• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan metode pembelajaran pendidikan agama islam pada program akselerasi di SMPN 3 Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan metode pembelajaran pendidikan agama islam pada program akselerasi di SMPN 3 Tangerang Selatan"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM PADA PROGRAM AKSELERASI DI SMPN 3 TANGERANG

SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

Abu Bakar Gong Matua Pane

NIM: 207011000252

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR











Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan

ridho-Nya yang telahmemberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Program Akselerasi di SMPN 3 Tangerang Selatan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi, serta

bimbingan dari berbagai pihak. Maka sepantasnya penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bahrissalim, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Drs. Syafiudin shiddiq,M.Ag., Sekretaris

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. H. Masan AF, M.Pd., pembimbing dalam penyusunan skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dengan sabar dan ikhlas membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Aminuddin Yaqub, M.Pd dan Dra. Manera., penguji dalam sidang munaqasah yang

telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Syafiudin shiddiq, M.Ag., dosen pembimbing akademik.

6. Bapak Maryono, SE., Kepala SMP Negeri 3 Tangerang selatan yang telah memberikan

izin untuk pelaksanaan penelitian skripsi.

Drs. H. Anwaruddin MA., guru bidang studi PAI kelas VIII akselerasi yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama terlaksananya penelitian skripsi.

(6)
(7)

ABSTRAK

Abu Bakar Gong Matua Pane, 207011000252. Penerapan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Program Akselerasi di SMPN 3 Tangerang Selatan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode yang digunakan pada program

akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif analisis, yaitu penelitian dengan cara menganalisis data yang diarahkan untuk menjawab perumusan masalah, tetapi tidak untuk menguji hipotesis. Dengan demikian data utama dari penelitian ini dapat diketahui dengan jelas. Hasil penelitian menunjukan bahwa di dalam menyampaikan materi PAI, guru sudah menggunakan metode pembelajaran yang menarik, yaitu

metode ceramah, metode tanya jawab, metode demostrasi, metode karya wisata, metode

diskusi, metode kerja kelompok. Walaupun tanpa menggunakan metode pembelajaran mereka sudah menerapkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan dan dari nilai akademik mereka pun telah melempaui KKM untuk tingkat SMP Negeri pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Kata Kunci : Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Program Akselerasi,

(8)
(9)

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis ... 7

1. Program Akselerasi a. Pengertian program akselerasi ... 7

b. Tujuan Program Akselerasi ... 13

c. Aspek-aspek Program Akselerasi ... 14

d. Bentuk Program Akselerasi ... 20

e. Penyelenggaraan Program Akselerasi ... 21

2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... 24

a.Pengertian pembelajaran pendidikan agama Islam ... 24

b.Tujuan pendidikan agama Islam ... 25

c.Ruang lingkup pendidikan agama Islam ... 26

3. Metode Pembelajaran PAI ... 28

a. Macam-macam metode pendidikan Islam ... 28

(10)

ix BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38

B. Latar Penelitian ... 38

C. Metode Penelitian ... 39

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 40

E. Pemeriksaan Atau Pengecekan Keabsahan Data ... 43

F. Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 54

B. Pembahasan ... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Implikasi ... 64

C. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman wawancara... 41

... Tabel 4.1 Proses penerimaan siswa kelas akselerasi ... 48

... Tabel 3.3 Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 39

... Tabel 3.4 Jenjang Pendidikan dan Status Guru ... 39

Tabel 3.5 Data Jumlah Guru dan Statusnya ... 40

Tabel 3.6 Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya ... 40

Tabel 3.7 Tenaga Perpustakaan (Pustakawan) dan Laboratorium (Laboran) ... 41

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Suarat peenyataan telah melaksanakan penelitian ...

Lampiran 2. Panduan sistem penerimaan peserta didik ...

Lampiran 3. Profil SMP Negeri 3 Tengerang Selatan ...

Lampiran 4. Pormulir pendaftaran calon siswa program CI-BI Akselerasi...

Lampiran 5. Surat penryatan persetujuan dari orang tua ...

Lampiran 4. Pedoman wawancara ...

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Di era globalisasi diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan

siap bersaing dengan negara lain. Namun untuk membentuk sumber daya

manusia yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang tinggi tidaklah

semudah membalik telapak tangan.

“Permasalahan proses belajar mengajar biasanya disebabkan dari pengajaran yang kurang efektif, kurang efisien, dan kurang membangkitkan

gairah belajar”.1 Hal tersebut menyebabkan rendahnya motivasi siswa,

kesadaran belajar dan kesungguhan belajar, sehingga tidak terpenuhi

penguasaan konsep. Oleh karena itu, perlunya strategi pembelajaran dan

sumber belajar yang tepat sehingga masalah dapat terselesaikan.2

“Di sisi lain orang tua berpendapat bahwa guru merupakan seorang yang tahu akan segala hal. Pendapat ini terus berkembang di masyarakat, sehingga

1AA. Sukarso dkk., “Tanaman Sekitar Lingkung

an Sekolah Sebagai Media Pengajaran Biologi,”

Jurnal Dinamika Pendidikan, vol. 3, no.1, ( Desember 2011), h.53, diakses pada 9 desember 2012, tersedia online di http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21065359.pdf

(14)

2 menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber informasi bagi siswa dalam

belajar”.3 Dapat dikatakan bahwa kegiatan pendidikan saat itu cenderung

masih bersifat tradisional.

Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan

membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup

etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan

penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi

spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi

yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk tuhan.4

Pendidikan di Indonesia tidak lagi menyamaratakan potensi yang dimiliki

peserta didiknya, namun menempatkan mereka sesuai dengan potensi yang

dimilikinya. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun

1989 tentang sistem Pendidikan Nasional mengenai adanya hak bagi peserta

didik untuk mendapatkan pelayanan pendidikan khusus bagi yang memiliki

kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Kecerdasan luar biasa adalah memiliki

satu derajat kemampuan intelektual yang tinggi, yaitu IQ di atas. Dengan

adanya pemahaman tentang kecerdasan istimewa pada peserta didiknya, maka

pendidikan di Indonesia mulai melakukan perubahan guna memenuhi

kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didiknya. Sebagai dampaknya, maka

saat ini dibuka kelas yang berbeda-beda menyesuaikan dengan kebutuhan dari

peserta didik. Perubahan besar yang terjadi adalah dibukanya kelas inklusif

bagi murid yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Dibuka kelas regular

(15)

3 untuk peserta didik dengan potensi rerata. Sedangkan bagi mereka yang

memiliki kecerdasan luar biasa atau istimewa dibuka kelas akselerasi.5

Program akselerasi suatu proses percepatan (acceleration) pembelajaran

yang dilakukan oleh peserta didik yang memiliki kemampuan luar biasa

(unggul) dalam rangka mencapai target kurikulum Nasional dengan

mempertahankan mutu pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal.

