• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. MENGGALI INSPIRASI DARI DOKUMEN CHRISTUS

C. Visi dan Tujuan Pendampingan Iman

2. Tujuan Pendampingan Iman

Tujuan merupakan penjabaran dari visi yang sudah dirumuskan, tujuan tersebut dirumuskan agar dapat mencapai suatu target atau keinginan. Berdasarkan dari arah pendampingan iman tersebut, tujuan dari pendampingan iman bagi OMK yaitu kemuridan, kedewasaan dan kekatolikan.

a. Kemuridan

Proses kemuridan terjadi ketika Yesus memanggil orang-orang untuk menjadi murid-Nya. Seorang murid yang setia akan selalu hidup bersama dan berkembang bersama dengan Yesus. Para murid di panggil oleh Yesus, dan mereka menjawab panggilan tersebut ditunjukkan dengan sikap kesetiaan mereka. Menjalani hidup sebagai murid-Nya bukan semata-mata karna usaha sendiri melainkan campur tangan dari-Nya juga. Seperti halnya Maria, Ia teladan unggul bagi Gereja yang muda, yang mau mengikuti Yesus dengan antusiasme dan kepatuhan (CV 43). Maria dengan penuh keyakinan menerima panggilan dari Allah sebagai murid-Nya, hal ini disampaikan oleh Maria “Aku ini adalah hamba

Tuhan” (Luk 1:38). Maria menjalani panggilan tersebut dengan penuh kesetiaan dan keberanian.

OMK menjadi rasul-rasul pertama dan secara langsung bagi kaum muda, dengan menjalankannya di kalangan mereka (Komkep KWI, 2014:45). OMK menjalankan tugas kemuridannya di tengah-tengah komunitas mereka. Mereka juga bisa mengajak OMK yang lain untuk menjawab panggilan Yesus untuk menjadi murid-Nya, sehingga jumlah mereka akan terus bertambah. Menjalani kehidupan menjadi murid Yesus memerlukan kerendahan hati untuk mau belajar dan berproses menjadi yang lebih baik. Hal ini ditegaskan di dalam buku

Formatio Iman Berjenjang (DKP KAS, 2014: 27) :

Kesadaran diri dipanggil oleh Yesus untuk berelasi dan tinggal bersama-Nya, belajar mengalami kehidupan-Nya sampai pada akhirnya hidupnya diperbarui menjadi tanda kehadiran Yesus yang mewartakan warta keselamatan.

Dalam menjalankan peran pewartaan, OMK perlu berkomitmen dan keteguhan hati sebagai murid Yesus. Dengan konsekwensi hidup mereka sama seperti dengan Yesus. Mereka siap untuk diutus menjalankan tugas pewartaan di mana dan kepada siapa saja hingga akhirnya terlaksana karya keselamatan Yesus. b. Kedewasaan

Sebagai orang Kristiani yang sudah lahir di dalam Kristus, sudah diangkat menjadi murid-Nya maka diharapkan untuk hidup di dalam Dia hingga akhirnya mencapai kedewasaan iman di dalam Dia. Mereka perlu dengan kesadaran untuk memelihara iman mereka agar terus bertumbuh hingga sampai pada kedewasaan iman tersebut. Serta perlu membuka hati untuk menjadi tanda kehadiran Kristus di tengah-tengah kehidupannya.

Bertumbuh artinya menjaga dan memelihara sesuatu yang paling berharga, tetapi juga terbuka untuk memurnikan yang tidak baik dan untuk menerima anugrah baru dari Allah yang memanggil dan mengembangkan (CV 161). Proses pendewasaan artinya proses pertumbuhan iman akan Yesus Kristus, dengan rendah hati membiarkan Allah berkarya di dalam dirinya. Ambil bagian di dalam kehidupan Kristus artinya ikut ambil bagian di dalam tugas perutusan yaitu mewartakan Kerajaan Allah.

Mewartakan Kerajaan Allah merupakan tugas perutusan bagi semua umat Allah. Khususnya OMK, mereka merupakan wajah Gereja masa kini dan masa yang akan datang. Mereka memiliki tanggungjawab atas keberlangsungan pewataan. Berdasarkan CV 203 :

Orang muda adalah pelaku utama dalam menjalankan peran pewartaan pelayanan orang muda, dan mereka perlu didampingi serta dibimbing, namun selalu bebas untuk menemukan jalan yang baru dengan kreativitas dan keberanian mereka.

