• Tidak ada hasil yang ditemukan

Departemen PendidikanNasional, menetapkan lima tujuan yang mendasari diselenggarakannya program akselerasi bagi siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, sebagaimana disebutkan dalam buku pedoman penyelenggaraan akselerasi, yaitu:

a. Memberikan kesempatan pada peserta didik cerdas istimewa untuk mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya.

b. Memiliki hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan pendidikan bagi dirinya.

c. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses pembelajaran bagi peserta didik cerdas istimewa.

d. Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spritual, emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik.

e. Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan seni, berkeahlian dan berketerampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

17

Surtinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.108-109

18

14 Selain tujuan di atas Dave Meier seperti yang dikutip Busro,

menjelaskan tujuan pembelajaran program akselerasi adalah “menggugah

sepenuhnya kemampuan belajar para pelajar, membuat belajar menyenangkan, dan memuaskan sebagai bagi mereka, serta memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagian, kecerdasan, keberhasilan sebagai manusia.

Dari beberapa tujuan di atas, penulis berpendapat bahwa tujuan diselenggarakannya program akselerasi adalah untuk memberikan pelayanan pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa yang berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, sehingga siswa tersebut dapat mengoptimalkan potensi yang dimilkinya secara maksimal yang mengarah pada pencapaian peningkatan mutu pendidikan, dalam arti peningkatan prestasi belajar siswa baik prestasi akademik maupun non akademik.

3.Aspek-aspek Program Akselerasi

a. Aspek Filosofis Program Akselerasi

Penyelenggaraan program kelas akselerasi bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan, kemampuan tinggi, dan bakat istimewa disadari filosofis oleh berbagai faktor, yaitu:

1)Hakikat manusia

2) Hakikat pembangunan nasional 3) Tujuan pendidikan

4) Usaha pencapaian tujuan pendidikan.

Penjelasan masing-masing filosofis di atas akan dijelaskan sebagai berikut:

1)Hakikat manusia, manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa telah dilengkapi dengan berbagai potensi dan kemampuan yang merupakan anugerah yang semestinya dimanfaatkandan dikembangkan, jangan samapi disia-siakan. Dalam hal ini peserta

15 didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa jugamempunyai kebutuhan akan keberadaan (eksistensinya), mereka membutuhkan pelayanan pendidikan khusus yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Usaha utntuk mewujudkan anugerah potensitersebut secara penuh merupakan konsekuensi dari amanah Tuhan Yang Maha Kuasa.

2)Hakikat Pembangunan Nasional, dalam pembangunan nasional, manusia memiliki peran sentera, yaitu sebagai subjek pembangunan. Untuk dapat memainkan perannya sebagai subjek, maka manusia indonesia dikembangkan untuk menjadi manusia yang untuh, yang berkembang segenap dimensi potensi secara wajar, sebagaimana mestinya. Pelayanan pendidikan yang kurang memperhatikan potensi anak, bukan saja merugikan anak itu sendiri, melainkan akan membawa kerugian yang lebih besar bagi perkembangan pendidikan dan pencepatan pembangunan Indonesia.

3)Tujuan Pendidikan, pendidikan nasional berusaha menciptakan keseimbangan anatara pemerataan kesempatan dan keadilan. Pemerataan kesempatan berarti membuka kesempatan seluas-luasnya kepada semua peserta didik dari semua lapisan masyarakat untuk mendapat pendidikan tanpa dihambat perbedaan jenis kelamin, suku bangsa, dan agama. Akan tetapi, memberikan kesempatan yang sama pada akhirnya akan dibatasi oleh kondisi objektif peserta didik, yaitu kepastian untuk dikembangkan. Untuk mencapai keunggulan dalam pendidikan, maka diperlukan itensi yaitu memberikan perlakuan yang sesuai dengan kondisi objektif peserta didik, perlakuan yang didasarkan pada minat, bakat dan kemampuan, serta kecerdasan peserta didik, kalau tidak demikian maka yang akan terjadi adalah ketiakadilan pendidikan.

