F. Tujuan Pembelajaran
2. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Bloom
Benyamin S. Bloom dengan teman-temannya mengajukan tujuan pembelajaran dikelompokkan dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif. Ranah kognitif adalah hal-hal yang menyangkut daya pikir, pengetahuan, dan penalaran. Ranah afektif adalah hal-hal berkaitan dengan perasaan/kesadaran. Sedangkan ranah psikomotorik adalah hal-hal berkaitan dengan keterampilan fisik, keterampilan motorik, atau keterampilan tangan. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat mencakup ketiga ranah ini (Subiyanto, 1988:49).
a. Ranah Kognitif
Aspek-aspek pada ranah kognitif menurut Bloom ada enam yang kemudian lebih dikenal dengan Taksonomi Bloom. Keenam aspek pada taksonomi Bloom tersebut adalah sebagai berikut: (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan, (4) Analisis, (5) Sintesis, dan (6) Evaluasi.
Pengetahuan berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan ingatan, yaitu segala sesuatu yang terekam dalam otak. Pemahaman berkaitan dengan intisari segala sesuatu, yaitu suatu bentuk pengertian atau pemahaman yang menyebabkan seseorang mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat menggunakan bahan atau ide yang
74 sedang dikomunikasikan tersebut tanpa harus menghubung-hubungkan dengan bahan atau ide yang lain. Pemahaman dibedakan menjadi:
1) Translasi, yaitu kemampuan untuk memahami suatu ide yang dinyatakan dengan cara lain daripada pernyataan asli yang dikenal sebelumnya.
2) Interpolasi, yaitu kemampuan untuk memahami bahan atau ide yang direkam, diubah, atau disusun dalam bentuk lain seperti grafik, tabel, diagram, dan sebagainya.
3) Ekstrapolasi, yaitu keterampilan untuk meramalkan kelanjutan kecenderungan yang ada menurut data tertentu dengan mengemukakan akibat, konsekuensi, implikasi, dan sebagainya sejalan dengan kondisi yang digambarkan dalam komunikasi yang asli.
Penerapan berkaitan dengan penggunaan abstraksi dalam situasi tertentu yang baru dan konkret. Abstraksi disini bisa berupa teori, prinsip, aturan, prosedur, metode, dan lainnya. Analisis dapat diartikan sebagai pemecahan atau pemisahan (penguraian) suatu komunikasi (peristiwa, pengertian) menjadi unsur-unsur penyusunnya sehingga ide (pengertian, konsep) itu relatif menjadi lebih jelas atau gambaran hubungan antara ide-ide menjadi lebih eksplisit. Analisis dibedakan menjadi (Subiyanto, 1988:50):
1) Analisis unsur-unsur, yaitu kemampuan mengenali asumsi-asumsi yang tidak dinyatakan dan keterampilan membedakan fakta dari hipotesis.
2) Analisis hubungan, yaitu kemampuan untuk memeriksa konsistensi hipotesis dengan informasi dan asumsi yang ada dan keterampilan untuk memahami hubungan antara ide-ide.
3) Analisis prinsip-prinsip keteraturan, yaitu kemampuan mengenal relevansi dan signifikansi sesuatu dan menghubungkan deduksi atau kesimpulan dengan postulat atau premis pada teori yang luas.
75 Sintesis berkaitan dengan penyusunan bagian-bagian atau unsur-unsur sehingga membentuk suatu keseluruhan (kesatuan) yang sebelumnya tidak nampak jelas. Sintesis dibedakan menjadi:
1) Menghasilkan suatu komunikasi atau eksperimen yang mencerminkan penyusunan ide-ide dengan sangat baik.
2) Menghasilkan suatu rencana atau mengusulkan usul mengenai pelaksanaan sesuatu dan kemampuan untuk mengusulkan cara menguji hipotesis, mendesain eksperimen untuk memecahkan suatu masalah.
3) Menderivasi seperangkat hubungan abstrak, kemampuan menemukan hubungan-hubungan abstrak dengan mengklasifikasikan data yang ada, kemampuan merumuskan hipotesis yang sesuai berdasarkan analisis terhadap faktor-faktor yang terlibat dan kalau perlu mengubah hipotesis itu dengan melibatkan faktor baru, seta kemampuan membuat generalisasi.
Evaluasi berkaitan dengan penentuan secara kuantitatif atau kualitatif tentang nilai materi atau metode untuk suatu maksud dengan memenuhi tolak ukur tertentu. Evaluasi dibedakan menjadi:
1) Pengambilan keputusan berdasarkan hal internal, seperti ketelitian yang logis, konsistensi, dan tolak ukur lain; kemampuan untuk melihat adanya ketidakberesan dalam logika suatu pernyataan atau sederetan pernyataan yang diajukan untuk mendukung suatu hipotesis.
2) Pengambilan keputusan berdasarkan tolak ukur eksternal, seperti perbandingan teori-teori, generalisasi-generalisasi, dan fakta-fakta yang berhubungan dengan fenomena tertentu; kemampuan menggunakan standar eksternal untuk membandingkan suatu prosedur atau produk dengan prosedur atau produk lain yang terkenal. (Subiyanto, 1988:50-51).
