METODOLOGI PENELITIAN
2. TUJUAN FISIP USU
1) Menciptakan peserta didik menjadi anggota masyarakat 2) yang memiliki akademika dan profesionalitas yang mampu
menerapkan, mengembang, menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, budi pekerti luhur, mencintai bangsa dan negara serta sesama manusia sesuai den gan falsafah.
3) Mengembangkan, menyebarkan ilmu pengetahuan dan mengupayakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya khasanah kebudayaan nasional sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
3. FUNGSI dan TUGAS FISIP USU a. Fungsi FISIP USU
1) Melaksanakan perkembangan pendidikan dan pengajaran
2) Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan, khususnya bidang sosial.
3) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat 4) Melaksanakan kegiatan pelaksanaan administratif
b. Tugas FISIP USU
1) Tujuan pendidikan Nasional
2) Kaedah, moral dan etika ilmu pengetahuan
3) Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan, dan prakarsa kepribadin.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode ini bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain (Rahmat, 2004:27). Metode korelasional bertujuan untuk menemukan hubungan antara strategi komunikasi
pemasaran Djarum Foundation Bakti Pendidikan terhadap minat mahasiswa FISIP USU dalam mengikuti program Djarum Beasiswa Plus.
3.2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada awal bulan Juli 2016 hingga pertengahan bulan September 2016, di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Jl. Dr. A. Sofyan No. 1, Kampus USU, Medan.
3.2.2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1995:14).
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeristas Sumatera Utara stambuk/angkatan 2014 yang masih aktif mengikuti perkuliahan dan yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.0 sampai semester 3.
Data jumlah populasi yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 3.01
Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang diangap mampu mewakili keseluruhan populasi dengan cara tertentu (Nawawi, 1995:14). Untuk mencapai generalisasi yang baik, disamping tata cara penarikan kesimpulan
demikian, dalam penelitian ini digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
N = Populasi n = Sampel d = Presisi 1 = Konstanta
Dengan menggunakan rumus Taro Yamane maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:
(dibulatkan menjadi 85 orang)
Berdasarkan data yang diperoleh, maka diperoleh sampel dalam penelitian ini sebanyak 85orang. Penelitian akan dilakukan selama satu minggu pada bulan Juli 2017
3.3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan samel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Proposional Stratified Sampling
Pengambilan sampel dengan teknik ini digunakan karena populasi terbagi dalam sub kelompok, sehingga banyaknya subjek dalam setiap sub kelompok harus diketahuo perbandingannya terlebih dahulu, kemudian ditemukan proporsi besarnya sampel dari keseluruhan populasi. Dari jumlah sampel 85 orang, maka dipilih jumlah sampel dari tiap sub kelompok dengan menggunakan rumus (Nazir, 1988: 365):
n1 = Jumlah Mahasiswa
Distribusi Sampel menggunakan Teknik Proposional Stratified Sampling Departemen Sub
Populasi Rumus Sampel
Sosiologi 47
Ilmu
Adminstrasi Niaga/Bisnis
120
= 18.3123877917
18 Orang
Total 557 85 85 Orang
2. Purposive Sampling
Tahap pengambilan sampel secara purposive ini, dimana peneliti memberi batasan kriteria tertentu untuk memilih responden yang dianggap sesuai dengan tujuan penelitian (Nawawi, 1995: 157)
Adapun kriteria-kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini adalah:
a. Responden adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas sumatera Utara Stambuk 2014 (semester 4)
b. Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.0
3. Tabel Acak
Tabel acak digunakan untuk menentukan siapa saja yang menjadi responden yang akan diteliti dari jumlah responden yang sudah di tentukan sebelumnya. Berikut merupakan nama-nama yang menjadi responden dalam penelitian ini.
Tabel 3.03
Tabel Responden Penelitian No.
Responden
No.