4)Usaha Pencapaian Tujuan Pendidikan, dalam upaya pengemabangan kemapuan peserta didik, pendidikan berpegang

16 kepada asas keseimbangan dan keselarasan, yaitu keseimbangan anatara kreatifitas dan disiplin, keseimbangan anatara persaingan (kompetisi) dam kerja sama (kooperatif), keseimbangan anatara pengembangan kemampuan berpikir holistik dengan kemampuan berpikir aomistik, dan keseimbangan antara tuntunan dan prakarsa.

Dari penjelasan di atas jelas bahwa program akselerasi didasarkan pada pendidikan keadilan, seperti yang tertera pada Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB III, ayat 1 tentang prinsif penyelenggaraan pendidikan yaitu:

“Pendidikan diselenggarakan secara demikratis dan brekeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjungjung tinggi hak asasi manusia nialai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan

bangsa.”

Dari undang-undang tersebut terlihat jelas bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan, yaitu memberikan pelayanan, pengalaman belajar sesuai dengan potensi kecerdasan, kemampuan, dan bakat minat yang dimiliki setiap manusia sebagau anugerah dari Tuhan untuk dimanfaatkan sebaik mungkin agar potensi itu berguna bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara pembangunan nasional dalam memajukan pembangunan.

b. Aspek Psikologis Program Akselerasi

Secara psikologis anak berbakat didentikkan dengan istilah anak yang memiliki kecerdasan, kemampuan dan bakat istimewa. Berkenaan dengan hal itu, maka teori-teori program percepatan ini mengacu pada teori tentang anak berbakat.Anak berbakat memiliki potensi kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual, sedangkan bakat tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual, namun berhubungan jugan dengan beberapa jenis seperti kecerdasan linguistic, kecerdasan musical, kecerdasan kinestik, kecerdasab interapersonal, kecerdasan intrapersonal, teori ini dikenal dengan teori (multiple intlegences).

17 Pengertian potensi kecerdasan dan bakat istimewa dalam program akselearasi ini dibatasi hanya pada kemapuan intelektual umum saja. satu pendekatan/acuan yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual umum siswa yang berbakat, yaitu:

1) Pendekatan multidimensional

Dalam pendekatan ini kriteria yang digunakan adalah mereka yang memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf cerdas (ditetapkan skor IQ 130 ke atas skala Wechsler), dimensi keratifitas cukup (ditetapkan skor CQ dalam nilai cukup), dan pengikatan diri tterhadap tugas baik (ditetapkan skor TC dalam kategori nilai baku baik), (Renzuli, Reis dan Smith 1978).

Jadi secara psikologis siswa yang memiliki kemampuan, kecerdasan dan bakat istimewa (anak berbakat) tingkat kemampuan intelektual umumnua adalah memiliki IQ 140 dengan kategori (genius), dan mereka yang memiliki IQ 130 dengan kategori cerdas dengan ditunjang kreatifitas dan keterkaitan terhadap tugas dalam kategori di atas rata-rata.

c. Aspek Empiris Program Akselerasi

Melihat ciri-ciri yang dijelaskan di atas, terkesan seakan-akan siswa yang meiliki kemapuan, kecerdasan, dan bakat istimewa hanya memiliki sifat dan perilaku yang positif saja. Sebetulnya tidak demikian, sebagaimana anak pada umumnya, mereka membutuhkan pengertian, perhatian, penghargaan dan perwujudan diri. Apabula kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi mereka akan menderita kecemasan, keragu-raguan, dan mungkin akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah kesulitan belajar, seperti:

1) Kemapuan berfikir kritis mengarak ke arah sikap meragukan (skeptis) baik terhadap diri sendiri maupun trehadap orang lain.

18 2) Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal yang baru bisa menyebabkan mereka tidak menyukai atau lekas bosan dengan tugas-tugas rutin.

3) Perilaku yang ulet dan terarah pada tujuan, mendapat menjurus ke keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan pendapatnya. 4) Kepekaan yang tinggi dapat membuat mereka menjadi tersinggung

atau peka terhadap kritik.

5) Semangat, kesiagaan mental dan inisiatifnya yang tinggi dapat membuat kurang sabar dan kurang tenggang rasa jika tidak ada kegiatan dan jika kurang tampak kemajuan dalam kegiatan yang sedang berlangsung.

6) Dengan kemapuan dan minat beraneka ragam, mereka membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat menjajaki dan mengembangkan minatnya.

