• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH

A. Pendidikan Keluarga

2. Tujuan Pendidikan Keluarga

Pendidikan memiliki nilai urgensi yang luar biasa. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, jalan yang panjang berkelok-kelok, medan yang luas menghampar, dan mata rantai integral yang saling melengkapi dan menguatkan, sebagian orang beranggapan bahwa pendidikan hanya sekedar

21 G inting,O p.cit, xii

22 Syaiful Bahri Djamarah.Po/a Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga (Sebuah Prespektif Pendidikan Islam),Rineka Ciptajakarta,Oktober 2004.him 2

perintah dan larangan, sehingga kadang kita lihat orang shalih dan baik dan menjalankan pendidikan hanya memberi perintah dan larangan.

Anak adalah Anugerah Allah. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Allah serta lebih baik untuk menjadi harapan. Rosululloh telah menjelakan faidah anak shalih sebagai deposito kedua orang tuanya di akhirat dengan kiriman do’a-do’anya yang baik, seperti sabda Nabi: “jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga hal: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfat, dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya”

Anak shalih disini tidak sembarang anak yang bisa berguna bagi orang tuanya hingga di akhirat, tetapi hanya anak shalih saja yang tetap berguna, sebab anak yang bejat tidak pernah mendoakan orang tuanya. Hubungan merekapun terputus saat mereka dikubur dan setelah itu iapun tidak pernah mengingat keduanya lagi. Jadi anal-anak adalah anugerah dan nikmat yang sangat besar jika mereka benar-benar shalih, nikmat Allah kepada hamba begitu melimpah namun yang terbesar adalah anak-anak yang shalih.

Pendidikan dalam keluarga merupakan suatu persiapan awal yang sangat baik untuk kehidupan moral. Suatu hal yang sangat essential dalam semangat disiplin, yaitu hormat pada aturan.Tujuan pendidikan adalah membantu perkembangan anak untuk mencapai kedewasaanya, ini berarti bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai dalam semua kegiatan mendidik adalah kedewasaan

anak didik. Kewajiban Mendidik anak, anak adalah amanat yang besar yang dititipkan di pundak kedua orang tua dan pada hari kiamat mereka akan dimintai pertanggung jawaban atas titipan tersebut. Anak-anak memiliki hak yang musti dipenuhi orang tua mereka, dan yang besar dan terpenting adalah mendidik mereka dengan pendidikan keislaman yang shalih. Pendidikan tidak hanya terbatas pada penyediaan sandang, pangan, papan, pengobatan dan sejenisnya bagi anak-anak.

3.Langkah-Langkah Pendidikan Keluarga

Proses pendidikan merupakan suatu kesatuan yang terpisahkan dan jalan panjang yang tiada akhir. Orang tua berhak mempunyai wewenang dan bertindak sebagai orang yang memimpin dan membimbing dalam keluarga. Dalam pendidikan keluarga ini, penulis tidak akan membicarakan syarat-syarat pendidik karena hubungan darah (orang tua), karena secara otomatis, baik yang sudah memiliki syarat maupun yang belum mau tidak mau harus mendidik anak-anaknya. Untuk mendapatkan anak yang berhasil menjadi orang baik maka orang tua harus memiliki kepribadian yang baik, segala tingkah laku yang bisa menjadi tauladan anak-anaknya. Pendidikan orang tua titik beratnya menanamkan pembinaan akhlak yang mulia. Strategi mendidik anak dalam keluarga:

a. Mengajarkan shalat

Jika anak sudah menginjak usia tujuh tahun, pendidik wajib menyuruhnya shalat dan membujuknya untuk melakukan kewajiban

ini, menjelaskam keutamaan dan manfaat-manfaatnya, hukuman bagi orang yang meninggalkanya, dan menjelaskan bahwa orang yang tidak shalat dianggap kafir. Orang tua harus menanamkan ke hati anak rasa cinta shalat dan perasaan bahwa dirinya selalu dalam pengawasan Allah. Shalat merupakan sarana paling efektif dalam meraih kebaikan dan keberuntungan.