Tabel Departemen NIM Nama
01 04 Sosiologi 140901006 Suci
02 17 Sosiologi 140901028 Citra Utami
03 22 Sosiologi 140901037 Juniarta Sitindaon
04 24 Sosiologi 140901040 Darwin S
05 34 Sosiologi 140901051 Alfat Putra Ibrahim
06 37 Sosiologi 140901056
Muhammad Ikhwanul Ihsan
07 41 Sosiologi 140901062 Florentina Rumahorbo
08 24
140902075 Totalitas Inoto Gulo
11 42
Ilmu Kesejahteraan
Sosial
140902079 Irma Agustina Sinaga
12 45
Ilmu Kesejahteraan
Sosial
140902083 Fico J R Silitonga
13 52
140902103 Stevany R Butarbutar
15 59
Ilmu Kesejahteraan
Sosial
140902108 Sari Romatua Tampubolon
16 64 Ilmu
Kesejahteraan 140902118 Desika Cristina Sembiring
Sosial
17 65
Ilmu Kesejahteraan
Sosial
140902119 Gita Ayu Meistatika
18 05 Ilmu Admin.
Negara 140903005 Riana
19 07 Ilmu Admin.
Negara 140903007
Adelina Permata Sari Ritonga
20 08 Ilmu Admin.
Negara 140903008 Reza Anggreini Siregar
21 13 Ilmu Admin.
Negara 140903013 Yustari Sinaga
22 14 Ilmu Admin.
Negara 140903014 Vinka Rozanna
23 15 Ilmu Admin.
Negara 140903015 Delfi Ulan Dari
24 17 Ilmu Admin.
Negara 140903017 Cholidea Putri Monrovia
25 20 Ilmu Admin.
Negara 140903021 Ephani Anggara Damanik
26 21 Ilmu Admin.
Negara 140903022 Aprillia Rahayu
27 34 Ilmu Admin.
Negara 140903038 Ashifa Rizki Priadi
28 39 Ilmu Admin.
Negara 140903044 Nora Agustina Siahaan
29 42 Ilmu Admin.
Negara 140903047
Alma Alvionita Ignatia Sitohang
30 53 Ilmu Admin.
Negara 140903059 Ardina Viralista
31 54 Ilmu Admin.
Negara 140903061 Junandar Babosti Ritonga
32 96 Ilmu Admin.
Negara 140903132 Ori Rinaldi
33 129 Ilmu
Komunikasi 140904192 Hena Al Humaira
34 29 Ilmu
Komunikasi 140904041 Cahya Rizky
35 30 Ilmu
Komunikasi 140904042 Rini Afrilia
36 33 Ilmu
Komunikasi 140904046 Nuraisyah Handayani
37 41 Ilmu
Komunikasi 140904062 Rohani Trina Saragih
38 43 Ilmu
Komunikasi 140904064 Dinda Nazlia Nasution
39 09 Ilmu
Komunikasi 140904013 Kiki Adi Kesuma
40 11 Ilmu
Komunikasi 140904015 Rizka Armelia Suhatri
41 91 Ilmu
Komunikasi 140904132 Pratiwi Putri Delwis
42 58 Ilmu
Komunikasi 140904091 Siti Savira Lubis
43 24 Ilmu
Komunikasi 140904036 Lubna Alifah
44 01 Ilmu
Komunikasi 140904001 Muhammad Hafidh
45 12 Ilmu
Komunikasi 140904016 Muhammad Arief
46 59 Ilmu
Komunikasi 140904092 Amanda Anastasia Judika
47 68 Ilmu
Komunikasi 140904102 Novi Simbolon
48 71 Ilmu
Komunikasi 140904105 Nursyazana Hafizah Yusuf
49 120 Ilmu
Komunikasi 140904181 Uswatun Niswah
50 130 Ilmu
Komunikasi 140904194 Grace Kolin
51 109 Ilmu
Komunikasi 140904166 Fildza Suryana
52 119 Ilmu
Komunikasi 140904180
Natalia Christine Pangaribuan
53 18 Ilmu
Komunikasi 140904022 Mutia Kansyah Manik 54 47 Antropologi 140905110 Sinta Cahyani Novitasari 55 02 Antropologi 140905010 Marselina Dian Lestari 56 41 Antropologi 140905101 Dita Maudy Harsa 57 32 Antropologi 140905080 Nurbaiti Simamora 58 17 Antropologi 140905047 Andriaman Lukas Halawa
59 40 Antropologi 140905095 Yufa Ilhammy
60 54 Antropologi 140905124
Eva Tiara Osasi Tampubolon
61 28 Antropologi 140905075 Isma Purnama Ratih 62 18 Ilmu Politik 140906035 Mariani Simbolon 63 07 Ilmu Politik 140906009 M. Yudha Pratama 64 23 Ilmu Politik 140906046 Inda Rosida Simbolon
65 37 Ilmu Politik 140906074 Alvin Liasta
66 08 Ilmu Politik 140906011
Tamara Ramadhini Yuzakhri 67 06 Ilmu Politik 140906008 Rismawati Ginting
68 85 Ilmu Admin.