7) Keinginan mereka untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, serta kebutuhan akan kebebasan, dapat menimbulkan konflik karena tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk terhadap tekanan dari orang tua, sekolah, atau teman-temanya, bahkan mereka mersa ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya.

8) Sikap acuh tak acuh dan malas, dapat timbul karena pengajaran yang diberikan di sekolah kurang mengunadang tantangan baginya. 9) Berdasarkan penelitian Henry (1933) mereka juga suka menganggu

teman-misalnya mencubit atau melempar benda/kapur ke teman kelasnya.

Masalah-masalah di atas terjadi karena mereka belum mendapat pelayanan pendidikan yang memadai. Untuk menghindari sifat, perilaku, dan masalah tersebut, kita hendaknyaberusaha memberikan kepuasan kerohanian dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu dengan memberikan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan bakat minat, potensi kemapuan, dan kecerdasan siswa. Dalam hal ini

19 melalui program akselerasi agar mereka dapat mengoptimalkan potensinya dengan baik sehingga berguna pada dirinya, investasi bagi masyarakat dan bangsa.

d. Aspek Yuridis Program Akselerasi

Kesungguhan pemerintah untuk memberikan pelayan pendidikan bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan, kemampuan dan bakat istimewa secara tegas telah dinyatakan sebagai berikut:

1)Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 4, pasal 3, pasal 32 ayat 1dan pasal 12 ayat 1 poin b dan f menegaskan bahwa:

“Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

Sedangkan pasal 12 ayat 1, bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: (a) mendapatkan pelayanan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya; (b) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas dan waktu yang ditetapkan”.

2)UU No.23/2002 tentang perlindugan anak pasala 52, “anak yang

memiki keunggulan diberikan kesempatan dan aksebilitas untuk memperoleh pendidikan khusus.

3)PP No.72/1991 tentang pendidikan luar biasa.

4)Peraturan Presiden RI Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005.

5)Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik Indonesia.

20 6)Keputusan Presiden RI 187/M Tahun 2004 mengenai pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah diubah dengan keputusan Presiden Nomor 171/M Tahun 2005.

7)Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jnederal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

8)Keputusan Mendiknas No. 053 /2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.

9)Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

10)Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi. 11)Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar

Kompetensi Lulusan.

12) Peraturan mendiknas no. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

13) Permendiknas no.34/26 tentang pembinaan prestasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa.

14) Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengelolaan Pendidikan.

4.Bentuk Program Akselerasi

Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa dan berbakat istimewa dapat dilakukan dalam benttuk kelas khusus, inklusi, dan satuan pendidikan khusus:

21 a. Kelas khusus adalah kelas yang dibuat untuk kelompok peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam satuan pendidikan reguler pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik di kelas khusus adalah mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun matematika dan ilmu pengetahuan alam.

b. Kelas inklusif adalah kelas yang memberikan layanan kepada peserta didik, peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam proses pembelajaran bergabung dengan peserta didik program leguler. Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik di kelas khusus adalah mata pelajaran lain diluar rumpun matematika dan ilmu pengetahuan alam.

c. Satuan Pendidikan Khusus adalah lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI, SMP/ MTs) menengah (SMA/MA, SMK/MAK) yang semua peserta didik memiliki potensi kecerdasan isitimewa dan bakat istimewa.Dan layanan pendidikan untuk peserta didik secara istimewa dapat berupa program pengayaan (enrichment) dan gabungan program percepatan dengan pengayaan ( accelaration-enrichment).

d. Program pengayaan (enrichment) adalah pemberian layanan pendidikan pada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa yang dimiliki, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan/ pendalaman, setelah yang bersangkutan menyeleseikan tugas yang diprogramkan untuk peserta didik lainnya. Program ini cocok untuk peserta didik yang bertipe enriched learner .

e. Gabungan program percepatan dan pengayaan (accelaration enrichment)