Dengan kata lain peserta didik dapat menyesuaikan cara belajarnya lebih cepat

dari siswa lainnya (siswa reguler). Program akselerasi di Indonesia merupakan

model pendidikan dimana siswa menggunakan waktu yang kurang daripada

waktu yang biasanya digunakan untuk menyelesaikan studi. Pada tingkat

SLTP masa studi siswa dipercepat dari tiga tahun menjadi dua tahun. Istilah

lain mengenai program percepatan belajar (akselerasi) adalah sebuah

pemberian layanan pendidikan sesuai potensi siswa berbakat, dengan memberi

kesempatan mereka untuk menyesuaikan program reguler dalam jangka waktu

yang lebih cepat dibandingkan teman-temannya. Program percepatan belajar

adalah salah satu program layanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang

oleh psikolog telah diidentifikasi memiliki kemampuan intelektual umum pada

taraf cerdas, memiliki kreatifitas dan keterikatan terhadap tugas di atas

rata-rata, untuk dapat menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan

belajar mereka.6

Saat ini sejumlah siswa yang mengikuti kelas akselerasi mengalami

tekanan psikologis yang cukup berat. Wajar bila hal itu terjadi sebab siswa

yang mengikuti kelas akselerasi merasa kurang memiliki waktu luang untuk

kegiatan di luar jam sekolah dengan berbagai alasan, seperti capek, banyak

tugas dan lain-lain karena mereka harus mengikuti jadwal dan materi pelajaran

5 Zai ul a war,

Analisis Underchiever Pada “iswa Akselerasi, jurnal online psikologi, Vol. 01 No. 01, Thn. (2013), h. 231, diakses pada 26 april 2013, tersedia online di

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jop/article/viewFile/1457/1555_umm_scientific_journal.pdf 6

Refista Befris Febrianela, Self Regulated Learning (SRL) Dengan Prestasi Akademik Siswa

Akselerasi,” Jurnal Online Psikologi, Vol. 01, No. 01,( 2013), h. 203, diakses pada 26 april 2013, tersedia

(16)

4 yang padat serta mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah.7 Selain itu dalam

proses belajar mengajar pendidikan agama islam pada program akselerasi

masih banyak yang menggunakan metode konvesional (ceramah) sehingga

banyak siswa yang merasa jenuh dan rendahnya pemahaman siswa terhadap

materi pendidikan agama islam yang diajarkan di sekolah.

Dilihat dari masalah-masalah yang dialami siswa di sekolah seyogyanya

proses pembelajaran Agama Islam menggunakan metode yang benar

diarahkan pada peningkatan religiusitas anak didik secara utuh.8 Untuk

masalah ini guru harus menggunkan metode yang tepat ketika mengajar.

Karena metode merupakan aspek penting untuk mentrasfer ilmu pengetahuan

dari kepada siswa. Sehingga terjadi proses internalisasi dan pemilikan ilmu

oleh siswa. Dengan karakteristik siswa yang masuk pada program akselerasi

maka guru harus memiliki kemampuan yang luar biasa dibandingkan guru

yang mengajar pada kelas program reguler. Kemampuan menyampaikan dan

menjelaskan bahan pelajaran, mengelola kelas, mengevaluasi hasil belajar

dan lainnya, sehingga proses pembelajaran pada program akselerasi ini tidak

berat sebelah dan siswa bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan.

Salah satu kemampuan yang harus dikuasi oleh guru pengajar program

akselerasi adalah kemampuan menyampaikan dan menjelaskan bahan

pelajaran. Dalam menyampaikan dan menjelaskan bahan pelajaran guru harus

mampu mencapai tujuan dari setiap bahan pelajaran yang diberikan. Solusi

yang dipakai guru salah satunya adalah memakai metode sesuai dengan

materi yang diajarkan. Dalam menyampaikan dan menjelaskan bahan

pelajaran banyak sekali metode yang digunakan, dengan menggunakan

metode yangb sesuai materi yang diajarkan maka proses pembelajaran akan

berjalan dengan lancar.

7

Diah Sekar Ayu Rena Putri, Perbedaan Sosialisasi Antara Siswa Kelas Akselerasi Dan

Kelas Reguler Dalam Lingkungan Pergaulan Di Sekolah,” Humanitas : Indonesian Psychological Journal, Vol. 2 ,No.1 ,(Januari 2005), h. 28 – 40.

8 Nya yu Khodijah, Pe i gkata Keberhasila Pe belajara Pe didika Aga a Isla

(17)

5 Dan sekolah yang dipilih penulis untuk menjadi objek penelitian adalah

SMP Negeri 3 Tangerang selatan. Sekolah yang berdiri sejak tahun 1976 ini

mengalami perkembangan dan peningkatan yang signifikan. Setelah berjalan

sekitar 28 tahun atau tepatnya pada tahun 2004 sekolah ini membuat sebuah

kebijakan dalam program peningkatan mutu sekolah mereka yaitu program

akselerasi.

Dengan demikian, perlu dilakakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Program Akselerasi

di SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi

beberapa masalah yaitu sebagai berikut:

1. Pembelajaran umumnya kurang efisien, kurang efektif dan kurang

membangkitkan gairah belajar siswa.

2. Orang tua berpendapat bahwa guru merupakan seorang yang tahu akan

segala hal.

3. Guru Pendidikan agama Islam (PAI) Masih menggunakan metode

konvesional (ceramah) sehingga banyak siswa yang merasa jenuh dan

rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pendidikan agama Islam

yang diajarkan di sekolah

4. Sejumlah siswa yang mengikuti kelas akselerasi mengalami tekanan

psikologis yang cukup berat.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas penulis membatasi permasalahan, yaitu

pada:

1. Penerapan metode Pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas

akselerasi.

2. Sekolah yang digunakan untuk penelitian adalah SMP Negeri 3 Tangerang

(18)

6

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan

masalah dalam skripsi ini adalah: “Bagaimana Penerapan Metode

Pembelajaran yang Pendidikan Agama Islam pada Program Akselerasi pada

di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan?”

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitian yaitu untuk mengetahui pendekatan pembelajaran yang dilakukan

guru agama islam pada program akselerasi pada mata pelajaran pendidikan

agama islam di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yaitu

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Bagi siswa, dapat digunakan sebagai peningkatan motivasi dan meraih

prestasi belajar yang lebih baik.

2. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan jika ingin melakukan

pembelajaran pada program akselerasi

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan

untuk perbaikan program akselerasi, baik berupa upaya melengkapi sarana

dan prasarana maupun pembinaan guru-guru yang mengajar pada program

(19)

7

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Deskripsi Teoritis 1. Program Akselerasi

a. Pengertian Program Akselerasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia program ialah “Rancangan

mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan”.9Dari

pengertian tersebut sudah terlihat adanya unsur-unsur pengelolaan atau

manajemen dalam suatu program yang merupakan serangkaian kegiatan

dalam bentuk program yang dilaksan akan secara bertahap dengan menyusun

terlebih dahulu suatu rancangan rencana, asas-asas dan usaha-usaha untuk

diimplementasikan di lapangan.

Akselerasi diambil dari kata bahasa inggris yaitu “Accelerated” bila

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti yang dipercepat.10 Sedangkan

9

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 702.

10

(20)

8 dalam kamus besarbahasa Indonesia, akselerasi diartikan “proses

mempercepat”.11

Menurut Dave Meier seperti yang dikutip Busroa kselerasi

dapat di lakukan jika adanya suatu objek, dalam hal ini objek nya adalah

belajar, yaitu menja di percepatan belajar/ Accelarated learning.“Accelarated

learning”adalah “carabelajar yang ilmiah. Akarnya telah tertanam sejak

zaman kuno”.Ini berarti model pembelajaran akselerasi di lakukan secara

ilmiah sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan anak,

danpembelajranakselerasisudakdilakukansejakzamandahulusebagaisuatugera

kan modern yang mendobrakmetodologipembelajarandanpelatihan yang

dikemasdalamsebuah program pendidikan.

