• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

N/A
N/A
Tintin

Academic year: 2024

Membagikan "Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam |1

METODE KISAH DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Siti Rosinah Zakiah1, Tintin Supartini2

1,2,3 (STAI,Siliwangi Garut) Program Sarjana Pendidikan Agama Islam

Email : [email protected]1,[email protected]2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI ISLAM (STAI)

SILIWANGI GARUT

Jl. Raya Leles No. 117 Ds. Haruman Kec. Leles Kab. Garut

(2)

Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam |2

METODE KISAH DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Siti Rosinah Zakiah1, Tintin Supartini2

1,2Program Sarjana Pendidikan Agama Islam STAI Siliwangi Garut Email : [email protected]1, [email protected]2

Abstract

In the learning process, choosing the right method is crucial. The selection of appropriate methods will ensure that the educational process, especially in the context of Islamic religious education, can run effectively. In Islamic religious education, there are many historical values conveyed through various stories about past events, both during the time of the Prophet SAW and after he died. Long stories about these historical events can be difficult for students to understand only by reading. Therefore, a most suitable method is needed to convey the story of the journey of the development of Islam so that students can understand deeply and efficiently. One method that can be used is the story method. Although this story method is more teacher-centered, if done with interesting intonation and the right story content, this method can be more effective for students in understanding historical stories compared to other methods.

Keywords : method, learning, story

Abstrak

Dalam proses pembelajaran, pemilihan metode yang tepat sangat krusial. Pemilihan metode yang sesuai akan memastikan bahwa proses pendidikan, khususnya dalam konteks pendidikan agama Islam, dapat berjalan dengan efektif. Dalam pendidikan agama Islam, terdapat banyak nilai-nilai sejarah yang disampaikan melalui berbagai cerita tentang kejadian-kejadian masa lalu, baik itu ketika zaman Rasulullah SAW maupun setelah beliau wafat. Kisah-kisah panjang mengenai peristiwa-peristiwa sejarah tersebut dapat sulit dipahami oleh peserta didik hanya dengan metode membaca. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang paling sesuai untuk menyampaikan kisah perjalanan perkembangan agama Islam sehingga peserta didik dapat memahami secara mendalam dan efisien. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode kisah. Meskipun metode kisah ini lebih berpusat pada guru, namun jika dilakukan dengan intonasi yang menarik dan konten cerita yang tepat, metode ini dapat menjadi lebih efektif bagi siswa dalam memahami cerita sejarah dibandingkan dengan metode-metode lainnya.

Kata Kuci : metode, pembelajaran, kisah

(3)

Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam |3

PENDAHULUAN

Pendidikan Agama Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan spiritualitas peserta didik. Salah satu tantangan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah pemahaman yang mendalam terhadap nilai-nilai sejarah, yang sering disampaikan melalui berbagai kisah dan peristiwa masa lalu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis efektivitas metode kisah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Metode kisah dikenal sebagai salah satu pendekatan yang dapat memfasilitasi pemahaman konsep-konsep agama melalui narasi peristiwa sejarah. Penelitian ini mencoba menjawab pertanyaan mengenai sejauh mana metode kisah dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap perjalanan perkembangan agama Islam.

Keberhasilan metode kisah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam diduga tergantung pada berbagai faktor, termasuk cara cerita disampaikan, respons siswa, dan integrasi nilai-nilai Islam dalam setiap narasi. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan bukti empiris yang mendukung keefektifan metode kisah dalam konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap efektivitas metode kisah, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan landasan ilmiah yang kuat tentang fungsi, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan metode kisah untuk praktisi pendidikan, peneliti, dan pihak terkait dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan menggunakan pendekatan studi pustaka. Pendekatan ini melibatkan pengumpulan data melalui pencarian informasi dari berbagai sumber, termasuk buku, jurnal, dan internet sebagai penunjang. Data yang diperoleh dari literatur tersebut dianalisis secara mendalam untuk mendukung konsep yang relevan dengan tujuan penelitian ini

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Kisah

Dalam (Tambak, 2016) Metode bercerita, secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu kata qashash merupakan bentuk jamak dari qishash, masdar dari qassa, yaqussu, artinya adalah menceritakan dan menelusuri/mengikuti jejak. Dalam Al- Qur'an, istilah "qashash" mengandung makna sebagai kisah atau cerita. Dengan kata lain, istilah "qashash" merujuk pada berita yang terdapat dalam Al-Qur'an mengenai umat-umat terdahulu.

