• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : Pembahasan

A. Deskripsi PT. BPR Cita Dewi

2. Tujuan

Pemberian kredit dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari simpanan nasabahnya atau boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk kredit, jika ia betul-betul merasa yakin bahwa nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Tujuan kredit tidak semata-mata untuk mencari keuntungan sesemata-mata melainkan disesuaikan dengan tujuan negara yaitu untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

commit to user

13

3. Fungsi Kredit

Fungsi kredit menurut Malayu Hasibuan (2008) adalah:

a. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian.

b. Memperluas lapangan pekerjaan bagi masyarakat. c. Memperlancar arus barang dan arus uang.

d. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain-lain). e. Meningkatkan produktifitas dana yang ada.

f. Meningkatkan daya guna (utility) barang.

g. Meningkatkan kegairahan beruasaha masyarakat. h. Memperbesar modal perusahaan.

i. Meningkatkan income per capita (IPC) masyarakat.

j. Mengubah cara berfikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis.

4. Jenis–jenis Kredit Perbankan untuk Masyarakat

Jenis–jenis kredit yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu:

a. Kredit dilihat dari sudut tujuan/kegunaan

1)Kredit konsumtif yaitu kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri bersama keluarga, seperti kredit rumah atau mobil yang akan dipergunakan sendiri bersama keluarganya

2)Kredit produtif yaitu kredit yang diguakan untukn tujuan-tujuan produktif dalam arti dapat menimbulkan/meningkatkan utility (faedah/kegunaan), baik faedah karna bentuk utility of form),

commit to user

14

faedah karena tempat (utility of place), faedah karna waktu (utility of time), maupun faedah karena kepemilikan (owner/possession utility). Kredit produktif terdiri dari:

a) Kredit modal kerja( Kredit perdagangan ) yaitu kredit yang akan dipergunakan untuk menambah modal usaha debitur. Kredit ini produktif.

b) Kredit investasi yaitu kredit yang dipergunakan untuk investasi produktif, tetapi baru akan menghasilkan pada waktu jangka yang relatif lama. Biasanya kredit diberikan grace period, misalnya kredit untuk perkebunan kelapa sawit, dan lain-lain.

c) Kredit likuiditas yaitu kredit yang tidak mempunyai tujuan konsumtif tapi secara langsung tidak pula bertujuan produktif melainkan mempunyai tujuan membantu perusahaan yang sedang ada dalam kesulitan likuiditas dalam rangka pemeliharaan kebutuhan minimalnya.

b. Kredit dilihat dari sudut jangka waktunya 1)Kredit jangka pendek

Yaitu kredit yang jangka waktunya maksimum 1 tahun. Dalam kredit jangka pendek juga termasuk kredit untuk tanaman musiman yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun. Bentuk-bentuknya:

commit to user

15 a) Kredit rekening koran

b) Kredit penjualan (leverancies credit) c) Kredit pembeli (Afnemers crediet) d) Kredit wesel

e) Kredit eksploitasi 2)Kredit jangka menengah

Yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 2 tahun, kecuali kredit untuk tanaman musiman sebagai mana tersebut diatas.

3)Kredit jangka panjang

Yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari 3 tahun dan pada umumnya merupakan kredit investasi yang bertujuan menanambah modal dalam rangka untuk melakukan rehabilitasi,ekspansi(perluasan),dan penirian proyek baru.

c. Berdarkan sektor perekonomian

1)Kredit pertanian ialah kredit yang diberikan kepada perkebunan, peternakan, dan perikanan.

2)Kredit perindustrian ialah kredit yang disalurkan kepada beraneka macam industri kecil, menengah, dan besar.

3)Kredut pertambangan ialah kredit yang disalurkan kepada beaneka macam pertambangan.

4)Kredit ekspor-impor ialah kredit yang diberiakn kepada eksportir dan atau importir beraneka barang.

commit to user

16

5)Kredit koperasi ialah kredit yang diberikan kepada jenis-jenis koperasi.