Ketika kata ini digunakan dalam dunia kependidikan maka dikenal istilah

program akselerasi, program ini sendiri ditujukan kepada peserta didik yang

memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

program akselerasi diartikan “ Seperangkat kegiatan kependidikan yang

diatur sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh anak didik dalam

waktu yang lebih singkat dari biasanya. Program ini berisikan seperangkat

kegiatan kependidikan yang telah dirancang khusus untuk peserta didik yang

memiliki kemampuan dan kecerdasan tinggi dibandingkan dengan siswa

lainnya, sehingga proses pembelajran dapat diselesaikan dalam waktu yang

lebih cepat.

Depdiknas mendefinisikan bahwa program akselerasi adalah “program

layanan belajar diperuntukkan bagi siswa yang diidentifikasikan memiliki

ciri-ciri keberbakatan intelektual dan program ini dirancang khusus untuk

dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu yang telah

ditetapkan”.12

Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa program

akelarasi berisikan seperangkat kegiatan pelayanan pendidikan yang

dirancang khusus dan diperuntungkan bagi siswa yang memilki keberbakatan

istimewa dengan kecerdasan dan kemampuan serta bakat dan minat luar biasa

11

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Op. Cit, h.16.

12

(21)

9 dibandingkan dengan siswa lain (siswa biasa), sehingga kegitan belajar dapat

diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat dan singkat.

Karena program ini diberikan kepada siswa yang memiliki potensi

kecerdasan tingi, dan bakat istimewa, maka pihak sekolah (guru/tenaga

kependidikan) harus mengetahui, mengamati dan meneleksi ciri dari siswa

terebut, hal ini dilakukan agar penyelenggaraan program akselerasi diberikan

tepat sasaran kepada siswa yang benar-benar memeiliki potensi kecerdasan

tinggi dan bakat istimewa.

Renzulli menjelaskan bahwa “ keberbakatan menunjukkan pada adanya

keterkaitan antara tiga kelompok ciri (cluster) yaitu kemampuan umum,

kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (Task Commitment) di atas

rata-rata”.13

Dengan menggunakan konsep keberbakatan dari Renzulli di atas, dengan

disesuaikan dengan kondisi yang ingin dikembangkan oleh pihak sekolah

maka, defenisi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan

bakat istimewa dalam program akselerasi adalah Siswa yang didefinisikan

oleh tenaga prifessional dan mempunyai pencapaian kinerja tinggi. Kinerja

tinggi ini ditunjukkan dengan pencapaian dan mempunyai kemampuan dalam

salahsatu area atau kombinasi beberapa area bidang studi. Adapun area

kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa cerdas istimewa adalah kemampuan

kecerdasan umum, bakat akademik khusus, berfikir kreatif dan produktif,

kemampuan kepemimpinan, kemampuan psikomotorik, dan seni peran dan

visual.14

Sedangkan U.S Office Education, sebagaiman yang dikutip oleh Utami

Munanadar, mendefinisikan bahwa siswa istimewa dan berbakat adalah

Mereka yang oleh orang-orang professional di identifikasikan sebagai anak

(22)

10 yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai

kemampuan-kemampuan yang unggul, anak-anak tersebut memerlukan program

pendidikan yang berdiferensiasi dan/ atau pelayanan di luar jangkauan

program sekolah luarbiasa, agar dapat pengembangan diri sendiri.

Kemampuan-kemampuan tersebut baik secara potensial maupun yang

telahnyata, meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan akademikk

husus, kemampuan berfikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin,

kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan psikomotor (sepertiolahraga).15

Untuk mendapatkan peserta didik berbakat seperti yang disebutkan dalam

definisi di atas, Deparetemen Pendidikan Nasional, menyebutkan 14 ciri-ciri

keberbakatan yang telah memiliki korelasi yang signifikan dengan

kemampuan umum, dan kreatifitas tanggung jawab terhadap tugas yaitu:

a.Lancar berbahasa (mampu mengutarakan pemikirannya).

b. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan.

c. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berfikir logis dan kritis.

d. Mau belajar/bekerja secara mandiri.

e. Ulet mengahadapi kesulitan ( tidak lekas puttus asa ).

f. Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya.

g. Cermat atau teliti dalam mengamati.

h. Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah.

i. Mempunyai minat luas.

j. Mempunyai daya imajinasi yang tinggi.

k.Belajaar dengan mudah dan cepat.

l. Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat.

m. Mampu berkonsentrasi.

n.Tidak memerlukan dorongan (motovasi) dari luar.

15

(23)

11 Selain Depdiknas, Balitbang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

sebagaimana dikutip Rahmi Nurrahmah, secara rinci mengidentifikasi ciri-ciri

siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, yaitu:

a. Memiliki ciri-ciri belajar, antara lain mudah menangkap pelajaran,

mempunyai ingatan yang baik, perbendaharaan kata yang luas, penalaran

tajam, berrfikir kritis, logis, sering membaca buku bermutu, dan

mempunyai rasa ingin tahu yang bersifat intelektual.

b. Memiliki ciri-ciri tanggung jawab terhadap tugas, antara lain tekun

menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, mampu berkerja sendiri

tanpa bantuan orang lain, ingin berprestasi sebaik mungkin, senang dan

rajin belajar, penuh semangat, dan bosan dengan tugas-tugas yang rutin.

c. Memiliki kreativitas, antara lain bersifat ingin tahu, sering mengajukan

pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul-usul terhadap

suatu masalah, mampu menyatakan pendapat secara spontan tanpa

malu-malu, tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain, dan mampu

mengajukan gagasan pendapat yang berbeda dengan orang lain.

d. Memiliki ciri-ciri kepribadian, antara lain disenangi oleh teman sekolah,

dipilih menjadi pimpinan, dapat bekerja sama, banyak mempunyai

inisiatif, dan percaya pada diri sendiri.

Anak berbakat merupakan aset pembangunan nasional yang luar biasa,

untuk itu diperlukan kesadaran akan pentingnya membina dan

mengembangkan anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa

secara optimal melalui pelayanan pendidikan. Sebaliknya jika mendapatkan

pelayanan pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan

kecerdasannya maka mereka tidak bisa mengoptimalkan bakat, minat,

kemampuan dan kecerdasannya dengan baik, atau bahkan mereka bisa

menjadi anak yang mengalami kesulitan belajar. Berbagai

literaturmenyebutkan bahwa program pendidikan yang banyak dilaksanakan

bagi anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah:

a. Pengayaan (Enrichment). Pengayaan adalah pembinaan anak supernormal

(24)

12 bersifat vertikal (itensif, pendalaman) dan horisontal (ekstensif,

memperluas). Pengayaan diberikan kepada anak setelah yang bersangkutan

menyeleseikan tugas-tugas yang dibebankan untuk anak-anak sekelasnya.

b. Percepatan (Acceleration) yaitu cara penanganan anak supernormal

dengan memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyeleseikan

program reguler di dalam jangka waktu yang singkat.