Pelayanan pastoral untuk orang muda harus dilakukan dengan rendah hati, yaitu menggantikan sikap ketidakpercayaan dan apatisme terhadap orang muda dengan sikap kepercayaan dan pengharapan (Komkep KWI, 2014:46). Ciri khas OMK yaitu mencari wawasan yang luas, lebih berani, memimpikan hal-hal yang besar serta mampu memberikan kepada dirinya sendiri sesuatu yang lebih baik. OMK akan semakin semangat di dalam proses pendampingan iman untuk mencapai kedewasaan imannya jika mereka diberikan kepercayaan penuh untuk menciptakan sesuatu hal yang baru.

c. Kekatolikan

Tujuan dari kekatolikan bukan hanya sekedar tau dan percaya kepada Yesus, melainkan keyakinan iman akan Yesus dan tradisi Gereja yang menjadi inspirasi sebagai tuntunan cara hidup. Gereja berusaha membangkitkan dan mengukuhkan pengalaman-pengalaman besar yang menopang kehidupan Kristiani (CV 212). Pengalaman-pengalaman kehidupan iman OMK akan membantu mereka dalam memahami dan menghayati imannya serta dapat mempertanggungjawabkan.

Memahami kekatolikan bukan sekedar memahami sumber pengetahuannya saja tetapi penghayatan dan cara hidup (DKP KAS, 2014: 29). Melalui penghayatan cara hidup akan mengantarkan OMK kepada pengalaman kehidupan iman akan Yesus. Dan pada akhirnya mereka akan memberikan kesaksian imannya kepada semua orang tentang karya keselamatan Allah.

D. Bentuk-bentuk Pendampingan Iman OMK

Adapaun bentuk-bentuk kegiatan pendampingan iman OMK tersebut tidak lepas dari visi Paus Fransiskus dari CV 209, yaitu penjangkauan dan pertumbuhan.

1. Penjangkauan

Orang muda tentu memiliki banyak potensi dan ide kreatif dalam menemukan terobosan-terobosan baru yang menarik, tentunya didukung dengan semangat dalam diri mereka yang selalu berkobar-kobar. Mereka mampu mengorganisasi berbagi macam kegiatan dengan baik, seperti halnya ketika ada

festival. Selain itu mereka juga bisa mengembangkan potensi yang mereka miliki, misalnya melalui hobi, seni dan media digital.

Tentang pewartaan Injil, mereka juga mengetahui bagaimana caranya untuk mewartakan, khususnya di dalam komunitas mereka. Melalui audiovisual, multimedia dan media sosial maka semakin memudahkan orang muda dalam pendampingan iman, bisa menggunakan video, nyanyian, pesan, dan lain sebagainya (CV 210). Melalui media tersebut, akan membantu dan membuat mereka tertarik untuk mengikuti pendampingan iman.

Dengan maksud agar OMK dapat menemukan keberadaan untuk menebarkan benih di tanah baru yang subur, yaitu di dalam hati orang muda lainnya (CV 210). Sehingga OMK yang tertarik dalam pendampingan iman semakin banyak dan umat Allah semakin banyak pula. Menurut Dokumen Chritus Vivit pada bagian “garis-garis besar pelaksanaan,” maka bentuk pendampingan iman dapat melalui pembinaan rohani dan keterampilan.

a. Pembinaan Rohani

Pembinaan rohani untuk OMK dapat dilakukan melalui kegiatan retret (CV 210). Retret dapat dilaksanakan dengan tema misioner, terutama mengenai keterlibatan sosial dan perjuangan keadailan. Melalui kegiatan retret tersebut OMK dapat menemukan pengalaman imannya akan Yesus Kristus. Karena mereka memiliki banyak ide-ide kreatif, maka perlu dibimbing tetapi juga diberi kebebasan, agar mereka bersemangat dan dapat mencapai tujuannya.

Selain itu pendalaman doa dan pendalaman Kitab Suci juga perlu untuk dijalankan, melalui berbagai cara dan metode. Kitab Suci yang menjadi sumber

dan insipirasi dalam pendampingan iman (DKP KAS, 2018:57). Namun ada pula yang dapat menjadi sumber untuk pendampingan iman bagi OMK, yaitu dengan menggali sumber dari kesaksian hidup, lagu-lagu, saat adorasi, serta refleksi (CV 214).

b. Keterampilan

Berbagai kegiatan keterampilan memang disukai oleh OMK, karena sesuai dengan kondisi mereka, di mana mereka lebih suka membuat kreativitas dengan berbagai macam ide-ide mereka. Kegiatan keterampilan melalui dinamika kelompok yang sekaligus menempatkan diri sebagai pendampingan iman bagi OMK dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan outing di tengah alam, misalnya camping, jalan-jalan, hiking, dan kampanye lingkungan (CV 228). Melalui kegiatan tersebut, sekaligus mengajak OMK untuk dapat kontak langsung dengan alam sekitar yang ada di bumi ini. Mereka sekaligus dapat ikut ambil bagian menjaga dan melestarikan bumi juga yang menjadi tempat tinggal manusia.

