PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM PADA PROGRAM AKSELERASI DI SMPN 3 TANGERANG
SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Abu Bakar Gong Matua Pane
NIM: 207011000252
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
ridho-Nya yang telahmemberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Program Akselerasi di SMPN 3 Tangerang Selatan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi, serta
bimbingan dari berbagai pihak. Maka sepantasnya penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bahrissalim, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Drs. Syafiudin shiddiq,M.Ag., Sekretaris
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. H. Masan AF, M.Pd., pembimbing dalam penyusunan skripsi yang telah banyak
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dengan sabar dan ikhlas membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Aminuddin Yaqub, M.Pd dan Dra. Manera., penguji dalam sidang munaqasah yang
telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Syafiudin shiddiq, M.Ag., dosen pembimbing akademik.
6. Bapak Maryono, SE., Kepala SMP Negeri 3 Tangerang selatan yang telah memberikan
izin untuk pelaksanaan penelitian skripsi.
Drs. H. Anwaruddin MA., guru bidang studi PAI kelas VIII akselerasi yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama terlaksananya penelitian skripsi.
ABSTRAK
Abu Bakar Gong Matua Pane, 207011000252. Penerapan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Program Akselerasi di SMPN 3 Tangerang Selatan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode yang digunakan pada program
akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif analisis, yaitu penelitian dengan cara menganalisis data yang diarahkan untuk menjawab perumusan masalah, tetapi tidak untuk menguji hipotesis. Dengan demikian data utama dari penelitian ini dapat diketahui dengan jelas. Hasil penelitian menunjukan bahwa di dalam menyampaikan materi PAI, guru sudah menggunakan metode pembelajaran yang menarik, yaitu
metode ceramah, metode tanya jawab, metode demostrasi, metode karya wisata, metode
diskusi, metode kerja kelompok. Walaupun tanpa menggunakan metode pembelajaran mereka sudah menerapkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan dan dari nilai akademik mereka pun telah melempaui KKM untuk tingkat SMP Negeri pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Kata Kunci : Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Program Akselerasi,
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis ... 7
1. Program Akselerasi a. Pengertian program akselerasi ... 7
b. Tujuan Program Akselerasi ... 13
c. Aspek-aspek Program Akselerasi ... 14
d. Bentuk Program Akselerasi ... 20
e. Penyelenggaraan Program Akselerasi ... 21
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... 24
a.Pengertian pembelajaran pendidikan agama Islam ... 24
b.Tujuan pendidikan agama Islam ... 25
c.Ruang lingkup pendidikan agama Islam ... 26
3. Metode Pembelajaran PAI ... 28
a. Macam-macam metode pendidikan Islam ... 28
ix BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38
B. Latar Penelitian ... 38
C. Metode Penelitian ... 39
D. Prosedur Pengumpulan Data ... 40
E. Pemeriksaan Atau Pengecekan Keabsahan Data ... 43
F. Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 54
B. Pembahasan ... 62
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63
B. Implikasi ... 64
C. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman wawancara... 41
... Tabel 4.1 Proses penerimaan siswa kelas akselerasi ... 48
... Tabel 3.3 Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 39
... Tabel 3.4 Jenjang Pendidikan dan Status Guru ... 39
Tabel 3.5 Data Jumlah Guru dan Statusnya ... 40
Tabel 3.6 Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya ... 40
Tabel 3.7 Tenaga Perpustakaan (Pustakawan) dan Laboratorium (Laboran) ... 41
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Suarat peenyataan telah melaksanakan penelitian ...
Lampiran 2. Panduan sistem penerimaan peserta didik ...
Lampiran 3. Profil SMP Negeri 3 Tengerang Selatan ...
Lampiran 4. Pormulir pendaftaran calon siswa program CI-BI Akselerasi...
Lampiran 5. Surat penryatan persetujuan dari orang tua ...
Lampiran 4. Pedoman wawancara ...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Di era globalisasi diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan
siap bersaing dengan negara lain. Namun untuk membentuk sumber daya
manusia yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang tinggi tidaklah
semudah membalik telapak tangan.
“Permasalahan proses belajar mengajar biasanya disebabkan dari pengajaran yang kurang efektif, kurang efisien, dan kurang membangkitkan
gairah belajar”.1 Hal tersebut menyebabkan rendahnya motivasi siswa,
kesadaran belajar dan kesungguhan belajar, sehingga tidak terpenuhi
penguasaan konsep. Oleh karena itu, perlunya strategi pembelajaran dan
sumber belajar yang tepat sehingga masalah dapat terselesaikan.2
“Di sisi lain orang tua berpendapat bahwa guru merupakan seorang yang tahu akan segala hal. Pendapat ini terus berkembang di masyarakat, sehingga
1AA. Sukarso dkk., “Tanaman Sekitar Lingkung
an Sekolah Sebagai Media Pengajaran Biologi,”
Jurnal Dinamika Pendidikan, vol. 3, no.1, ( Desember 2011), h.53, diakses pada 9 desember 2012, tersedia online di http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21065359.pdf
2 menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber informasi bagi siswa dalam
belajar”.3 Dapat dikatakan bahwa kegiatan pendidikan saat itu cenderung
masih bersifat tradisional.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan
penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi
spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi
yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk tuhan.4
Pendidikan di Indonesia tidak lagi menyamaratakan potensi yang dimiliki
peserta didiknya, namun menempatkan mereka sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1989 tentang sistem Pendidikan Nasional mengenai adanya hak bagi peserta
didik untuk mendapatkan pelayanan pendidikan khusus bagi yang memiliki
kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Kecerdasan luar biasa adalah memiliki
satu derajat kemampuan intelektual yang tinggi, yaitu IQ di atas. Dengan
adanya pemahaman tentang kecerdasan istimewa pada peserta didiknya, maka
pendidikan di Indonesia mulai melakukan perubahan guna memenuhi
kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didiknya. Sebagai dampaknya, maka
saat ini dibuka kelas yang berbeda-beda menyesuaikan dengan kebutuhan dari
peserta didik. Perubahan besar yang terjadi adalah dibukanya kelas inklusif
bagi murid yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Dibuka kelas regular
3 untuk peserta didik dengan potensi rerata. Sedangkan bagi mereka yang
memiliki kecerdasan luar biasa atau istimewa dibuka kelas akselerasi.5
Program akselerasi suatu proses percepatan (acceleration) pembelajaran
yang dilakukan oleh peserta didik yang memiliki kemampuan luar biasa
(unggul) dalam rangka mencapai target kurikulum Nasional dengan
mempertahankan mutu pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal.
