• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi pendidikan agama islam di SMPN 4 kota Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi pendidikan agama islam di SMPN 4 kota Tangerang Selatan"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

1 Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

Siti Zukhaeriyah 106011000183

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

iii

ABSTRAK

Nama : Siti Zukhaeriyah Nim : 106011000183

Judul Skripsi : “Implementasi Pendidikan Agama Islam Di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan”

Dalam meningkatkan kualitas peserta didik yang religius sesuai dengan nilai-nilai etika Islam, pemberian pendidikan agama Islam sangat mutlak diperlukan demi terwujudnya peserta didik yang beriman, bertakwa, serta berakhlak mulia. Namun, untuk membentuk peserta didik yang beriman, bertakwa, serta berakhlak mulia, Dan hal ini dapat dicapai oleh sekolah meskipun hanya dengan alokasi 2 jam pelajaran perminggu, asalkan pelaksanakan PAI di sekolah dapat diupayakan oleh guru agama secara efektif dan efisiaen sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, selain itu, Pendidikan Agama Islam perlu dijadikan core pengembangan pendidikan di sekolah, yang dalam implementasinya diperlukan kerjasama yang harmonis dan interaktif di antara para warga sekolah dan para guru dan tenaga kependidikan yang ada didalamnya.

Walaupun pendidikan agama telah ditetapkan dalam Undang-Undang, namun, bukan jaminan diserapnya pelajaran agama, apabila sistim dan penyajiannya tidak sesuai dan tidak terdapat kondisi dan suasana yang membantu terlaksananya pendidikan agama di sekolah umum.

Setelah diteliti, ternyata SMPN 4 Kota Tangerang Selatan adalah salah satu sekolah umum yang mampu mengimplementasikan pendidikan agama Islam, salah satunya dengan cara menciptakan lingkungan sekolah bernuansa islami, yang diisi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Sehingga pelajaran agama yang telah diajarkan dapat direalisasikan oleh peserta didik. Penelitian mengenai implentasi pendidikan agama Islam ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu suatu metode yang tingkat pekerjaannya mencakup cara-cara menghimpun data, menyusun data, mengolah data dan menyajikan data agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas mengenai Implementasi Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan.

(3)

iv

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang maha pengasih dan penyayang, yang telah memberikan nikmat kepada hambanya. Berkat rahmat, taufik, dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya, dan semoga sampai kepada umatnya yang senantiasa mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.

Karya tulis yang berjudul “Implementasi Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan”, merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan agama Islam (S.Pd.I).

Dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, meskipun waktu, tenaga, dan biaya telah diupayakan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki demi terselesaikannya skripsi ini. Namun, kiranya penelitian yang tertuang dalam skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca umumnya.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Terbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(4)

v

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis

mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi kami semua.

5. Kepala SMPN 4 Kota Tangerang Selatan, yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di lembaga tersebut. Serta para guru yang telah banyak membantu penulis.

6. Pimpinan Perpustakaan Utama, Perpustakaan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil besar dalam hal penyediaan bahan pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

7. Orang Tua tercinta, Bpk Yusuf dan Ibu Enung dengan segala perhatian, bimbingan, dorongan dan cinta kasih sayangnya dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat menempuh jenjang pendidikan Dasar sampai Perguruan Tinggi dengan baik. Semoga segala jasa dan upaya yang telah diberikan menjadi amal shaleh dan diterima di sisi Allah SWT, amin.

8. Saudara-saudaraku tercinta, AA, Mba, Hatim, Fadhil, dan putri, terima kasih atas segala do’a dan semangatnya.

9. Sahabat terdekat Leni Widia yang selalu menghiasi hari-hari penulis

dengan kebersamaan, keceriaan dan kebahagiaan yang begitu besar. Semoga ukhuwah kita tetap terjaga dan dirahmati oleh Allah Swt.,

(5)

vi

berusaha dan berdo’a, penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Jakarta, 18 November 2010

(6)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAAHAN DOSEN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAAHAN PANITIA UJIAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian. ... 7

BAB II: KAJIAN TEORITIS ... ... 8

A. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 8

B. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 11

C. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 12

D. Ruang Lingkup Pendidikam Agama Islam ... 15

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 17

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

B. Metode Penelitian ... 17

C. Populasi dan Sampel ... 18

D. Teknik Pengumpulan Data ... 18

E. Teknik Pengolahan Data ... 19

F. Teknis Analisis Data ... 21

BAB IV: HASIL PENELITIAN ... 24

A. Sejarah Singkat SMPN 4 Kota Tangerang Selatan ... 24

B. Visi dan Misi ... 25

C. Struktur Organisasi ... 26

(7)

viii

di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan ... 42

BAB V: PENUTUP ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70 Daftar Pustaka

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan secara umum merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang (siswa) dalam usaha mendewasakan peserta didik, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta proses, perbuatan, dan cara-cara mendidik,1 sedangkan pendidikan agama didefinisikan sebagai usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu siswa agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.2

Pendidikan Islam dalam berbagai tingkatannya mempunyai kedudukan yang penting dalam sistem pendidikan nasional sesuai dengan undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sisdiknas, yaitu bahwa isi kurikulum kependidikan setiap jenis, jalur, jenjang pendidikan wajib memuat antara lain pendidikan agama. Dalam undang-undang ini posisi pendidikan agama Islam sebagai sub sistem pendidikan nasional menjadi semakin mantap. Pendidikan agama Islam pada sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi umum menjadi bagian integral dari pendidikan Nasional.3

1 Syamsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), h. 6

2 Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma Baru),

(Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), h. 39

(9)

Undang-Undang Sisdiknas telah memberikan keseimbangan antara iman, ilmu dengan amal shaleh, hal ini tergambar dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peseta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah berbeda dengan yang dilaksanakan di madrasah. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada alokasi waktu/jumlah jam pelajaran dan materi kurikulum bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan pada kedua lembaga pendidikan.

Adanya perbedaan pelaksanaan pendidikan agama Islam di kedua lembaga tersebut adalah wajar mengingat adanya perbedaan segi status dan kedudukan kedua lembaga pendidikan tersebut. Yaitu:5

a. Menurut Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989, sekolah umum adalah jenis lembaga pendidikan umum yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan keterampilan peserta didik, sedangkan madrasah adalah lembaga pendidikan jenis pendidikan keagamaan yang bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peran yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan

b.Kedudukan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum hanya merupakan salah satu program atau mata pelajaran yang kedudukannya sama dengan bidang mata pelajran lain, sedangkan bagi madrasah pendidikan agama Islam itu bukan hanya sebagai mata pelajaran tetapi juga merupakan ciri khas kelembagaan madrasah sebagai lembaga pendidikan agama Islam.