Niaga 140907092 Novitas Sari
69 11 Ilmu Admin.
Niaga 140907012 Ade Luvitania Pane
70 14 Ilmu Admin.
Niaga 140907015
Afriandi Boby Sandos Silalahi
71 86 Ilmu Admin.
Niaga 140907093 Aurelya Gerolda Sovia 72 111 Ilmu Admin.
Niaga 140907121 Angky Zefanya
73 48 Ilmu Admin.
Niaga 140907054 Yogi Setiawan
74 97 Ilmu Admin.
Niaga 140907106 Vidi Yuan Vici
75 66 Ilmu Admin.
Niaga 140907072 Vera Veronika S
76 27 Ilmu Admin.
Niaga 140907032
Novi Rizky Amanda Sagala
77 05 Ilmu Admin.
Niaga 140907006 Ainna Chairunnisa Syukur
78 71 Ilmu Admin.
Niaga 140907077 Octavera Harlita Ginting
79 16 Ilmu Admin.
Niaga 140907018 Hasvi Aninda Harahap 80 58 Ilmu Admin. 140907064 Rena Jumeina Hasibuan
Niaga 81 112 Ilmu Admin.
Niaga 140907122 Muhammad Haikal
82 117 Ilmu Admin.
Niaga 140907128 Muhammad Leviandi
83 79 Ilmu Admin.
Niaga 140907086 Parlin Mangasi Sitanggang
84 36 Ilmu Admin.
Niaga 140907042 Fitria Annisa Lubis
85 92 Ilmu Admin.
Niaga 140907099 Siti Handayani Manalu
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Analisis data yang tepat tentu diperlukan pengumpulan data yang tepat dan menghindari data yang salah. Menurut Kusnanto (dalam Sabarguna.2008.31) mengatakan analisis data adalah menata, menyusun dan memberi maksna pada kumpulan data. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data (Kriyantono,2006,93).
Adapun cara untuk mendapatkan data tersebut adalah:
3.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama di lapangan (Kriyantono,2006:90)
3.4.1.1. Penelitian Lapangan
Adapun pengumpulan data dari penelitian lapangan melalui:
3.4.1.1.1. Obeservasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.
(Bungin.2001.142)
Namun, tidak semua observasi bisa disebut sebagai suatu metode dalam riset. Karena metode pengumpulan data melalui observasin memerlukan syarat-syarat tertentu agar bermanfaat bagi kegiatan riset. Menurut Nazir (1985) syarat-syarat sebuah kegiatan observasi adalah (dalam Kriyantono,2006:108):
- Observasi digunakan dalam riset dan telah direncanakan secara sistematik - Observasi harus berkaitan dengan tujuan riset yang telah ditetapkan
- Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengah proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagaimana suatu yang hanya menarik perhatian.
- Observasi dapat dicek dan dikontrol mengenai validitas dan reliabilitasnya.
3.4.1.1.2. Kuesioner
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data di lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui kuesioner, yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula pada responden (Nawawi, 1995:117).
Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada Mahasiswa FISIP USU yang menjadi sampel penelitian.
3.4.2. Data Sekunder
Pada umumnya bahwa data sekunder berbentuk catatan atau laporan.
Dalam data sekunder dilakukan dengan cara studi kepustakaan dimana dengan cara mencari, melihat, membuka dokumen, situs dalam dunia maya, hingga buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan penelitian.
3.4.2.1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.
Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan dengan mem baca buku, jurnal, serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
3.5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun, 1989: 263). Data-data
yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam bentuk tahap analisis yakni:
3.5.1. Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal adalah analisis yang dilakukan dengan membagi variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi (Singarinbun, 1989: 267). Data yang kekumpul diproses sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan kemudian ditabulasi dan dianalisis. Selanjutnya peneliti akan melakukan pembahasan dan menginterpretasikannya.
3.5.2. Analisis Tabel Silang
Analisis tabel silang adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisi dan mengetahui apakah variabel yang satu mempunyai hubungan dengan variabel lainnya (Singarimbun, 1989:273). Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau nilai negatif.