(4)

Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam |4

Metode kisah merupakan cara untuk penyampaian pesan atau materi dengan bercerita secara kronologis tentang peristwa yang telah terjadi. Metode kisah banyak ditemukan dalam kitab Al-Qur’an maupun Hadits, kisah-kisah yang terdapat dalam kedua hukum Islam tersebut sangat diakui kevalidannya. (Lubis, 2019) Kisah-kisahnya meliputi tentang kisah sejarah Islam, kisah tentang Nabi, kisah peperang dan kisah tentang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam yang banyak tercantum pada al-Qur’an maupun Hadits.

Ahmad Tafsir menyatakan bahwa metode adalah cara yang paling tepat dan efisien dalam melakukan suatu tindakan. (Tafsir, 2003) Sukanto menyatakan bahwa kisah adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada peserta didiknya, ayah kepada anak- anaknya, atau guru yang bercerita kepada pendengarnya. Ini merupakan kegiatan seni karena erat kaitannya dengan keindahan dan bergantung pada kekuatan kata-kata yang digunakan untuk mencapai tujuan cerita. (Soekanto, 2001)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode kisah merujuk pada kegiatan menuturkan atau menyampaikan cerita masa lalu meliputi tentang kisah sejarah Islam secara lisan kepada anak didik, dengan tujuan menyampaikan pesan- pesan yang positif. Dalam konteks proses belajar mengajar, metode kisah menjadi suatu cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan atau materi pelajaran, yang disesuaikan dengan kondisi dan pemahaman anak didik.

B. Tujuan Dan Fungsi Metode kisah

Dalam pendekatan pembelajaran melalui metode kisah, para siswa dipandu untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mendengarkan cerita dari guru dengan penuh perhatian. Tujuan dari penerapan metode cerita ini adalah agar para anak didik dapat memahami, meresapi, dan mengaplikasikan ajaran-ajaran Al-Qur'an dalam situasi kehidupan sehari-hari. Selain itu, metode ini bertujuan untuk memperkuat rasa cinta anak-anak terhadap Allah, Rasul, dan Al-Qur'an.

Adapun fungsi dari metode pembelajaran berbasis kisah menurut Abdul Aziz Majid, tujuan metode kisah adalah sebagai berikut:

1) Menghibur anak dan menyenakan mereka dengan bercerita yang baik 2) Membantu pengetahuan siswa secara umum

3) Mengembangkan imajinasi 4) Mendidik akhlak

5) Mengasah rasa. (Majid, 2001)

Sedangkan menurut (Arifin, 1999) fungsi metode pembelajaran berbasis kisah ada tiga macam, yaitu :

1) Menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik

Dengan menerapkan metode kisah, kita dapat secara perlahan mengenalkan nilai- nilai positif kepada anak didik. Hal ini dapat dilakukan melalui penceritaan kisah-kisah mengenai para rasul atau umat-umat terdahulu yang menunjukkan ketaatan dan teladan yang baik. Penting untuk memilih cerita-cerita yang sesuai dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam suatu pelajaran.

2) Dapat mengembangkan imajinasi anak

Kisah-kisah yang dihadirkan dalam sebuah cerita memiliki potensi besar untuk merangsang perkembangan imajinasi anak didik. Dengan adanya imajinasi yang berkembang, diharapkan mereka dapat mengaplikasikan kreativitasnya dan bertindak seolah-olah menjadi tokoh-tokoh dalam cerita yang disampaikan oleh guru. Imajinasi

(5)

Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam |5

yang terstimulasi melalui cerita dapat menjadi sarana efektif untuk memotivasi anak didik dalam mengembangkan keterampilan sosial dan kognitif mereka.

3) Membangkitkan rasa ingin tahu

Pengetahuan mengenai nilai-nilai positif yang terkandung dalam sebuah kisah menjadi harapan utama, mendorong rasa ingin tahu anak untuk aktif mencari pemahaman terhadap isi kisah. Memahami konten kisah tentunya akan memiliki dampak signifikan pada pembentukan sikap anak didik, karena mereka akan membawa serta nilai-nilai tersebut dalam penentuan sikap dan perilaku mereka sehari-hari.

