• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui Pengaruh Jurnalisme warga terhadap peningkatan akses Instagram akun Makassar Info.

b. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat mengakses instagram makassar Info

2. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan tersebut, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang ilmu jurnalistik khususnya penyajian informasi dan bahan pelajaran untuk Netizen mampu menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas.

9 b. Kegunaan Praktis

I. Bagi Makasaar info dapat memberikan masukan dalam upaya peningkatan kualitas penyajian informasi, sehingga tercapainya penyajian informasi yang baik dan benar sesuai kaedah jurnalistik.

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan penulis sebagai dasar dalam penyusunan proposal penelitian, tujuannya untuk mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, juga sebagai pembanding dan gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis.

Berikut ini rincian terkait penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dengan penelitian penelitian penulis saat ini :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama dan Judul

Penelitian

Metode penelitian Hasil dan Perbedaan Penelitian

1 Juliana (2019)

11

12

13 gaya pesan, dan daya tarik informasi dinyatakan baik.

14

pandemi covid-19. Sedangkan, penelitian kali ini lebih

berfokus kepada citizen journalism serta partisipasi masyarakat.

B. Konsep dan Teori 1. Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Secara terminologi, para ahli komunikasi memberikan pengertian komunikasi menurut sudut pandang dan pendapat mereka masing-masing diantaranya: Danil Vardiasnyah mengungkapkan beberapa definisi komunikasi secara istilah yang dikemukakan para ahli (Dani, 2008)

Jenis & Kelly menyebutkan “Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak)” (Jenis & Kelly, 2005).

Komunikasi adalah sebuah interaksi yang ada pada masyarakat.

Sebuah komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Sebuah komunikasi bisa dilakukan dengan mudah, dengan kemajuan teknologi pada saat ini. Kemajuan teknologi yang membantu kegiatan komunikasi adalah berkembangnya sebuah alat komunikasi

15

seperti smartphone dan internet. Tujuan dilakukan komunikasi adalah untuk mendapatkan feedback dari seseorang. Secara singkat umpan balik adalah transmisi reaksi balik dari penerima kepada pengirim (Fiske, 2016).

Berelson & Stainer “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain” (Berelson & Stainer, 1964).

Adapun pendapat dari randlun yang menggemukakan Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego (Alo, 2009).

Alo Liliweri dalam bukunya Dasar-dasar Komunikasi AntarBudaya mengutip pendapat Walstrom dari berbagai sumber menyebutkan beberapa definisi komunikasi, yakni (Alo 2009): 1) Komunikasi antarmanusia sering diartikan dengan pernyataan diri yang paling efektif. 2) Komunikasi merupakan pertukaran pesan-pesan secara tertulis dan lisan melalui percakapan, atau bahkan melalui penggambaran yang imajiner. 3) Komunikasi merupakan pembagian informasi atau pemberian hiburan melalui kata-kata secara lisan atau tertulis dengan metode lainnya. 4) Komunikasi merupakan pengalihan informasi dari seorang kepada orang lain. 5) Pertukaran makna antara individu dengan menggunakan sistem simbol yang sama. 6) Komunikasi adalah proses

16

pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui suatu saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu. 7) Komunikasi adalah proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis melainkan melalui bahasa tubuh, atau gaya atau tampilan pribadi, atau hal lain disekelilingnya yang memperjelas makna.

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa: komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Hafied 2011).

Berdasarkan uraian para ahli diatas maka secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai suatu penyampaian pesan baik verbal maupun non verbal yang mengandung arti atau makna tertentu atau lebih jelasnya dapat dikatakan penyampaian informasi atau gagasan dari seseorang kepada orang lain baik itu berupa pikiran dan perasaan-perasaan melalui sarana atau saluran tertentu.

b. Unsur Komunikasi

Agar sebuah proses komunikasi menjadi efektif, diperlukannya unsurunsur yang paling mendasar sebagai persyaratan terjadinya komunikasi. Terdapat tiga unsur yang paling mutlak yang harus dipenuhi

17

dalam proses komunikasi, yaitu: (Nurjaman & Umam, 2012:36-38) 1) Komunikator: orang yang menyatakan pesan kepada komunikan yang dapat berupa perseorangan atau kelompok. 2) Komunikan: orang yang menerima pesan dari komunikator. 3) Saluran/ media: jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan yang digunakan oleh pengirim pesan.