4 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-undang SISDIKNAS, (Jakarta : Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003), h.7

(10)

3

Oleh karena itu wajar apabila alokasi waktu Pendidikan Agama di madrasah lebih banyak dari pada alokasi waktu Pendidikan Agama Islam di sekolah umum. Karena Pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah umum bertujuan untuk cukup akan menjadi orang yang beragama yang taat atau orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. Dan hal ini dapat dicapai oleh sekolah meskipun hanya dengan alokasi 2 jam pelajaran perminggu, asalkan pelaksanakan PAI di sekolah dapat diupayakan oleh guru agama secara efektif dan efisiaen sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.6

Untuk mewujudkan suatu tujuan dalam pendidikan diperlukan suatu komponen yaitu kurikulum, kurikulum merupakan suatu komponen yang memiliki peranan penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. Oleh karena itu, fungsi dan peran kurikulum sangat penting dan setiap pengembangan kurikulum pada jenjang manapun harus didasarkan pada asas-asas tertentu.

Pendidikan agama pada lembaga-lembaga pendidikan umum bukan suatu yang harus dipersoalkan lagi di Negara Indonesia. Namun, yang menjadi masalah terpenting yaitu, menyangkut kurikulum dan metodologi. Sejumlah pemikir perlu terus mengembangkan agar materi kurikulum pendidikan agama senantiasa merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah secara keseluruhan, dan metode belajar-mengajar untuk pendidikan agama juga perlu terus dikembangkan agar agama dapat ditampilkan kepada anak-anak dalam wajah yang lebih menarik dan lebih relevan dengan kebutuhan hidup riil masyarakat. 7

Pemberian pendidikan agama di sekolah-sekolah umum walaupun sudah ditetapkan oleh GBHN, namun bukan jaminan diserapnya pelajaran-pelajaran

6 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, …, h. 80

(11)

agama, apabila sistem dan cara penyajiannya tidak sesuai dan tidak terdapat kondisi dan suasana yang membantu terlaksananya pendidikan agama.8

Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (terutama umat Islam), agar mampu menghadapi tantangan millennium ketiga secara professional adalah merekonstruksi sistem pendidikan yang lebih adaptik, fleksibel, dan sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik, yang diwarnai dengan nilai-nilai ruh Islami sebagai nilai kontrol yang ampuh bagi manusia dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya. Orientasi konstruksi tersebut menekankan pada upaya pengembangan dan pembinaan sensibilitas potensi siswa secara optimal. Dengan proses ini, diharapkan mampu menampilkan suatu sikap dan prilaku siswa yang ummatik-religius sesuai dengan nilai-nilai etika Islam.9

Kehadiran pendidikan umum bernuansa agama, atau pendidikan keagamaan yang mampu merespon tuntutan zaman, walaupun dijual dengan biaya pendidikan yang mahal akan menjadi ideal.10 Pendidikan agama tidaklah dapat dipisahkan dari kehidupan pendidikan di Indonesia, keterbukaan dan daya adaptabilitas sosial dituntut sama pentingnya baik pada pendidikan agama maupun pendidikan umum.11

Pendidikan agama telah diajarkan di sekolah-sekolah umum namun tidak semua masalah-masalah pendidikan di sekolah dapat diselesaikan sendiri oleh sekolah, semua ini sangat memerlukan bantuan keluarga atau orang tua siswa untuk melanjutkan proses pendidikan yang telah diperoleh dari sekolah.

Pengaruh timbal balik antara sekolah dan keluarga ini diwujudkan melalui kerjasama yang erat antara keduanya guna kepentingan pendidikan anak. Pendidikan anak dalam keluarga jauh berbeda dengan pendidikan bagi anak yang dilaksanakan di sekolah, pelaksanaan pendidikan agama di sekolah dilakukan secara formal. Oleh karena itu, agar anak dapat berhasil dididik di

8 Almsjah Ratu Perwiranegara, Pembinaan Pendidikan Agama, (Jakarta: Departemen Agama R.I, 1982), h. 60-61

9 Syamsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, …, h. 161

10 Muhammad Kholid Fathoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma

Baru), …, h. 155

(12)

5

sekolah diperlukan kerjasama yang baik dari pihak orang tua dan dari pihak sekolah. Adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan orang tua sangat menguntungkan perkembangan anak didik, karena segala kesulitan dan kekurangan dalam proses pendidikan di sekolah dapat segera diatasi bersama oleh pihak guru bekerjasama dengan pihak orang tua.12

Rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan Islam. Yang dimaksud keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga sesuai dengan syariat Islam. Dengan demikian, anak dapat tumbuh dan dibesarkan di dalam rumah yang dibangun dengan dasar ketakwaan kepada Allah, ketaatan kepada syariat Allah, dan keinginan menegakkan syariat Allah, dengan sangat mudah siswa dapat meniru kebiasaan orang tua dan akhirnya terbiasa untuk hidup islami.13

Berdasarkan pengalaman peneliti ternyata bukan hanya sekolah keagamaan saja yang dapat mengimplementasikan pendidikan Agama Islam dengan cara menciptakan suasana religius tetapi sekolah umum pun mampu menciptakan suasana religius dilingkungan sekolahnya, dimana para siswa dan siswi mempunyai sifat yang santun, salah satunya yaitu mengucapkan salam “assalamu’alaikum” ketika bertemu dengan guru. Dengan demikian terciptalah keakraban antara siswa dan guru.

Suasana religius lainnya adalah, ketika waktu shalat zuhur telah tiba kegiatan belajar-mengajar pun dihentikan dan seluruh siswa melaksanakan shalat zuhur berjama’ah dengan bimbingan guru, setelah selesai melaksanakan shalat zuhur berjama’ah, seluruh siswa kembali belajar di dalam kelas masing -masing.

Kemudian pada hari jum’at seluruh siswi yang beragama Islam diwajibkan untuk memakai kerudung, dan seluruh siswa dan siswi yang beragama Islam wajib mengikuti tadarus Al-Qur’an setiap hari jum’at sebelum proses belajar -mengajar dimulai, dilanjutkan dengan tausiah yang berhubungan dengan surat

12 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, …, h. 23-24

(13)

yang dibaca, tausiah ini disampaikan oleh guru atau siswa dibawah bimbingan guru agama Islam.

Bagi siswa yang beragama Islam wajib mengikuti shalat jum’at di sekolah, sedangkan bagi seluruh siswi wajib mengikuti kegiatan keputrian ketika shalat jum’at berlangsung.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk membahasnya dalam skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Pentingnya kemampuan dalam memanag waktu yang disediakan untuk pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

2. Pentingnya implementasi pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

3. Pentingnya partisipasi orang tua dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut: “Pentingnya implementasi pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan”.