Dengan kata lain peserta didik dapat menyesuaikan cara belajarnya lebih cepat
dari siswa lainnya (siswa reguler). Program akselerasi di Indonesia merupakan
model pendidikan dimana siswa menggunakan waktu yang kurang daripada
waktu yang biasanya digunakan untuk menyelesaikan studi. Pada tingkat
SLTP masa studi siswa dipercepat dari tiga tahun menjadi dua tahun. Istilah
lain mengenai program percepatan belajar (akselerasi) adalah sebuah
pemberian layanan pendidikan sesuai potensi siswa berbakat, dengan memberi
kesempatan mereka untuk menyesuaikan program reguler dalam jangka waktu
yang lebih cepat dibandingkan teman-temannya. Program percepatan belajar
adalah salah satu program layanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang
oleh psikolog telah diidentifikasi memiliki kemampuan intelektual umum pada
taraf cerdas, memiliki kreatifitas dan keterikatan terhadap tugas di atas
rata-rata, untuk dapat menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan
belajar mereka.6
Saat ini sejumlah siswa yang mengikuti kelas akselerasi mengalami
tekanan psikologis yang cukup berat. Wajar bila hal itu terjadi sebab siswa
yang mengikuti kelas akselerasi merasa kurang memiliki waktu luang untuk
kegiatan di luar jam sekolah dengan berbagai alasan, seperti capek, banyak
tugas dan lain-lain karena mereka harus mengikuti jadwal dan materi pelajaran
5 Zai ul a war,
Analisis Underchiever Pada “iswa Akselerasi, jurnal online psikologi, Vol. 01 No. 01, Thn. (2013), h. 231, diakses pada 26 april 2013, tersedia online di
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jop/article/viewFile/1457/1555_umm_scientific_journal.pdf 6
Refista Befris Febrianela, Self Regulated Learning (SRL) Dengan Prestasi Akademik Siswa
Akselerasi,” Jurnal Online Psikologi, Vol. 01, No. 01,( 2013), h. 203, diakses pada 26 april 2013, tersedia
4 yang padat serta mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah.7 Selain itu dalam
proses belajar mengajar pendidikan agama islam pada program akselerasi
masih banyak yang menggunakan metode konvesional (ceramah) sehingga
banyak siswa yang merasa jenuh dan rendahnya pemahaman siswa terhadap
materi pendidikan agama islam yang diajarkan di sekolah.
Dilihat dari masalah-masalah yang dialami siswa di sekolah seyogyanya
proses pembelajaran Agama Islam menggunakan metode yang benar
diarahkan pada peningkatan religiusitas anak didik secara utuh.8 Untuk
masalah ini guru harus menggunkan metode yang tepat ketika mengajar.
Karena metode merupakan aspek penting untuk mentrasfer ilmu pengetahuan
dari kepada siswa. Sehingga terjadi proses internalisasi dan pemilikan ilmu
oleh siswa. Dengan karakteristik siswa yang masuk pada program akselerasi
maka guru harus memiliki kemampuan yang luar biasa dibandingkan guru
yang mengajar pada kelas program reguler. Kemampuan menyampaikan dan
menjelaskan bahan pelajaran, mengelola kelas, mengevaluasi hasil belajar
dan lainnya, sehingga proses pembelajaran pada program akselerasi ini tidak
berat sebelah dan siswa bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
Salah satu kemampuan yang harus dikuasi oleh guru pengajar program
akselerasi adalah kemampuan menyampaikan dan menjelaskan bahan
pelajaran. Dalam menyampaikan dan menjelaskan bahan pelajaran guru harus
mampu mencapai tujuan dari setiap bahan pelajaran yang diberikan. Solusi
yang dipakai guru salah satunya adalah memakai metode sesuai dengan
materi yang diajarkan. Dalam menyampaikan dan menjelaskan bahan
pelajaran banyak sekali metode yang digunakan, dengan menggunakan
metode yangb sesuai materi yang diajarkan maka proses pembelajaran akan
berjalan dengan lancar.
7
Diah Sekar Ayu Rena Putri, Perbedaan Sosialisasi Antara Siswa Kelas Akselerasi Dan
Kelas Reguler Dalam Lingkungan Pergaulan Di Sekolah,” Humanitas : Indonesian Psychological Journal, Vol. 2 ,No.1 ,(Januari 2005), h. 28 – 40.
8 Nya yu Khodijah, Pe i gkata Keberhasila Pe belajara Pe didika Aga a Isla
5 Dan sekolah yang dipilih penulis untuk menjadi objek penelitian adalah
SMP Negeri 3 Tangerang selatan. Sekolah yang berdiri sejak tahun 1976 ini
mengalami perkembangan dan peningkatan yang signifikan. Setelah berjalan
sekitar 28 tahun atau tepatnya pada tahun 2004 sekolah ini membuat sebuah
kebijakan dalam program peningkatan mutu sekolah mereka yaitu program
akselerasi.
Dengan demikian, perlu dilakakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Program Akselerasi
di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi
beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1. Pembelajaran umumnya kurang efisien, kurang efektif dan kurang
membangkitkan gairah belajar siswa.
2. Orang tua berpendapat bahwa guru merupakan seorang yang tahu akan
segala hal.
3. Guru Pendidikan agama Islam (PAI) Masih menggunakan metode
konvesional (ceramah) sehingga banyak siswa yang merasa jenuh dan
rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pendidikan agama Islam
yang diajarkan di sekolah
4. Sejumlah siswa yang mengikuti kelas akselerasi mengalami tekanan
psikologis yang cukup berat.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas penulis membatasi permasalahan, yaitu
pada:
1. Penerapan metode Pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas
akselerasi.
2. Sekolah yang digunakan untuk penelitian adalah SMP Negeri 3 Tangerang
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan
masalah dalam skripsi ini adalah: “Bagaimana Penerapan Metode
Pembelajaran yang Pendidikan Agama Islam pada Program Akselerasi pada
di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan?”
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian yaitu untuk mengetahui pendekatan pembelajaran yang dilakukan
guru agama islam pada program akselerasi pada mata pelajaran pendidikan
agama islam di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yaitu
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu:
1. Bagi siswa, dapat digunakan sebagai peningkatan motivasi dan meraih
prestasi belajar yang lebih baik.
2. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan jika ingin melakukan
pembelajaran pada program akselerasi
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan
untuk perbaikan program akselerasi, baik berupa upaya melengkapi sarana
dan prasarana maupun pembinaan guru-guru yang mengajar pada program
7
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Deskripsi Teoritis 1. Program Akselerasi
a. Pengertian Program Akselerasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia program ialah “Rancangan
mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan”.9Dari
pengertian tersebut sudah terlihat adanya unsur-unsur pengelolaan atau
manajemen dalam suatu program yang merupakan serangkaian kegiatan
dalam bentuk program yang dilaksan akan secara bertahap dengan menyusun
terlebih dahulu suatu rancangan rencana, asas-asas dan usaha-usaha untuk
diimplementasikan di lapangan.
Akselerasi diambil dari kata bahasa inggris yaitu “Accelerated” bila
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti yang dipercepat.10 Sedangkan
9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 702.