b. Mengajarlan Al-Quranul Karim

Dalam meraih derajad yang tertinggi bagi anak-anak di dunia dan akhirat maka harus berusaha keras mengajari kitab Allah dalam bentuk membaca, menghafal, merenungkan, dan mengamalkan. Apalagi pada tahab perkembangan usia ini yang merupakan fase emas untuk hafalan dan merupakan fase usia yang paling efektif untuk menghafal Kitab Allah.

c. Mendidiknya untuk menaati Allah,menaati rasulnya,dan

merasakan adanya pengawasan Allah

Kewajiban terwajib kedua orang tua adalah mendidik anak-anak untuk menaati Allah, menaati Rasul-Nya, menghormati perintah Allah dan perintah Rasul-Nya, dan merasakan pengawasan Allah, dengan cara menjelaskan kepada anak-anak bahwa kita adalah makhluk yang diciptakan untuk menyembah Allah dan ibadat menuntut keharusan

untuk taat sepenuhnya, sebagaimana halnya budak yang harus patuh dan tunduk pada perintah majikanya.

Ibadah berarti ketundukan yang sempurna kepada Allah dalam puncak kecintaan, artinya anak harus tunduk dan patuh pada perintah Allah dan perintah Rosul-Nya. Inilah yang diinginkan oleh islam yaitu pasrah kepada Allah dengan pengesaan ,tunduk kepadan-Nya dengan ketaatan, bebas dari syirik dan para pelakunya.

Rosulullah bersabda:

4&I ^ 5 dlLu<aC.

“Jangan jauhkan tongkatmu dari merekg se6agai sarana pendidikpn kedisiplinan, namun didiklah mereka untukjakpt kepada fl.Haf ”

(HR Ahmad,Ibnu Majjah,dan Bukhori dalam Al-Adab Al-Mufrad)

Dalam hal ini, orang tua harus bisa menjadi teladan bagi anak dalam menjalankan Perintah Allah dan perintah Rosul-Nya, serta menjauhi apa yang dilarang Allah dan apa yang dilarang Rosul-Nya.

d. Mendidiknya untuk berakhlaq mulia dan menjauhkan Akhlaq

yang nista

Pembahaan mengenai item ini telah disinggung sedikit pada tahap pertama, tenpatnya pada poin langkah ke-12. pembahasan kali ini merupakan kelajutan, penegasan, dan perluasan pembahasan sebelumnya. Jika pada tahap pertama, anak diajari dengan beberapa

tatakrama sederhana yang di pahaminya, atau barangkali dilakukannya dengan meniru-niru, maka pada tahap ini akal dan pemahamanya sudah bertambah untuk mempelajari ilmu adap dan ahlaq serta pengambilanya denan qan’ah dan kedudukanya.

Sebagai orang tua, kita harus memperpadat aktifitas pendidikan pada tahap usia ini dengan dengan mendidik anak kita untuk berakhlaq mulia dan memperingatkannya dari akhlaq tercela dan nista. Dan ini merupakan hadiah terbesar yang di berikan orang tua kepada anaknya.

e. Melindunginya dari media-media dan sarana-sarana kebrobrokan

Tidak ada satu masa maupun kota yang terbebas dari sarana sarana kebobrokan, dan yang membedakan di antara masa-masa dan kota kota tersebut adalah sedikit jumlahnya. Tidak di sangsikan lagi bahwa pada jaman sekarang ini media-media destruktif dan penyelewengan sudah mencapai puncaknya, bervariasi, dan macam-macam.

Anak perempuan yang terjaga di rumah, masuk ke kamar tidurnya, lalu menyalakan TV (yang berhubungan dengan parabola atau decoder), dan memindah saluran dari satu saluran ke saluran lain. Lalu ia mendengar dan melihat apa yang ditanyangkan di negara-negara kafir, bejat, dan amoral berupa praktek-praktek asusila, kebejatan, tabarruj, dan buka-bukaan baju, sehingga hasratnya menjadi aktif dan akhlaknya pun kian rusak.bahkan ada saluran-saluran TV yang

meragukan aqidah dan agama.sementara siayah, dan barang kali shalih, terlelap tidur di kamarnya atau melainkan hal ini dan berpikir bahwa dengan mengunci pintu rumah ia sudah menjaga anak-anaknya dari kebobrokan dan media-medianya, padahal ia mengalir di diri mereka seperti api yang menjalar di semak belikar.