D. Perumusan Masalah

(14)

7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah:

a. Menjelaskan bagaimana implementasi pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

b. Apa saja kendala yang dihadapi pihak SMPN 4 Kota Tangerang Selatan dalam mengembangkan pendidikan agama.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu: a. Secara teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah :

a) Dapat mengetahui cara penerapan pendidikan agama Islam di sekolah

b) Menambah kahazanah keilmuan khususnya untuk mengembangkan pendidikan agama di sekolah umum

b. Secara praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini adalah :

(15)

8

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Secara etimologi pendidikan berasal dari kata “didik” yang berarti “proses pengubahan tingkah laku seseorang atau dalam hal usaha mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan dan latihan”,1 istilah pendidikan ini berasal dari bahasa yunani yaitu “paedagogie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak, kemudian istilah ini diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan kata education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa arab istilah ini dikenal dengan dengan kata “tarbiyah” yang berarti mengasuh, mendidik dan memelihara.2

Adapun pengertian pendidikan menurut terminology banyak pakar ilmu yang mengemukakan antara lain:

1.H.M Arifin mengemukakan bahwa pendidikan adalah “usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 204

(16)

9

kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik didalam pendidikan formil maupun non formil”.3

2.Ramayulis mengatakan bahwa pendidikan adalah “segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaannya”.4 3.Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa “ Pendidikan

adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siswa menuju terbentuknya kepribadian yang utama”.5

4.Langeveld mengatakan bahwa mendidik adalah “mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa”. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja. Pendidikan hanya didapat dalam pergaulan yang sengaja antara orang dewasa dengan anak yang diarahkan kepada tujuan pendidikan.

5.S. A . Brahata, dkk memberikan pengertian pendidikan yaitu usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.6

Dari pengertian yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang dengan sengaja untuk menyiapkan anak didik menuju kedewasaan, berkecakapan utama dan kecerdasan berpikir melalui bimbingan dan latihan.

Mengenai pengertian Islam, berasal dari bahasa Arab aslama

3 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkungan Sekolah Dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 14

4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), cet Ke-1, h. 1

5 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al Ma’rif, 1986), Cet

Ke-6, h. 21

(17)

yuslimu, pada mulanya berasal dari kata salima yang berarti selamat, sentosa dan damai. Dari pengertian demikian secara harfiah Islam dapat dikatakan patuh, tunduk, berserah diri (kepada Allah) untuk mencapai keselamatan.7

Pengertian Islam dari segi kebahasaan itu mengacu pada misi Islam yaitu mengajak manusia hidup aman, damai dan selamat dunia akhirat dengan cara patuh dan tunduk kepada Allah melalui ibadah, sebagaimana dikemukakan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:





Atinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”(QS. Al-Dzariyat ayat 56)

Apabila kata pendidikan dan Islam digabungkan maka memberikan pengertian pendidikan Islam. Pendidikan Islam mempunyai dasar, metode dan batasan-batasan tertentu dalam teori pendidikan menurut konsep Islam dengan ciri khasnya. Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan Islam ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terrwujud dalam amal perbuatan sesuai dengan petunjuk ajaran Islam.

Menurut Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, mengartikan Pendidikan Agama Islam yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.8

Menurut Drs. Burlian Somad Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang

7 Maulana Muhammad Ali, Islamologi (Dinul Islam), (terj.), R. Kaelan dan H.M. Bachrun, (Jakarta: PT Ikhtisar Baru – Van Hoeve, 1980), h. 63

(18)

11

bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya adalah mewujudkan tujuan itu, yaitu ajaran Allah.9

Sedangkan pendidikan agama Islam menurut Zakiyah Darajat adalah “pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik, agar nanti setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam, yang telah diyakini secara menyeluruh serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam itu suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup di dunia dan akhirat kelak.10

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Secara sederhana, tujuan mengandung pengertian arah atau maksud yang hendak dicapai lewat upaya atau aktivitas. Dengan adanya tujuan, semua aktivitas dan gerak manusia menjadi terarah dan bermakna..11

Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.12

Sedangkan menurut Abdul Majid tujuan dari pendidikan agama Islam sendiri di sekolah adalah “menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa

9 Burlian Somad, Beberapa Persoalan Dalam Pendidikan Islam, (Bandung: AL-Ma’arif, 1981), h. 21

10 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet Ke-2, h. 86 11 Samsul Nizar, Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001),h. 105

(19)

dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan agama yang lebih tinggi”.13

Tujuan sejati pendidikan agama Islam adalah “menghasilkan orang-orang yang beriman dan juga berpengetahuan, yang satu sama lain saling menopang”.14

Tujuan pendidikan agama Islam dalam kurikulum SLTP adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.15

Tujun pendidikan agama Islam di sekolah lanjutan memberi bekal agama Islam lebih lanjut dalam kehidupan. Pendidikan agama Islam diberikan secara mendalam, disamping itu diberikan pula nilai-nilai agama dalam hubungan manusia dengan alam, serta mulai diberikan dalil Al-Qur’an dan hadits. Perlu pula diperluas pengetahuan tentang hubungan agama dengan ilmu pengetahuan dengan kepentingan masyarakat.16

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia kata fungsi berarti:

Peranan, pekerjaan yang dilakukan. Pendidikan agama sangat diharapkan berperan langsung dalam upaya pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional, karena tanpa melalui pendidikan agama keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tidak mungkin dapat diwujudkan, karena itu pendidikan

13 Abdul Majid S. Ag, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), Cet Ke-2, h. 135

14 Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf, Krisis Dalam Pendidikan Islam, Terj. Drs. Fadhlan Mudhafir, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2000), cet Ke-1, h. 49

15 Abdul Majid Dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), Cet Ke- 1, h. 135

(20)

13

agama termasuk pendidikan Agama Islam mempunyai peran dan kedudukan yang penting dalam Sistem Pendidikan Nasional.17

Sedangkan fungsi pendidikan agama Islam pada sekolah menengah mempunyai peranan sebagai berikut:18

a. Pengembangan

Pengembangan merupakan peningkatan kadar keimanan dan ketakwaan siswa kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan dalam lingkungan kelurga sehingga nilai keimanan dan ketakwaan terus berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

b.Penanaman nilai

Sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat..

c. Penyesuaian mental

Untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d.Perbaikan

Perbaikan adalah usaha-usaha yang dilaksanakan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan siswa dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

e.Pencegahan

Pencegahan merupakan upaya menangkal hal-hal negatif yang datang dari lingkungan atau budaya asing yang dapat mebahayakan dirinya dan dapat menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran

Pengajaran merupakan usaha menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar.

17 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan,…, h. 75

(21)

g.Penyaluran

Penyaluran yaitu memberikan kesempatan kepada anak-anak yang memiliki bakat dan kemampuan khusus dalam bidang agama untuk menyalurkan agar bakat tersebut terus berkembang secara optimal, dan akan bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain, di sekolah, khususnya guru pendidikan agama Islam berperan menyalurkan bakat yang telah dimiliki agar terus berkembang.19

Dengan demikian pendidikan agama Islam memiliki fungsi sangat signifikan pada penerapan proses pembelajaran. Pendidikan agama Islam dapat membentuk karakter pribadi siswa kearah yang lebih baik. Pendidikan agama adalah salah satu unsur wajibnya harus di sampaikan kepada siswa sesuai dengan keyakinan agama masing-masing. Pendidikan agama yang layak di kembangkan adalah pengajaran agama kontekstual. Nilai agama dapat dikembangkan melalui pendekatan kultural tanpa harus melakukan doktrin dan dogmatisme agama.