6)Kredit profesi ialah kredit yang diberiakn kepada beraneka macam profesi seperti dokter dan guru.

d. Menurut Bentuk Jaminan/Agunanya

Berdasarkan bentuk jaminan kredit dapat dibedakan menjadi :

1) Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan karna adanya jaminan dari debitur, baik berupa harta bergerak maupun harta tidak bergerak.

2) Kredit tanpa jaminan, yaitupemberian kredit berdasarkan barang jaminan. Kredit tanpa jaminan biasanya diberikan kepada nasabah lama oleh pihak bank telah diketahui benar-benar memiliki reputasi baik dalam pembayaran angsuran. e. Menurut Segmen Usaha

Berdasarkan segmen usaha debitur, kredit dapat dibedakan menjadi:

1) Whole loans, yaitu kredit yang diberikan kepada individu maupun korporasi untuk menjalankan bidang usaha, misal perdagangan, industri dan lain-lain.

2) Retail loans, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah untuk gtujuan konsumsi. Kredit semacam ini ada kesamaan dengan kredit konsumtif.

commit to user

17

f. Berdasarkan Sifat Pemakaian Dana

Berdasarkan sifat pemakaian dana, kredit dapat dibedakan menjadi: 1) Kredit revolving, yaitu kredit yang dananya dapat ditarik berulang-ulang, artinya jumlah kredit dapat ditarik sekaligus atau semacam secara bertahap tergantung kepada kebutuhan debitur.

2) Kredit non-revolving, yaitu kredit yang dananya dilakukan sekaligus dan pelunasannya dilakukan secara bertahap maupun sekaligus.

g. Berdasarkan dari cara penggunaanya (tunai atau tidak tunai)

1) Kredit tunai (cash credit) yaitu kredit yang penggunaanya dilakukan tunai atau dengan jalan pemindah-bukuan kedalam rekening debitur atau yang ditunjuk olehnya pada saat perjanjian ditandatangani.

2) Kredit bukan tunai (noncash credit) yaitu kredit yang tidak dibayarkan secara langsung pada saat perjanjian ditandatangani, melainkan diperlukanya tenggang waktu tertentu sesuai dengan yang dipersyaratkan. Yang termasuk dalam kredit ini ialah:

a)Bank garansi (jaminan bank) yaitu berupa kesediaan tertulis dari bank untuk membayar kepada seseorang atau suatu pihak ditunjuk atas beban kredit pemohon jaminan bank. Jadi dalam hal ini kredit baru akan terjadi secara efektif.

commit to user

18

b) Letter of credit (L/C) yaitu surat yang dikeluarkan oleh bank (opening Bank) atas permintaan pembeli (importir) untuk diteruskan kepada penjual (eksportir) melalui bank koresponden (bank dinegara eksportir) sebagai suatu jaminan dari pembeli terhadap penjual, atas pembayaran sejumlah barang yang dikirimkan kepada pembeli.

5. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Dalam setiap pemberian kredit diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan yang merupakan unsur pertama dalam kredit benar-benar terwujud sehingga kredit yang diberikan dapat mengenai sasaran dan terjaminnya pengembalian kredit tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian.

Tidak kembalinya kredit yang telah diberikan oleh suatu lembaga keuangan, berarti secara tidak langsung mengancam kelangsungan hidup bagi bank itu sendiri. Hal tersebut karena penghasilan bank yang utama ialah berasal dari bunga yang dikenakan terhadap kredit-kredit yang diberikan. Dipihak lain dana kredit tersebut berasal dari dana simpanan masyarakat (goro, deposito, tabungan dan lain-lainya) sebagaimana nasabah bank, yang tertarik menyimpan antara lain karena bunga yang diberikan yang bagi bank itu sendiri merupakan biaya. Dari kelebihan bunga yang diterima dengan bunga yang dibayar itulah bank membayar gaji pegawainya dan biaya-biaya lain dan sumber keuntungannya.

commit to user

19

Penghasialan bunga kredit yang diberikan merupakan tulang punggung dari pendapatan bank, serta terjaminya pengembalian pokoknya, maka dari itu pemberian kredit memerlukan perhitungan-perhitungan yang mendalam meliputi berbagai prinsip-prinsip, azas-azas/persyaratan-persyaratan tertentu.