C. Langkah-Langkah Metode Kisah

Menurut (Nata, 2011), Islam mengakui sifat alamiah manusia yang cenderung menyukai cerita, yang memiliki pengaruh besar terhadap perasaan. Oleh karena itu, perancangan metode cerita dalam pembelajaran dianggap penting agar memudahkan guru dalam menerapkannya dan mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal.

Berikut adalah langkah-langkah yang disarankan oleh (Nata, 2011):

1) Menetapkan Tujuan

Penting untuk menetapkan tujuan pembelajaran agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Penetapan tujuan harus terkait dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.

2) Memilih Jenis Cerita

Meskipun guru mungkin memiliki kebebasan untuk memilih jenis cerita, penting untuk mempertimbangkan indikator pembelajaran yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, jika indikator pembelajaran mencakup kisah Nabi Ibrahim, guru perlu menyesuaikan jenis cerita yang sesuai.

3) Menyiapkan Alat Peraga

Guru perlu mempersiapkan alat peraga yang diperlukan dalam bercerita, terutama jika cerita tersebut membutuhkan dukungan visual atau bantuan lainnya. Namun, jika tidak diperlukan, guru tetap harus mempersiapkan suara yang baik dan menjaga stamina.

4) Memperhatikan Posisi Duduk Peserta Didik

Posisi yang ideal dalam sesi bercerita adalah dengan siswa mengelilingi guru dalam posisi setengah lingkaran atau mendekati setengah lingkaran. Untuk menarik perhatian siswa, sebaiknya guru memulai dengan berdiri.

5) Menarik Perhatian Peserta Didik Dalam Penyampaian

Guru perlu memiliki keterampilan untuk mengamati situasi peserta didik, memastikan agar mereka tetap fokus dan memperhatikan dengan baik apa yang disampaikan guru melalui cerita.

6) Menceritakan Isi Kisah Dengan Lengkap

Guru harus menyampaikan cerita dengan alur yang jelas dan terstruktur, menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh peserta didik. Gaya bercerita, intonasi, ekspresi, gerakan, dan pelafalan perlu diperhatikan agar siswa tetap terlibat dan tidak merasa bosan.

7) Menyimpulkan Isi Kisah

Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan dari cerita yang telah disampaikan. Hal ini penting untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pemahamannya terhadap cerita dan memastikan bahwa semua siswa memiliki pemahaman yang benar terhadap materi tersebut.

(6)

Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam |6

8) Mengadakan Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dan sejauh mana metode cerita ini berhasil digunakan oleh guru. Evaluasi dapat dilakukan melalui pertanyaan lisan atau tugas tertulis.

9) Tindak Lanjut

Tindak lanjut dilakukan berdasarkan hasil evaluasi. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi, guru harus mencari penyebabnya dan segera melakukan perbaikan. Tindak lanjut ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas metode cerita dalam pembelajaran berikutnya.

D. Kelebihan Metode Kisah

Metode kisah memiliki kelebihan dibanding dengan metode lainnya dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam. Kelebihan metode kisah ini memiliki kelebihan dalam pembelajaran PAI, yaitu;

1) Mengaktifkan dan Membangkitkan Semangat Peserta didik

Kelebihan pertama dari penggunaan metode kisah adalah kemampuannya untuk mengaktifkan dan membangkitkan semangat peserta didik. Dalam konteks pembelajaran, metode ini dapat menjadi pendorong utama bagi peserta didik untuk aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Semangat belajar yang tinggi menjadi kunci penting untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan harapan yang diinginkan. Oleh karena itu, dalam penggunaan metode kisah dalam aktivitas belajar pendidikan agama Islam, perhatian terhadap pembangkit semangat peserta didik merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan.

2) Mengarahkah Emosi

Kelebihan kedua dari metode kisah adalah kemampuannya untuk mengarahkan semua emosi peserta didik hingga menyatu pada satu kesimpulan yang menjadi akhir cerita. Emosi peserta didik menjadi aspek penting yang terlibat dalam proses pembelajaran melalui metode ini. Kisah memiliki daya sentuh emosional yang dapat mempengaruhi dan membangkitkan kesadaran peserta didik tanpa kekakuan dan keterlambatan. Dalam konteks pendidikan agama Islam, guru dapat menggunakan kisah-kisah yang meresap emosi peserta didik, mengaktifkan perasaan dan kesadaran mereka. Kisah mampu mendorong peserta didik untuk merenungkan makna kisah serta mengikuti perkembangan situasi dalam kisah tersebut, sehingga mereka terpengaruh oleh tokoh dan topik yang disajikan.