Pada abad ke-21, Anderson dan Kratwohl menganggap bahwa taksonomi kognitif Bloom sudah kurang relevan dengan tuntutan jaman.
76 Keduanya adalah siswa Bloom ketika masih hidup. Anderson dan Krathwohl pun sepakat membentuk sebuah tim untuk merevisi taksonomi kognitif Bloom. Hasil revisi dari taksonomi kognitif Bloom yang dilakukan oleh Anderson dan kawan-kawan merubah aspek-aspek dalam taksonomi Bloom. Berikut perubahan taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl.
Tabel 4.1 Perbaikan Struktur Ranah Kognitif
No. Sebelum Direvisi Setelah Direvisi
1. Pengetahuan mengingat (knowledge) 2. Pemahaman memahami (understanding) 3. Penerapan menerapkan (apply)
4. Analisis menganalisis (analysis) 5. Sintesis mengevaluasi (evaluation)
6. Evaluasi menciptakan/membuat hasil karya (create)
Anderson dan kawan-kawannya membuat perubahan yang signifikan pada perbaikan struktur ranah kognitif Bloom. Selain itu, Anderson juga membedakan jenis pengetahuan ke dalam pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Perluasan taksonomi ini dapat membantu pengembangan kurikulum dan guru dalam menulis kompetensi, tujuan pembelajaran, dan strategi penilaian. Kemudian Anderson dan kawan-kawannya tersebut menggabungkan dimensi kognitif dengan pengetahuan seperti yang dapat dilihat pada table 4.2 berikut.
77
Tabel 4.2 Perpaduan Dimensi Kognitif Bloom dan Dimensi Pengetahuan
Proses Kognitif Jenis Pengeta-huan Mengi-ngat Mema-hami Mene-rapkan Meng-analisis Meng-evaluasi Mem-buat Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif b. Ranah Afektif
Tujuan pembelajaran pada ranah afektif sangat berkaitan erat dengan sikap atau perasaan/kesadaran, seperti perasaan senang atau tidak senang, perasaan sedih atau bahagia, perasaan bangga atau malu, dan lainnya. Jika ditinjau dari sikap, maka berkaitan dengan keadaan internal siswa yang mempengaruhi pilihannya terhadap perlakuannya terhadap orang lain, benda, atau suatu peristiwa. Menurut Bloom dan kawan-kawan, ranah afektif terdiri dari aspek penerimaan, penanggapan, penilaian, organisasi, dan pemeranan. (Subiyanto, 1988:51)
Penerimaan meliputi kesediaan untuk memberi perhatian pada fenomena atau stimulus tertentu. Penerimaan bisa dibedakan menjadi kesadaran, kemauan menerima, dan perhatian yang terkendali atau terarah.
Penanggapan berkaitan dengan memberi respons sebagai peran serta aktif. Penanggapan dibedakan menjadi kesepakatan pada penanggapan, kemauan menanggapi, dan kepuasan pada tanggapan.
78 Penilaian berkaitan dengan pemilihan, penghargaan, dan pengagungan terhadap benda, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian dibedakan menjadi, penerimaan nilai, pemilihan nilai, dan keterlibatan.
Organisasi berkaitan dengan kemampuan mempersatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan pertentangan antara nilai-nilai-nilai-nilai tersebut mulai dari membina sistem nilai yang konsisten secara internal. Kemampuan organisasi dibedakan menjadi konseptualisasi nilai dan organisasi sistem nilai.
Pemeranan merupakan puncak proses internalisasi nilai dalam diri seseorang. Pada aspek ini, hierarkhi nilai yang sudah tertanam dalam diri seseorang disusun menjadi suatu sistem yang mempunyai konsistensi internal yang mengendalikan tingkah laku orang tersebut dengan pola tertentu.
c. Ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran pada ranah psikomotorik berkaitan erat dengan keterampilan secara fisik, motorik, maupun tangan. Aspek pada ranah psikomotorik menurut Bloom dan kawan-kawan, terdiri dari persepsi, kesiapan, respon terpimpin, mekanisme, respon kompleks, penyesuaian, serta mencipta (Subiyanto, 1988:53).
1) Persepsi
Persepsi adalah menyadari stimulus, menyeleksi stimulus terarah sampai menerjemahkannya dalam pengamatan stimulus terarah kepada kegiatan yang ditampilkan.
2) Kesiapan
Kesiapan berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan tertentu, termasuk kesiapan mental, fisik, dan emosional.
3) Respons terpimpin
Respons terpimpin meliputi kemampuan menirukan gerakan, gerakan coba-coba, dan performansi yang memadai yang menjadi tolak ukur. 4) Mekanisme
79 Mekanisme merupakan kebiasaan yang berasal dari respons yang dipelajari, gerakan dilakukan dengan mantap, penuh kayakinan dan kemahiran.
5) Respons kompleks
Respons kompleks berkaitan dengan gerak motorik yang memerlukan pola gerakan yang kompleks.
6) Penyesuaian
Penyesuaian berkaitan dengan pola gerakan yang telah berkembang dengan baik, sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakannya agar sesuai dengan situasi yang dihadapinya.
7) Mencipta
Mencipta adalah keterampilan tingkat tinggi dimana pada tingkatan ini seseorang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pola-pola gerakan baru agar sesuai dengan situasi yang dihadapinya.