Nurjaman dan Uman berpendapat bahwa setiap unsur tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dan saling berketergantungan satu dan lainnya yang dapat menentukan keberhasilan dari sebuah komunikasi. Selain ketiga unsur tersebut, seperti yang sudah dibahas di paragraf sebelumnya mengenai proses komunikasi, terdapat enam unsur-unsur komunikasi lainnya selain yang telah disebutkan Nurjaman dan Uman. Dalam totalnya, terdapat sembilan unsur yang menjadi faktor-faktor kunci, yaitu: (Effendy, 2011:18) 1) Sender: atau disebut komunikator adalah unsur yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. 2) Encoding: atau disebut dengan penyandian adalah sebuah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang. 3) Message: atau disebut pesan adalah seperangkat lambang yang mempunyai makna yang disampaikan oleh komunikator. 4) Media:

adalah sebuah saluran komunikasi tempat berjalannya pesan dari komunikator kepada komunikan. 5) Decoding: adalah proses saat komunikator menyampaikan makna pada lambang yang ditetapkan komunikan. 6) Receiver: ialah komunikan yang menerima pesan dari

18

komunikator. 7) Response: merupakan sebuah tanggapan atau reaksi dari komunikan setelah menerima pesan. 8) Feedback: merupakan sebuah umpan balik yang diterima komunikator dari komunikan. 9) Noise:

adalah gangguan yang tidak direncanakan namun terjadi selama proses komunikasi dan menyebabkan komunikan menerima pesan yang berbeda dari komunikator.

c. Fungsi Komunikasi

Komunikasi memiliki fungsi tersendiri. Sebuah kelompok atau organisasi, komunikasi memiliki empat fungsi utama, yaitu:

(Robbins&Judge, 2011:5). 1) Informasi. Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, dan pesan opini dan komentar yang di butuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain agar dapat mengambil keputusan. 2) Sosialisasi, Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai sarana anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.

3) Motivasi, Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendekmaupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4) Perdebatan dan diskusi, Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan

19

pendapat mengenai masalah pudiblik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional ,nasional dan lokal. 5) Pendidikan, Pengaliahan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembutak watak dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6) Memajukan kebudayaan, Penyebarluasan hasil kebudayaa dan senu dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangun imajinasi, dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya. 7) Hiburan, Penyebaran sinyal, simbol suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesustraan, musik, komedi, olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesengan kelompok, dan individu kesempatan. 8) Integrasi, Menyediakan bagi bangsa kelompok dan invidividu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar dapat saling kenal, mengerti, menghargai kondisi, pandangan, dan keinginan orang lain.

d. Sifat Komunikasi

Onong Uchana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek menjelaskan bahwa komunikasi memiliki sifat-sifat.

Adapun beberaapa sifat komunikasi tersebut yakni: 1) Tatap muka (face-to-face).2) Bermedia (mediated). 3) Verbal (verbal) - Lisan –

20

Tulisan. 4) Non verbal (non-verbal) - Gerakan/isyarat badaniah (gestural) - Bergambar (picturial). (Effendy, 2002: 7)

Komunikator (pengirim pesan) dalam menyampaikan pesan kepada komunikan (penerima pesan) dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengalaman agar adanya umpan balik (feedback) dari si komunikan itu sendiri, dalam penyampaian pesan komunikator bisa secara langsung atau face-to-face tanpa menggunakan media apapun.

Komunikator juga bisa menggunakan bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia kepada komunikan fungsi media tersebut sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya. Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non-verbal. Verbal dibagi menjadi dua macam yaitu lisan (oral) dan tulisan (written/printed) Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau istarat badaniah (gesturial) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata, dan sebagainya ataupun menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau gagasan (Effendy, 2002).

e. Model Komunikasi

Model Komunikasi menurut Lasswell ada lima pertanyaan yang perlu ditanyakan dan dijawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu: (Arni,2009). 1) Who adalah menunjuk kepada siapa siaapa orang yang mengambil inisiatif untuk memulai komunikasi. 2) Says what adalah berhubungan dengan isi komunikasi atau apa pesan yang disampaikan dalam komunikasi tersebut. 3) Through what adalah

21

melalui media apa. Yang dimaksudkan dengan media adalah alat komunikasi, seperti berbicara, gerakan badan, kontak mata, sentuhan, radio, televisi, surat, buku, dan gambar. 4) To whom adalah menanyakan siapa yang menjadi audience atau penerima dari dari komunikasi. Atau dengan kata lain kepada siapa komunikator berbicara atau kepada siapa pesan yag ia ingin disampaikan diberikan.

2. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses penyampaian komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsurunsur penting dalam komunikasi massa adalah (Effendy, 2002):

1) Komunikator, yaitu pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan kepada komunikan (penerima pesan) dalam sebuah proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan. 2) Media massa, yaitu media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara masal dan dapat diakses oleh masyarakat secara masal pula. 3) Informasi (pesan) massa, yaitu informasi yang diperlukan kepada masayarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh di konsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing. 4) Gatekeeper, yaitu penyeleksi informasi. Sebagaimana diketahui bahwa komunikasi massa

22

dijelaskan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan di publik. Bahkan mereka yang memiliki wewenang untuk memperluas, membatasi informasi yang akan dipublikasikan. 5) Khalayak (Publik), yaitu massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media massa yang teridiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa. 6) Umpan balik, sebagai unsur komunikasi yang nantinya akan lebih banyak dikembangkan pada proses komunikasi antar pribadi dan komunikasi massa (Bungin, 2006 : 71).

Karakteristik media massa menurut Cangara adalah sebagai berikut:

(Cangara, 2006). 1) Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi. 2) Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau pun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda. 3) Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan.

Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang dalam waktu yang sama. 4) Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya. 5) Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.

23 3. Partisipasi

a. Defenisi Partisispasi

Menurut Made Pidarta dalam Siti Irene Astuti D. (2009: 31-32), partisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisik dalam menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas segala keterlibatan.

Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi dari seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk menyokong kepada pencapaian tujuan kelompok tersebut dan ikut bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Pendapat lain menjelaskan bahwa partisipasi merupakan penyertaan pikiran dan emosi dari pekerja pekerja kedalam situasi kelompok yang bersangkutan dan ikut bertanggung jawab atas kelompok itu. Partisipasi juga memiliki pegertian

“a valuentary process by which people including disadvantaged (income, gender, ethnicity, education) influence or control the affect them” (Deepa Naryan, 1995), artinya suatu proses yang wajar di mana masyarakat termasuk yang kurang beruntung (penghasilan, gender, suku, pendidikan) mempengaruhi atau mengendalikan pengambilan keputusan yang langsung menyangkut hidup mereka.

24

Partisipasi menurut Huneryear dan Heoman dalam Siti Irene Astuti D. (2009: 32) adalah sebagai keterlibatan mental dan emosional dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab bersama mereka.

Pengertian sederhana tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi (2001: 201-202), di mana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Zamroni (2011:51) mengatakan bahwa Partisipasi merupakan semua anggota masyarakat suatu negara yang memiliki suara didalam pembentukan dan pengambilan keputusan yang bersifat secara langsung maupun melalui organisasi yang mewakili kepentingan masyarakat umum.

25

Partisipasi masayarakat merupakan suatu hak yang dimiliki masyarakat untuk ikut andil dalam pengambilan keputusan di dalam tahapan proses pembangunan, mulai dari awal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun spelestarian lingkungan. Disini masyarakat tidak hanya sebagai penerima fasilitas maupun manfaat tetapi sebagai subjek pembangunan yang berkesinambungan ( Dewi, Fandeli, & Baiquni, 2013).

b. Bentuk Partisipasi

Mengenai bentuk dan tahap partisipasi dapat dicermati dari pendapat yang dirangkum Ndaraha (1990 : 44) sebagai berikut ini: 1) Partisipasi dalam melalui kontak yang lain (contact change) sebagai salah satu bentuk titik awal perubahan. 2) Partisipasi dalam bentuk memperlihatkan atau menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi baik dalam arti menerima, mentaati, memenuhi, melaksanakan, mengiyakan, menerima syarat, maupun dalam arti menolaknya. 3) Partisipasi dalam perencanaan, termasuk dalam pengambilan keputusan atau penetapan rencana. Perasaan terlibat dalam perencanaan perlu ditimbulkan sedini mungkin didalam masyarakat. Partisipasi ini juga disebut partisipasi dalam pengambilan keputusan termasuk keputusan politik yang menyangkut mereka, partisipasi yang bersifat teknis

c. Tahapan Partisipasi Masyarakat

Menurut Ndraha (1990) menyebutkan bahwa didalam partisipasi masyarakat terdapat beberapa tahapan partisipasi yang lebih nyata terjadi