10
8 dalam kamus besarbahasa Indonesia, akselerasi diartikan “proses
mempercepat”.11
Menurut Dave Meier seperti yang dikutip Busroa kselerasi
dapat di lakukan jika adanya suatu objek, dalam hal ini objek nya adalah
belajar, yaitu menja di percepatan belajar/ Accelarated learning.“Accelarated
learning”adalah “carabelajar yang ilmiah. Akarnya telah tertanam sejak
zaman kuno”.Ini berarti model pembelajaran akselerasi di lakukan secara
ilmiah sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan anak,
danpembelajranakselerasisudakdilakukansejakzamandahulusebagaisuatugera
kan modern yang mendobrakmetodologipembelajarandanpelatihan yang
dikemasdalamsebuah program pendidikan.
Ketika kata ini digunakan dalam dunia kependidikan maka dikenal istilah
program akselerasi, program ini sendiri ditujukan kepada peserta didik yang
memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
program akselerasi diartikan “ Seperangkat kegiatan kependidikan yang
diatur sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh anak didik dalam
waktu yang lebih singkat dari biasanya. Program ini berisikan seperangkat
kegiatan kependidikan yang telah dirancang khusus untuk peserta didik yang
memiliki kemampuan dan kecerdasan tinggi dibandingkan dengan siswa
lainnya, sehingga proses pembelajran dapat diselesaikan dalam waktu yang
lebih cepat.
Depdiknas mendefinisikan bahwa program akselerasi adalah “program
layanan belajar diperuntukkan bagi siswa yang diidentifikasikan memiliki
ciri-ciri keberbakatan intelektual dan program ini dirancang khusus untuk
dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu yang telah
ditetapkan”.12
Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa program
akelarasi berisikan seperangkat kegiatan pelayanan pendidikan yang
dirancang khusus dan diperuntungkan bagi siswa yang memilki keberbakatan
istimewa dengan kecerdasan dan kemampuan serta bakat dan minat luar biasa
11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Op. Cit, h.16.
12
9 dibandingkan dengan siswa lain (siswa biasa), sehingga kegitan belajar dapat
diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat dan singkat.
Karena program ini diberikan kepada siswa yang memiliki potensi
kecerdasan tingi, dan bakat istimewa, maka pihak sekolah (guru/tenaga
kependidikan) harus mengetahui, mengamati dan meneleksi ciri dari siswa
terebut, hal ini dilakukan agar penyelenggaraan program akselerasi diberikan
tepat sasaran kepada siswa yang benar-benar memeiliki potensi kecerdasan
tinggi dan bakat istimewa.
Renzulli menjelaskan bahwa “ keberbakatan menunjukkan pada adanya
keterkaitan antara tiga kelompok ciri (cluster) yaitu kemampuan umum,
kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (Task Commitment) di atas
rata-rata”.13
Dengan menggunakan konsep keberbakatan dari Renzulli di atas, dengan
disesuaikan dengan kondisi yang ingin dikembangkan oleh pihak sekolah
maka, defenisi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan
bakat istimewa dalam program akselerasi adalah Siswa yang didefinisikan
oleh tenaga prifessional dan mempunyai pencapaian kinerja tinggi. Kinerja
tinggi ini ditunjukkan dengan pencapaian dan mempunyai kemampuan dalam
salahsatu area atau kombinasi beberapa area bidang studi. Adapun area
kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa cerdas istimewa adalah kemampuan
kecerdasan umum, bakat akademik khusus, berfikir kreatif dan produktif,
kemampuan kepemimpinan, kemampuan psikomotorik, dan seni peran dan
visual.14
Sedangkan U.S Office Education, sebagaiman yang dikutip oleh Utami
Munanadar, mendefinisikan bahwa siswa istimewa dan berbakat adalah
Mereka yang oleh orang-orang professional di identifikasikan sebagai anak
10 yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai
kemampuan-kemampuan yang unggul, anak-anak tersebut memerlukan program
pendidikan yang berdiferensiasi dan/ atau pelayanan di luar jangkauan
program sekolah luarbiasa, agar dapat pengembangan diri sendiri.
Kemampuan-kemampuan tersebut baik secara potensial maupun yang
telahnyata, meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan akademikk
husus, kemampuan berfikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin,
kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan psikomotor (sepertiolahraga).15
Untuk mendapatkan peserta didik berbakat seperti yang disebutkan dalam
definisi di atas, Deparetemen Pendidikan Nasional, menyebutkan 14 ciri-ciri
keberbakatan yang telah memiliki korelasi yang signifikan dengan
kemampuan umum, dan kreatifitas tanggung jawab terhadap tugas yaitu:
a.Lancar berbahasa (mampu mengutarakan pemikirannya).
b. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan.
c. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berfikir logis dan kritis.
d. Mau belajar/bekerja secara mandiri.
e. Ulet mengahadapi kesulitan ( tidak lekas puttus asa ).
f. Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya.
g. Cermat atau teliti dalam mengamati.
h. Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah.
i. Mempunyai minat luas.
j. Mempunyai daya imajinasi yang tinggi.
k.Belajaar dengan mudah dan cepat.
l. Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat.
m. Mampu berkonsentrasi.
n.Tidak memerlukan dorongan (motovasi) dari luar.
15
11 Selain Depdiknas, Balitbang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
sebagaimana dikutip Rahmi Nurrahmah, secara rinci mengidentifikasi ciri-ciri
siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, yaitu:
a. Memiliki ciri-ciri belajar, antara lain mudah menangkap pelajaran,
mempunyai ingatan yang baik, perbendaharaan kata yang luas, penalaran
tajam, berrfikir kritis, logis, sering membaca buku bermutu, dan
mempunyai rasa ingin tahu yang bersifat intelektual.
b. Memiliki ciri-ciri tanggung jawab terhadap tugas, antara lain tekun
menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, mampu berkerja sendiri
tanpa bantuan orang lain, ingin berprestasi sebaik mungkin, senang dan
rajin belajar, penuh semangat, dan bosan dengan tugas-tugas yang rutin.
c. Memiliki kreativitas, antara lain bersifat ingin tahu, sering mengajukan
pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul-usul terhadap
suatu masalah, mampu menyatakan pendapat secara spontan tanpa
malu-malu, tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain, dan mampu
mengajukan gagasan pendapat yang berbeda dengan orang lain.
d. Memiliki ciri-ciri kepribadian, antara lain disenangi oleh teman sekolah,
dipilih menjadi pimpinan, dapat bekerja sama, banyak mempunyai
inisiatif, dan percaya pada diri sendiri.
Anak berbakat merupakan aset pembangunan nasional yang luar biasa,
untuk itu diperlukan kesadaran akan pentingnya membina dan
mengembangkan anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
secara optimal melalui pelayanan pendidikan. Sebaliknya jika mendapatkan
pelayanan pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan
kecerdasannya maka mereka tidak bisa mengoptimalkan bakat, minat,
kemampuan dan kecerdasannya dengan baik, atau bahkan mereka bisa
menjadi anak yang mengalami kesulitan belajar. Berbagai
literaturmenyebutkan bahwa program pendidikan yang banyak dilaksanakan
bagi anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah:
a. Pengayaan (Enrichment). Pengayaan adalah pembinaan anak supernormal
12 bersifat vertikal (itensif, pendalaman) dan horisontal (ekstensif,
memperluas). Pengayaan diberikan kepada anak setelah yang bersangkutan
menyeleseikan tugas-tugas yang dibebankan untuk anak-anak sekelasnya.
b. Percepatan (Acceleration) yaitu cara penanganan anak supernormal
dengan memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyeleseikan
program reguler di dalam jangka waktu yang singkat.