Variasi bentuk percepatan adalah antara lain:

a. Early Admisson (masuk lebih awal) misalnya SD dengan usia kurang dari

7 tahun.

b. Advanced Placment (naik kelas sebelum waktunya, mempercepat waktu

kenaikan kelas).

c. Advanced Courses (mempercepat pelajaran), merangkap kelas dan

lain-lain cara untuk mempercepat kemajuan belajar anak supernormal.16

d. Menghilangkan bagian yang dianggap kurang penting atau yang sangat

mudah karena anak sudah dapat belajar sendiri, sehingga dalam

mempelajari buku secara meloncat-loncat. Misalnya dari 7 bab sebuah

buku cukup dipelajari 5 bab, karena 2 bab dianggap tidak perlu.

e. Pelaksanaan percepatan akan dapat bejalan praktis apabila sekolah itu

mempergunakan sisitem maju berkelanjutan (continous progress) dan

sistem kredit. Ini berarti anak maju terus sesuai dengan kemampuaannya

sendiri (cepat atau lambat) anak yang tergolong supernormal, dapat maju

terus tanpa menunggu teman-temannya dapat maju lebih cepat sehingga

dalam waktu singkat dapat mencapai kredit yang telah ditentukan.

f.Pengelompokan khusus (Segregation) dapat dilakukan secara penuh atau

sebagian yaitu bila sejumlah anak supernormal dikumpulkan dan diberi

kesempatan untuk secara khusus memperoleh pengalaman belajar yang

16

(25)

13 sesuai dengan potensinya. Kegiatan yang dimaksud dapat berlangsung

semingggu sekali atau selama satu semester penuh.17

Pengelompokan biasanya didasarkan pada kemampuan dan kecerdasan

dan dapat dilksanakan dalam berbagai bentuk, antara lain:

a. Kelas khusus

b. Sekolah khusus

c. Pertemuan khusus, sebelum dan ssesudah sekolah dan

d. Program diluar kelas reguler pada jam belajar.18

2. Tujuan Program Akselerasi

Departemen PendidikanNasional, menetapkan lima tujuan yang

mendasari diselenggarakannya program akselerasi bagi siswa berpotensi

tinggi dan berbakat istimewa, sebagaimana disebutkan dalam buku

pedoman penyelenggaraan akselerasi, yaitu:

a. Memberikan kesempatan pada peserta didik cerdas istimewa untuk

mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang

dimilikinya.

b. Memiliki hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan

pendidikan bagi dirinya.

c. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses pembelajaran bagi

peserta didik cerdas istimewa.

d. Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spritual,

emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan

kebugaran fisik.

e. Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan

seni, berkeahlian dan berketerampilan, menjadi anggota masyarakat

yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik

mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

17

Surtinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.108-109

18

(26)

14 Selain tujuan di atas Dave Meier seperti yang dikutip Busro,

menjelaskan tujuan pembelajaran program akselerasi adalah “menggugah

sepenuhnya kemampuan belajar para pelajar, membuat belajar

menyenangkan, dan memuaskan sebagai bagi mereka, serta memberikan

sumbangan sepenuhnya pada kebahagian, kecerdasan, keberhasilan

sebagai manusia.

Dari beberapa tujuan di atas, penulis berpendapat bahwa tujuan

diselenggarakannya program akselerasi adalah untuk memberikan

pelayanan pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa yang

berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, sehingga siswa tersebut dapat

mengoptimalkan potensi yang dimilkinya secara maksimal yang

mengarah pada pencapaian peningkatan mutu pendidikan, dalam arti

peningkatan prestasi belajar siswa baik prestasi akademik maupun non

akademik.

3.Aspek-aspek Program Akselerasi

a. Aspek Filosofis Program Akselerasi

Penyelenggaraan program kelas akselerasi bagi siswa yang

memiliki potensi kecerdasan, kemampuan tinggi, dan bakat istimewa

disadari filosofis oleh berbagai faktor, yaitu:

1)Hakikat manusia

2) Hakikat pembangunan nasional

3) Tujuan pendidikan

4) Usaha pencapaian tujuan pendidikan.

Penjelasan masing-masing filosofis di atas akan dijelaskan sebagai

berikut:

1)Hakikat manusia, manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa

telah dilengkapi dengan berbagai potensi dan kemampuan yang

merupakan anugerah yang semestinya dimanfaatkandan

(27)

15 didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa

jugamempunyai kebutuhan akan keberadaan (eksistensinya),

mereka membutuhkan pelayanan pendidikan khusus yang sesuai

dengan potensi yang dimilikinya. Usaha utntuk mewujudkan

anugerah potensitersebut secara penuh merupakan konsekuensi

dari amanah Tuhan Yang Maha Kuasa.

2)Hakikat Pembangunan Nasional, dalam pembangunan nasional,

manusia memiliki peran sentera, yaitu sebagai subjek

pembangunan. Untuk dapat memainkan perannya sebagai subjek,

maka manusia indonesia dikembangkan untuk menjadi manusia

yang untuh, yang berkembang segenap dimensi potensi secara

wajar, sebagaimana mestinya. Pelayanan pendidikan yang kurang

memperhatikan potensi anak, bukan saja merugikan anak itu

sendiri, melainkan akan membawa kerugian yang lebih besar bagi

perkembangan pendidikan dan pencepatan pembangunan

Indonesia.

3)Tujuan Pendidikan, pendidikan nasional berusaha menciptakan

keseimbangan anatara pemerataan kesempatan dan keadilan.

Pemerataan kesempatan berarti membuka kesempatan

seluas-luasnya kepada semua peserta didik dari semua lapisan masyarakat

untuk mendapat pendidikan tanpa dihambat perbedaan jenis

kelamin, suku bangsa, dan agama. Akan tetapi, memberikan

kesempatan yang sama pada akhirnya akan dibatasi oleh kondisi

objektif peserta didik, yaitu kepastian untuk dikembangkan. Untuk

mencapai keunggulan dalam pendidikan, maka diperlukan itensi

yaitu memberikan perlakuan yang sesuai dengan kondisi objektif

peserta didik, perlakuan yang didasarkan pada minat, bakat dan

kemampuan, serta kecerdasan peserta didik, kalau tidak demikian

maka yang akan terjadi adalah ketiakadilan pendidikan.

4)Usaha Pencapaian Tujuan Pendidikan, dalam upaya

(28)

16 kepada asas keseimbangan dan keselarasan, yaitu keseimbangan

anatara kreatifitas dan disiplin, keseimbangan anatara persaingan

(kompetisi) dam kerja sama (kooperatif), keseimbangan anatara

pengembangan kemampuan berpikir holistik dengan kemampuan

berpikir aomistik, dan keseimbangan antara tuntunan dan prakarsa.

Dari penjelasan di atas jelas bahwa program akselerasi didasarkan

pada pendidikan keadilan, seperti yang tertera pada Undang-undang

RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB

III, ayat 1 tentang prinsif penyelenggaraan pendidikan yaitu:

“Pendidikan diselenggarakan secara demikratis dan brekeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjungjung tinggi hak asasi manusia nialai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan

bangsa.”