Proses pembelajaran pendidikan agama secara kontekstual mengharuskan guru mampu menginterpretasikan teks agama sesuai dengan perkembangan zaman. Model pembelajaran ini dapat disebut pembelajaran agama substantif.

Agama tidak harus diterjemahkan secara formal legalistik. Tetapi bagaimana agama dalam proses pengajaran mampu mempengaruhi kepribadian siswa sehingga terbentuk etika personalitas.

Simbolisme agama harus dieliminasi secara proporsional. Disinilah pendidikan agama kepada siswa memainkan peranan utama. Pendidikan agama dapat dikatakan berhasil apabila anak didik dapat mengenal nilai-nilai humanisme, keadilan, toleransi, penghormatan terhadap orang lain, sehingga semua nilai kebijakan itu dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

(22)

15

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Adapun ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara:

1. Hubungan manusia dengan Allah SWT 2. Hubungan manusia dengan sesama manusia 3. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

4. Hubungan dengan makhluk lain dan lingkungannya.20

Ruang lingkup materi pendidikan agama Islam mencakup lima unsur pokok yaitu: Al-Qur’an, keimanan (akidah), akhlak, fiqih, bimbingan ibadah, dan tarikh Islam.21

Dilihat dari sistematika ajaran Islam, maka unsur-unsur pokok itu memiliki kaitan yang erat, sebagaimana dapat dilihat pada skema berikut ini. Sistematika ajaran Islam.22

ISLAM

20Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP),

PERMENDIKNAS No. 22 Tahun 2006, h.2

21 Nurhayati Djamas, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2009), h. 139

22 Muhaimin, et.al, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 79

Al-Qur’an & Sunnah/Hadits

Sistematika Kehidupan Ibadah 1. Politik

Syariah 2. Ekonomi Muamalah 3. Sosial 4. Pendidikan Akidah 5. Kekeluargaan 6. Kebudayaan/Seni Akhlak 7. Iptek

8. Orkes

(23)

Dari sistematika tersebut, dapat dijelaskan mengenai kedudukan dan kaitan yang erat antara unsur-unsur pokok materi PAI.

Al-Qur’an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti merupakan sumber akidah, syariah, ibadah, muamalah, dan akhlak sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Akidah merupakan akar atau pokok agama. Ibadah, Muamalah, dan Akhlak bertitik tolak dari akidah, dalam arti sebagai manifestasi dan konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syariah merupakan sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan sesama manusia, dan dengan makhluk lainnya. Dalam hubungannya dengan Allah diatur dalam ibadah dalam arti Khas, dan dengan hubungannya dengan sesama manusia dengan yang lainnya diatur dalam muamalah dalam arti luas. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengsn Allah dan hubungan manusia dengan manusia dan lainnya (muamalah) itu menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupan (politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaaan/seni, iptek, orkes, dan lain-lain) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh. Sedangkan tarikh Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh akidah.23

(24)

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah SMPN 4 Kota Tangerang Selatan yang beralamat Jl. Pamulang Permai Barat II, Kecamatan Pamulang, Propinsi Banten, Adapun pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 4 bulan, mulai tanggal 1 maret 2010 sampai dengan juni 2010.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu suatu metode yang tingkat pekerjaannya mencakup cara-cara menghimpun data, menyusun data, mengolah data dan menyajikan data agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas mengenai Implementasi Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan.1

(25)

C.Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti yang menjadi sumber data dan mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini meliputi populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target adalah seluruh siswa-siswi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 799 siswa, sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas II yang berjumlah 256 siswa.

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah dari seluruh populasi terjangkau, adapun pengambilan sampel ini menggunakan teknik random karena jumlah subjek lebih dari seratus, maka, diambil sampel sebanyak 20 %, yang dibulatkan menjadi 50, yaitu 25 siswa dan 25 siswi.

D. Teknik Pengumpulan Data

1.Obsevasi

Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung yakni teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan yang khusus diadakan.3 Selain itu observasi juga dilengkapi dengan format atau blanko sebagai instrument. Format yang disusun berisi tentang item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.4

2.Wawancara/Interviu

Teknik wawancara digunakan untuk menggali data tentang implementasi pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan. Adapun yang diwawancarai adalah guru agama Islam yang menjadi penanggung jawab pelaksanaan IMTAQ di sekolah.

3.Studi Dokumentasi

(26)

19

Yaitu merupakan pengkajian data-data dengan memanfaatkan dokumen-dokrmen tertulis, gambar, foto atau benda-benda lain yang berkaitan dengan implementasi pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan.

4.Kuisioner atau yang biasa disebut angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator dari variabel penelitian yang harus dijawab oleh responden.

Dengan demikian, dapat diketahui keberhasilan dan kegagalan aplikasi pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan.

Adapun jumlah angket yang disebarkan sebanyak 50, dan sampel yang diambil sebanyak 50, yaitu 25 siswa dan 25 siswi, dengan pertanyaan sebanyak 44 pertanyaan, yang terdiri dari pertanyaan umum (untuk siswa dan siswi), pertanyaan khusus untuk siswa, dan pertanyaan khusus untuk siswi. Untuk petanyaan umum jumlah responden sebanyak 50, dan jumlah responden untuk petanyaan khusus, yaitu untuk siswa dan siswi, masing-masing sebanyak 25.

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah data selesai dikumpulkan dan lengkap, tahap berikutnya adalah tahap pengolahan data yaitu:

1. Editing

Editing, yaitu memeriksa daftar pertanyaan ang telah diserahkan oleh para responden. Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan. Adapun katagori pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah diserahkan adalah:

a. Kelengkapan jawaban, yakni apakah tiap pertanyaan dalam daftar pertanyaan sudah ada jawabannya.