Variasi bentuk percepatan adalah antara lain:
a. Early Admisson (masuk lebih awal) misalnya SD dengan usia kurang dari
7 tahun.
b. Advanced Placment (naik kelas sebelum waktunya, mempercepat waktu
kenaikan kelas).
c. Advanced Courses (mempercepat pelajaran), merangkap kelas dan
lain-lain cara untuk mempercepat kemajuan belajar anak supernormal.16
d. Menghilangkan bagian yang dianggap kurang penting atau yang sangat
mudah karena anak sudah dapat belajar sendiri, sehingga dalam
mempelajari buku secara meloncat-loncat. Misalnya dari 7 bab sebuah
buku cukup dipelajari 5 bab, karena 2 bab dianggap tidak perlu.
e. Pelaksanaan percepatan akan dapat bejalan praktis apabila sekolah itu
mempergunakan sisitem maju berkelanjutan (continous progress) dan
sistem kredit. Ini berarti anak maju terus sesuai dengan kemampuaannya
sendiri (cepat atau lambat) anak yang tergolong supernormal, dapat maju
terus tanpa menunggu teman-temannya dapat maju lebih cepat sehingga
dalam waktu singkat dapat mencapai kredit yang telah ditentukan.
f.Pengelompokan khusus (Segregation) dapat dilakukan secara penuh atau
sebagian yaitu bila sejumlah anak supernormal dikumpulkan dan diberi
kesempatan untuk secara khusus memperoleh pengalaman belajar yang
16
13 sesuai dengan potensinya. Kegiatan yang dimaksud dapat berlangsung
semingggu sekali atau selama satu semester penuh.17
Pengelompokan biasanya didasarkan pada kemampuan dan kecerdasan
dan dapat dilksanakan dalam berbagai bentuk, antara lain:
a. Kelas khusus
b. Sekolah khusus
c. Pertemuan khusus, sebelum dan ssesudah sekolah dan
d. Program diluar kelas reguler pada jam belajar.18
2. Tujuan Program Akselerasi
Departemen PendidikanNasional, menetapkan lima tujuan yang
mendasari diselenggarakannya program akselerasi bagi siswa berpotensi
tinggi dan berbakat istimewa, sebagaimana disebutkan dalam buku
pedoman penyelenggaraan akselerasi, yaitu:
a. Memberikan kesempatan pada peserta didik cerdas istimewa untuk
mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang
dimilikinya.
b. Memiliki hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan
pendidikan bagi dirinya.
c. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses pembelajaran bagi
peserta didik cerdas istimewa.
d. Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spritual,
emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan
kebugaran fisik.
e. Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan
seni, berkeahlian dan berketerampilan, menjadi anggota masyarakat
yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik
mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
17
Surtinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.108-109
18
14 Selain tujuan di atas Dave Meier seperti yang dikutip Busro,
menjelaskan tujuan pembelajaran program akselerasi adalah “menggugah
sepenuhnya kemampuan belajar para pelajar, membuat belajar
menyenangkan, dan memuaskan sebagai bagi mereka, serta memberikan
sumbangan sepenuhnya pada kebahagian, kecerdasan, keberhasilan
sebagai manusia.
Dari beberapa tujuan di atas, penulis berpendapat bahwa tujuan
diselenggarakannya program akselerasi adalah untuk memberikan
pelayanan pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa yang
berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, sehingga siswa tersebut dapat
mengoptimalkan potensi yang dimilkinya secara maksimal yang
mengarah pada pencapaian peningkatan mutu pendidikan, dalam arti
peningkatan prestasi belajar siswa baik prestasi akademik maupun non
akademik.
3.Aspek-aspek Program Akselerasi
a. Aspek Filosofis Program Akselerasi
Penyelenggaraan program kelas akselerasi bagi siswa yang
memiliki potensi kecerdasan, kemampuan tinggi, dan bakat istimewa
disadari filosofis oleh berbagai faktor, yaitu:
1)Hakikat manusia
2) Hakikat pembangunan nasional
3) Tujuan pendidikan
4) Usaha pencapaian tujuan pendidikan.
Penjelasan masing-masing filosofis di atas akan dijelaskan sebagai
berikut:
1)Hakikat manusia, manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa
telah dilengkapi dengan berbagai potensi dan kemampuan yang
merupakan anugerah yang semestinya dimanfaatkandan
15 didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa
jugamempunyai kebutuhan akan keberadaan (eksistensinya),
mereka membutuhkan pelayanan pendidikan khusus yang sesuai
dengan potensi yang dimilikinya. Usaha utntuk mewujudkan
anugerah potensitersebut secara penuh merupakan konsekuensi
dari amanah Tuhan Yang Maha Kuasa.
2)Hakikat Pembangunan Nasional, dalam pembangunan nasional,
manusia memiliki peran sentera, yaitu sebagai subjek
pembangunan. Untuk dapat memainkan perannya sebagai subjek,
maka manusia indonesia dikembangkan untuk menjadi manusia
yang untuh, yang berkembang segenap dimensi potensi secara
wajar, sebagaimana mestinya. Pelayanan pendidikan yang kurang
memperhatikan potensi anak, bukan saja merugikan anak itu
sendiri, melainkan akan membawa kerugian yang lebih besar bagi
perkembangan pendidikan dan pencepatan pembangunan
Indonesia.
3)Tujuan Pendidikan, pendidikan nasional berusaha menciptakan
keseimbangan anatara pemerataan kesempatan dan keadilan.
Pemerataan kesempatan berarti membuka kesempatan
seluas-luasnya kepada semua peserta didik dari semua lapisan masyarakat
untuk mendapat pendidikan tanpa dihambat perbedaan jenis
kelamin, suku bangsa, dan agama. Akan tetapi, memberikan
kesempatan yang sama pada akhirnya akan dibatasi oleh kondisi
objektif peserta didik, yaitu kepastian untuk dikembangkan. Untuk
mencapai keunggulan dalam pendidikan, maka diperlukan itensi
yaitu memberikan perlakuan yang sesuai dengan kondisi objektif
peserta didik, perlakuan yang didasarkan pada minat, bakat dan
kemampuan, serta kecerdasan peserta didik, kalau tidak demikian
maka yang akan terjadi adalah ketiakadilan pendidikan.
4)Usaha Pencapaian Tujuan Pendidikan, dalam upaya
16 kepada asas keseimbangan dan keselarasan, yaitu keseimbangan
anatara kreatifitas dan disiplin, keseimbangan anatara persaingan
(kompetisi) dam kerja sama (kooperatif), keseimbangan anatara
pengembangan kemampuan berpikir holistik dengan kemampuan
berpikir aomistik, dan keseimbangan antara tuntunan dan prakarsa.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa program akselerasi didasarkan
pada pendidikan keadilan, seperti yang tertera pada Undang-undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB
III, ayat 1 tentang prinsif penyelenggaraan pendidikan yaitu:
“Pendidikan diselenggarakan secara demikratis dan brekeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjungjung tinggi hak asasi manusia nialai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa.”