Banyak konsep yang dikemukakan oleh berbagai pihak dalam upaya merumuskan persyaratan-persyaratan atau azas-azas yang sehat dalam suatu pemberian kredit, walaupun dalam prakteknya konsep-konsep tersebut tidak terlalu mudah untuk dilaksanakan. Dalam pemberian kredit lembaga keuangan biasanya mengaplikasikan prinsip 5C.

a. Character (Watak/Kepribadian)

Bertujuan untuk mendapatkan gambaran akan kemampuan membayar dari pemohon, mencakup perilaku pemohon sebelum dan setelah permohonan diajukan. Character atau watak dari para calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit. Bank sebagai pemberian kredit harus yakin bahwa calon peminjam termasuk orang yang berlaku baik, dalam arti selalu memegang teguh janjinya, selalu berusaha dan bersedia melunasi utang-utangnya pada waktu yang telah ditetapkan. Calon peminjam tidak boleh berpredikat (pemabuk, penjudi, pemakai narkoba, atau penipu). Dalam arti yang lebih jelas, peminjam harus mempunyai reputasi baik dan memenuhi syarat

commit to user

20

sebagai peminjam. Upaya penyidikan tentang watak oleh fihak bank haruslah mengumpulkan data dan informasi dari pihak yang dapat dipercaya.

b. Capacity (kemampuan)

Tujuanya untuk mengukurv tingkat kemampuan

mengembalikan kredit dari usaha yang dibiayai (the first way out), mencakup aspek manajemen (kemampuan mengelola perusahaan), aspek produksi (kemampuan produksi secara berkeseimbangan), aspek pemasaran (kemampuan memasarkan hasil produksi), aspek personalia (kemampuan tenaga kerja mendukung aktifitas perusahaan), dan aspek finansial (kemampuan menghasilkan laba).

Pihak bank harus mengetahui pasti sampai diamana kemampuan menjalankan usaha calon peminjam. Kemampuan ini sangat penting artinya kemampuan inilah yang menentukan besar kecilnya pendapatan atau penghasilan suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Andaikata perusahaan dijalankan oleh orang-orang yang berkompeten atau mampu, maka diharapkan penghasilan perusahaan tersebut akan meningkat sehingga pembayaran kredit akan terjamin. Seandainya calon peminjam tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik sehingga penghasilan menurun, betapapun wataknya atau baik untuk membayar cukup

menggebu-commit to user

21

gebu, tetap saja pembayaran kredit tidak akan terlaksana karena ketidak adaan dana.

Oleh karena itu bank akan berkepentingan atas kemampuan ini, karna kredit yang tertanam dalam perusahaan tersebut akan mengalami kerugian yang disebabkan oleh kekurangmampuan debitur dalam menjalankan usahanya.

c. Capital (modal)

Bertujuan untuk mengukur kemampuan pemohon dalam menyediakan modal sendiri (own share), yang mencakup besarnya dan komposisi modal, perkembangan laba usaha selama tiga periode sebelumnya, angka rasio perbandingan antara utang dengan modal sendiri dan perkembangan naik turunya harga saham. Jumlah capital yang dimiliki calon peminjam merupakan hal penting diketahui oleh bank untuk meningkatkan debt to equity ratio(DER) yang selanjutnya berkaitan dengan tingkat rentabilitas dan solvabilitas serta jangka waktu pembayaran kredit yang akan diterima.

d. Condition of economy (kondisi perekonomian)

Bertujuan untuk mengetahui prospek atau tidaknya suatu usaha yang akan dibiayai, yang meliputi siklus bisnis mulai dari bahan baku (pemasok), pengolahan, dan pemasaran (pembeli). Dalam pemesaran tersebut harus diperhatiakan pula kondisi persaingan dari produk bersangkutan, barang substitasi yang beredar

commit to user

22

dipasar, potensi calon pesaing, dan peraturan pemerintah. Bank harus mengetahui keadaan ekonomi pada saat calon peminjam meminjam karna ini sangat berpengaruh dan berkaitan langsung dengan usaha caolon peminjam dan baimana prospek dimasa akan datang.