(27)

2. Coding

Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden kedalam kategori-kategori. Klasifikasi dilakukan dengan cara member tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Ada dua langkah dalam melakukan coding, yaitu:

a. Menentukan kategori-kategori yang akan digunakan

b. Mengalokasikan jawaban-jawaban responden pada kategori-kategori tersebut.5

3. Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel jawaban yang sudah diberi kode kategori jawaban, kemudian dimasukkan kedalam tabel setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan rumus prosentase. Dengan demikian dapat tergambar dengan jelas tingkat jawaban alternatif yang terbanyak, sedang dan rendah. Setelah itu peneliti dapat mengambil kesimpulan objektif dari penelitian yang telah dilakukan.6

Prosentase artinya setiap data (setiap alternative jawaban) diprosentasekan setelah ditabulasi dalam jumlah frekuensi jawaban responden. Pedoman yang peneliti gunakan dalam mencari prosentase setiap data adalah:

P = F / N X 100%

Keterangan : P = Angka persentase

F = Frekuensi jawaban responden

N = jumlah frekuensi (banyaknya responden

5 Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), Cet. Ke-2, h.44

(28)

21

F. Teknik Analisis Data

Setelah data diolah menjadi tabel-tabel frekuensi dengan rumus prosentase, kemudian peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan kategori sebagai berikut:

100 % = seluruhnya

90-99 % = hampir seluruhnya 60-89 % = sebagian besar

51-59 % = lebih dari setengahnya 50 % = setengahnya

40-49 % = hampir setengahnya 10-39 % = sebagian kecil 1-9 % = sedikit sekali 0 % = tidak sama sekali

Setelah diketahui besaran masing-masing kategori jawaban, kemudian peneliti memberi interpretasi kondisi yang ada pada responden di setiap pertanyaan yang tersedia dalam angket.7

Adapun indikator dan kisi-kisi instrument sebagai berikut: Tabel.1

Variabel Dimensi Indikator Butir

Soal

Implementasi Pendidikan Agama Islam

Greeting

 Pembiasaan memberi salam

 Memberi tauladan dengan mengucapkan salam kepada siswa

 Guru memberi nasihat kepada siswa agar memberi salam ketika bertemu

1,2 3 4

Shalat Zuhur

 Pelaksanaan shalat zuhur berjama’ah

 Sanksi bagi siswa yang tidak melaksanakan shalat zuhur berjama’ah

 Pembiasaan melaksanakan shalat zuhur berjama’ah

 Memberi tauladan dengan mengikuti shalat zuhur berjama’ah bersama siswa

5 6 7 8

7 Firda Aulia, “Pelaksanaan Pendidikan Agama Model Sekolah Islam Terpadu Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Hikmah Pamulang “. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:

(29)

 Guru melakukan pengawasan pada saat shalat

zuhur 9

Shalat Dhuha

 Pelaksanaan shalat dhuha di sekolah

 Reward bagi siswa yang rajin melaksanakan shalat dhuha

 Pembiasaan shalat dhuha di sekolah

 Guru memberi tauladan dengan melaksanakan shalat huha

 Guru memberi nasehat kepada siswa agar melaksanakan shalat dhuha

10 11 12 13 14 Shalat Jum’at

 Pelaksanaan shalat jum’at di sekolah

 Sanksi bagi siswa yang tidak melaksanakan shalat jum’at

 Pelaksanaan shalat jum’at dengan benar

 Guru memberi tauladan dengan cara melaksanakan shalat jum’at di sekolah

 Guru memberi nasehat kepada siswa agar melaksanakan shalat jum’at

15 16 17 18 19 Amal Jum’at

 Pelaksanaan amal jum’at di sekolah

 Sanksi bagi siswa yang tidak memberikan amal

 Pelaksanaan amal jum’at dapat menumbuhkan kepedulian untuk berbagi dengan yang lain

 Guru memberi nasehat kepada siswa agar beramal 20 21 22 23 Tadarus Al-Qur’an

 Pelaksanaan tadarus Al-Qur’an setiap hari jum’at

 Sanksi bagi siswa yang tidak mengikuti tadarus Al-Qur’an

 Kegiatan tadarus Al-Qur’an membuat siswa dapat membaca Al-Qur’an dan senang membacanya

 Guru memberikan tauladan dengan mengikuti kegiatan tadarus Al-Qur’an

 Guru mengawasi pelaksanaan kegiatan tadarus Al-Qur’an

24 25 26 27 28 Ta’lim

 Pelaksanaan kegiatan ta’lim

 Pelaksanaan kegiatan ta’lim menambah pengetahuan siswa

 Materi ta’lim relevan dengan kehidupan siswa 29 30 31 PHBI

 Pelaksanaan kegiatan PHBI di sekolah

 Pelaksanaan kegiatan PHBI dapat menambah pengetahuan siswa tentang sejarah umat Islam

(30)

23

 Guru mengikuti kegiatan PHBI

 Guru memberi nasehat kepada siswa agar mengikuti kegiatan PHBI

34 35 Pesantren

Kilat

 Pelaksanaan kegiatan pesantren kilat di sekolah

 Guru memberi nasehat kepada siswa agar mengikuti kegiatan pesantren kilat

36

37 ZIS

 Pelaksanaan kegiatan ZIS

 Guru memberi nasehat kepada siswa agar mengikuti kegiatan ZIS

38 39

Keputrian

 Pelaksanaan kegiatan keputrian

 Sanksi bagi siswi yang tidak mengikuti kegiatan keputrian

 Kegiatan keputrian menjadikan siswi memiliki pribadi pribadi yang berakhlak mulia

 Guru memberi nasihat kepada siswi agar mengikuti kegiatan keputrian

 Guru mengawasi kegiatan keputrian

40 41 42

(31)

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.Sejarah Sekolah SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

SMPN 4 Kota Tangerang Selatan semula bernama SMPN 1 Pamulang, dikarenakan pemekaran wilayah, sesuai peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 10 Tahun 2009, maka, sejak Mei 2009 SMPN 1 Pamulang berubah nama menjadi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan. Sedangkan SMPN 1 kota Tangerang Selatan berada di Serpong yang semula bernama SMPN 1 Serpong, dan SMPN 1 Ciputat yang berada di Cirendeu menjadi SMPN 2 Kota Tangerang Selatan, dan SMPN 2 Ciputat berubah menjadi SMPN 3 Kota Tangerang Selatan.

SMPN 4 Kota Tangerang Selatan didirikan dan dimulai kegiatan belajar mengajar sejak tahun 1984. beralamat dijalan Pamulang Permai Barat II, Kabupaten Tangerang Propinsi Banaten. Berdiri diatas tanah dengan status hak milik 5872 M2. Selama berdiri, SMPN 4 sudah mengalami tujuh kali pergantian kepala sekolah yaitu:

1. Drs. Wanhar S. (1983-1985) 2. H. Amin Nurdin (1985-1987)

3. Hj. Titi Rochayati, S. Pd (1988-1995)

4. Drs. H. Pandi Sopandi, MM (1995-1998)

(32)

25

6. Drs. H.U.R. Wahyudin, MM, M.Pd (2002-2008)

Saat ini SMPN 4 dipimpin oleh seorang yang berpengalaman dan sangat peduli terhadap kualitas kegiatan belajar mengajar, pembinaan akhlak siswa, kualitas pembelajaran dan mutu lulusannya. Beliau adalah Hj. Rita Juwita, M.Pd yang dilantik oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten. Beliau dibantu oleh wakil dan staf yang berkompeten di bidangnya. SMPN 4 kerap menuai sukses didalam perkembangannya. Proses pembelajarannya dilaksanakan oleh guru-guru yang berpengalaman di bidang masing-masing. Salah satu faktor penentu kesuksesan kegiatan belajar mengajar adalahkelengkapan fasilitas da dukungan. Lengkapnya fasilitas suatu sekolah akan mempercepatproses pencapaian visi dan misi sekolah, untuk itu SMPN 4 Kota Tangerang Selatan mencoba melengkapi diri dengan menambah fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar baik dalam bentuk bangunan maupun kebutuhan kecil yang tanpa disadari merupakan hal yang penting.