Dari undang-undang tersebut terlihat jelas bagaimana seharusnya
pendidikan diselenggarakan, yaitu memberikan pelayanan,
pengalaman belajar sesuai dengan potensi kecerdasan, kemampuan,
dan bakat minat yang dimiliki setiap manusia sebagau anugerah dari
Tuhan untuk dimanfaatkan sebaik mungkin agar potensi itu berguna
bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara pembangunan nasional
dalam memajukan pembangunan.
b. Aspek Psikologis Program Akselerasi
Secara psikologis anak berbakat didentikkan dengan istilah anak
yang memiliki kecerdasan, kemampuan dan bakat istimewa. Berkenaan
dengan hal itu, maka teori-teori program percepatan ini mengacu pada
teori tentang anak berbakat.Anak berbakat memiliki potensi kecerdasan
yang berhubungan dengan kemampuan intelektual, sedangkan bakat
tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual, namun berhubungan
jugan dengan beberapa jenis seperti kecerdasan linguistic, kecerdasan
musical, kecerdasan kinestik, kecerdasab interapersonal, kecerdasan
17 Pengertian potensi kecerdasan dan bakat istimewa dalam program
akselearasi ini dibatasi hanya pada kemapuan intelektual umum saja.
satu pendekatan/acuan yang dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan intelektual umum siswa yang berbakat, yaitu:
1) Pendekatan multidimensional
Dalam pendekatan ini kriteria yang digunakan adalah
mereka yang memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf
cerdas (ditetapkan skor IQ 130 ke atas skala Wechsler), dimensi
keratifitas cukup (ditetapkan skor CQ dalam nilai cukup), dan
pengikatan diri tterhadap tugas baik (ditetapkan skor TC dalam
kategori nilai baku baik), (Renzuli, Reis dan Smith 1978).
Jadi secara psikologis siswa yang memiliki kemampuan,
kecerdasan dan bakat istimewa (anak berbakat) tingkat kemampuan
intelektual umumnua adalah memiliki IQ 140 dengan kategori
(genius), dan mereka yang memiliki IQ 130 dengan kategori cerdas
dengan ditunjang kreatifitas dan keterkaitan terhadap tugas dalam
kategori di atas rata-rata.
c. Aspek Empiris Program Akselerasi
Melihat ciri-ciri yang dijelaskan di atas, terkesan seakan-akan
siswa yang meiliki kemapuan, kecerdasan, dan bakat istimewa hanya
memiliki sifat dan perilaku yang positif saja. Sebetulnya tidak
demikian, sebagaimana anak pada umumnya, mereka membutuhkan
pengertian, perhatian, penghargaan dan perwujudan diri. Apabula
kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi mereka akan menderita
kecemasan, keragu-raguan, dan mungkin akan mengakibatkan
timbulnya masalah-masalah kesulitan belajar, seperti:
1) Kemapuan berfikir kritis mengarak ke arah sikap meragukan
18 2) Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal yang baru
bisa menyebabkan mereka tidak menyukai atau lekas bosan dengan
tugas-tugas rutin.
3) Perilaku yang ulet dan terarah pada tujuan, mendapat menjurus ke
keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan pendapatnya.
4) Kepekaan yang tinggi dapat membuat mereka menjadi tersinggung
atau peka terhadap kritik.
5) Semangat, kesiagaan mental dan inisiatifnya yang tinggi dapat
membuat kurang sabar dan kurang tenggang rasa jika tidak ada
kegiatan dan jika kurang tampak kemajuan dalam kegiatan yang
sedang berlangsung.
6) Dengan kemapuan dan minat beraneka ragam, mereka
membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat menjajaki
dan mengembangkan minatnya.
7) Keinginan mereka untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, serta
kebutuhan akan kebebasan, dapat menimbulkan konflik karena
tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk terhadap tekanan dari
orang tua, sekolah, atau teman-temanya, bahkan mereka mersa
ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya.
8) Sikap acuh tak acuh dan malas, dapat timbul karena pengajaran
yang diberikan di sekolah kurang mengunadang tantangan baginya.
9) Berdasarkan penelitian Henry (1933) mereka juga suka menganggu
teman-misalnya mencubit atau melempar benda/kapur ke teman
kelasnya.
Masalah-masalah di atas terjadi karena mereka belum mendapat
pelayanan pendidikan yang memadai. Untuk menghindari sifat,
perilaku, dan masalah tersebut, kita hendaknyaberusaha memberikan
kepuasan kerohanian dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu dengan
memberikan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan bakat
19 melalui program akselerasi agar mereka dapat mengoptimalkan
potensinya dengan baik sehingga berguna pada dirinya, investasi bagi
masyarakat dan bangsa.
d. Aspek Yuridis Program Akselerasi
Kesungguhan pemerintah untuk memberikan pelayan pendidikan
bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan, kemampuan dan bakat
istimewa secara tegas telah dinyatakan sebagai berikut:
1)Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 5 ayat 4, pasal 3, pasal 32 ayat 1dan pasal 12 ayat 1
poin b dan f menegaskan bahwa:
“Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
Sedangkan pasal 12 ayat 1, bahwa setiap peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak: (a) mendapatkan pelayanan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya; (b) menyelesaikan
program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas dan waktu
yang ditetapkan”.
2)UU No.23/2002 tentang perlindugan anak pasala 52, “anak yang
memiki keunggulan diberikan kesempatan dan aksebilitas untuk
memperoleh pendidikan khusus.
3)PP No.72/1991 tentang pendidikan luar biasa.
4)Peraturan Presiden RI Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan
Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan peraturan
Presiden Nomor 62 Tahun 2005.
5)Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik
20 6)Keputusan Presiden RI 187/M Tahun 2004 mengenai pembentukan
Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah diubah dengan
keputusan Presiden Nomor 171/M Tahun 2005.
7)Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2005
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jnederal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional.
8)Keputusan Mendiknas No. 053 /2001 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan
Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.
9)Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
10)Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi.
11)Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar
Kompetensi Lulusan.
12) Peraturan mendiknas no. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
13) Permendiknas no.34/26 tentang pembinaan prestasi peserta didik
yang memiliki potensi kecerdasan istimewa.
14) Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengelolaan
Pendidikan.
4.Bentuk Program Akselerasi
Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi siswa cerdas
istimewa dan berbakat istimewa dapat dilakukan dalam benttuk kelas
21 a. Kelas khusus adalah kelas yang dibuat untuk kelompok peserta didik
yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam satuan pendidikan
reguler pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran
yang diberikan pada saat peserta didik di kelas khusus adalah mata
pelajaran yang termasuk dalam rumpun matematika dan ilmu
pengetahuan alam.
b. Kelas inklusif adalah kelas yang memberikan layanan kepada peserta
didik, peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam
proses pembelajaran bergabung dengan peserta didik program leguler.
Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik di kelas khusus
adalah mata pelajaran lain diluar rumpun matematika dan ilmu
pengetahuan alam.
c. Satuan Pendidikan Khusus adalah lembaga pendidikan formal pada
jenjang pendidikan dasar (SD/MI, SMP/ MTs) menengah (SMA/MA,
SMK/MAK) yang semua peserta didik memiliki potensi kecerdasan
isitimewa dan bakat istimewa.Dan layanan pendidikan untuk peserta
didik secara istimewa dapat berupa program pengayaan (enrichment)
dan gabungan program percepatan dengan pengayaan (
accelaration-enrichment).
d. Program pengayaan (enrichment) adalah pemberian layanan
pendidikan pada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan
istimewa yang dimiliki, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas
belajar tambahan yang bersifat perluasan/ pendalaman, setelah yang
bersangkutan menyeleseikan tugas yang diprogramkan untuk peserta
didik lainnya. Program ini cocok untuk peserta didik yang bertipe
enriched learner .
e. Gabungan program percepatan dan pengayaan (accelaration
22
output input
Lulusan Siswa
Kurikulum Sarana & prasarana Manajemen
Guru Dana
Proses Belajar Mengajar
Lingkungan 5. Penyelenggaraan Program Akselerasi
Penyelanggaraan program akselerasi merupakan salah satu
program pelayanan pendidikan bagi anak berbakat untuk mencapai
keunggulan dalam pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses yang akan
menghasilkan suatu perubahan prilaku itu mencakup kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik. Upaya peningkatan kemampuan tersebut
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang satu sama lain saling terkait.
Faktor-faktor tersebut merupakan subsistem dalam sistem pendidikanatau
persekolah. Bila ingin mengembangkan subsistem tertentu, menuntut
penyesuaian subsistem yang lain. Faktor-faktor penunjang pencapaian
keunggulan output pendidikan anak berbakat.
a. Masukan (input)
Program percepatan belajar (akselerasi) tidak dapat diikuti
oleh semua siswa sekolah yang bersangkutan. Tes seleksi masuk
program percepatan belajar dilakukan setelah proses penerimaan
murid baru, sebab program ini diselenggarakan untuk memenuhi
kebutuhan untuk pelayanan pendidikan bagi siswa berbakat. Siswa
yang berhak mengikuti program percepatan belajar ini diseleksi
secara ketat dengan menggunakan kriteria tertentu dan prosedur
yang dapat dipertanggung jawabkan.
b. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional yang
23 belajar yang lebih tinggi dari siswa seusianya. Lamanya waktu
belajar di SLTP memakan waktu tiga tahun terdiri dari enam
semester pada kelas reguler dipercepat menjadi dua tahun di kelas
akselerasi. Selain itu komponen kurikulum terdiri dari tujuan, isi
atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media serta
evaluasi, harus tetap menjadi perhatian pihak sekolah jika
menginginkan mutu lulusan yang baik.
c. Tenaga Kependidikan
Karena siswanya memiliki kemampuan dan kecerdasan
yang luar biasa, maka tenaga kependidikan yang menanganinyapun
terdiri dari tenaga kependidikan yang unggul. Baik segi
penguasaan materi, penguasaan metode mengajar, maupun
komitmen dalam menjalankan tugas.
d. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang menunjang diperlukan untuk
dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan belajar serta
menyalurkan kemampuan dan kecerdasannya, termasuk bakat dan
minatnya, baik dalam kegiatan kulikuler maupun ekstrakulikuler.
e. Dana
Untuk menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
diperlukan adanya dana yang memadai, termasuk itensif tambahan
untuk tenaga pengajar baik berupa uang atau berupa fasilitas.
f. Manajemen
Manajemen sangat bersangkut paut dengan strategi dan
penerapan seluruh sumber daya yang ada dalam sistem sekolah
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu
manajemen sekolah dengan kelas percepatan harus memiliki
fleksibilitas yang tinggi, realistis, berorientasii jauh kedepan, yang
mebutuhkan pengelolaan yang didasari oleh komitmen, ketekunan,
pemahaman yang sama dan kebersamaan semua pihak yang terlibat
24 g. Lingkungan belajar yang kondusif
Lingkungan kondusif dibutuhkan untuk mendukung
terciptanya lulusan yang unggul tidak hanya lingkungan Secara
fisk tetapi juga secara sosial psikologis baik di sekolah, masyarakat
dan keluarga. Karena lingkungan salah satu tempat pembelajaran
siswa, di mana siswa akan terlibat langsung dengan lingkungan
sekitarnya dan dapat mempraktekkan apa yang mereka dapat di
sekolah dan begitu sebaliknya jika mereka mendapat pembelajaran
dari lingkungannya maka siswa akan mengkaji ulang apa yang
didapat dengan apa yang didapat di sekolah. Maka dari itu
pengetahuan yang diberikan harus memberikan jalan keluar bagi
siswa dalam menanggapai lingkungannya.
h. Proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar yang bermutu hasilnya selalu dapat
dipertanggung jawabkan baik kepada siswa, orang tua, lembaga
maupun masyarakat.
i. Output
Siswa siswi yang telah menyelesaikan pembelajarannya
dalam program akselerasi dalam memilih lanjutan sekolahnya
mendapatkan pengarahan dari guru BK sehingga mereka dapat
melanjutkan sekolah yang sesuai dengan karakteristiknya dan
menjadi siswa-siswi yang mampu bersaing dengan yang lain
sehingga mereka dapat mengaktualisasikan dirinya sebaik mungkin
dan menjadi manusia berhasil.
Dari apa yang telah dikemukakan diatas program akselerasi
merupakan suatu rancangan pelayanan pendidikan kepada peserta didik
yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dengan memperbolehkan
mereka menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih
singkat dibandingkan teman-temannya, berupa pemberian pembelajaran
25
6. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam a. PengertianPembelajaran PAI
Pembelajaranadalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.19 Dari pengertian tadi
dapat di pahami bahwa dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) hanya
menjadi salahsatu sumber belajar. Guru bias berperan sebagai pengajar,
pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspiditor,
perecana, supervisor, motivator, dankonselor.20
Dari sekianbanyakperanan guru tadi, peranan yang paling penting adalah:
1) deminstator, guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran
yang akan di ajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti
meningkatkan kemampuaannya dalam halilmu yang dimilikinya karena
hal ini sangat menentukan hasil beljar yang dicapai siswa; 2) pengelola
kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar
serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu di organisir; 3)
mediator dan fasilitator, sebagai mediator hendaknya guru memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan dan menjadi
perantara dalam hubungan antar manusia. Sebagai fasilitator, guru harus
mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat
menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang
berupa narasumber, bukuteks, majalah, atau pun surat kabar. 4) Evaluator,
guru hendaknya terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah di capai
oleh siswa dari waktu kewaktu.21
b. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan agama Islam di sekolah menurut Muhaimin
dalam bukunya yang berjudul Rekonstruksi Pendidkan Islam sebagai
berikut:
19
Undang-undangSisdiknas No.20 Tahun 2003, h. 2
20
Moh.UzerUsman,Menja di Guru Profesional, (Bandung: PT. Raja Rosdakarya: 2001) Cet. Ke-12, h.9
21
26 1)Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya
kepada Alllah swt.