e. Collateral (jaminan/agunan)

Bertujuan untuk mengetahui nilai agunan yang dapat dipergunakan sebagai alat pengaman lapis kedua bagi bank dalam setiap pemberian kredit apa bial kredit yang diberikan menjadi bermasalah. Sesuai dengan penjelasan pasal 8 UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan bahwa agunan kredit dapat hanya berupa barang proyek yang dibiayai atau hak tagih, namun demikian untuk jenis usaha tertentu barang proyek saja tidak cukup sehingga bank meminta agunan berupa barang-barang diluar proyek tersebut. Dalam hal ini jaminan/agunan tersebut mempunyai 2 fungsi yaitu, pertama untuk pembayaran utang seandainya debitur tidak mampu membayar dengan jalan menguangkan/menjual jaminan tersebut. Fungsi kedua, sebagai akibat dari fungsi pertama merupakan salah satu faktor penentu jumlh kredit yang akan diberikan. Dalam hal ini biasanya bank tidak akan memberikan kredit lebih besar dari jumlah nilai jaminan yang akan diberikan, kecuali dalam hal khusus/kredit-kredit khusus. Yang dimaksud khusus yaitu orang yang dipercaya oleh bank biasanya orang yang lalu/nasabah lama dalam bank tersebut dan sering menunjukkan hal yang baik.

commit to user

23

6. Tahap-tahap Pemberian Kredit

Proses atau tahap-tahap pemberian kredit menurut Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti (2011) antara lain:

a. Persiapan Kredit (Credit Preparation)

Adalah kegiatan awal atau tahap permulaan dengan maksud saling mengetahui informasi dasar calon debitur dengan bank, terutama calon debitur baru pertama kali akan mengajukan kredit kepada bank yang bersangkutan, biasanya dilakukan dengan melalui wawancara atau dengan cara-cara yang lain. Informasi secara global atau umum yang dikemukakan oleh bank antara lain tentang prosedur atau tatacara pengajuan kredit serta syarat-syarat untuk pengajuan kredit.

b. Tahap Analisis Kredit

Adalah penilaian mendalam tentang keadaan usaha calon debitur, Penilaian tersebut meliputi berbagai aspek, antara lain:

1) Aspek management dan organisasi 2) Aspek pemasaran

3) Aspek teknis 4) Aspek keuangan 5) Aspek yuridis/hukum 6) Aspek sosial ekonomi

Aspek-aspek ini sangat penting diperlukan untuk mengetahui apakah usaha pemohon kredit/calon debitur itu layak diberikan bantuan kredit atau tidak.

commit to user

24

c. Tahap Keputusan Kredit

Dari hasil laporan analisis kredit, maka pihak bank melalui pemutus kredit dapat memutuskan apakah kredit tersebut layak atau tidaknya diberikan kredit.

d. Tahap Pelaksanaan dan Administrasi

Setelah calon debitur mempelajari dan mempersetujui keputusan kredit serta bank menerima semua persyaratan, maka kedua belah pihak menandatangani perjanjian kredit dan calon debitur menerima uang.

e. Tahap supervisi

Adalah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh bank dengan jalan terus memantau mengikuti jalannya perusahaan. Tahap ini bertujuan agar kredit yang berjalan baik.

7. Prosedur Pemberian Kredit

Dasar-dasar perkreditan, syarat-syarat atau petunjuk tindakan yang harus dilakukan sejak diajukan permohonan nasabah menurut Thomas Suyatno(1993) adalah:

a. Berkas

1) Surat-surat permohonan nasabah yang ditandatangani secara lengkap dan sah.

