah surat orderan pembelian
diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang ?
√
7 Apakah laporan penerimaan baran
diotorisasi oleh fungsi penerimaan ?
√
8 Apakah bukti kas keluar diotorisasi oleh
fungsi akuntansi ?
√
9 Apakah bukti memorial diotorisasi
kepala akuntansi ?
√
10 Apakah perubahaan kartu aktiva tetap
harus didasarkan pada bukti kas keluar,
atau bukti memorial, atau surat
permintaan transfer aktiva tetap yang
dilampiri dengan dokumen pendukung
lengkap, yang diotorisasi oleh pejabat
11 Apakah Penggunaan anggaran investasi
sebagai alat pengendalian investasi
dalam aktiva tetap ?
√
12 Apakah secara periodik dilakukan
pencocokan fisik aktiva tetap dengan
kartu aktiva tetap ?
√
13 Apakah Kebijakan akuntansi tentang
pemisahan pengeluaran modal (capital
expenditure) dengan pengeluaran
pendapatan (revenue expenditure) ?
√
14 Apakah Penutupan asuransi aktiva tetap
terhadap kerugian ?
Total skor terbesar adalah 70 dan totak skor terkecil adalah 14
Interval = = (Xmax−Xmin )−n
n
= (70−14)−5
Kriteria Penilaian Efektifitas Pengendalian Intern Aktiva Tetap : Skor 14-24 → TE (Tidak Efektif)
Skor 25-35 → KE (Kurang Efektif)
Skor 36-46 → CE (Cukup Efektif)
Skor 47-57 → E (Efektif)
Skor 58-70 → SE (Sangat Efektif)
Setelah mengisi kuesioner pengendalian intern aktiva tetap dapat
diketahui bahwa seberapa efektif sistem pengawasan intern aktiva tetap yang ada
di perusahaan tersebut sesuai dengan total skor yang diperoleh. Total skor yang
diperoleh PT. Asuransi Ramayana adalah 57, dengan demikian sistem
pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayana sejauh ini
sudah efektif. Hal ini dilihat adanya fungsi pemakai tidak dipisahkan dengan
fungsi akuntansi karena menurut perusahaan akan memakan waktu pada proses
pencatatan semua data yang ada. Transaksi perolehan, penjualan, penggantian
aktiva tetap dilaksanakan oleh lebih dari satu bagian organisasi yang bekerja
secara independen sehingga mencapai target perusahaan.
Surat perintah kerja diotorisasi oleh kepala cabang. Pencatatan aktiva
tetap perusahaan dilakukan oleh fungsi akuntansi yaitu staff accounting yang
didasarkan oleh bukti kas keluar dan bukti memorial yang ada kemudian diperiksa
kembali oleh kepala keuangan perusahaan. Sistem Pengawasan Intern Terhadap
a. Pengawasan Administratif
Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan, yaitu :
1) terkait dan berhubungan dengan masalah sistem dan prosedur
penyelengaraan inventarisasi,
2) teknis atau inventarisasi, buku induk barang atau buku induk
lainya.
b. Pengawasan Fisik
Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus
keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah sesuai dengan catatan
inventaris atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi
jumlah maupun kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap yang
sebenarnya.
c. Pengawasan Penggunaan
Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu
barang atau intaris sudah benar dalam pengunaannya. Hal ini
dilakukan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan.
Pengawasan ini penting artinya untuk menentukan nilai ekonomis
aktiva tetap, seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun
pendayagunaan barang-barang yang sudah ada.
Dalam mengawasi suatu aktiva tetap, PT. Asuransi Ramayana selain
menjalankan berbagai pengawasan, bentuk pengawasan lain juga dilakukan cara
tercipta suatu spesifikasi kerja yang baik dan daapat mencegah kerugian yang
timbul akibat kecelakaan atau kebakaran yang merupakan praktik yang sehat dari
suatu perusahaan, dengan demikian sitem pengawasan intern tehadap aktiva tetap
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan dari perusahaan mengenai sistem pengendalian
intern terhadap aktiva tetap.
1. Sistem pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayan
sudah dijalankan dengan efektif.
2. Sistem otorisasi aktiva tetap yang berkaitan dengan transaksi penelitian,
penjualan, penggantian aktiva tetap sudah dijalankan dengan baik yang
dijalankan oleh lebih dari satu bagian organisasi yang bekerja sama secara
independen sehingga mencapai tujuan perusahaan.
3. Besarnya penyusutan pada PT. Asuransi Ramayana setiap tahunnya dihitung
dengan menggunakan metode garis lurus yang menghasilkan jumlah beban
penyusutan yang sama setiap tahunnya sepanjang umur manfaat suatu aktiva
tetap, dan nilai sisa aktiva tetap dianggap Rp. 0. Perhitungan ditetapkan
dengan harga perolehan yang dilakukan oleh bagian akuntansi setiap akhir
tahun buku.