Dinamika kelompok, hendak menuju pada proses yang dinamis dengan menggunakan metode tertentu, di dalam dinamika memiliki kekuatan, daya dan power (FX. Tri Mulyono, 2018:57). Mereka akan lebih bersemangat jika kelompok tersebut mendapatkan perhatian, dukungan serta fasilitas untuk mereka berkegiatan. Selain itu, mereka juga akan merasa nyaman berada di dalam komunitasnya.

2. Pertumbuhan

Proses pendampingan iman OMK perlu adanya pertumbuhan, artinya mereka mengalami perkembangan dari suatu proses pendewasaan iman yang telah menghidupi pengalaman mereka (CV 209). Pengalaman iman yang terjadi di dalam kehidupannya akan membawa mereka pada pertumbuhan akan kasih di dalam komunitas mereka. Sehingga kehidupan iman mereka dapat berkembang dan mereka mampu untuk mempertanggungjawabkannya.

Paus Fransiskus di dalam Dokumen Christus Vivit artikel 213 menyampaikan pesan sebagai berikut :

Program pembinaan apa pun, proses pertumbuhan apa pun untuk orang muda harus mencakup suatu pengajaran doktrinal dan moral. Sama pentingnya berpusat pada pendalaman kerygma, pengalaman mendasar perjumpaan dengan Allah melalui Yesus Kristus yang wafat dan bangkit. Serta pertumbuhan dalam kasih persaudaraan dalam hidup komunitas, dalam pelayanan.

Rasa persaudaraan di dalam komunitas OMK yang dilandasi dengan kasih atas dasar Allah merupakan hal pokok dalam proses pendampingan iman, agar pertumbuhan tersebut semakin dirasakan dan terjadi di dalam kehidupan setiap pribadi dari OMK. Rasa persaudaraan yang terjalin di dalam komunitas mereka tersebut akan membantu mereka dalam merefleksikan pengalaman iman mereka serta membantu dalam pertumbuhan iman.

Kegiatan yang dapat dilakukan dalam proses pertumbuhan bisa dilakukan dengan membentuk suatu komunitas bersama untuk membantu orang muda berkembang dalam persaudaraan (CV 215). Dalam komunitas persaudaraan tersebut bisa menjadi sarana bagi OMK untuk melayani sesama, bahkan menjadikan mereka lebih dekat dengan sesama yang KLMTD. Komunitas

persaudaraan tersebut dilandaskan oleh kasih Allah dan didasari oleh semangat injili.

Menurut CV 161, bertumbuh artinya menjaga dan memelihara hal-hal yang paling berharga, tetapi secara terbuka juga memurnikan yang tidak baik untuk menerima anugrah baru yang dapat mengembangkan. Terkadang OMK merasa minder dengan kekurangan-kekurangan yang mereka miliki, sehingga membuat mereka menutup diri akan pertumbuhan dan perkembangan iman. Untuk itu mereka perlu menyadari bahwa diri mereka berharga dan selalu dikasihi oleh Allah dengan apa yang dimiliki. Dengan seperti itu, mereka akan merasakan kehadiran Allah di dalam kehidupannya sebagai proses pertumbuhan imannya.

E. Materi Pendampingan Iman bagi OMK

Materi pendampingan iman yang diolah bersama OMK akan membantu mereka dalam mengembangkan penjangkauan dan pertumbuhan imannya. Materi tersebut mengenai pengetahuan hidup beriman, tradisi Katolik, moral Katolik, serta menjemaat dan memasyarakat.

1. Pengetahuan Hidup Beriman

Sejauh menyangkut pertumbuhan, Paus Fransiskus memperingatkan agar tidak menganjurkan kepada orang-orang muda yang disentuh oleh pengalaman mendalam tentang Allah “pertemuan-pertemuan yang membahas masalah

doktrinal dan moral… Akibatnya adalah banyak orang muda menjadi bosan,

mereka kehilangan semangat perjumpaan mereka dengan Kristus dan sukacita

keagamaan dan politik, seperti halnya mengenai tema perkawinan, keluarga, Gereja, masyarakat yang bersistem, dan lain sebagainya. Pemberian materi-materi dengan tema-tema tersebut akan mendukung tugas perutusan OMK di tengah-tengah masyarakat.