3.5.3. Uji Hipotesis
Uji hipotesa adalah pengujian data statistic untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan diantara kedua variabel yang dikorelasionalkan, maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Sprearman (Kriyantono, 2006:174-175).
Spearman Rho Koefisien menunjukkan hubungan antara variabel X dan variabel Y yang tidak diketahui sebaran datanya. Koefisien korelasi non parametik ini digunakan untuk menghitung data dua variabel yang ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar (dirangkin) rumus untuk koefisien korelasinya adalah (Kriyantono, 2006:174):
∑ Keterangan:
1 = Bilangan Konstan
d = perbedaan antara pasangan jenjang
= Sigma atau Jumlah
N = Jumlah individu dalam sampel
Penghitungan data dalam penelitian menggunakan program SPSS versi 13.0. Dalam aplikasi SPSS tersebut tetap menggunakan penghitungan Spearman dalam mengolah data yang ada. Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika rs < 0.05, maka hipotesis di tolak Jika rs > 0.05, maka hipotesis diterima
Untuk menguji tingkat siganifikasi korelasi, jika n > 10, digunakan rumus ttes pada tingkat signifikasi 0.05 sebagai berikut:
√
√ Kertangan:
t = nilai thitung
Rs = nilai koefisien korelasi N – jumlah sampel
Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford (Rakhmat, 2004:29)
< 0.20 = Hubungan rendah sekali, lemas sekali 0.20 – 0.39 = Hubungan rendah tapi pasti
0.40 – 0,70 = Hubungan yang cukup berarti 0.71 – 0.90 = Hubungan yang tinggi, kuat
0.91 < = Hubungan sangat tinggi atau kuat sekali, bisa diandalkan
4.1. Proses Pengumpulan Data
4.1.1. Langkah-langkah Pengumpulan Data
1. Langkah Pertama dalam penelitian ini, peneliti melakukan pra penelitian dilokasi penelitian yang bertempat di Jl. Dr. Ahmad Sofyan No. 1, Medan. Kemudian peneliti menyusun proposal penelitian, perbaikan proposal penelitian, kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan untuk kemudian untuk diteruskan dengan pembuatan kuesioner.
2. Langkah kedua, studi kepustakaan. Dalam tahap penelitian ini, peneliti melanjutkan dengan studi kepustakaan di perpustakaan guna mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan judul penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti, yaitu: “Strategi Komunikasi Pemasaran Djarum Beasiswa Plus (Studi Korelasional Pengaruh Strategi Komunikasi Pemasaran terhadap Minat Mengikuti Program Djarum Beasiswa Plus)”.
3. Pelaksanaan pengumpulan data dengan melakukan penyebaran kuesioner dalam waktu +/- 80 hari. Hal ini dikarenakan sedang berlangsungnya libur semester genap serta adanya keterbatasan kehadiran mahasiswa/i yang menjadi responden peneliti dikarenakan masih memasuki awal semester baru.
4. Tahap pengolahan data:
a. Memberikan nomor urut pada setiap kuesioner yang telah diisi oleh responden.
b.Melakukan editing pada setiap kuesioner
c. Memberikan kode pada setuap kuesioner yang telah diisi oleh responden (coding)
d.Frekuensikan variabel ke SPSS 13
e. Memindahkan jawaban ke dalam kerangka Tabel Tunggal dan Tabel Silang
f. Menganalisa data-data kuantitas pada Tabel Tunggal dan Tabel Silang berdasarkan kecenderungan yang terdapat pada frekuensi dan persentase
g.Melakukan uji Hipotesa
h.Membuat pembahasan dan kesimpulan
4.2. Analisis Tabel Tunggal 4.2.1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, stambuk dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa.
Tabel 4.01
No Jenis Kelamin Frekuensi %
1 Pria 19 22.4
2 Wanita 66 77.6
Total 85 100
Suber: P.01/FC.01
Pada tabel diatas menunjukkan data tentang jenis kelamin responden.
Terdapat jumlah responden pria sebanyak 19 orang (22.4%) sedangkan jumlah responden wanita sebanyak 66 orang (77.6%). Data ini menunjukkan bahwa mayorias mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara stambuk 2014 yang menjadi respomden penelitian lebih dominan berjenis kelamin wanita.