2) Daftar isian yang disediakan bank yang secara sebenarnya dan lengkap diisi oleh nasabah.

commit to user

25

3) Daftar lampiran lainya yang diperlukan menurut jenis fasilitas kredit.

b. Pencatatan

Setiap surat permohonan kredit yang diterima harus dicatat dalam register khusus yang disediakan.

c. Kelengkapan berkas dan permohonan

Permohonan dinyatakan lengkap bila telah memenuhui persyaratan yang ditentukan menurut jenis kredit

d. Formulir daftar isian permohonan kredit

Untuk memudahkan bank memperoleh data yang diperlukan bank mempergunakan daftar isian yang harus dilakukan oleh nasabah formulir-formulir neraca ,laba rugi.

e. Penyidikan dan analisis kredit

1) Wawancara dengan pemohon kredit

2) Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah baik dari intern maupun ekstern.

3) Pemerikasaan /penyidikan atas kebenaran hal-hal yang dikemukan nasabah

4) Penyusunan laporan seperlunya atas hasil penyidikan 5) Analisis kredit meliputi :

a) Mempersiapkan perkerjaan penguraian dari segala aspek baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui

commit to user

26

kemungkinan dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan kredit.

b) Menyusun laporan analisis yang diperlukan yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif – alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan dari permohonan kredit nasabah.

c) Perkerjaan penyidikan dilakukan oleh petugas yang berfungsi sebagai penyidik kredit sedangankan analisis kredit dilakukan oleh kredit analis.

f. Berkas – berkas pencatatan

permohonan kredit dan dokumen laporan penyidikan harus diperlakukan sesuai dengan sifat rahasia dari informasi yang diperoleh sehingga dapat dijadikan alat untuk mengetahui menafsirkan perkerjaan yang sudah dan sedang dilakukan.

g. Data pokok minimal dan anailis pendahuluan

1)Realisasi pembelian,produksi dan penjualan 2)Rencana pembelian,produksi dan penjualan 3)Jaminan

4)Laporan keuangan

5)Aktivitas R /K (giro atau MMP) 6)Data kualitatif calon nasabah h. Penelitian data

commit to user

27

Bank perlu melakukan penelitian yang semestinya atas kewajaran dan konsistensi dari data dan informasi yang diterima dari nasabah sebelum mengadakan analisis-analisi yang ditentukan yang bertujuan mencegah kesimpulan yang kurang tepat.

i. Penelitian atas realisasi-realisasi usaha

Data-data dari realisasi pembelian, produksi, penjualan minimal 3 bulan terakhir,hendaknya dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumya baik dari nilai kuantum dan nilai rupiahnya. Perbandingan aktivitas rekening untuk pinjaman pinjaman yang sedang berjalan akan sangat bermanfaat.

j. Penelitian atas rencana rencana usaha

Rencana rencana aktivitas ( minimal 6 bulan mendatang ) perlu mendapatkan penelahaan yang seksama dan membandingkan perkembangan dari bulan –bulan sebelumnya ( rate of growth ) baik dari nilai dan kuantum.

k. Penelitian barang jaminan tambahan

Pada tempatnyalah jaminan tambahan yang ditawarkan mendapat pemeriksaan dari petugas bank, meliputi nama,jenis,jumlah dan harga taksasi dari masing masing jaminan harus jelas disebutkan status kepemilikan secara yuridis.

commit to user

28

1) Pada umumnya kredit modal kerja sebesar 150 juta atau lebih penyampaian laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik ( dengan unqualified opinion ). Petugas kredit harus mengushakan commercialfinancial statement triwulan.

2) Untuk analisis-analisis perbandingan ( untuk melacak trend yang ada ) dari analisis funds flow statement selalau harus diusahakan 2 periode.

3) Nasabah–nasabah baru yang berpotensi, bila tidak memiliki laporan keuangan hendaknya petugas kredit memberikan bimbingan yang diperlukan.

m. Penelitian pendahuluan atas laporan-laporan keuangan

Laporan-laporan keuangan yang bersumber dari nasabah harus mendapat perhatian mengenai kebenaran dan kewajarannya.

n. Analisis kebutuhan modal kerja

1) Untuk kredit produksi, ekspor perdagangan dan lain-lain yang kegiatan perputaran modalnya berjalan terus menerus secara tetap, sesuai denagan kapasitas kemampuan pemasaranya,perhitungan modal kerja dapat mengunakan pendekatan ratio.