SMPN 4 Kota Tangerang Selatan memiliki 32 ruang kelas, 2 ruang laboratorium komputer, 1 ruang Laboratorium IPA, 1 ruang Audio Visual, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang wakil kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang data, 1 ruang guru, 1 buah Mushalla dan beberapa WC guru dan siswa serta sebuah ruang serba guna.

SMPN 4 mempunyai sejarah panjang sejak tahun 1984, sepanjang masa itulah warga SMPN 4 ini berpegang pada visi dan mempertahankan misi yang telah dibuatnya.

(33)

Semua kegiatan itu mempunyai tujuan yang mengarah pada visi dan misi SMPN 4 Kota Tngerang Selatan.1

B.Filosofi Sekolah

Program sekolah selalu dibuat dengan memperhatikan kebutuhan setiap siswa dan memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan percaya diri, disiplin, kemandirian, menghormati orang lain, dan mampu hidup dan bekerja sama dengan orang lain. Sekolah yakin bahwa setiap anak dapat dan selalu dalam proses belajar dalam kehidupannya serta memiliki hak untuk belajar.

Membaca merupakan hal yang sangat penting, oleh sebab itu kegiatan ini harus merupakan bagian dari kegiatan sekolah untuk memicu siswa agar mereka menjadi ” life long learner” (pembelajar seumur hidup). Siswa harus menguasai teknologi, program sekolah mengintegrasikan kegiatan ini dengan pelajaran lainnya.

Program sekolah harus dapat memberi siswanya berbagai skill, kreativitas, tantangan, fleksibilitas, pengembangan diri, dan memberi dorongan agar siswa selalu menjadai seorang” life long learner”.

Untuk mendukung semua program, sekolah harus aman, supportif, caring’, bersih, sehat, dan teratur. Program sekolah memberi kesempatan kepada siswanya untuk mengembangkan potensinya agar mereka produktif dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Sekolah percaya bahwa segala program yang dibuat tidak akan berhasil tanpa dukungan dari semua staf, guru, dan orang tua murid. Oleh sebab itu, semua pihak bertanggung jawab untuk ikut melancarkan segala program yang ada.

Secara organisasi, temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa RSBI SMPN 4 Kota Tangerang Selatan sudah dapat dikatakan sebagai sebuah sekolah unggul yang tercermin pada (1) visi dan misi sekolah, (2) selalu

(34)

27

berupaya untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif, dan (3) mengutamakan kegiatan belajar mengajar yang menarik.

C. Visi dan Misi Sekolah

Visi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan adalah ”Menjadi Sekolah yang Unggul dalam Proses Pembelajaran, Prestasi dan Kelembagaan, Berwawasan global, berdasarkan iman dan taqwa”.

Sedangakan Misi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan, adalah:

a. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, bertaraf Internasional, dan relevan dengan tuntutan masyarakat global;

b.Menyediakan sarana prasarana dan fasilitas pembelajaran bertaraf Internasional;

c. Mewujudkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dalam bidang akademik dan non akademik baik di tingkat nasional maupun internasional, berbudi pekerti luhur dengan dilandasi iman dan taqwa; d.Mewujudkan sistem manajemen berbasis ICT, transparan, akuntabel,

partisipatif dan efektif;

e. Melakukan pembinaan SDM yang mampu mengelola proses pembelajaran dan manajemen pendidikan berwawasan global.2

D. Organisasi RSBI SMPN 4 Tangerang Selatan

1. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi sekolah dibentuk untuk mengatur kerjasama dalam suatu kelompok, termasuk hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya masing-masing, sehingga tersusun suatu pola kegiatan guna mencapai tujuan. Dengan struktur organisasi tersebut, beban tanggung jawab akan terbagi secara merata sesuai dengan kemampuan, fungsi, dan wewenang yang telah ditentukan. Adapun struktur organisasi RSBI SMPN 4 Kota Tangerang Selatan dapat dilihat pada gambar 1. 3

2Sumber Dokumentasi SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

(35)
[image:35.595.36.572.142.550.2]

Gambar 1. Struktur Organisasi RSBI SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

E. Sumber Daya Manusia

Guru adalah salah satu komponen yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar yang berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang handal. Oleh karena itu, diperlukan komposisi yang seimbang antara jumlah siswa dengan jumlah guru dan karyawan. Berikut ini disajikan data perkembangan guru dan staf administrasi RSBI SPMN 4 Kota Tangerang Selatan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 9, berikut:

PKS Bidang Kurikulum 1. Pengelola KTSP dan Proses Pembelajaran 2. Peningkatan Prestasi Akademik 3. Pengelola Data

Akademis

PKS Bidang Pening- katan Mutu SDM

1. Dewan Guru

2. Pengelola RT Sekolah 3. Pengelola Sarana 4. Pengelola Perpustakaan 5. Pengelola Lab

IPA-Biologi

6. Pengelola Lab IPA-Fisika

7. Pengelola Kebersihan 8. Pengelola Lab.

Multimedia

9. Pengelola Lab. Bahasa 10. Pengelola Studio Musik

PKS Bidang Keuangan dan Humas

1. Bendahara Rutin 2. Penerima SPP 3. Penanganan Keluhan

Pelanggan

Dan Ketidaksesuaian Pelayanan

PKS Bidang Mutu 1. GKM Matematika 2. GKM Bhs Indonesia 3. GKM Bhs Inggris 4. GKM IPA 5. GKM IPS 6. GKM Penjaskes 7. GKM Agama 8. GKM PKN 9. GKM TIK 10. GKM Seni Budaya 11. GKM Mulok 12. GKM BK 13. GKM Ekskul 14. GKM TU 15. GKM OB 16. GKM Satpam 17. Internal Audit 18. GKM PKS Kur. 19. GKM PKS Kesis. 20. GKM PKS SDM 21. GKM Humas &

Keu PKS Bidang

Kesiswaan 1.Pembina OSIS 2.Pembina Ekstra

Kurikuler

Bid. Pengembangan Budi Pekerti & Bela

Negara

3.Pembina Ekskul Bid. OR

dan Kesehatan 4.Pembina Ekskul Bid.