Tidak diragukan lagi oleh orang yang berakal sehat, di samping oleh orang yang berpegangan teguh pada agama dan memiliki ghirah

beragama, bahwa media-media ini membawa pengaruh-pengaruh jahat yang menyeret kaum remaja dan muda-mudi umat ini, bahkan pada kaum laki-laki dan perempuan dewasanya.

Isyarat mengenai bahaya media-media ini sudah begitu jelas dan maklum, sehingga sudah menjadi kewajiban orang tua dan pendidik saat ini untuk menyadari bahaya-bahaya ini dan mencari cara-cara yang efektif dengan taufik pertolongan Allah untuk melindungi darah daging mereka dari dampak buruk dan bahaya-bahayanya ,yaitu dengan m e m a n fa a tk a n hal-hal yang baik dari media tersebut sambil tetap menjaga kewaspadaan tinggi dan memperingatkan anak-anak dari bahaya dan dampak buruk penyalah-gunaan media-media tersebut, misalnya mobil, telepon/HP

f. Keteladanan

Kedudukan atau posisi orang tuasangat penting dihadapan anank-anaknya. Anak yang dalam taraf perkembangan jasmani dan rohani lebih bersifat menerima dank arena itu lebih cenderung pasif. Sedang kedua orang tua menjadi subjek yang aktif dalam mengarahkan dan mendidik anak-anaknya. Dalam kaitan itu ,maka tidakrerelakkan lagi keduaorang tua menjadi tokoh yang harus diikuti jejaknya. Sebagai tokoh identifikasi . kedua orang tua cenderung dibayangkan dan dipandang sangat ideal bagi anak-anaknya.akibat gambaran itu , maka jadilah orang tua sebagai figure yang tidak boleh salah dan sempurna bagi anak-anaknya.

Berdasarkan kenyataan itulah tidak berlebihan kalau orang tua memang harus hati-hati dalam perbuatan tingkah laku dan ucapanya. Sebagai figure bagi anak-anaknya^naka orang tua sendiri harus hidup sesuai dengan apa yang diperintahkan dan dilarangnya. Orang tua menyuruh anaknya bertuturkata yang sopan dan jangan mencemooh orang lain . tentu dilakukan orang terlebih dahulu adalah memberi contoh berbicara dengan sopan dan tidak mencemooh orang lain. “ keteladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari sejumlah metode paling ampuh dan efektif dalam mempersiapkan dan membentuk anak secara moral , spiritual, dan sosial.sebab seorang pendidik merupakan contoh ideal dalam pandangan anak. Yang

tingkah laku dan sopan santunya ditiru disadari atau tidak. Bukan semua keteladanan itu akan melekat pada diri anak dan perasaanya, baik dalam bentuk ucapan,perbuatan hal yang bersifat material, indrawi maupun spiritual.23

Keteladanan merupakan faktor penentu baik buruknya anak jika orang tua jujur. Dapat dipercaya berakhlak mulia, pemberani dan tidak berbuat maksiat maka kemungkinan besar anak akan tumbuh dengan sifat-sifat yang mulia.

Dan sebaiknya jikla orang tua pendusta, penghianant, berbuat sewenang-wenang, bakhil dan pengecut, maka kemungkinan besaranak-anaknyapun akan tumbuh engan sifat-sifat tercela.

Karena itu Allah mengutus Nabi Muhammad SAW.untuk menjadi penuntun yang baik bagi umat manusia sepanjang sejarah. Firman Allah dalam surat Al - Ahzab ayat 21 :

M ( j

l£ (j*! Aiuia.

%

^uit Al J

q a

^£1 (j

4 t 1 A l J

Artinya : Sesungguhnya telah ada pa d a (diri) R osulullah itu suri tauladan ya n g baik bagimu (yaitu) bagi orang orang yang

23 Achmadi.Pendidikan Anak Menurut Islam Kaidah-kaidah Dosar.PT.Remaja Rosda Karya. Bandung. 1992.hlm.2

m engharap rahm at Allah dan ( kedalangan ) hari kiam at dan dia banyak menyebut nama allah.24

Dokumen terkait