4. Penggantian aktiva tetap pada PT. Asuransi Ramayana dilakukan dengan cara
dibuang atau dijual. Hal ini dikarenakan aktiva tetap aktiva tetap tersebut tidak
fungsional lagi digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional
4.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dalam meningkatkan
efektifitas dalam sitem pengawasan intern terhadap aktiva tetap pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatra Utara sesuai dengan kemampuan peneliti, yang
kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan tugas akhir ini.
1. Sisten pengawasan intern tehadap aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatra Utara harus dijalankan dengan baik. Bila perlu
menggunakn prosedur-prosedur yang lebih efektif agar tidak terjadi kekeliruan
dalam menjalankan pengawasan aktiva tetap.
2. Sistem otorisasi aktiva tetap sebaiknya dipertahankan karena sistem
otorisasi aktiva tetap merupakan sarana atau alat yang baik untuk
pengendalian intern terhadap aktiva tetap suatu perusahaan.
3. Didalam suatu perusahaan sebaiknya mengklasifikasikan jenis aktiva tetap
sebelum mengambil kebijakan untuk memakai metode penyusutan yang akan
dipakai dalam menghitung besarnya penyusutan aktiva tetap.
4. Setiap perusahaan harus perlu memperhatikan permasalahan dalam
mengganti aktiva tetap yang lama namun masih layak pakai sebaiknya dapat
dilakukan dengan cara lain yaitu dengan cara ditukar dengan aktiva tetap yang
Munir Ali, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2000
Halim dan Bambang Supomo, Akuntansi Manajemen, Edisi Kesatu, Penerbit: BPFE Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi Yogya, Yogyakarta, 2001.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta 2007
S.R, Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi ke-5 (Revisi), Buku 2, Jilid 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005
Sumarni Murti, Salamah Wahyuni, Metodologi Penelitian Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006
Warren, Carl S, James M, Reeve, Philip E. Fess, Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21, Buku 1, Cetakan Pertama, Terjemahan Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik Hendrawan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005
Weygandt, Jerry.J, Donald E.Kieso, Paul.D.Kimmel, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi ke-7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007
A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM TAHUN 2013
NO Nama Perkiraan Anggaran Realisasi Varians/Selisih
Rp U/F
1 Gaji dan Tunjangan 7.000.000 12.085.600 6.585.600 U 2 Biaya Transportrasi 1.200.000 1.000.000 800.000 F 3 Biaya Alat tulis Kantor 6.000.000 908.500 1.590.500 F
4 Biaya Foto Copy 200.000 187.100 472.900 F
5 Biaya Teknisi 1.500.000 800.000 F
6 Biaya Materai 400.000 298.500 101.500 F
7 Biaya Pemeliharaan Inventaris 800.000 320.500 279.500 F 8 Biaya Telepon/Pay/e-Mail 1.200.000 600.000 300.000 F
9 Biaya Internet - 1.500.926 1.671.926 -
10 Biaya Listrik/Air 4.500.000 1.204.825 2.295.175 F 11 Biaya Pemeliharaan Gedung 1.000.000 547.700 952.300 F 12 Biaya Pajak Bumi dan Bangunan 68.000 68.000 30.000 - 13 Biaya Sewa Kantor 25.000.000 22.188.887 3.188.887 U 14 Biaya Asuransi Gedung Kantor 500.000 151.092 148.908 F 16 Biaya Alat oprasional Teknisi 8.000.000 6.589.566 3.678.890 - 17 Biaya Komputerisasi 800.000 300.000 645.000 -
18 Biaya Perjalanan Dinas 1.000.000 - - -
19 Biaya Administrasi 600.000 2.033.132 2.966.868 F
Jumlah 58.968.000 50.784.328 25.707.954
B. LAPORAN LABA RUGI INDUK PERUSAHAAN Untuk tahun yang berakhir 31 desember 2012 dan 2013
Keterangan 2006 (Rp) 2005 (Rp)
Pendapatan Operasi Pendapatan premi : Premi Bruto
Dikurangi : Premi Reasuransi
(Dikurangi)/ditambah : kenaikan dan penurunan Premi yang belum merupakan pendapatan
Jumlah pendapatan premi Hasil investasi
Jumlah pendapatan operasional
Beban operasional Klaim dan manfaat
(Dikurangi)/ditambah : kenaikan dan penurunan Kewajiban polis masa depan dan estimasi Kewajiban klaim
Beban komisi Beban usaha
Jumlah beban Operasional
Laba (rugi) usaha
Pendapatan (beban) lain-lain : Pendapatan lain-lain :
- Laba penjualan aktiva tetap - Penerimaan biaya polis - Jasa giro
- Penerimaan bunga
Jumlah beban lain-lain
Jumlah pendapatan (beban)
lain-lain bersih
Laba (Rugi) Bersih
(869.316.468) 2.424.976.134 5.249.451.493
(990.993.97) 4.409.577.749 11.694.937.396