Dari undang-undang tersebut terlihat jelas bagaimana seharusnya

pendidikan diselenggarakan, yaitu memberikan pelayanan,

pengalaman belajar sesuai dengan potensi kecerdasan, kemampuan,

dan bakat minat yang dimiliki setiap manusia sebagau anugerah dari

Tuhan untuk dimanfaatkan sebaik mungkin agar potensi itu berguna

bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara pembangunan nasional

dalam memajukan pembangunan.

b. Aspek Psikologis Program Akselerasi

Secara psikologis anak berbakat didentikkan dengan istilah anak

yang memiliki kecerdasan, kemampuan dan bakat istimewa. Berkenaan

dengan hal itu, maka teori-teori program percepatan ini mengacu pada

teori tentang anak berbakat.Anak berbakat memiliki potensi kecerdasan

yang berhubungan dengan kemampuan intelektual, sedangkan bakat

tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual, namun berhubungan

jugan dengan beberapa jenis seperti kecerdasan linguistic, kecerdasan

musical, kecerdasan kinestik, kecerdasab interapersonal, kecerdasan

(29)

17 Pengertian potensi kecerdasan dan bakat istimewa dalam program

akselearasi ini dibatasi hanya pada kemapuan intelektual umum saja.

satu pendekatan/acuan yang dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan intelektual umum siswa yang berbakat, yaitu:

1) Pendekatan multidimensional

Dalam pendekatan ini kriteria yang digunakan adalah

mereka yang memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf

cerdas (ditetapkan skor IQ 130 ke atas skala Wechsler), dimensi

keratifitas cukup (ditetapkan skor CQ dalam nilai cukup), dan

pengikatan diri tterhadap tugas baik (ditetapkan skor TC dalam

kategori nilai baku baik), (Renzuli, Reis dan Smith 1978).

Jadi secara psikologis siswa yang memiliki kemampuan,

kecerdasan dan bakat istimewa (anak berbakat) tingkat kemampuan

intelektual umumnua adalah memiliki IQ 140 dengan kategori

(genius), dan mereka yang memiliki IQ 130 dengan kategori cerdas

dengan ditunjang kreatifitas dan keterkaitan terhadap tugas dalam

kategori di atas rata-rata.

c. Aspek Empiris Program Akselerasi

Melihat ciri-ciri yang dijelaskan di atas, terkesan seakan-akan

siswa yang meiliki kemapuan, kecerdasan, dan bakat istimewa hanya

memiliki sifat dan perilaku yang positif saja. Sebetulnya tidak

demikian, sebagaimana anak pada umumnya, mereka membutuhkan

pengertian, perhatian, penghargaan dan perwujudan diri. Apabula

kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi mereka akan menderita

kecemasan, keragu-raguan, dan mungkin akan mengakibatkan

timbulnya masalah-masalah kesulitan belajar, seperti:

1) Kemapuan berfikir kritis mengarak ke arah sikap meragukan

(30)

18 2) Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal yang baru

bisa menyebabkan mereka tidak menyukai atau lekas bosan dengan

tugas-tugas rutin.

3) Perilaku yang ulet dan terarah pada tujuan, mendapat menjurus ke

keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan pendapatnya.

4) Kepekaan yang tinggi dapat membuat mereka menjadi tersinggung

atau peka terhadap kritik.

5) Semangat, kesiagaan mental dan inisiatifnya yang tinggi dapat

membuat kurang sabar dan kurang tenggang rasa jika tidak ada

kegiatan dan jika kurang tampak kemajuan dalam kegiatan yang

sedang berlangsung.

6) Dengan kemapuan dan minat beraneka ragam, mereka

membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat menjajaki

dan mengembangkan minatnya.

7) Keinginan mereka untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, serta

kebutuhan akan kebebasan, dapat menimbulkan konflik karena

tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk terhadap tekanan dari

orang tua, sekolah, atau teman-temanya, bahkan mereka mersa

ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya.

8) Sikap acuh tak acuh dan malas, dapat timbul karena pengajaran

yang diberikan di sekolah kurang mengunadang tantangan baginya.

9) Berdasarkan penelitian Henry (1933) mereka juga suka menganggu

teman-misalnya mencubit atau melempar benda/kapur ke teman

kelasnya.

Masalah-masalah di atas terjadi karena mereka belum mendapat

pelayanan pendidikan yang memadai. Untuk menghindari sifat,

perilaku, dan masalah tersebut, kita hendaknyaberusaha memberikan

kepuasan kerohanian dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu dengan

memberikan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan bakat

(31)

19 melalui program akselerasi agar mereka dapat mengoptimalkan

potensinya dengan baik sehingga berguna pada dirinya, investasi bagi

masyarakat dan bangsa.

d. Aspek Yuridis Program Akselerasi

Kesungguhan pemerintah untuk memberikan pelayan pendidikan

bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan, kemampuan dan bakat

istimewa secara tegas telah dinyatakan sebagai berikut:

1)Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 5 ayat 4, pasal 3, pasal 32 ayat 1dan pasal 12 ayat 1

poin b dan f menegaskan bahwa:

“Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

Sedangkan pasal 12 ayat 1, bahwa setiap peserta didik pada setiap

satuan pendidikan berhak: (a) mendapatkan pelayanan sesuai

dengan bakat, minat dan kemampuannya; (b) menyelesaikan

program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar

masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas dan waktu

yang ditetapkan”.

2)UU No.23/2002 tentang perlindugan anak pasala 52, “anak yang

memiki keunggulan diberikan kesempatan dan aksebilitas untuk

memperoleh pendidikan khusus.

3)PP No.72/1991 tentang pendidikan luar biasa.

4)Peraturan Presiden RI Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan

Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara

Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan peraturan

Presiden Nomor 62 Tahun 2005.

5)Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit

Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik

(32)

20 6)Keputusan Presiden RI 187/M Tahun 2004 mengenai pembentukan

Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah diubah dengan

keputusan Presiden Nomor 171/M Tahun 2005.

7)Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2005

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jnederal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan

Nasional.

8)Keputusan Mendiknas No. 053 /2001 tentang Pedoman

Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan

Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.

9)Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

10)Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi.

11)Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar

Kompetensi Lulusan.

12) Peraturan mendiknas no. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

13) Permendiknas no.34/26 tentang pembinaan prestasi peserta didik

yang memiliki potensi kecerdasan istimewa.

14) Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengelolaan

Pendidikan.

4.Bentuk Program Akselerasi

Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi siswa cerdas

istimewa dan berbakat istimewa dapat dilakukan dalam benttuk kelas

(33)

21 a. Kelas khusus adalah kelas yang dibuat untuk kelompok peserta didik

yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam satuan pendidikan

reguler pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran

yang diberikan pada saat peserta didik di kelas khusus adalah mata

pelajaran yang termasuk dalam rumpun matematika dan ilmu

pengetahuan alam.

b. Kelas inklusif adalah kelas yang memberikan layanan kepada peserta

didik, peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam

proses pembelajaran bergabung dengan peserta didik program leguler.

Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik di kelas khusus

adalah mata pelajaran lain diluar rumpun matematika dan ilmu

pengetahuan alam.

c. Satuan Pendidikan Khusus adalah lembaga pendidikan formal pada

jenjang pendidikan dasar (SD/MI, SMP/ MTs) menengah (SMA/MA,

SMK/MAK) yang semua peserta didik memiliki potensi kecerdasan

isitimewa dan bakat istimewa.Dan layanan pendidikan untuk peserta

didik secara istimewa dapat berupa program pengayaan (enrichment)

dan gabungan program percepatan dengan pengayaan (

accelaration-enrichment).

d. Program pengayaan (enrichment) adalah pemberian layanan

pendidikan pada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan

istimewa yang dimiliki, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas

belajar tambahan yang bersifat perluasan/ pendalaman, setelah yang

bersangkutan menyeleseikan tugas yang diprogramkan untuk peserta

didik lainnya. Program ini cocok untuk peserta didik yang bertipe

enriched learner .

e. Gabungan program percepatan dan pengayaan (accelaration

(34)

22

output input

Lulusan Siswa

Kurikulum Sarana & prasarana Manajemen

Guru Dana

Proses Belajar Mengajar

Lingkungan 5. Penyelenggaraan Program Akselerasi

Penyelanggaraan program akselerasi merupakan salah satu

program pelayanan pendidikan bagi anak berbakat untuk mencapai

keunggulan dalam pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses yang akan

menghasilkan suatu perubahan prilaku itu mencakup kemampuan kognitif,

afektif dan psikomotorik. Upaya peningkatan kemampuan tersebut

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang satu sama lain saling terkait.