26

dimasyarakat diantaranya yaitu: 1) Partisipasi di dalam pengambilan keputusan. Merupakan keterlibatan masyarakat dalam pembentukan keputusan melalui rencana pembangunan. Seperti keikutsertaan dalam menghadiri rapat pembangunan desa, memberikan pendapatnya dalam kegiatan rapat desa, memberikan informasi pada rapat pembangunan desa, dan juga ikut serta dalam proses pembuatan keputusan. 2) Partisipasi di dalam pelaksanaan. Merupakan keterlibatan masyarakat didalam kegiatan pelaksanaan pembangunan desa bukan hanya pada tahap perencanaan.

Pada tahap pelaksanaan ini masyarakat bisa memberikan kontribusi yang lebih konkrit seperti kontribusi dengan tenaga, kontribusi dengan uang, kontribusi dengan bahan. 3) Partisipasi di dalam kemanfaatan. Merupakan wujud dari peran masyarakat dalam keikutsertaan berpartisipasi di desanya. Apakah keikutsertaannya tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih positif bagi perkembangan pemerintah dan masyarakat desa.

Bentuk keikutsertaan masyarakat tersebut dapat berupa mengikuti kegiatan dalam memelihara kebersihan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal, ikut serta dalam kegiatan keagamaan, mengikuti kegiatan memelihara keamanan lingkungan secara suka rela, dan juga mengikuti kegiatan yang diadakan desa seperti kelompok usaha dibidang ekonomi, 4) Partisipasi pada keikutsertaan dalam melakukanevaluasi. Merupakan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan dan memberikan penilaian pada pelaksanaan hasil dari mulai tahap perencanaan sampai pada tahap pelaksanaan. Keikutsertaan masyarakat dalam bentuk kritik terhadap

27

jalannya pembangunan, memberikan argumen maupun saran terhadap jalannya pembangunan, dan yang terpenting adalah memberikan penilaian yang kemudian disampaikan kepada pemerintah desa sebagai bahan untuk evaluasi.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tahapan partisipasi masyarakat terdiri dari partisipasi dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan desa, partisipasi dalam kemanfaatan bagi pemerintah desa, dan juga partisipasi dalam keikutsertaan pada pengawasan dan memberikan penilaian pada tahap perencanaan sampai pada tahap pelaksanaan.

d. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat

Partisipasi dapat dibagi kedalam beberapa bentuk. Menurut Basrowi (Dwiningrum, 2015: 58-59) menyebutkan bahwa partisipasi masyarakat ditinjau dari bentuknya dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1) Partisipasi secara fisik. Dimana partisipasi ini merupakan partisipasi yang dilakukan dalam bentuk menyelenggarakan sebuah pendidikan maupun usaha-usaha. Seperti usaha sekolah, membuat beasiswa, dan juga membantu pemerintah dengan cara membangun gedung untuk masyarakat atau dapat juga bentuk bantuan yang lain. 2) Partisipasi secara non fisik.

Merupakan partisipasi yang melibatkan masyarakat dalam menentukan tujuannya. Seperti dimana harus menempuh pendidikan nasional dan juga meratanya wawasan maupun keinginan masyarakat untuk menuntut ilmu

28

dengan cara melalui pendidikan. Sehingga pemerintah tidak kesulitan dalam memberikan arahan kepada masyarakat untuk bersekolah.

Mubyanto dalam ndraha (1990:102-104) bahwa dalam suatu partisipasi masyarakat tentunya ada berbagai bentuk partisipasi masyarakat didalamnya. Diantaranya yaitu: 1) Partisipasi dilakukan dengan cara berkontak langsung antar individu sebagai bentuk awal dari kegiatan sosial dimasyarakat. 2) Partisipasi mampu untuk menyerap maupun menerima informasi baik menerima maupun menolak informasi yang diterima. 3) Partisipasi bertujuan dalam ikut serta andil dalam sebuah pengambilan keputusan perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan. 4) Partisipasi bergerak dengan menggunakan konsep pelaksanaan pembangunan.