22

output input

Lulusan Siswa

Kurikulum Sarana & prasarana Manajemen

Guru Dana

Proses Belajar Mengajar

Lingkungan 5. Penyelenggaraan Program Akselerasi

Penyelanggaraan program akselerasi merupakan salah satu program pelayanan pendidikan bagi anak berbakat untuk mencapai keunggulan dalam pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan prilaku itu mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Upaya peningkatan kemampuan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang satu sama lain saling terkait. Faktor-faktor tersebut merupakan subsistem dalam sistem pendidikanatau persekolah. Bila ingin mengembangkan subsistem tertentu, menuntut penyesuaian subsistem yang lain. Faktor-faktor penunjang pencapaian keunggulan output pendidikan anak berbakat.

a. Masukan (input)

Program percepatan belajar (akselerasi) tidak dapat diikuti oleh semua siswa sekolah yang bersangkutan. Tes seleksi masuk program percepatan belajar dilakukan setelah proses penerimaan murid baru, sebab program ini diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan untuk pelayanan pendidikan bagi siswa berbakat. Siswa yang berhak mengikuti program percepatan belajar ini diseleksi secara ketat dengan menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggung jawabkan.

b. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kecepatan dan motivasi

23 belajar yang lebih tinggi dari siswa seusianya. Lamanya waktu belajar di SLTP memakan waktu tiga tahun terdiri dari enam semester pada kelas reguler dipercepat menjadi dua tahun di kelas akselerasi. Selain itu komponen kurikulum terdiri dari tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media serta evaluasi, harus tetap menjadi perhatian pihak sekolah jika menginginkan mutu lulusan yang baik.

c. Tenaga Kependidikan

Karena siswanya memiliki kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa, maka tenaga kependidikan yang menanganinyapun terdiri dari tenaga kependidikan yang unggul. Baik segi penguasaan materi, penguasaan metode mengajar, maupun komitmen dalam menjalankan tugas.

d. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang menunjang diperlukan untuk dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan belajar serta menyalurkan kemampuan dan kecerdasannya, termasuk bakat dan minatnya, baik dalam kegiatan kulikuler maupun ekstrakulikuler. e. Dana

Untuk menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan diperlukan adanya dana yang memadai, termasuk itensif tambahan untuk tenaga pengajar baik berupa uang atau berupa fasilitas. f. Manajemen

Manajemen sangat bersangkut paut dengan strategi dan penerapan seluruh sumber daya yang ada dalam sistem sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu manajemen sekolah dengan kelas percepatan harus memiliki fleksibilitas yang tinggi, realistis, berorientasii jauh kedepan, yang mebutuhkan pengelolaan yang didasari oleh komitmen, ketekunan, pemahaman yang sama dan kebersamaan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.

24 g. Lingkungan belajar yang kondusif

Lingkungan kondusif dibutuhkan untuk mendukung terciptanya lulusan yang unggul tidak hanya lingkungan Secara fisk tetapi juga secara sosial psikologis baik di sekolah, masyarakat dan keluarga. Karena lingkungan salah satu tempat pembelajaran siswa, di mana siswa akan terlibat langsung dengan lingkungan sekitarnya dan dapat mempraktekkan apa yang mereka dapat di sekolah dan begitu sebaliknya jika mereka mendapat pembelajaran dari lingkungannya maka siswa akan mengkaji ulang apa yang didapat dengan apa yang didapat di sekolah. Maka dari itu pengetahuan yang diberikan harus memberikan jalan keluar bagi siswa dalam menanggapai lingkungannya.

h. Proses belajar mengajar

Proses belajar mengajar yang bermutu hasilnya selalu dapat dipertanggung jawabkan baik kepada siswa, orang tua, lembaga maupun masyarakat.

i. Output

Siswa siswi yang telah menyelesaikan pembelajarannya dalam program akselerasi dalam memilih lanjutan sekolahnya mendapatkan pengarahan dari guru BK sehingga mereka dapat melanjutkan sekolah yang sesuai dengan karakteristiknya dan menjadi siswa-siswi yang mampu bersaing dengan yang lain sehingga mereka dapat mengaktualisasikan dirinya sebaik mungkin dan menjadi manusia berhasil.

Dari apa yang telah dikemukakan diatas program akselerasi merupakan suatu rancangan pelayanan pendidikan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dengan memperbolehkan mereka menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan teman-temannya, berupa pemberian pembelajaran yang telah diatur sedemikian rupa dalam ruangan tersendiri.

25

6. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dokumen terkait