Faktor-faktor tersebut merupakan subsistem dalam sistem pendidikanatau

persekolah. Bila ingin mengembangkan subsistem tertentu, menuntut

penyesuaian subsistem yang lain. Faktor-faktor penunjang pencapaian

keunggulan output pendidikan anak berbakat.

a. Masukan (input)

Program percepatan belajar (akselerasi) tidak dapat diikuti

oleh semua siswa sekolah yang bersangkutan. Tes seleksi masuk

program percepatan belajar dilakukan setelah proses penerimaan

murid baru, sebab program ini diselenggarakan untuk memenuhi

kebutuhan untuk pelayanan pendidikan bagi siswa berbakat. Siswa

yang berhak mengikuti program percepatan belajar ini diseleksi

secara ketat dengan menggunakan kriteria tertentu dan prosedur

yang dapat dipertanggung jawabkan.

b. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional yang

(35)

23 belajar yang lebih tinggi dari siswa seusianya. Lamanya waktu

belajar di SLTP memakan waktu tiga tahun terdiri dari enam

semester pada kelas reguler dipercepat menjadi dua tahun di kelas

akselerasi. Selain itu komponen kurikulum terdiri dari tujuan, isi

atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media serta

evaluasi, harus tetap menjadi perhatian pihak sekolah jika

menginginkan mutu lulusan yang baik.

c. Tenaga Kependidikan

Karena siswanya memiliki kemampuan dan kecerdasan

yang luar biasa, maka tenaga kependidikan yang menanganinyapun

terdiri dari tenaga kependidikan yang unggul. Baik segi

penguasaan materi, penguasaan metode mengajar, maupun

komitmen dalam menjalankan tugas.

d. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang menunjang diperlukan untuk

dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan belajar serta

menyalurkan kemampuan dan kecerdasannya, termasuk bakat dan

minatnya, baik dalam kegiatan kulikuler maupun ekstrakulikuler.

e. Dana

Untuk menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan

diperlukan adanya dana yang memadai, termasuk itensif tambahan

untuk tenaga pengajar baik berupa uang atau berupa fasilitas.

f. Manajemen

Manajemen sangat bersangkut paut dengan strategi dan

penerapan seluruh sumber daya yang ada dalam sistem sekolah

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu

manajemen sekolah dengan kelas percepatan harus memiliki

fleksibilitas yang tinggi, realistis, berorientasii jauh kedepan, yang

mebutuhkan pengelolaan yang didasari oleh komitmen, ketekunan,

pemahaman yang sama dan kebersamaan semua pihak yang terlibat

(36)

24 g. Lingkungan belajar yang kondusif

Lingkungan kondusif dibutuhkan untuk mendukung

terciptanya lulusan yang unggul tidak hanya lingkungan Secara

fisk tetapi juga secara sosial psikologis baik di sekolah, masyarakat

dan keluarga. Karena lingkungan salah satu tempat pembelajaran

siswa, di mana siswa akan terlibat langsung dengan lingkungan

sekitarnya dan dapat mempraktekkan apa yang mereka dapat di

sekolah dan begitu sebaliknya jika mereka mendapat pembelajaran

dari lingkungannya maka siswa akan mengkaji ulang apa yang

didapat dengan apa yang didapat di sekolah. Maka dari itu

pengetahuan yang diberikan harus memberikan jalan keluar bagi

siswa dalam menanggapai lingkungannya.

h. Proses belajar mengajar

Proses belajar mengajar yang bermutu hasilnya selalu dapat

dipertanggung jawabkan baik kepada siswa, orang tua, lembaga

maupun masyarakat.

i. Output

Siswa siswi yang telah menyelesaikan pembelajarannya

dalam program akselerasi dalam memilih lanjutan sekolahnya

mendapatkan pengarahan dari guru BK sehingga mereka dapat

melanjutkan sekolah yang sesuai dengan karakteristiknya dan

menjadi siswa-siswi yang mampu bersaing dengan yang lain

sehingga mereka dapat mengaktualisasikan dirinya sebaik mungkin

dan menjadi manusia berhasil.

Dari apa yang telah dikemukakan diatas program akselerasi

merupakan suatu rancangan pelayanan pendidikan kepada peserta didik

yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dengan memperbolehkan

mereka menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih

singkat dibandingkan teman-temannya, berupa pemberian pembelajaran

(37)

25

6. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam a. PengertianPembelajaran PAI

Pembelajaranadalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.19 Dari pengertian tadi

dapat di pahami bahwa dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) hanya

menjadi salahsatu sumber belajar. Guru bias berperan sebagai pengajar,

pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspiditor,

perecana, supervisor, motivator, dankonselor.20

Dari sekianbanyakperanan guru tadi, peranan yang paling penting adalah:

1) deminstator, guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran

yang akan di ajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti

meningkatkan kemampuaannya dalam halilmu yang dimilikinya karena

hal ini sangat menentukan hasil beljar yang dicapai siswa; 2) pengelola

kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar

serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu di organisir; 3)

mediator dan fasilitator, sebagai mediator hendaknya guru memiliki

pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan dan menjadi

perantara dalam hubungan antar manusia. Sebagai fasilitator, guru harus

mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat

menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang

berupa narasumber, bukuteks, majalah, atau pun surat kabar. 4) Evaluator,

guru hendaknya terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah di capai

oleh siswa dari waktu kewaktu.21

b. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan agama Islam di sekolah menurut Muhaimin

dalam bukunya yang berjudul Rekonstruksi Pendidkan Islam sebagai

berikut:

19

Undang-undangSisdiknas No.20 Tahun 2003, h. 2

20

Moh.UzerUsman,Menja di Guru Profesional, (Bandung: PT. Raja Rosdakarya: 2001) Cet. Ke-12, h.9

21

(38)

26 1)Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya

kepada Alllah swt.

2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berahlak mulia

yaitu manusia yang berpengetahuaan, rajin beribadah, cerdas, produktif,

jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasammuh), menjaga

keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya

agama dalam komunitas sekolah. (Pemdiknas No.22 tahun 2006 tentang

standar isi).22

c. Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah

SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan

manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk

lain dan lingkungannya.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan

aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung di

dalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang

lainnya.

Apabila di lihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup

Pendidikan Agama Islam yang umum di laksanakan di sekolah adalah :

1). Pengajaran keimanan

22

(39)

27 Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek

kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam,

inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.

2). Pengajaran akhlak

Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada

pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran

ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang

diajarkan berakhlak baik.

3). Pengajaran ibadah

Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah

dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu

melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk

ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.

4). Pengajaran fiqih

Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan

materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada

Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar'i yang lain. Tujuan pengajaran ini

adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam

dan melaksanakanya dalam kehidupan sehari-hari.