Tabel 4.02
No Stambuk / angkatan Frekuensi %
1 2014 85 100
2 2015 0 0
Total 85 100 Sumber: P.02/FC.02
Tabel diatas menunjukkan data untuk stambuk responden.
Keseluruhan responden merupakan mahasiswa stambuk/angkatan 2014.
Hal ini sesuai dengan karakteristik yang dituju oleh peneliti yakni stambuk / angkatan 2014 yang merupakan mahasiswa yang memenuhi syarat dalam mengikuti seleksi penerima beasiswa Djarum Beasiswa Plus tahun 2016.
Tabel 4.03
No Indeks Prestasi Kumulatif Frekuensi %
1 ... < 3.0 0 0
2 3.0 9 10.6
3 3.0 < ... 76 89.4
Total 85 100
Sumber: P.03/FC.03
Tabel diatas menunjukkan tentang Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK dari responden. Dari data diatas menunjukan bahwa tidak ada mahasiswa yang memiliki IPK dibawah 3.0 (0%). Terdapat 9 orang mahasiswa (10.6%) yang mendapatkan IPK 3.0. Sebanyak 76 mahasiswa (89.4%) yang menjadi responden pun mendapatkan IPK diatas 3.0. Maka 85 mahasiswa tersebut layak menjadi responden dalam penelitian peneliti.
4.2.2. Strategi Komunikasi Pemasaran Djarum Foundation Bakti Pendidikan
Tabel 4.04
Frekuensi Melihat Iklan Djarum Beasiswa Plus
No Bentuk Iklan
Sangat
Jarang Jarang Sering Sangat
Sering Total
F % F % F % F % F %
1 Television 17 20 26 30.6 38 44.7 4 4.7 85 100
Commer
Data diatas merupakan data frekuensi responden melihat iklan yang dilakukan oleh Djarum Foundation Bakti Pendidikan mengenai program Djarum Beasiswa Plus. 38 responden (44.7%) mengatakan sering melihat Television Commercial (TVC) mengenai Djarum Beasiswa Plus di TV. 51 responden (60%) mengatakan jarang melihat iklan mengenai Djarum Beasiswa Plus di berbagai media cetak seperti koran, majalah, buletin dan
lainnya. 37 responden (43.5%) mengatakan bahwa mereka sering melihat iklan mengenai program Djarum Beasiswa Plus di berbagai media online seperti blog, wordpress, dan situs resmi lainnya. 39 responden (45.9) mengatakan jarang melihat iklan Djarum Beasiswa Plus di Poster & Flyer yang disebarkan. Sedangkan 45 responden (52.9%), 42 responden (49.4%), dan 49 responden (57.6%) mengatakan jarang melihat iklan pada media sosial Facebook, Twitter, dan Youtube. Dari data tersebut dapat dikemukakan bahwa TVC merupakan bentuk iklan yang sering dilihat oleh responden dan media sosial Facebook, Twitter maupun Youtube merupakan bentuk iklan yang jarang dilihat oleh para respoden.
Tabel 4.05
Pemenuhan Informasi Mengenai Program Djarum Beasiswa Plus Melalui Iklan
Flyer ketahui oleh responden. 37 orang responden (43.5%) menyatakan bahwa TVC sudah cukup memenuhi kebutuhan informasi mengenai program Djarum Beasiswa Plus. 43 orang responden (50.6%) menyatakan Media Online yang dilakukan sudah cukup memenuhi kebutuhan informasi.
Sedangkan, 40 orang responden (47.1%), 37 orang responden (47.1%), 37 orang responden (43.5%), 35 orang responden (41.2%), 45 orang responden (52.9%), dan 47 orang responden (55.3%) menyatakan bahwa mereka kurang terpenuhi kebutuhan informasi mengenai Djarum Beasiswa Plus di bentuk iklan media cetak, poster&flyer, media sosial Facebook, media sosial Twitter, dan media sosial Youtube. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa, media TVC dan media online merupakan media iklan yang memenuhi kebutuhan responden dalam mencari dan mendapatkan informasi mengenai program Djarum Beasiswa Plus.