Kesenian

5.Pembina Ekskul Bid. IMTAK

6.Pembina KIR 7.Koordinator BK

Komite Sekolah Kepala Sekolah

(36)
[image:36.595.107.506.114.576.2]

29

Tabel 2. Data Pekembangan Guru dan Staf Administrasi

Tahun Ajaran Guru Administrasi

2004-2005 64 8

2005-2006 51 8

2006-2007 58 8

2007-2008 72 9

2009-2010 68 9

Bidang: PKS Sumber Daya Manusia

Karyawan RSBI SPMN 4 Kota Tangerang Selatan dari tahun ke tahun semakin bertambah dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Karyawan Administrasi dengan pendidikan SMA sebanyak 6 orang, D2 sebanyak 2 orang, D3 sebanyak 1 orang, S-1 sebanyak 1 orang, dan Tenaga pembantu pelaksana sebanyak 11 orang. Sedangkan Tenaga Guru dengan pendidikan S-2 sebanyak 4 orang , dan S-1 sebanyak 55, dan D-3 sebanyak 8 orang. 4

F. Implementasi Pendidikan Agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang

Selatan

1. Implementasi Pendidikan Agama Islam dalam KTSP

Menurut Kunandar implementasi adalah “suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu kebijakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap”.5

Leithwood mengartikan Implementasi sebagai proses. Sedangkan menurut Miller dan Seller implementasi didefinisikan dengan proses perubahan perilaku, suatu upaya memperbaiki pencapaian harapan-harapan yang dituangkan dalam kurikulum disain, terjadi secara bertahap, terus menerus, dan jika ada hambatan dapat ditanggulangi. Sedangkan Saylor dan Alexander mengemukakan implementasi sebagai

4Bidang: PKS Sumber Daya Manusia

(37)

proses pengajaran. Mereka mengemukakan bahwa biasanya pengajaran adalah implementasi kurikulum disain, yang mencakup aktivitas pengajaran dalam bentuk interaksi antara guru dan siswa di bawah naungan sekolah.6Sementara itu, implementasi Pendidikan Agama Islam adalah “suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum dalan suatu aktivitas pembelajaran pendidikan agama Islam sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Dalam hal ini implementasi pendidikan agama Islam atau penerapan konsep dalam suatu aktivitas pembelajaran pendidikan agama Islam dalam KTSP dapat kita lihat pada aspek-aspek sebagai berikut:

1.Dari segi tujuan: lebih menitik beratkan pada pencapaian target kompetensi, yaitu penguasaan pengetahuan agama Islam dengan memperhatiakan bagaimana potensi ruhani agar dapat memaksimalkan kompetensi religiusnya

2.Dari isi: PAI menitik beratkan kompetensi yang dirinci menjadi sasaran belajar secara tematik.

a. Menguraikan kompetensi yang membentuk peserta didik sebagai muslim yang mampu mengaktualisasikan nilai-nilai PAI di dalam kehidupan pribadi dan masyarakatnya sehingga kompetensi tersebut menjadi perilaku yang dapat dipahami

b.Materi disusun secara sistematis berdasarkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa, sehingga terhindar dari pengulangan materi atau tumpang tindih

c. Dari fungsi, transmisi (penerusan) nilai-nilai agama Islam kedalam bentuk kompetensi

3.Dari segi kedudukan guru: guru sebagai fasilitator dan memanfaatkan banyak sumber belajar dan mengadakan kerjasama yang terpadu dengan lingkungan di sekitarnya.

(38)

31

4.Dari segi kedudukan siswa: siswa sebagai subjek, berperan aktif menggali potensi ruhaninya sendiri untuk lebih menyadari fungsi dan kedudukannya sebagai muslim

5.Dari segi penilaian (evaluasi): menilai secara komprehensif, tidak hanya pada satu aspek saja dari suatu materi, tetapi juga dengan materi-materi yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan religiusnya dan hasil penilaian dapat bermanfaat untuk melihat potensi ruhani siswa agar dapat mengembangkan kecakapan hidupnya sebagai seorang muslim yang baik.

6.Dari segi partisifasi masyarakat: masyarakat aktif bersama sekolah mengembangkan program-program PAI. Langkah-langkah kerjasama yang terpadu dan memberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk sekolah.7

2. Kurikulum PAI SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya kurikulum, proses belajar mengajar menjadi tidak terarah dan otomatis apa yang menjadi tujuan dari proses belajar mengajar tidak tercapai secara maksimal, dan akan menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak diharapkan baik oleh orang tua, masyarakat, agama dan negara.

Kurikulum dapat dipandang sebagai strategi untuk mencapai tujuan pendidikan, karena kurikulum yang berisi program pendidikan secara teknis merupakan pedoman kegiatan proses belajar mengajar. Dengan demikian, kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kegiatan intrakurikuler di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan terdiri dari mata pelajaran umum dan agama, untuk mata pelajaran agama Islam SMPN 4 Kota Tangerang Selatan mengacu pada kurikulum Departemen Agama. Jadi, mata pelajaran agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan terdiri dari Al-Qur’an, keimanan (akidah), akhlak, fiqih, dan tarikh

(39)

Islam. Yang tergabung menjadi satu pelajaran yaitu pendidikan agama Islam. Berikut contoh kurikulum pendidikan agama Islam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan:

1.Al-Qur’an

Mata pelajaran Al-Qur’an menekan kemampuan dalam membaca Al -Qur’an, pemahaman surat-surat pendek, dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tujuannya yaitu:

a. Meningkatkan kecintaan siswa terhadap Al-Qur’an dan Hadits

b. Membekali siswa dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan

c. Meningkatkan kekhusyuan siswa dalam beribadah terlebih shalat, dengan menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan dalam surat-surat pendek yang mereka baca.8

2.Akidah – Akhlak

Mata pelajaran Akidah – Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuj dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak Al- karimah sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu, masyarakat dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dan era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan negara Indonesia. Adapun tujuan mata prlajaran Akidah – akhlak adalah:

a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah AWT.

(40)

33

b.Mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran-ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.

3.Fikih

Pemberian fikih diarahkan untuk menghantarkan peserta didik dapat memehami pokok-pokok hukum Islam dan tatacara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam.

Adapun tujuan mata pelajaran fikih yaitu:

a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesamanya.

b.Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggumg jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.9

4.Sejarah Kebudayaan Islam

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didikuntuk mengenal, memahami, menghayati, sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bertujuan untuk:

a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

(41)

b.Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan.

c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

d.Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.

e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.10

Adapun standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agama Islam berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa dalam menempuh pendidikan agama Islam di SMP.

Kemampuan ini berorientasi pada prilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kemampuan yang tercantun dalam komponen dari kompetensi dasar yang harus dicapai yaitu:

1.Menjelaskan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari cara membaca membaca “Al” Syamsiah dan “Al” Qomariyah sampai pada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf.

2.Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun iman, mulai dari iman kepada Allah sampai iman kepada Qadha dan Qadar serta Asmaul Husna.

3.Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah.

(42)

35

4.Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jama’ah baik shalat wajib maupun shalat sunat.

5.Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad dan para sahabat serta menceritakan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di nusantara.