5). Pengajaran Al-Quran

Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa

dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di

setiap ayat-ayat Al-Quran.Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat

tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang di

sesuaikan dengan tingkat pendidikannya.

(40)

28 Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat

mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari

awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan

mencintai agama Islam.23

d. Metode Pembelajaran PAI

1) Macam-Macam Metode Pendidikan Islam

Mendidik, disamping sebagai ilmu juga sebagai suatu seni. Senin

mendidik atau mengajar disini yang dimaksudkan adalah keahlian di dalam

penyampaian pendidkan a tau pengajaran (metode mengajar).

Pada prinsifnya, metode pendidikan itu sama dengan metode mengajar

ilmu pengetahuan umum, walaupun diakui adanya beberapa ciri khusus

tersendiri. Banyak buku-buku yang telah membahas berbagai macam

metode dalam mengajar antara lain:

Menurut Dr. Winarno Surachmad dalam bukunya “Interaksi mengajar dan Belajar”, mengemukakan berbagai metode mengajar dalam kelas,

yaitu:24

a) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab ialah: penyampaian pelajaran dengan cara

guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu metode

di dalam pendidikan dimana guru bertanya sedang murid menjawab

tentang bahan / materi yang ingin diperolehnya.25

Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan,

fakta-fakta tertentu yang sudah dijarkan dan untuk merangsang perhatian

23

Abdul Mujid dan Dian Andayani, Pendidikan Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 132

24

Drs. H. Zuhairini, Drs. Abdul Ghogur, dan Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro Ilmiah akultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1983), h. 82

25

(41)

29 murid dengan berbagai cara (sebagai apersepsi, selingan dan

evaluasi).Metode tanya jawab tepat dipergunakan:

1) Untuk mengarahkan anak agar perhatiaanya terarah kepada masalah

yang sedang dibicarakan.

2) Untuk mengarahkan proses berpikir anak didik.

3) Sebagai bahan ulangan/ evaluasi kemampuan materi yang telah

dikuasai anak didik.

4) Sebagai penambah metode ketika metideh ceramah telah

dipergunakan.

Kelebihan Metode Tanya Jawab

1) Situasi kelas akan lebih hidup, karena anak didik akan lebih aktif

berfikir dan menyampaikan pemikirannya dengan berani berbicara

ataupun menjwab pertanyaan.

2) Sangat positif sekali untuk melatih anak agar berani

mengemukakan pendapat lisan dengan secara teratur.

3) Timbulnya perbedaan pendapat diantara anak didik akan membawa

situasi kelas pada situasi diskusi.

4) Mendorong murid lebih aktif dan bersugguh-sungguh, dalam asrti

murid yang biasanya segan mencurhkan perhatian akan lebih

berhati-hati dan aktif mengikuti pelajaran.

5) Walaupun agak lambat, tetapi guru dapat mengatur pemahaman/

pengertian murid pada masalah yang dibicarakan.

Kekurangan Metode Tanya Jawab

1) Apabila terjadi perbedaan pendapat akan memakan banyak waktu

untuk menyeleseikannya; dan lebih dari pada itu, kadang-kadang

murid dapat menyalahkan pendapat guru (besar resikonya).

2) Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian anak, terutama

(42)

30 perhatiannya, padahal bukan sasaran yang dituju (penyimpangan

dari pokok persoalan semula).

3) Kurang dapat secara cepat merangkum bahan/ materi pelajaran.

b) Metode Diskusi

Metode diskusi ialah suatu metode di dalam mempelajari bahan

atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga

berakibat menimbulkan pengertian serta pengubahan tingkah laku murid.

Metode ini dimaksudkan untuk merangsang murid berfikir dan

mengeluarkan pendapat sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran

dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak

kemungkinan-kemungkinan jawaban.

Diskusi juga berarti suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan

masalah untuk mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan

berdebat. Diskusi selalu diarahkan apada pemecahan masalah yang

menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya diambil suatu

kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota dalam kelompoknya. 26

Kelebihan Metode Diskusi:

1) Suasana kelas lebih hidup, sebab anak-anak mengarahkan perhatian/

pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan, partisipasi anak

dalam metode ini lebih baik.

2) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, seperti: toleransi,

demokratis, berfikir kritis, sistimatis, dabar dan sebagainnya.

3) Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami anak, karena anak-anak

mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan.

4) Anak-anak dilatih belajar mematuhi peraturan dan tata tertib dalam

suatu diskusi sebagai latihan apda musyawarah yang sebenarnya.

Kekurangan metode diskusi

26

(43)

31 1) Kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi

anak-anak ini, diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari

tanggung jawab.

2) Sulit menduga hasil yang dicapai, karena waktu yang dipergunakan

untuk diskusi cukup panjang.

c) Metode caramah

Metode ceramah ialah suatu metode dalam pendidikan dimana cara

menyampaikan pengertian-pengertia materi kepada anak didik dengan

jalan memberi penerangan dan penuturan secara lisan. Untuk penjelasan

uraiannya guru dapat mempergunakan alat-alat bantu mengajar yang lain,

misalnya: gambar-gambar, peta, denah, dan alat peraga lainnya.Metode

ceramah efektif dipergunakan:

1) Apabila akan menyampaikan bahan atau materi kepada banyak orang.

2) Apabila penceramahnya orang pembicara yang baik dan berwibawa.

3) Apabila tidak ada waktu untuk berdiskusi dan bahan pelajaran yang

akan disampaikan terlalu banyak.

4) Apabila bahan atau materi yang akan disampaikan hanya merupakan

keterangan atau penjelasan (tidak dapat alternatif yang lain yang dapat

didiskusikan).

Kelebihan metode ceramah

1) Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan

sebanyak-banyaknya.

2) Organisasi kelas lebih sedrhana, tidak peerlu mengadakan

pengelompokan murid-murid seperti metode yang lain.

3) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah

cukup besar.

4) Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat,

kreasi dan konstruktif, yang merangsang murid-murid untuk

(44)

32 5) Metode ini lebih fleksibel dalam asrti bahwa jika waktu terbatas

(sedikit) bahan dapat dipersingkat, diambil hal-hal yang penting saja,

dan sebaliknya apabila waktunya memungkinkan (banyak) dapat

disampaikan bahan yang banyak dan mendalam.

Kekurangan metode ceramah

1) Guru sukar untuk mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan

yang diberikan.

2) Kadang-kadang guru sangat mengejar disampaikannya bahan

sebanyak-banyaknya, sehingga hanya menjadi bersifat pemompaan.

3) Pendenagaran cenderung menjadi pasif dan ada kemungkinan

malahan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan, seba guru

menyampaikan bahan-bahan tersebut denagn lisan.

4) Apabila penceramah tidak memperhatikan segi psikologis dan didaktis

dari anak didik, ceramah dapat bersifat melantur-lantur dan

mebosankan. Sebaliknya guru dapat terlalu berlebih-lebihan berusaha

membangkitkan minat/ perhatian dengan jalan humor, sehingga inti

dan isi ceramah menjadi kabur.

d) Metode kerja kelompok

Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang satu sama

lain ingin mencapai tujuan yang sama. Sedangkan yang dimaksud

dengan metode kerja kelompok adalah metode mengajar yang

menyampaikan bahan ajar dengan cara membentuk kelompok belajar.