Tabel 4.06
Eksistensi Penerima Beasiswa Djarum Beasiswa Plus (Beswan Djarum) di USU
No Eksistensi Frekuensi %
1 Tidak Mengetahui 10 11.8
2 Kurang Mengetahui 42 49.4
3 Mengetahui 26 30.6
4 Sangat Mengetahui 7 8.2
Total 85 100
Sumber: P.06/FC.18
10 orang responden (11.8%) menyatakan tidak mengetahui keberadaan dari para penerima beasiswa Djarum Beasiswa Plus atau Beswan Djarum. 42 orang responden (49.45) menyatakan kurang mengetahui keberadaan Beswan Djarum. 26 orang responden (30.6%) menyatakan mengetahui keberadaan Beswan Djarum dan 7 orang responden (8.2%) menyatakan sangat mengetahui keberadaan Beswan Djarum.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 42 orang responden (49.4%) mengatakan kurang mengetahui keberadaan atau eksistensi mahasiswa/i USU yang menjadi Beswan Djarum. Hal ini membuktikan bahwa para Beswan Djarum kurang eksis di kalangan mahasiswa/i di lingkungan universitas. Mereka mengetahui bahwa sudah ada yang menjadi Beswan Djarum di lingkungan kampus USU tetapi mereka tidak mengetahui keberadaan dari para Beswan Djarum tersebut baik secara jurusan, angkatan, maupun fakultasnya. Hal ini berbanding tebalik dengan hanya 7 orang responden (8.2%) yang sangat mengetahui keberadaan Beswan Djarum di lingkungan kampus USU.
Tabel 4.07
Penjelasan Beswan Djarum Mengenai Informasi Djarum Beasiswa Plus
No Penjelasan Informasi Frekuensi %
1 Tidak Mendetail 17 20.0
2 Kurang mendetail 22 25.9
3 Cukup Mendetail 37 43.5
4 Sangat Mendetail 9 10.6
Total 85 100 Sumber: P.07/FC.19
Tabel diatas dapat dilihat bahwa 17 orang responden (20%) menyatakan bahwa para Beswan Djarum tidak mendetail dalam menjelaskan informasi mengenai program Djarum Beasiswa Plus. 22 orang responden (25.9%) menyatakan bahwa Beswan Djarum kurang mendatail menjelaskan mengenai informasi tersebut.
Sedangkan, 37 orang responden (43.5%) menyatakan bahwa para Beswan Djarum sudah cukup mendetail dalam menjelaskan informasi program Djarum Beasiswa Plus. Hanya 9 orang responden (10.6%) sajalah yang mengatakan sangat mendetail para Beswan Djarum Menjelaskan informasi tersebut. Tentu hal ini dapat menyatakan bahwa hampir sebagian besar Beswan Djarum sudah mendetail informasi yang di perlukan mahasiswa mengenai program Djarum Beasiswa Plus.
Tabel 4.08
Pemenuhan Kebutuhan Informasi Oleh Beswan Djarum
No Eksistensi Frekuensi %
1 Tidak Memenuhi 14 16.5
2 Kurang Memenuhi 25 29.4
3 Memenuhi 38 44.7
4 Sangat Memenuhi 8 9.4
Total 85 100
Sumber: P.08/FC.20
Pada tabel ini menyatakan bahwa 14 orang responden (16.5%) menyatakan informasi yang mereka peroleh dari Beswan Djarum tidaklah memenuhi kebutuhan informasi mengenai program Djarum Beasiswa Plus.
25 orang responden (29.4) yang menyatakan bahwa informasi yang disampaikan Beswan Djarum kurang memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan mengenai program Djarum Beasiswa Plus.
Sedangkan 38 orang responden (44.7%) mengatakan bahwa informasi mengenai program Djarum Beasiswa Plus yang disampaikan oleh Beswan Djarum sudah memenuhi. Dan hanya 8 orang responden (9.4%) yang menyatakan bahwa informasi yang mereka butuhakn sudah sangat memenuhi dan terpenuhi dari para Beswan Djarum.
Dari data yang menyebutkan 14 orang responden (16.5%) yang menyatakan tidak memenuhi dan hanya 8 orang responden (9.4%) yang menyatakan memenuhi kebutuhan informasi menjadi sebuah tolak ukur untuk para Beswan Djarum untuk mengevaluasi informasi yang diberikan.
Dengan adanya 14 orang yang menyatakan tidak mengartikan bahwa informasi yang diterima oleh mereka hanyalah informasi biasa yang tidak memikat dan atau membuat mereka tertarik untuk mengikuti program Djarum Beasiswa Plus.