Setiap proyek pendidikan atau tahap pertumbuhan bagi orang-orang muda “tentu harus meliputi formasi dalam doktrin dan moralitas Kristen”, yang harus dipusatkan pada kerygma, “pengalaman mendasar perjumpaan dengan Allah

melalui kematian dan kebangkitan Yesus”, dan pada “pertumbuhan dalam kasih persaudaraan, hidup dan pelayanan komunitas,” (CV 213). Karena itu, “pelayanan orang-orang muda harus selalu mencakup kesempatan-kesempatan untuk memperbarui dan memperdalam pengalaman pribadi kita akan kasih Allah

dan Kristus yang hidup” (CV 215).

Pelayanan hendaknya membantu orang-orang muda “untuk hidup sebagai

saudara dan saudari, untuk saling membantu, untuk membangun komunitas, untuk melayani orang lain, untuk menjadi dekat dengan orang miskin” (215).

OMK dibantu untuk mengembangkan persaudaraan yang pada akhirnya membawa mereka kepada tumbuhnya sikap melayani sesama. Khususnya sesama yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.

2. Tradisi Katolik

Tradisi-tradisi Katolik di Gereja bukan hanya sekedar pengetahuan tentang praktik-praktik keagamaan melainkan pengalaman-pengalaman iman kristiani. Di dalam sabda Allah menganjurkan agar OMK tidak kehilangan hubungan dengan orang tua supaya dapat mengambil manfaat dari pengalaman mereka (CV 188).

Tentunya juga bukan semua diambil begitu saja, melainkan mengambil hal-hal baik dari apa yang telah mereka ajarkan. Dengan hal itu maka akan mendorong OMK untuk secara terbuka menerima ajaran dari orang tua serta menghargai mereka.

Pengalaman-pengalaman iman dari orang tua tersebut diterima, diwartakan, dirayakan dan diwariskan dari generasi ke generasi (DKP KAS, 2014: 33). OMK bersama dengan orang tua bekerjasama dan berjalan bersama di dalam tugas meneruskan dan mewariskan tradisi-tradisi Katolik ini. Sehingga generasi berikutnya tidak akan kehilangan warisan tersebut. Dengan adanya hubungan antar generasi maka dari setiap generasi akan mengambil ajaran dari pendahulunya dan pada gilirannya akan meninggalkan warisan kepada penerusnya, begitu selanjutnya (CV 191).

3. Moral Katolik

Moral Katolik merupakan suatu sikap dan tindakan yang berasal dari pengalaman-pengalaman iman. Sikap-sikap dari Yesus Kristus sendiri perlu untuk dikembangkan dalam proses pendampingan iman OMK. OMK perlu untuk didampingi agar mereka dapat melawan hal-hal yang negatif dan mampu mengkomunikasikan iman yang diberikan oleh Yesus (CV 176). Dengan hal itu, OMK dapat membedakan sikap dan tindakan yang benar atau salah sebagai bentuk pengembangan moral Katolik. Sehingga hidup mereka akan dibaharui untuk menjadi lebih baik.

Selain itu, menurut buku Direktorium Formatio Iman KAS artikel 70 (DKP KAS, 2018: 42) pembinaan moral Katolik adalah pembinaan yang

mengantarkan setiap orang kepada pertobatan dan perubahan sikap untuk mencapai cara hidup baru dengan semangat injili. Membangun cara hidup baru berarti cara baru di dalam sikap dan tindakan, baik secara pribadi atau di dalam komunitas. Mengembangkan cara hidup baru dapat dilakukan dengan mewartakan keadilan kepada orang-orang yang tertindas, sehingga semua orang itu sama dan tidak ada jurang pemisahnya.

4. Menjemaat dan Memasyarakat

Gereja mengajak OMK untuk mengembangkan sikap persaudaraan dengan sesama di dalam komunitasnya dan masyarakat dengan penuh cinta kasih. Allah mencintai kegembiraan OMK dan mengajak mereka untuk menghidupi sukacita itu di dalam persekutuan persaudaraan, hingga akhirnya mereka membagikannya kepada orang lain (CV 167). Sama seperti halnya dari yang diajarkan oleh Allah tentang hukum kasih, di mana diperintahkan untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.