Kelebihan metode kerja kelompok antara lain:

1) Menanamkan kerjasama antar siswa

2) Membina sikap toleransi antar siswa

3) Menanamkan sikap tolong menolong antar siswa

4) Menanamkan sikap tanggung jawab, disiplin, dan rela berkorban

Kelemahan metode kerja kelompok anatara lain:

(45)

33 2) Terkadang terdapat anggota kelompok bersifat pasif yang

merugikan kinerja kelompok.

3) Terkadang timbul persaingan antar kelompok yang bersifat negatif

yang menimbulkan permusuhan.

4) Guru terlebih dahulu harus sudah membuat perencanaan yang

matang tentang kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan oleh

siswa.

e) Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

mendemokan atau memperlihatkan suatu proses. Metode ini, biasanya

cocok digunakan untuk mengajarkan suatu pembentukan suatu konsep

atau proses suatu percobaan dalam suatu materi yang diajarkan. Metode

demonstrasi dalam prakteknya memerlukan sejumlah alat peraga.

Kelebihan Metode demonstrasi antara lain:

1)Siswa akan terpusat perhatiannya terhadap kegiatan demonstrasi yang

dilakukan.

2)Suasana belajar tidak pasif, tetapi terjadi interaksi yang dinamis

anatara guru dengan siswa.

3)Siswa terangsang untuk berpikir kritis

4)Memberikan pengalaman yang bersifat praktis sehingga siswa lebih

mudah memahami suatu konsef.

5)Siswa lebih mudah mengambil kesimpulan

6)Siswa bisa langsung mendapat jawaban dari guru terhadap

pertanyaan-pertanyannya yang kemungkinan besar menjadi faktor penghambat

siswa memahami suatu materi.

Kelemahan metode demonstrasi antara lain:

(46)

34 2) Memerlukan alat peraga yang terkadang tidak mudah dijumpai atau

relatif mahal.

3) Terkadang terdapat sejumlah alat peraga yang tidak memungkinkan

untuk dibawa ke kelas.

4) Metode sulit digunakan apabila siswa sebelumnya tidak memahami

dasar teorinya.

f) Metode karyawisata

Metode karyawisata adalah metode mengajar dengan cara

melakukan kunjungan ketempat yang dianggap relevan dengan materi

yang akan diajarkan.

Kelebihan Metode karyawisata antara lain:

1)Siswa dilatih untuk teliti.

2)Siswa belajar cara-cara melakukan observasi.

3)Siswa diajarkan mengenal alam lingkuangan sekitarnya

4)Siswa dapat menagamati objek swcara langsung sesuai aslinya

5)Siswa dialtih untuk belajar mandiri dan melakukan eksplorasi

6)Siswa belajar dalam suasana yang santai dan menggembirakan

Kelemahan Metode karyawisata antara lain:

1)Waktu yang tersedia tidak mencukupi untuk semua kegiatan belajar

yang direncanakan.

2)Kesulitan mengatur waktu siswa agar tetap tertib selama kegiatan

karyawisata relatif lebih tinggi.

3)Biaya yang digunakan relatif besar.

(47)

35

7. Hasil Penelitian yang Relevan

Putri dkk, menjelaskan dalam penelitiannya yang berjudul “Perbedaan Sosisalisai Antara Siswa Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler

dalam Lingkungan Pergaulan Sekolah” menyimpulkan bahwa

Kemampuan kognitif yang dimiliki siswa akselerasi sebagai siswa yang

memiliki kemampuan diatas rata-rata memberikan pengaruh atau

kontribusi terhadap kemampuan sosialisasinya. Hal ini dibuktikan dengan

rata-rata skor sosialisasi yang diperoleh siswa akselerasi lebih tinggi

dibandingkan siswa regular.27

Lina Fatmawati, menjelasakan dalam penelitiannya yang berjudul

Implemenatasi Program Akselerasi Dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta” menyimpulkan

bahwaAgar tujuan pembelajaran itu tercapai dengan baik, tentunya bagi

seorang guru memilih metode pembelajaran PAI yang sesuai denagn

materi pembelajaran. Namun perlu diperhatikan tiap-tiap metode meiliki

kekurangan, sehingga seorang guru PAI yang baik harus mampu memilih

metode yang tepat dalam penyampaian materi. Dengan metode yang

bervariasi, maka pembelajaran akan semakin menarik. Metode yang

digunakan guru pada pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2

Yogyakarta adalah metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. 28

Respati dkk, menjelaskan dalam penelitiannya yang berjudul

“Gambaran Kecerdasan Emosional Siswa Berbakat di Kelas Akselerasi SMA di Jakarta” menyimpulkan bahwasiswa dengan IQ genius memiliki kecerdasan emosional rendah dengan persentase paling besar

dibandingkan kategori IQ lainnya.29

27

DiahSekarAyu Rena Putri,dkk, “PerbedaanSosialisasiAntaraSiswaKelasAkselerasidan

KelasRegulerDalamLingkunganPergaulan Di Sekolah, Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No.1,( Januari 2005), h. 39

28Lina Fatmawati, “Implementasi Progr

am Akselerasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pembangunan manusia,Vol. 7, No. 1, (27 April 2010), h. 84.

29

Winanti S. Respati, Wildan P. Arifin, Ernawati, Gambaran Kecerdasan Emosional Siswa

(48)

36 Anwar, menjelaskan dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Underchiever Pada Siswa Akselerasi” menyimpulkan bahwa faktor yang

menjadi penyebab underachiever pada siswa akselerasi berasal dari faktor

internal dan eksternal. Faktor internal meliputi motivasi subjek memasuki

kelas akselerasi bukan karena prestasi melainkan karena tujuan tertentu,

adanya self efficacy yang rendah pada diri subjek terutama pada pelajaran

matematika, kesulitan manajemen waktu, dan motivasi belajar yang

rendah. Sedangkan untuk faktor eksternal yang mempengaruhi

underachiever adalah karena adanya permasalahan yang terjadi dalam

keluarga, cara pengajaran yang monoton dan membosankan.30

30

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman wawancara..........................................................................
gambar, dan bukan angka. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah
Tabel 3.1 Kisi- Kisi Observasi
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
+7

Referensi

Dokumen terkait

mempunyai cabang di tengah pusat kota. Cakupan wilayah berada di pusat kota dan ibukota provinsi diuntungkan dan bisa bekerja secara optimal dalam menggalang dana ziswaf.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pelatihahan terhadap data menggunakan algoritma Backpropagation untuk menemukan pola yang terdapat pada data yang dapat digunakan

Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah normal di dalam otak, khususnya di bagian

yang didominasi oleh kelas pendek yang diduga dimanfaatkan spesies tersebut untuk memperoleh mangsa yang berada di tajuk dari permukaan tanah (terestrial) maupun dari

Tahapan pemetaan tutupan lahan Potensi simpanan karbon bawah tegakan dapat diperoleh dari beberapa data penyusun simpanan karbon gambut, diantaranya data luas lahan

Allah sebagai pencipta, pemilik dan pengatur segala harta, menjadikan bumi, laut, sungai, hutan, dan lain-lain merupakan amanah untuk manusia, bukan milik pribadi.Di samping

Dapat disimpulkan bahwa jumlah ALTB pada peternakan ayam pedaging di Desa Mengesta Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan di tempat minum ayam sebanyak 389,78

Pembahasan pengertian, jenis, dan kriteria pemilihan sumber belajar serta latihan penerapannya dalam kegiatan pembelajaran bahasa; berbagai cara pengaturan siswa,