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berahlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuaan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasammuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya
agama dalam komunitas sekolah. (Pemdiknas No.22 tahun 2006 tentang
standar isi).22
c. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah
SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk
lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan
aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung di
dalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang
lainnya.
Apabila di lihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam yang umum di laksanakan di sekolah adalah :
1). Pengajaran keimanan
22
27 Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek
kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam,
inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
2). Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada
pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran
ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang
diajarkan berakhlak baik.
3). Pengajaran ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah
dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu
melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk
ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
4). Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan
materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada
Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar'i yang lain. Tujuan pengajaran ini
adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam
dan melaksanakanya dalam kehidupan sehari-hari.
5). Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa
dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di
setiap ayat-ayat Al-Quran.Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat
tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang di
sesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
28 Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat
mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari
awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan
mencintai agama Islam.23
d. Metode Pembelajaran PAI
1) Macam-Macam Metode Pendidikan Islam
Mendidik, disamping sebagai ilmu juga sebagai suatu seni. Senin
mendidik atau mengajar disini yang dimaksudkan adalah keahlian di dalam
penyampaian pendidkan a tau pengajaran (metode mengajar).
Pada prinsifnya, metode pendidikan itu sama dengan metode mengajar
ilmu pengetahuan umum, walaupun diakui adanya beberapa ciri khusus
tersendiri. Banyak buku-buku yang telah membahas berbagai macam
metode dalam mengajar antara lain:
Menurut Dr. Winarno Surachmad dalam bukunya “Interaksi mengajar dan Belajar”, mengemukakan berbagai metode mengajar dalam kelas,
yaitu:24
a) Metode tanya jawab
Metode tanya jawab ialah: penyampaian pelajaran dengan cara
guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu metode
di dalam pendidikan dimana guru bertanya sedang murid menjawab
tentang bahan / materi yang ingin diperolehnya.25
Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan,
fakta-fakta tertentu yang sudah dijarkan dan untuk merangsang perhatian
23
Abdul Mujid dan Dian Andayani, Pendidikan Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 132
24
Drs. H. Zuhairini, Drs. Abdul Ghogur, dan Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro Ilmiah akultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1983), h. 82
25
29 murid dengan berbagai cara (sebagai apersepsi, selingan dan
evaluasi).Metode tanya jawab tepat dipergunakan:
1) Untuk mengarahkan anak agar perhatiaanya terarah kepada masalah
yang sedang dibicarakan.
2) Untuk mengarahkan proses berpikir anak didik.
3) Sebagai bahan ulangan/ evaluasi kemampuan materi yang telah
dikuasai anak didik.
4) Sebagai penambah metode ketika metideh ceramah telah
dipergunakan.
Kelebihan Metode Tanya Jawab
1) Situasi kelas akan lebih hidup, karena anak didik akan lebih aktif
berfikir dan menyampaikan pemikirannya dengan berani berbicara
ataupun menjwab pertanyaan.
2) Sangat positif sekali untuk melatih anak agar berani
mengemukakan pendapat lisan dengan secara teratur.
3) Timbulnya perbedaan pendapat diantara anak didik akan membawa
situasi kelas pada situasi diskusi.
4) Mendorong murid lebih aktif dan bersugguh-sungguh, dalam asrti
murid yang biasanya segan mencurhkan perhatian akan lebih
berhati-hati dan aktif mengikuti pelajaran.
5) Walaupun agak lambat, tetapi guru dapat mengatur pemahaman/
pengertian murid pada masalah yang dibicarakan.
Kekurangan Metode Tanya Jawab
1) Apabila terjadi perbedaan pendapat akan memakan banyak waktu
untuk menyeleseikannya; dan lebih dari pada itu, kadang-kadang
murid dapat menyalahkan pendapat guru (besar resikonya).
2) Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian anak, terutama
30 perhatiannya, padahal bukan sasaran yang dituju (penyimpangan
dari pokok persoalan semula).
3) Kurang dapat secara cepat merangkum bahan/ materi pelajaran.
b) Metode Diskusi
Metode diskusi ialah suatu metode di dalam mempelajari bahan
atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga
berakibat menimbulkan pengertian serta pengubahan tingkah laku murid.
Metode ini dimaksudkan untuk merangsang murid berfikir dan
mengeluarkan pendapat sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran
dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak
kemungkinan-kemungkinan jawaban.
Diskusi juga berarti suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan
masalah untuk mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan
berdebat. Diskusi selalu diarahkan apada pemecahan masalah yang
menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya diambil suatu
kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota dalam kelompoknya. 26
Kelebihan Metode Diskusi:
1) Suasana kelas lebih hidup, sebab anak-anak mengarahkan perhatian/
pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan, partisipasi anak
dalam metode ini lebih baik.
2) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, seperti: toleransi,
demokratis, berfikir kritis, sistimatis, dabar dan sebagainnya.
3) Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami anak, karena anak-anak
mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan.
4) Anak-anak dilatih belajar mematuhi peraturan dan tata tertib dalam
suatu diskusi sebagai latihan apda musyawarah yang sebenarnya.
Kekurangan metode diskusi
26
31 1) Kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi
anak-anak ini, diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari
tanggung jawab.
2) Sulit menduga hasil yang dicapai, karena waktu yang dipergunakan
untuk diskusi cukup panjang.
c) Metode caramah
Metode ceramah ialah suatu metode dalam pendidikan dimana cara
menyampaikan pengertian-pengertia materi kepada anak didik dengan
jalan memberi penerangan dan penuturan secara lisan. Untuk penjelasan
uraiannya guru dapat mempergunakan alat-alat bantu mengajar yang lain,
misalnya: gambar-gambar, peta, denah, dan alat peraga lainnya.Metode
ceramah efektif dipergunakan:
1) Apabila akan menyampaikan bahan atau materi kepada banyak orang.
2) Apabila penceramahnya orang pembicara yang baik dan berwibawa.
3) Apabila tidak ada waktu untuk berdiskusi dan bahan pelajaran yang
akan disampaikan terlalu banyak.
4) Apabila bahan atau materi yang akan disampaikan hanya merupakan
keterangan atau penjelasan (tidak dapat alternatif yang lain yang dapat
didiskusikan).
Kelebihan metode ceramah
1) Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan
sebanyak-banyaknya.
2) Organisasi kelas lebih sedrhana, tidak peerlu mengadakan
pengelompokan murid-murid seperti metode yang lain.
3) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah
cukup besar.
4) Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat,
kreasi dan konstruktif, yang merangsang murid-murid untuk
32 5) Metode ini lebih fleksibel dalam asrti bahwa jika waktu terbatas
(sedikit) bahan dapat dipersingkat, diambil hal-hal yang penting saja,
dan sebaliknya apabila waktunya memungkinkan (banyak) dapat
disampaikan bahan yang banyak dan mendalam.