Gereja menawarkan berbagai ruang kepada OMK untuk menghidupi iman mereka di dalam kehidupan bermasyarakat, karena jika dilakukan dengan bersama-sama maka segala sesuatunya akan mudah (CV 164). Saling bekerjasama satu dengan yang lainnya, saling terbuka serta menumbuhkan sikap kepedulian dengan sesama terlebih kepada kaum KLMTD (Kecil Lemah Miskin Tersingkir dan Difabel) yang didasari dengan semangat injili. OMK dapat mengambil langkah dengan berbagi kepada sesama yang kekurangan dengan program kegiatan sosial. Sehingg mereka dapat menemukan nilai-nilai persaudaraan akan Yesus Kristus.

F. Peran Keluarga, Komunitas OMK dan Gereja dalam Pendampingan Iman bagi OMK

1. Keluarga

Keluarga yaitu kedua orang tua yang merupakan pihak pertama yang bertanggungjawab atas pendampingan iman OMK. Keluarga perlu mengalami keterbukaan dan kasih yang murah hati, peneguhan dan pertumbuhan satu dengan yang lainnya (CV 216). Keluarga merupakan rumah yang akan membangun serta mendampingi iman anak-anaknya. Di dalam keluarga, orang tua mendampingi perjalanan kehidupan iman anak-anaknya sampai mereka menemukan jalan panggilan bagi hidupnya.

Pendampingan iman oleh orang tua diberikan kepada anggota keluarga agar saling membantu dalam perkembangan iman melalui kesaksisan hidup menurut Injil yang terjadi di kehidupan sehari-hari (CT 68). Melalui peristiwa-peristiwa penting di dalam keluarga akan lebih menyentuh hati sehingga rasa cinta kasih di dalam keluarga tersebut akan semakin dirasakan. Orang tua dan anak-anak bisa saling bekerja sama dalam memperkembangan iman mereka di dalam keluarga.

Menurut CV 242, pelayanan pastoral orang muda dan reksa pastoral keluarga senantiasa berlangsung alamiah agar bisa mendampingi proses panggilan dengan tepat. Seorang anak akan lebih bersemangat dan yakin untuk menetapkan panggilan hidupnya ketika mendapatkan dukungan dan motivasi dari kedua orang tuanya. Orang tua memiliki pengaruh besar terhadap proses perkembangan iman anak-anaknya.

2. Komunitas OMK

Pada situasi saat ini banyak OMK yang mengalami berbagai tantangan, mereka akan mencari tempat di mana mereka dapat merasa nyaman, diterima, dihargai dan mendapatkan dukungan. Maka dari itu, komunitas OMK perlu mengembangkan dan meningkatkan relasi persaudaraan yang dilandasi dengan cinta kasih. Sehingga teman-teman OMK yang sedang menghadapi tantangan kehidupan mereka mendapat tempat yang memadai. Di mana mereka dapat secara bebas datang dan pergi untuk berkumpul dengan teman-temannya.

Komunitas OMK hendaknya memberikan kesempatan untuk bisa terbuka dalam kasih yang murah hati, peneguhan dan pertumbuhan (CV 216). Walaupun OMK diberikan kebebasan untuk berekspresi di dalam komunitas tersebut, namun mereka tetap perlu untuk dibimbing dan didampingi. Dengan tujuan agar OMK dapat mengalami perjumpaan dan persaudaraan, mengembangkan bakat yang mereka miliki, bahkan mereka dapat berdoa dan berefleksi.

Komunitas OMK bisa menjadi saluran-saluran di mana mereka merasa bahwa dimungkinkan untuk memupuk relasi-relasi yang berharga (CV 219). Di dalam komunitasnya OMK bisa lebih terbuka dalam iman dengan teman-temannya, bersukacita, dan secara bebas bersaudara di dalam kesatuan Yesus Kristus. OMK mampu membimbing OMK yang lain dalam menghidupi imannya di antara persaudaraan mereka.

Menurut buku Direktorium Formatio Iman art.147 (DKP KAS, 2018: 78), komunitas OMK menjadi tempat yang strategis dan efektif untuk pendampingan iman secara khusus dalam kehidupan sosial-bermasyarakat. Di dalam komunitas

tersebut, OMK dapat saling berkomunikasi antar OMK, terlebih mereka dapat saling membagikan pengalaman kehidupan iman mereka dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka secara bersama-sama dapat menghadirkan dan mewartakan karya Kerajaan Allah di tengah masyarakat.