Sedangkan Davis dalam jurnal yang ditulis oleh Anthonius Ibori (2013:4) berpendapat bahwa partisipasi masyarakat dibagi kedalam beberapa bentuk, yaitu : 1) Partisipasi dalam bentuk pikiran, ide atau gagasan. 2) Partisipasi dalam bentuk tenaga. 3) Partisipasi dalam bentuk pikiran dan juga tenaga. 4) Partisipasi dalam bentuk keahlian. 5) Partisipasi dalam bentuk barang. 6) Partisipasi dalam bentuk uang

Basrowi dalam Dwiningrum (2011:58-59) menyebutkan bahwa bentuk partisipasi masyarakat dibedakan kedalam dua bagian yaitu partisipasi fisik dan juga partisipasi non fisik. Yang mana partisipasi fisik adalah usaha kelompok masyarakat atau orang tua dalam bentuk pendidikan seperti menyelenggarakan dan mendirikan sekolah. Sedangkan

29

partisipasi non fisik merupakan keterlibatan masyarakat dalam mementukan tujuan pendidikan guna untuk memperoleh ilmu pengetahuan melalui lembaga pendidikan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dibagi menjadi beberapa bentuk diantaranya adalah: partisipasi dalam bentuk pikiran, partisipasi dalam bentuk tenaga, partisipasi dalam bentuk pikiran dan tenaga, partisipasi dalam bentuk keahlian, partisipasi dalam bentuk barang dan partisipasi dalam bentuk uang.

e. Faktor pendukung partisipasi masyarakat

Menurut Anthonius Ibori (2013:4) mengatakan bahwa partisipasi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: 1) Sesuai dengan Kebutuhan masyarakat. 2) Merupakan kepentingan dan minat masyarakat sesuai dengan adat istiadat masyarakat. 3) Sifatnya mengikat setiap anggota masyarakat yang satu dengan yang lain.

Selain itu faktor pendukung terjadinya partisipasi masyarakat juga diungkapkan oleh (Khairuddin, 1992:126) bahwa suatu partisipasi yang terjadi di dalam masyarakat dapat dilihat dari segi motivasinya, karena ada paksaan dari atasannya, karena hanya mengikuti anggota masyarakat yang lain sebagai rasa solidaritas antar masyarakat, dan kesadaran dari anggota masyarakat tersebut.

Menurut Goldsmith dan Blustain (Ndraha, 1990:105) bahwa masyarakat ikut berpartisipasi apabila: 1) Adanya Organisasi yang dikenal.

30

Partisipasi tersebut dilakukan melalui sebuah organisasi yang telah ada di tengah-tengah anggota masyarakat. 2) Adanya Kebermanfaatan Partisipasi.

Partisipasi tersebut dapat memberikan manfaat secara langsung bagi masyarakat. 3) Manfaat yang diperoleh dengan ikut berpartipasi tersebut dapat memenuhi kebutuhan maupun keinginan masyarakat. 4) Peran Masyarakat. Pada setiap proses partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat harus ada kendali yang dilakukan masyarakat.

Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor pendukung partisipasi masyarakat ditentukan oleh kebutuhan masyarakat, kepentingan dan minat masyarakat, adat istiadat, dan yang paling pentting adalah sifatnya yang mengikat.

f. Faktor penghambat partisipasi masyarakat

Dalam suatu masyarakat untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berikut pendapat Rahardjo Adisasmita (2006: 135): 1) Sikap masa bodoh, apatis dan juga sifat malas. Selain itu tidak adanya keinginan untuk merubah keadaan tersebut. 2) Adanya makna–makna tipologi. Merupakan ciri fisik dari suatu wilayah, kedalaman, ketinggian, luas wilayah atau bisa dikatakan sebagai kondisi dari suatu wilayah tertentu. 3) Dipengaruhi oleh letak geografisnya. 4) Jumlah Penduduk. 5) Keadaan ekonomi desa tersebut.

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik satu kesimpulan bahwa faktor penghambat dalam partisipasi masyarakat itu terdiri dari beberapa

31

faktor seperti sikap masyarakat yang acuh tak acuh terhadap perubahan dimasyarakatnya.

3. Media Sosial

a. Pengertian Media Sosial

Media sosial merupakan salah satu media instan yang saat ini memang memiliki berbagai fungsi dalam perannya. Selain berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi, media massa juga menjadi sarana untuk penggunanya dalam menggali berbagai informasi. Definisi media sosial tidak serta merta

Media sosial merupakan salah satu media instan yang saat ini memang memiliki berbagai fungsi dalam perannya. Selain berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi, media massa juga menjadi sarana untuk penggunanya dalam menggali berbagai informasi. Definisi media sosial tidak serta merta

Dokumen terkait