Kekurangan metode ceramah
1) Guru sukar untuk mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan
yang diberikan.
2) Kadang-kadang guru sangat mengejar disampaikannya bahan
sebanyak-banyaknya, sehingga hanya menjadi bersifat pemompaan.
3) Pendenagaran cenderung menjadi pasif dan ada kemungkinan
malahan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan, seba guru
menyampaikan bahan-bahan tersebut denagn lisan.
4) Apabila penceramah tidak memperhatikan segi psikologis dan didaktis
dari anak didik, ceramah dapat bersifat melantur-lantur dan
mebosankan. Sebaliknya guru dapat terlalu berlebih-lebihan berusaha
membangkitkan minat/ perhatian dengan jalan humor, sehingga inti
dan isi ceramah menjadi kabur.
d) Metode kerja kelompok
Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang satu sama
lain ingin mencapai tujuan yang sama. Sedangkan yang dimaksud
dengan metode kerja kelompok adalah metode mengajar yang
menyampaikan bahan ajar dengan cara membentuk kelompok belajar.
Kelebihan metode kerja kelompok antara lain:
1) Menanamkan kerjasama antar siswa
2) Membina sikap toleransi antar siswa
3) Menanamkan sikap tolong menolong antar siswa
4) Menanamkan sikap tanggung jawab, disiplin, dan rela berkorban
Kelemahan metode kerja kelompok anatara lain:
33 2) Terkadang terdapat anggota kelompok bersifat pasif yang
merugikan kinerja kelompok.
3) Terkadang timbul persaingan antar kelompok yang bersifat negatif
yang menimbulkan permusuhan.
4) Guru terlebih dahulu harus sudah membuat perencanaan yang
matang tentang kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan oleh
siswa.
e) Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
mendemokan atau memperlihatkan suatu proses. Metode ini, biasanya
cocok digunakan untuk mengajarkan suatu pembentukan suatu konsep
atau proses suatu percobaan dalam suatu materi yang diajarkan. Metode
demonstrasi dalam prakteknya memerlukan sejumlah alat peraga.
Kelebihan Metode demonstrasi antara lain:
1)Siswa akan terpusat perhatiannya terhadap kegiatan demonstrasi yang
dilakukan.
2)Suasana belajar tidak pasif, tetapi terjadi interaksi yang dinamis
anatara guru dengan siswa.
3)Siswa terangsang untuk berpikir kritis
4)Memberikan pengalaman yang bersifat praktis sehingga siswa lebih
mudah memahami suatu konsef.
5)Siswa lebih mudah mengambil kesimpulan
6)Siswa bisa langsung mendapat jawaban dari guru terhadap
pertanyaan-pertanyannya yang kemungkinan besar menjadi faktor penghambat
siswa memahami suatu materi.
Kelemahan metode demonstrasi antara lain:
34 2) Memerlukan alat peraga yang terkadang tidak mudah dijumpai atau
relatif mahal.
3) Terkadang terdapat sejumlah alat peraga yang tidak memungkinkan
untuk dibawa ke kelas.
4) Metode sulit digunakan apabila siswa sebelumnya tidak memahami
dasar teorinya.
f) Metode karyawisata
Metode karyawisata adalah metode mengajar dengan cara
melakukan kunjungan ketempat yang dianggap relevan dengan materi
yang akan diajarkan.
Kelebihan Metode karyawisata antara lain:
1)Siswa dilatih untuk teliti.
2)Siswa belajar cara-cara melakukan observasi.
3)Siswa diajarkan mengenal alam lingkuangan sekitarnya
4)Siswa dapat menagamati objek swcara langsung sesuai aslinya
5)Siswa dialtih untuk belajar mandiri dan melakukan eksplorasi
6)Siswa belajar dalam suasana yang santai dan menggembirakan
Kelemahan Metode karyawisata antara lain:
1)Waktu yang tersedia tidak mencukupi untuk semua kegiatan belajar
yang direncanakan.
2)Kesulitan mengatur waktu siswa agar tetap tertib selama kegiatan
karyawisata relatif lebih tinggi.
3)Biaya yang digunakan relatif besar.
35
7. Hasil Penelitian yang Relevan
Putri dkk, menjelaskan dalam penelitiannya yang berjudul “Perbedaan Sosisalisai Antara Siswa Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler
dalam Lingkungan Pergaulan Sekolah” menyimpulkan bahwa
Kemampuan kognitif yang dimiliki siswa akselerasi sebagai siswa yang
memiliki kemampuan diatas rata-rata memberikan pengaruh atau
kontribusi terhadap kemampuan sosialisasinya. Hal ini dibuktikan dengan
rata-rata skor sosialisasi yang diperoleh siswa akselerasi lebih tinggi
dibandingkan siswa regular.27
Lina Fatmawati, menjelasakan dalam penelitiannya yang berjudul
“Implemenatasi Program Akselerasi Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta” menyimpulkan
bahwaAgar tujuan pembelajaran itu tercapai dengan baik, tentunya bagi
seorang guru memilih metode pembelajaran PAI yang sesuai denagn
materi pembelajaran. Namun perlu diperhatikan tiap-tiap metode meiliki
kekurangan, sehingga seorang guru PAI yang baik harus mampu memilih
metode yang tepat dalam penyampaian materi. Dengan metode yang
bervariasi, maka pembelajaran akan semakin menarik. Metode yang
digunakan guru pada pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta adalah metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. 28
Respati dkk, menjelaskan dalam penelitiannya yang berjudul
“Gambaran Kecerdasan Emosional Siswa Berbakat di Kelas Akselerasi SMA di Jakarta” menyimpulkan bahwasiswa dengan IQ genius memiliki kecerdasan emosional rendah dengan persentase paling besar
dibandingkan kategori IQ lainnya.29
27
DiahSekarAyu Rena Putri,dkk, “PerbedaanSosialisasiAntaraSiswaKelasAkselerasidan
KelasRegulerDalamLingkunganPergaulan Di Sekolah, Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No.1,( Januari 2005), h. 39
28Lina Fatmawati, “Implementasi Progr
am Akselerasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pembangunan manusia,Vol. 7, No. 1, (27 April 2010), h. 84.
29
Winanti S. Respati, Wildan P. Arifin, Ernawati, Gambaran Kecerdasan Emosional Siswa
36 Anwar, menjelaskan dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Underchiever Pada Siswa Akselerasi” menyimpulkan bahwa faktor yang
menjadi penyebab underachiever pada siswa akselerasi berasal dari faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi motivasi subjek memasuki
kelas akselerasi bukan karena prestasi melainkan karena tujuan tertentu,
adanya self efficacy yang rendah pada diri subjek terutama pada pelajaran
matematika, kesulitan manajemen waktu, dan motivasi belajar yang
rendah. Sedangkan untuk faktor eksternal yang mempengaruhi
underachiever adalah karena adanya permasalahan yang terjadi dalam
keluarga, cara pengajaran yang monoton dan membosankan.30
30