2) Untuk kredit usaha musiman kredit indutri konstruksi ,dan lain-lain kredit uang yang bersifat transaksional hendaknya mengunakan pendekatan cash flow projection

commit to user

29

1)Menyampaikan rincian secara cermat atas investasi yang diperlukan.

2)Cash flow projection

8. Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Kredit

Setiap pemberian kredit harus selalu dilaksanakan dengan penerapan prinsip kehati-hatian. Prinsip tersebut tercermin dalam kebijaksanaan pokok perkreditan, tata-cara dan prosedur penilaian kualitas kredit, profesionalisme dan integritas pejabat perkreditan. Kebijakan pokok perkreditan mencakup prosedur pemberian kredit yang sehat, prosedur penyelesaian kredit bermasalah dan prosedur penghentian penagihan kredit yang telah dihapusbukukan.

Prosedur pemberian kredit yang sehat adalah upaya bank dalam menanggulangi resiko dalam pemberian kredit, yang dimulai dari tahap penyusunan perencanaan perkreditan, dilanjutkan dengan proses pemberian keputusan kredit (prakarsa, analisis dan evaluasi, negosiasi, rekomendasi dan pemberian putusan kredit), putusan perjanjian kredit, dokumentasi dan administrasi kredit, persetujuan pencairan kredit serta pengawasan dan pembinaan kredit.

commit to user

30

BAB III PEMBAHASAN

A. Diskripsi PT. BPR Cita Dewi

PT. BPR CITA DEWI didirikan pada tanggal 12 Desember 1990 berdasarkan akta notaris Budi Maknawi, SH yang mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI nomor C2-4256. HT.01.01 1990 dan telah mengalami perubahan baik secara manajemen maupun kepengurusan yang lain berdasarkan akta notaris Ny. R.A.B.G Sri Wiharjani Kartiko Dewi Prastowo, Sh yang beralamatkan di Jalan Sri wijaya raya nomor 100, Semarang. BPR Cita Dewi mempunyai 1 kantor pusat dan 3 pos pelayanan kas. Kantor pusat beralamatkan di Jl. Adi Sucipto No. 12 Colomadu, Karanganyar. Telp. (0271)

780138, 780434, 7686090, Fax. (0271) 780138, Email

bprcitadewi@gmail.com. Kantor pelayanan Kas :

1. Jl. Raya Solo Purwodadi KM 12 Gondangrejo, Karanganyar Telp. (0271) 5828117.

2. Depan Pasar Kerjo Batu, Jamus, Karanganyar Telp (0271) 493160. 3. Jl. Kapten Mulyadi No. 19 Dompon RT 02 RW 09 Karanganyar Telp

(0271) 495764.

commit to user

31

1. Visi dan Misi BPR Cita Dewi

a. Visi BPR Cita Dewi:

Menjadi BPR Terbaik dan Terpercaya Pilihan Masyarakat Karena Pelayanan

b. Misi BPR Cita Dewi :

1) Melakukan kegiatan perbankan terbaik kepada semua lapisan masyarakat dengan sepenuh hati.

2) Memberikan pelayanan kepada nasabah melalui jaringan pelayanan yang tersebar luas dan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang profesional.

3) Memberikan manfaat yang optimal dan berkesinambungan kepada pemilik, pengelola, nasabah dan masyarakat luas.

Susunan pemegang saham, komisaris dan Direksi BPR Cita Dewi:

Tabel 3.1 Pemegang Saham

Nama Jumlah % Hj. Dewi Sholekah Rp. 550.000.000,- 78,57% Drs. H. Ali Badarudin Rp. 25.000.000,- 3,57% Zaenel Ismail, SH Rp. 50.000.000,- 7,14% Lilik Syarifah, SE Rp. 50.000.000,- 7,14% Syakur Santoso Rp. 15.000.000,- 2,14% Moch. Mansur Rp. 10.000.000,- 1,44%

commit to user

Dalam dokumen Ryan Galih Saputra F3609060 (Halaman 28-48)

Dokumen terkait