3. Gereja

Menurut Paus Fransiskus, Christus Vivit berisi tentang ajakan bagi orang muda dan seluruh umat Allah untuk membarui pelayanan bagi orang muda. Gereja merupakan semua umat yang ada di dalamnya, mereka ambil bagian dalam proses pendampingan iman umat sesuai dengan cara mereka masing-masing. Gereja memiliki komitmen untuk mendampingi OMK dalam berproses, tanpa menghilangkan ciri-ciri paling berharga dari identitas mereka (CV 185). OMK memiliki ciri khas yang perlu untuk dihormati dan dihargai, sebagai jalan untuk mereka membuat suatu perubahan-perubahan dengan ide kreatif dan bakat mereka. Mereka perlu untuk diberikan ruang untuk dapat terlibat aktif dalam berbagai kegiatan menggereja.

Semua kegiatan dan tindakan pendampingan iman akan mengantarkan OMK kepada pengalaman iman akan Yesus Kristus. Semakin banyak yang terlibat dalam pendampingan iman maka akan semakin terawat dan berkembangnya iman OMK. Di dalam buku Formatio Iman Berjenjang (DKP KAS, 2014: 62), para Dewan Paroki, stasi, wilayah, dan lingkungan ikut berperan dalam pendampingan iman dengan membagikan kesaksian iman yang turut meneguhkan iman OMK.

Namun perlu disadari bahwa yang terlibat dalam pendampingan bukan saja para imam dan biarawan-biarawati, tetapi juga perlu diberdayakan untuk para awam (CV 246). Peran pendamping yang secara sukarela dengan tulus hati dan memiliki ketekunan maka akan membantu dalam perkembangan iman OMK. Keberhasilan dari pendampingan iman bagi OMK akan menentukan keberlangsungan kehidupan Gereja pula.

OMK memang perlu diberikan kebebasan dalam mengembangkan iman mereka, akan tetapi perlu juga untuk didampingi. Menurut CV 246, orang muda memerlukan sosok pendamping yang memiliki beberapa kualitas :

Seorang Kristiani yang setia, terlibat pada Gereja dan dunia; terus-menerus mencari kekudusan; seorang yang mempercayai bukan menghakini; mendengarkan secara aktif kebutuhan-kebutuhan orang muda dan memberi jawaban yang tepat; penuh kasih dan sadar diri; mengenali keterbatasan-keterbatasan dirinya dan memahami suka dan duka hidup rohani.

Pendamping perlu menyadari bahwa mereka merupakan manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan, akan tetapi pendosa yang diampuni. Mereka hendaknya berjalan bersama secara beriringan dengan OMK, sehingga OMK dapat terlibat aktif. Pendamping tidak menggurui atau menuntun OMK seolah-olah mereka pasif. Mereka hendaknya menghargai dan menghormati kebebasan dari OMK sebagai proses perjalanan rohani mereka. Seorang pendamping perlu yakin akan kemampuan OMK dalam berperan serta di Gereja.

Peran pendamping bukan dan tidak boleh diserahkan hanya kepada para imam dan biarawan-biarawati, namun pada awam juga hendaknya diberdayakan untuk mengambil peran itu (CV 246). Para awam yang dengan sukarela mendampingi yang ada di dalam Gereja akan membantu OMK untuk dibina dan

membantu mereka merangkul sesamanya. Tanpa ada jurang pemisah diantara mereka. Garis-garis besar pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK dalam

Chritus Vivit menjadi dasar yang utama. Karena idealnya dalam pelaksanaan

pendampingan iman tersebut terdapat visi, tujuan, bentuk-bentuk pendampingan iman, materi, serta peran-peran yang mendukung proses pelaksanaan pendampingan iman.

BAB III

PENELITIAN TENTANG GARIS-GARIS BESAR PELAKSANAAN PENDAMPINGAN IMAN BAGI ORANG MUDA KATOLIK DI WILAYAH SANTO YUSUP SOMOKATON, PAROKI ROH KUDUS

KEBONARUM, KLATEN

Pada bab II telah dipaparkan isi pokok Dokumen Christus Vivit dalam pelaksanaan pendampingan iman bagi orang muda. Dokumen Christus Vivit berisi tentang ajakan untuk memperbarui pelaksanaan pendampingan iman bagi OMK. Pada bab III ini secara khusus untuk mengetahui pendampingan iman bagi OMK yang sudah ada di Wilayah Santo Yusup Somokaton.

Bab III ini terdiri terdiri dari lima bagian. Bagian pertama tentang

Dokumen terkait