3) Mengandung Pendengaran untuk untuk mengikuti dan merenungkan maknanya Metode kisah memiliki daya tarik yang khusus, terutama karena melibatkan indera pendengaran peserta didik untuk mengikuti perkembangan peristiwa dan merenungkan maknanya. Metode bercerita menekankan pada proses verbal di mana guru secara lisan menceritakan kisah, menuntut peserta didik untuk secara teliti memperhatikan dan mengikuti peristiwa yang disampaikan. Pendekatan ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang melibatkan aktifitas pendengaran, memperkaya pengalaman peserta didik dalam meresapi isi cerita dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

4) Mempengaruhi Emosi

Kelebihan keempat dari metode kisah adalah kemampuannya untuk mempengaruhi berbagai emosi peserta didik, seperti rasa takut, perasaan diawasi, rela, senang, atau benci, sehingga emosi tersebut menjadi bergelora dalam alur kisah. Dengan menghadirkan elemen-elemen emosional ini, metode kisah tidak hanya menjadikan

(7)

Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam |7

pembelajaran lebih dinamis, tetapi juga memperkuat keterlibatan peserta didik dalam menyelami dan meresapi berbagai nuansa yang terkandung dalam kisah yang disampaikan.

5) Membekas dalam jiwa dan menarik perhatian

Kelebihan kelima dari metode kisah adalah kemampuannya untuk meninggalkan bekas dalam jiwa dan menarik perhatian secara signifikan. Rasulullah SAW sendiri sering menggunakan metode bercerita saat memberikan pelajaran kepada para sahabat, terutama melalui cerita-cerita tentang kehidupan masa lalu. Metode ini dianggap lebih mampu meninggalkan kesan mendalam dalam jiwa para pendengar, menciptakan pengalaman belajar yang lebih menggugah perasaan, serta meningkatkan konsentrasi dan perhatian peserta didik.

E. Kekurangan Metode Kisah

Pada sisi lain, meskipun metode kisah memiliki kelebihan, namun terdapat pula kelemahan yang perlu diperhatikan dan dihindari oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) selama proses penggunaannya. Untuk meminimalisir dampak negatifnya dalam pembelajaran, kekurangan metode bercerita dapat diamati pada aspek-aspek berikut:

1) Bersifat monolog dan menjenuhkan peserta didik

Penerapan metode kisah dalam pembelajaran sering kali cenderung membuat guru menjadi satu-satunya aktor yang aktif dalam menyajikan materi. Sifat monolog ini menciptakan dinamika di mana hanya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berperan sebagai pemberi informasi dalam bentuk interaksi satu arah kepada peserta didik. Dalam konteks ini, peserta didik diharapkan untuk menjadi pendengar yang penuh perhatian, tanpa memberikan tanggapan aktif atau pertanyaan selama proses kisah. Sikap ini sering dianggap sebagai persyaratan untuk menjaga konsentrasi terhadap cerita, mengharuskan peserta didik untuk tetap tenang dan tidak mengganggu jalannya penceritaan. Meski demikian, apabila penggunaan metode kisah tidak diimplementasikan dengan baik oleh guru, dapat menimbulkan rasa kejenuhan dan kebosanan di kalangan peserta didik.

2) Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud sehingga pencapaian tujuan sulit diwujudkan

Penting untuk menjaga konsistensi dengan alur yang telah disusun oleh guru dalam pembelajaran. Terdapat risiko bahwa isi cerita tidak selalu selaras dengan konteks, yang dapat menghambat pencapaian tujuan cerita. Oleh karena itu, seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) perlu melakukan persiapan yang signifikan dalam merancang alur cerita agar tetap berada pada jalurnya dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru PAI yang berkualitas dapat menghadirkan isi cerita yang selaras dengan konteks yang dimaksud, sehingga tujuan cerita dapat tercapai dengan maksimal.