Tabel 4.09
Penampilan Beswan Djarum
No Eksistensi Frekuensi %
1 Tidak Sesuai 4 4.7
2 Kurang Sesuai 13 15.3
3 Cukup Sesuai 58 68.2
4 Sangat Sesuai 10 11.8
Total 85 100
Sumber: P.09/FC.21
Data diatas merupakan data kesesuaian penampilan yang dikenakan oleh Beswan Djarum. Disebutkan bahwa 4 orang responden (4.7%) menyatakan bahwa penampilan para Beswan Djarum tidak seusai dan mencerminkan dengan beasiswa yang ia peroleh. 13 orang responden (15.3%) menyatakan masih kurang sesuai penampilan yang ditunjukan para Beswan Djarum kepada mahasiswa/i sekitar lingkungan USU.
58 orang responden (68.2%) menyatakan bahwa penampilan Beswan Djarum sudah cukup sesuai dan mencerminkan dengan beasiswa yang ia terima. Hanya 10 orang responden (4.7%) yang mengatakan penampilan Beswan Djarum sudah sangat sesuai deengan beasiswa yang ia terima. Hal ini dapat diartikan bahwa penampilan baik secara pakaian, hingga atribut para Beswan Djarum di lingkungan sekitar kampus USU sudah mencerminkan dengan beasiswa yang mereka peroleh yakni Djarum Beasiswa Plus.
Tabel 4.10
Sikap dari Beswan Djarum
No Eksistensi Frekuensi %
1 Tidak Ramah 7 8.2
2 Kurang Ramah 14 16.5
3 Cukup Ramah 48 56.5
4 Sangat Ramah 16 18.8
Total 85 100
Sumber: P.10/FC.22
Data diatas merupakan data tingkat keramahan dari Beswan Djarum terhadap mahsiswa/i di sekitar lingkungan Kampus USU. 7 orang responden (8.2%) menyatakan bahwa Beswan Djarum tidaklah ramah kepada mahsiswa/i lainnya. 14 orang responden (16.5%) menyatakan para Beswan Djarum kurang ramah terhadap mahasiswa/i sekitar USU.
48 orang responden (56.5%) menyatakan Beswan Djarum sudah cukup ramah kepada setiap mahasiswa/i terutama sudah cukup ramah dalam menjelaskan program Djarum Beasiswa Plus. Terdapat juga 7 orang responden (8.2) yang menyatakan bahwa sikap Beswan Djarum tidaklah ramah.
Tabel 4.11
Pemberitaan Program Djarum Beasiswa Plus
No Eksistensi Frekuensi %
1 Tidak Mengetahui 10 11.8
2 Kurang Mengetahui 34 40.0
3 Cukup Mengetahui 33 38.8
4 Sangat Mengetahui 8 9.4
Total 85 100
Sumber: P.11/FC.23
Dari data diatas dapat dikemukakan bahwa 10 orang responden (11.8%) yang menyatakan bahwa tidak mengetahui pemberitaan mengenai program Djarum Beasiswa Plus di berbagai media. 34 orang responden (40.0%) menyatakan kurang mengetahui pemberitaan mengenai kegiatan-kegiatan oleh Beswan Djarum menyangkut program Djarum Beasiswa Plus.
33 orang responden (38.8%) menyatakan bahwa mereka cukup mengetahui pemberitaan yang ada di media mengenai Djarum Beasiswa Plus. Hanya 8 orang responden (9.4%) yang menyatakan sangat mengetahui pemberitaan tersebut di berbagai media yang ada.
Tabel 4.12
Frekuensi Mengakses Website Djarum Beasiswa Plus
No Eksistensi Frekuensi %
1 Tidak Sering 41 48.2
2 Kurang Sering 26 30.6
3 Cukup Sering 16 18.8
4 Sangat Sering 2 2.4
Total 85 100
Sumber: P.12/FC.24
Data diatas merupakan data frekuensi dalam mengakses situs resmi Djarum Beasiswa Plus. Dari data diatas dikemukakan 41 orang responden (48.2%) tidak sering mengakses situs tersebut guna mencari informasi kegiatan maupun pendaftaran. 26 orang responden (30.6%) menyatakan kurang sering mengakses situs resmi tersebut.
16 orang responden (18.8%) menyatakan mereka cukup sering
16 orang responden (18.8%) menyatakan mereka cukup sering