3.Strategi Belajar Mengajar

Berbicara tentang kurikulum, maka berkaitan pula dengan strategi belajar mengajar. Salah satu wawasan yang perlu dimiliki oleh seorang guru adalah strategi belajar mengajar, stategi belajar mengajar dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan siswa dalam mewujudkan proses belajar mengajar. Sedangkan proses belajar mengajar merupakaran rangkaian kegiatan guru dan siswa mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program pembelajaran. Kegiatan tersebut juga melibatkan sejumlah komponen pendidikan, yaitu: siswa, guru, metode, bahan, media dan evaluasi. Proses belajar mengajar yang baik dan terarah, harus memperhatikan bagaimana strategi belajar mengajar dilaksanakan. Karena, pemahaman terhadap proses belajar mengajar sangat menunjang pelaksanaan tugas guru baik di sekolah maupun di luar sekolah. Semakin mantap pemahaman tentang proses belajar mengajar semakin mantap pula guru dalam menyusun strategi belajar mengajar.

(43)









Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Umumnya, proses pembelajaran di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan seluruh aktivitas mengacu pada nilai-nilai Islam. Dan seluruh pendidik di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan senantiasa mendidik para siswa agar selalu mengingat Rabbnya dalam keadaan apapun.

Menjadi seorang guru sesungguhnya bukan suatu hal yang mudah, karena ia harus berhadapan dengan murid dengan karakteristik yang berbeda. Menjadi seorang guru berarti harus menjadi seorang yang kreatif, cerdas dan berwibawa. Guru harus kreatif, agar belajar tidak membosankan, guru harus cerdas mengubah kondisi emosionalnya dengan pribadi muridnya, dan guru harus berwibawa, dalam arti akrab terhadap siswa tetapi tetap dihormati.

[image:43.595.110.516.112.610.2]
(44)

37

Karena, belajar agama yang sesungguhnya adalah mendidik siswa agar tertarik mengamalkan ajaran Islam tanpa ada keterpaksaan.

Muatan yang di tekankan oleh SMPN 4 Kota Tangerang Selatan adalah prilaku akhlak yang tervisualisasi dalam keseharian mereka.

4. Kegiatan Keagamaan di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan

Selain mempunyai kurikulum inti, SMPN 4 Kota Tangerang Selatan juga mempunyai kebijakan dalam mengimplementasikan pendidikan agama Islam, melaui kegiatan keagamaan di Sekolah. Dalam pelaksanaan pendidikan keagamaan di sekolah, yang paling berperan adalah guru agama Islam, peran guru agama dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak hanya sebagai teladan. Tetapi, guru agama Islam harus mempunyai pengetahuan agama yang luas, agar dapat memberikan pemahaman yang dalam tentang ajaran Islam. Pelaksanaan kegiatan keagamaan di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan mengacu pada 4 pendekatan yaitu:

1. Peneladanan

Pengaruh yang paling cepat melekat pada diri anak adalah pengaruh yang langsung didengar ataupun dilihat olehnya. Keteladanan yang ditimbulkan oleh pendidik akan menimbulkan kesan yang baik dimata anak didik, dan mereka akan mencontoh segala tingkah laku yang dilakukan pendidik. Cara ini cukup cepat untuk mengarahkan anak didik untuk berprilaku lebih baik dan lebih disiplin dari berbagai hal.

Metode keteladanan ini juga di contohkan oleh Rasulullah yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21:



Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(45)

cara mengucapkan salam ketika bertemu dengan siapapun, guru selalu memberi tauladan dalam segala hal contohnya perpenampilan dan cara berpakaian yang sopan, dan disiplin dalam berbagai .

2. Pembiasaan

Pembiasaan adalah usaha yang sangat praktis untuk membentuk perilaku anak. Dengan membiasakan perbuatan yang baik, maka, sifat anak yang tidak baik akan berkurang. Membiasakan siswa dengan hal-hal positif dapat memberikan perubahan bagi anak dalam memahami ajaran-ajaran agama.

Guru agama Islam selalu membiasakan siswa dengan hal yang positif seperti, shalat berjama’ah, shalat sunah dhuha ketika waktu istirahat, beramal, dan lain-lain

Hasil dari membiasakan diri dari berbuat baik adalah terciptanya suatu kebiasaan yang baik, seperti tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi.

3. Pelatihan

Pemberian latihan-latihan secara intensif bagi siswa, setelah mereka meniru lewat suri tauladan orang tua, guru bahkan tokoh masyarakat, akan banyak sekali manfaatnya. Untuk itulah orang tua dan guru perlu meluangkan waktu khusus bagi siswa untuk memberikan pelatihan-pelatihan seperti, bagaimana shalat yang baik, bagaimana bersikap yang baik terhadap orang tua dan sebagainya.

Semakin banyak pengalaman yang di dapat siswa, dalam menjalankan ajaran Islam akan semakin mempercepat proses pencapaian tujuan dalam pendidikan Isam. Dengan demikian nilai-nilai religius akan semakin tertanam dalam diri siswa.

4. Pengembangan Pemahaman

(46)

39

menyadari tugas-tugas baik di rumah maupun di sekolah. Namun demikian, memberikan pemahaman kepada siswa bukanlah langkah tersendiri, melainkan harus berkaitan antara memberi contoh, membentuk kebiasaan, memberikan latihan dan menjelaskan pengertian.

Dengan demikian, semakin dalam pemahaman siswa, semakin mudah siswa untuk keluar dari segala masalah yang dihadapinya.

Kegiatan keagamaam di SMPN 4 Kota Tangerang Selatan yang termasuk kegiatan intrakurikuler sekolah yaitu sebanyak 13 jam perminggu. Adapun uraian kegiatan tersebut

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi RSBI SMPN 4 Kota Tangerang Selatan
Tabel 2. Data Pekembangan Guru dan Staf Administrasi
gambar atau alat peraga yang berhubungan dengan materi pelajaran,
Tabel di atas menunjukkan lebih dari setengahnya 58 % siswa menjawab
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model role playing dengan media gambar seri adalah suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan imajinasi dan menemukan jati diri

Hasil perbandingan perubahan nilai warna basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dan nilon termoplastis sebelum dan setelah perendaman dengan larutan coklat selama

Jika 3 berkas sequential, seperti master file, transaction file dan update master file yang digunakan oleh sebuah program. Karena hanya ada 2 tape drive, maka salah satu dari

Sedangkan hasil dari pemisahan menggunakan memban keramik menunjukkan penurna kadar logam yang signifikan dibandingkan dengan kolom filtrasi, membran yang paling

Pada grafik tampak bahwa sistem yang menggunakan R-22 dengan penambahan pre-cooling menunjukkan nilai nilai koefisien yang lebih besar yaitu rata-rata 4,788 apabila

- Masukan botol yang sudah diamplas tadi ke dalam lubang plat yang sudah anda siapkan dengan perbandingan 1/3 ukuran botol untuk sisi yang ada tutupnya (sisi bawah botol lebih

Baik kelompok minoritas dan mayoritas haruslah sama-sama memiliki bangunan kesadaran bahwa model kerukunan yang telah dipraktikkan di NTT adalah model terbaik yang