Ini menciptakan pengalaman pembelajaran yang konsisten, fokus, dan lebih efektif bagi peserta didik.

3) Waktu banyak terbuang bila cerita kurang tepat

Penggunaan metode kisah yang tidak tepat dapat menjadi hambatan dalam kelancaran proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), menyebabkan banyak waktu dan tenaga yang terbuang tanpa menghasilkan pencapaian yang memuaskan.

Oleh karena itu, kesuksesan suatu metode dapat diukur dari kemampuannya dalam memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Terkadang, seorang guru PAI dapat terlalu terlibat dalam

(8)

Metode Kisah Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam |8

bercerita, dimulai dari konteks yang sesuai dengan silabus pembelajaran. Namun, jika tidak terkontrol, hal ini bisa mengakibatkan penyimpangan dari alur cerita awal, menciptakan situasi yang jauh dari fokus pembelajaran yang diinginkan.

KESIMPULAN

Metode kisah merupakan cara untuk penyampaian pesan atau materi dengan bercerita secara kronologis tentang peristwa yang telah terjadi. Metode kisah banyak ditemukan dalam kitab Al-Qur’an maupun Hadits, kisah-kisah yang terdapat dalam kedua hukum Islam tersebut sangat diakui kevalidannya. (Lubis, 2019) Kisah-kisahnya meliputi tentang kisah sejarah Islam, kisah tentang Nabi, kisah peperang dan kisah tentang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam yang banyak tercantum pada al-Qur’an maupun Hadits.

Langkah-langkah metode kisah menurut (Nata, 2011) yaitu : menentukan tujuan, memilih jenis cerita, menyiapkan alat peraga, memperhatikan posisi duduk peserta didik, menarik perhatian peserta didik dalam penyimakan, menceritakan isi cerita dengan lengkap, menyimpulkan isi cerita, mengadakan evaluasi dan tindak lanjut.

Kelebihan metode pembelajaran berbasis kisah ada tiga macam, yaitu : Mengaktifkan dan Membangkitkan Semangat Peserta didik, Mengarahkah Emosi, Mengandung Pendengaran untuk untuk mengikuti dan merenungkan maknanya, Mempengaruhi Emosi, Membekas dalam jiwa dan menarik perhatian. Sedangkan kekurangan metode kisan yaitu Bersifat monolog dan menjenuhkan peserta didik, Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud sehingga pencapaian tujuan sulit diwujudkan, Waktu banyak terbuang bila cerita kurang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, H. M. (1999). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Askara.

Lubis, S. A. (2019). Penerapan Metode Kisah Dengan Media Audiovisual Dalam . Padangsisimpuan: Institut Agama Islam Negeri.

Majid, A. A. (2001). Mendidik Dengan Cerita. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nata, A. (2011). Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media.

Soekanto. (2001). Seni Bercerita Islami. Jakarta: Bina Mitra Press.

Tafsir, A. (2003). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tambak, S. (2016). Metode Bercerita dalam Pembelajaran. Jurnal Al-Thariqah, Vol.

1, No. 1.

Referensi

Dokumen terkait

team quiz : (a) pada awal kegiatan, guru Pendidikan Agama Islam menyampaikan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode ceramah singkat atau dengan metode resitasi

Metode ceramah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah cara guru menyampaikan materi pembelajaran PAI dengan penuturan lisan secara langsung kepada peserta

Maka menurut hemat penulis metode resitasi dalam pendidikan agama Islam adalah penyajian bahan pelajaran PAI dengan memberikan tugas tertentu sesuai dengan indikator

Diharapkan dengan menggunakan metode pembelajaran model role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

Metode think talk write adalah salah satu metode yang diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagaimana pernyataan dari Nur Laily Fauziah bahwa: “Metode think talk

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam entah di sekolah atau madrasah sebagai salah satu mata pelajaran yang tertera pada struktur kurikulum menurut Majid dan Dian Andayani adalah untuk

Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Melalui Metode Cooperatve Learning Tipe Group Investigation Kelas IX di SMP Negeri 2 Tegaldlimo Banyuwangi Tahun

implementasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Kisah Teladan Nabi Muhammad dengan menggunakan video animasi pada siswa kelas V SD Negeri 15 Kepahiang, yaitu peserta didik makin